Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Jumlah Penderita
Hipertensi dengan Perubahan Gaya Hidup terhadap Lansia di RT 21 RW 04 Kp. Kawidaran, Desa Cibadak,
Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, Provinsi Banten Periode 24 Mei 2014 12 Juni 2014.
I.
ANALISIS SITUASI
1. Data di Puskesmas Cikupa : Hipertensi dan Diabetes Melitus merupakan 20 penyakit terbanyak
(Januari April 2014)
Hipertensi
DM
Januari 2014
Februari
2014
Maret 2014
68
41
105
58
91
83
April 2014
120
84
Hipertensi termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak pada lansia di Puskesmas Cikupa pada
tahun 2013.
NAMA
UMUR
(thn)
RISIKO
HIPERTENSI
TD
Klas.
(mmHg)
RISIKO DM
Gejala Klasik
DM
1.
Ny. Rohani
75
160/90
(-)
2.
Ny. Suhani
80
220/90
(-)
3.
Tn. Jahana
80
140/90
(-)
4.
Tn. Senan
93
140/100
(-)
5.
Tn. Mian
60
130/80
(+)
6.
Tn. Prison
47
110/80
(-)
7.
Ny. Mariam
Ny.
Amanah
Tn.
Samsudin
Ny.
Saminah
Tn. Sainan
70
150/100
(+)
60
120/80
(-)
60
120/80
(-)
65
130/80
(-)
50
170/90
(-)
Ny. Saodah
Ny.
Rusmah
Tn. Kasdi
75
180/100
(+)
70
200/100
(-)
70
130/90
(-)
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ny. Kainah
75
170/90
(+)
16.
Ny. Raisah
46
120/80
(-)
17.
Ny. Sariah
45
120/80
(-)
18.
Ny. Jamaah
80
100/60
(-)
19.
Ny. Rasmi
60
180/120
(-)
20.
Ny. Mumun
45
130/80
(+)
21.
Ny. Asiah
70
150/90
(-)
22.
Ny. Kokom
47
150/100
(-)
23.
Hy. Heni
60
160/100
(-)
24.
Ny. Iyong
65
140/80
(-)
25.
Ny. Romlah
66
160/100
(-)
RISIKO
HIPERTENSI
TD
Klas.
(mmHg)
RISIKO DM
No
.
NAMA
UMUR
(thn)
26.
Ny. Ijah
50
140/80
(-)
27.
Ny. Wacih
56
160/90
(-)
28.
Ny. Amsiah
55
120/80
(+)
29.
Ny. Satinah
70
140/80
(-)
30.
Ny. Emi
50
140/100
(-)
31.
65
120/80
(-)
53
160/100
(-)
33.
Ny. Nanah
Ny.
Murhani
Ny. Rapiah
75
140/90
(+)
34.
Ny. Asmani
65
100/70
(-)
35.
Ny. Njas
55
120/80
(-)
36.
Ny. Rum
Ny.
Kayanah
Ny.
Kusmiah
Ny.
Komariah
Ny. Encop
60
120/80
(-)
80
170/100
(-)
50
140/80
(-)
50
120/80
(-)
46
140/90
(-)
46
120/80
(+)
63
140/90
(-)
57
110/80
(+)
44.
Ny. Etik
Ny.
Sarmaah
Ny.
Nastawi
Ny. Etik
45
140/100
(-)
45.
Tn. Yeyen
50
160/90
(-)
46.
Tn. Apinah
90
130/80
(-)
47.
Tn. Tatu
49
110/80
(+)
48.
Ny. Suanah
60
100/70
(+)
49.
69
150/80
(-)
45
180/110
(-)
51.
Tn. Ridwan
Tn.
Suwarja
Ny. Alis
65
160/100
(-)
52.
Tn. Arman
60
120/80
(+)
53.
Tn. Ian
50
130/70
(-)
32.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
50.
Gejala Klasik
DM
Gejala klasik DM
Tinggi
Normal
30 orang
20 orang
Ya
Tidak
12 orang
41 orang
Rendah
Persentas
e
3 orang
Persentas
e
22,6%
56,6%
Genetik
II.
LINGKUNGAN
-
Sosial ekonomi
rendah sulit
membeli obat
- Pendidikan rendah
kurang mengerti
bahaya hipertensi
dan DM
HIPERTEN
SI PADA
dan
DM PADA
LANSIA
LIFE STYLE
2.
Parameter
1.
C. Concern
Hiperte
nsi
5
2.
Prevalensi
3.
Seriousness
Manageabil
ity
Jumlah
17
12
4.
DM
3
Setelah melakukan penilaian dengan cara Delphi dan Bryant, maka hipertensi diambil sebagai prioritas
masalah di desa Cibadak RT 21 RW 04 yang terutama dikhususkan untuk para lansia. Di Indonesia
menurut M. Alwi Dahlan sebagaimana dikutip dalam Arisman (2007), seseorang dikatakan lansia bila
ia berumur di atas 60 tahun. Namun pada penulisan laporan ini lansia dikelompokkan mulai umur di
atas 45 tahun sesuai dengan layanan posbindu (posyandu lansia) di Puskesmas Cikupa, di mana
posyandu lansia adalah wadah pelayanan kepada lansia di masyarakat, yang proses pembentukan
dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat, lintas
sektor pemerintah dan non pemerintah, swasta, orang sosial, dan lain-lain dengan menitikberatkan
pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.1
PROSES
Kegiatan di
Posbindu
MASUKAN
Pihak yang
Terlibat
Man
- Bidan
Desa
- Kader
Time
Waktu
Pelaksana
an
Kegiatan
Program posbindu
hanya
dilaksanakan sekali
dalam 1 bulan
Metode
Kegiatan untuk
mengatasi penyakit
darah tinggi
Promosi mengenai
kesehatan oleh
posbindu kurang
menjangkau para
lansia
Monitoring tekanan
darah tidak
menjangkau semua
lansia di RT
tersebut
Konseling yang
dilakukan tidak
maksimal
Kunjungan
lansia risiko
tinggi tidak
maksimal
Kuantitas obat
yang disediakan
terbatas
Marketing
TEKANAN
DARAH
TIDAK
TERKONTR
Sosial
Ekonomi
Tidak mampu
membeli obat
Kebiasaan
merokok dan
minum alkohol
Material
Obat darah
tinggi
an
Promosi mengenai
kesehatan oleh posbindu kurang menjangkau para lansia
Kurang mengerti
bahaya hipertensi
Kebiasaan makan
makanan
berlemak dan
asin
Makan makanan berlemak dan asin serta perilaku minum obat darah tinggi yang tidak teratur
merupakan gaya hidup yang memiliki kontribusi paling besar dalam pelaksanaan kegiatan intervensi
posbindu terhadap lansia yang menderita darah tinggi. Makanan berlemak masyarakat sekitar bersumber
dari lauk pauk yang sering dimasak dengan cara digoreng. Selain itu, dijumpai kegemaran masyarakat RT
21 RW 04 Desa Cibadak dalam mengonsumsi ikan asin sebagai menu favorit keluarga. Mayoritas penyakit
darah tinggi tidak disadari oleh masyarakat setempat karena kurangnya pengetahuan mengenai gejala
penyakit darah tinggi. Beberapa lansia yang sadar akan penyakitnya berobat ke posbindu dan klinik dokter
di sekitar Desa Cibadak. Akibat ketidaktahuan mengenai manfaat obat darah tinggi yang bukan
menyembuhkan tetapi untuk mengontrol tekanan darah, akhirnya mereka tidak minum obat secara rutin.
Obat darah tinggi hanya diminum bila mereka merasa pusing, sakit kepala, atau sakit pada tengkuk,
kemudian berhenti minum obat bila sudah tidak ada keluhan atau bila obat habis, setelah itu menunggu
kegiatan posbindu di bulan berikutnya.
Menurut informasi dari beberapa penyusun program kesehatan setempat, pelayanan kesehatan
terhadap lansia dapat dijumpai di pustu (puskesmas pembantu) terdekat yang ada di desa Cibadak. Pustu
tersebut juga melayani pasien dengan penyakit hipertensi. Namun lansia dengan hipertensi jarang datang
ke pustu tersebut untuk berobat karena alasan kondisi sosial ekonomi yang kurang sehingga tidak mampu
membeli obat. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan pendidikan anggota keluarga menyebabkan
kurangnya motivasi untuk mendorong para lansia sadar akan kesehatan mereka.
Gaya hidup lainnya seperti berat badan berlebih dan kurang aktivitas terlihat cukup besar
peranannya dalam mencetuskan penyakit hipertensi pada lansia. Banyak dijumpai pasien hipertensi di atas
45 tahun dengan berat badan berlebih dan aktivitas yang kurang. Namun masih banyak ditemui beberapa
lansia dengan hipertensi yang memiliki berat badan cenderung ideal bahkan kurang dan masih melakukan
aktivitas sehari-hari dengan rutin.
Selain gaya hidup, kegiatan di posbindu sebenarnya cukup berperan dalam masalah kesehatan
lansia di desa Cibadak khususnya di RT 21 RW 04. Kegiatan-kegiatan posbindu yang telah dilaksanakan
selama ini dirasakan kurang maksimal dan promosi kesehatan sangat kurang sehingga tidak menarik minat
lansia untuk sadar akan kesehatannya dan pergi berobat. Monitoring tekanan darah yang selama ini
dilakukan belum sesuai dengan prosedur pengukuran tekanan darah yang benar. Metode penatalaksanaan
yang dilakukan pun hanya dengan obat antihipertensi yang diberikan untuk 3 hari untuk setiap kegiatan
posbindu. Selain itu, pengetahuan bidan desa dan kader mengenai upaya pengontrolan tekanan darah
juga masih kurang. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pelayanan kesehatan
terhadap lansia di posbindu Desa Cibadak kurang memadai.
10
V.
Hipertensi :
3,5 4 g /
hari
Cukup asupan
kalium,
kalsium,
magnesium
Jalan Kaki
Mencuci
Kendaraan
MENURUNKA
N ASUPAN
GARAM
Membersihka
n Lantai
STOP
MEROKO
AKTIVITA
S
MEMBATASI
ASUPAN
ALKOHOL
LANSIA SEHAT
TEKANAN
MINUM
OBAT
TERATUR
MEMELIHARA
BERAT
BADAN IDEAL
IMT = 18,5
22,9
Lingkar
Pinggang
Perempuan < 80
cm
Laki-laki < 90 cm
MAKAN GIZI
SEIMBANG
Karbohidrat
7-8 porsi /
hari
Sayursayuran
4-5 porsi /
Buah-buahan
7-8 porsi /
hari
Susu tanpa /
Rendah
lemak
2-3 porsi /
Daging tanpa
lemak, unggas,
ikan
7-8 porsi / hari
Kacang & polongpolongan 7-8 porsi
/ hari
11
:
:
:
:
:
4. Intervensi yang dilakukan : Monitoring tekanan darah lansia dan kepatuhan minum obat
Kegiatan
: a. Pemberian lembar pencatatan minum obat hipertensi dan menunjuk
pengawas minum obat agar mencatat setiap kali pasien minum obat
b. Pengukuran tekanan darah terhadap lansia hipertensi dan
Sasaran
Tempat
Waktu
:
:
:
:
:
Mengukur IMT pasien untuk mengetahui dan menjaga berat badan ideal
Pengukuran berat badan dan tinggi badan pasien
Lansia hipertensi
Rumah kader / rumah pasien
3 Juni 2014, Pk. 10.00 WIB
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Membiasakan pasien untuk rutin membeli obat setiap kali obat habis
Memberikan brosur Di mana obat darah tinggi dapat diperoleh?
Lansia dan anggota keluarga
Mushola dan/ rumah pasien
7 Juni 2014, Pk. 08.15 WIB
8. Intervensi yang dilakukan : Pembuatan poster tentang diet DASH agar warga dapat menerapkan
dalam pola makan sehari-hari
Kegiatan
: Penempelan poster
Sasaran
: Warga RT 21 RW 04 Desa Cibadak
Tempat
: Rumah kader
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 28 April 2014 5 Juli 2014
12
Waktu
Va. Tujuan
a. Tujuan Jangka Panjang
1. Dalam waktu 2 tahun mendatang, pemegang program hipertensi mengharapkan akan adanya
pengaplikasian kegiatan intervensi dalam komunitas lansia di RT lain dalam desa Cibadak dan
meluas ke desa lain dalam wilayah Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
2. Dalam waktu 10 tahun ke depan diperkirakan akan tercapai penurunan angka kejadian penyakit
kardio-serebro-vaskular.2
b. Tujuan Jangka Menengah
Dalam waktu 3 bulan, pemegang program hipertensi memperkirakan akan tercapai jumlah lansia
hipertensi dengan tekanan darah terkontrol lebih dari 50% di komunitas RT 21 RW 04 Desa
Cibadak.
c. Tujuan Jangka Pendek
Dalam periode 9 Mei 2014 12 Juni 2014 diperkirakan akan :
1. Tercapai banyaknya jumlah warga yang mengetahui bahaya hipertensi dan faktor risikonya
2. Tercapai banyaknya jumlah lansia dengan hipertensi yang patuh minum obat secara rutin
3. Tercapai perbaikan gaya hidup dan pola makan para lansia
4. Tercapai banyaknya jumlah lansia yang memperbanyak aktivitasnya
5. Tercapai banyaknya jumlah perokok yang mengubah perilaku dan kebiasaan merokok
d. Log Frame Goals
Masukan
Kegiatan
Keluaran
Man
Puskesmas Cikupa
Bidan Desa Cibadak
Kader Desa Cibadak
Koas
Money
Dana digunakan untuk :
Pemberian PMT
Pembuatan Poster
Pembuatan Pamflet dan
Brosur
Pembuatan lembar
kepatuhan minum obat
Hadiah kecil untuk kuis
yang diadakan dengan
tujuan memotivasi warga
agar mengingat isi
penyuluhan
13
Material
Penyediaan obat
antihipertensi Captopril
yang berkoordinasi
dengan Puskesmas
Cikupa.
Metode
Prosedur mengukur
tekanan darah menurut
Bates.4
Tatalaksana hipertensi
menurut Konsensus
Hipertensi 2014.
Marketing
Kegiatan yang
dilaksanakan berusaha
menjangkau seluruh
lansia dengan penyakit
darah tinggi di RT 21 RW
04 dengan bantuan Kader
Promosi Pelayanan
Kesehatan dilakukan
semenarik mungkin
dengan pemberian PMT
gratis, Pemberian Pamflet
dan Brosur serta
mengadakan kuis
berhadiah untuk
memotivasi lansia dan
warga sekitar agar lebih
mengingat isi penyuluhan
14
DAMPAK
PENDEK
MENENGAH
PANJANG
15
diberikan dan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat. Patuh minum obat adalah patuh dalam hal
dosis, waktu dan cara minum obat. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah menurunnya risiko
kardiovaskuler serta menurunnya tekanan darah sesuai target. Strategi terapi hipertensi tidak hanya
menilai derajat tekanan darah. Namun juga mempertimbangkan faktor risiko kardiovaskuler total.2
Pengobatan hipertensi tidak hanya mengutamakan pemberian obat-obatan antihipertensi tetapi
juga harus disertai perubahan pola hidup.3
INTERVENSI GAYA HIDUP
EFEK TERHADAP
TDS (mmHg)
-5
EFEK TERHADAP
TDD (mmHG)
-4
Diet DASH
- 11
- 5,5
- 13
-3
-5
-3
-4
- 2,5
16
Planning of Action
N
o.
Kegiatan
Sasara
n
1.
Penyuluhan tentang
faktor risiko &
bahaya HT serta
modifikasi gaya
hidup; pembagian
pamflet
Penyuluhan tentang
bahaya merokok;
pembagian pamflet
Warga
RT
21/04
Ds.
Cibadak
Memberi
pengetahuan tentang
faktor risiko & bahaya
HT serta gaya hidup
yg mempengaruhi TD
Warga
RT
21/04
Ds.
Cibadak
Warga
yang
meroko
k
Pasien
dan/
anggot
a
keluarg
a
Lansia
hiperte
nsi
2.
3.
Pengumpulan dana
dari uang rokok yang
disisihkan
4.
Memberikan lembar
pencatatan minum
obat & menunjuk
pengawas minum
obat; monitoring TD
& pengawasan
minum obat
Mengukur IMT lansia
hipertensi
5.
6.
Senam lansia
7.
Memberikan brosur
Di mana obat darah
tinggi dapat
diperoleh?
8.
Pembuatan poster
tentang diet DASH
Lansia
&
anggot
a
keluarg
a
Pasien
&
anggot
a
keluarg
a
Warga
RT
21/04
Ds.
Cibadak
Biaya
(besar &
sumber)
Pamflet &
PMT :
Rp.
45.000,-
Tempa
t
Waktu
Rencana
Penilaian
Mushol
a dan/
rumah
pasien
24 Mei
2014,
Pk.
10.00
Review
ulang
mengenai
penyuluha
n
Memberi
pengetahuan untuk
mengubah perilaku
dan kebiasaan
merokok
Terkumpulnya dana
yang akan digunakan
untuk membeli
tensimeter
TD pasien terkontrol
& meningkatkan
kepatuhan minum
obat
Mushol
a dan/
rumah
pasien
24 Mei
2014,
Pk.
10.15
Rumah
kader
24 Mei
7 Juni
2014
Review
ulang
mengenai
penyuluha
n
Menghitun
g dana yg
terkumpul
Print &
fotokopi :
Rp.
25.000,-
Rumah
kader /
Mushol
a/
rumah
pasien
Tiap 5
hari
(24 Mei
7 Juni
2014)
Evaluasi
tiap 5 hari
Mengetahui dan
mencapai /
mempertahankan
berat badan ideal
Mengajak lansia
untuk lebih banyak
beraktivitas
Rumah
kader/
pasien
PMT :
Rp.
35.000,-
Mushol
a
3 Juni
2014,
Pk.
10.00
7 Juni
2014,
Pk.
08.00
Penggolon
gan
berdasarka
n IMT
Warga
rutin
senam
setiap hari
atau tidak
Print &
fotokopi :
Rp.
5.000,-
Mushol
a dan/
rumah
pasien
7 Juni
2014,
Pk.
08.15
Pasien
membeli
obat setiap
kali obat
habis
Warga dapat
menerapkan diet
DASH dalam pola
makan sehari-hari
Poster :
Rp.
10.000,-
Rumah
kader
7 Juni
2014,
Pk.
08.45
Menerapka
n dalam
pola
makan
2.
3.
4.
Kegiatan
Minggu I
Minggu
II
Minggu
III
Minggu
IV
17
6.
7.
Senam lansia
Membagikan brosur Di mana obat
darah tinggi dapat diperoleh?
Pembuatan poster tentang diet DASH
8.
18
VI. PELAKSANAAN
Program intervensi yang dilakukan :
1. Penyuluhan tentang faktor risiko dan bahaya hipertensi serta gaya hidup sehat
PuskesmasKoas
Efektivitas program kesehatan lansia di posbindu diperoleh melalui wawancara
Bidan Kader
Pembuatan Pamflet
uhan
Pemberian Pengetahuan mengenai Darah TInggi
ditayangkan dengan Proyektor
YA
TIDAK
Gagal Ginjal
Stroke
Penyakit Jantung
Mata Rabun
19
PuskesmasKoas
Bidan
Kader
Pembuatan Pamflet
Penyuluhan
Pemberian Pengetahuan mengenai bahaya merokok
Materi ditayangkan dengan Proyektor
YA
Tidak
Kebiasaan
merokok
tetap
berjalan bahkan cenderung ber
Menurunkan
Peningkatan
risiko
Hipertensi
pengetahuan
tentang
bahaya
rokok
katkan kesadaran untuk
berhenti
merokok
Penyakit Paru
Impotensi
20
Koas
Kader
YA
YA
Tidak
Tidak
Penyakit Paru
21
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Gagal Ginjal
Stroke
Penyakit Jantung
Mata Rabun
Ya
Tidak
22
5. Mengukur IMT pasien untuk mengetahui dan menjaga berat badan ideal
Pengumpulan Data Lansia dengan Penyakit Hipertensi dengan Tekanan Darah Tidak
Puskesmas Bidan Desa
Koas
Kader
Beberapa Lansia Hipertensi Yang Dijumpai Memiliki Postur Tubuh Tidak Idea
YA
Tidak
Gagal Ginjal
Stroke
Penyakit Jantung
Mata Rabun
23
6. Senam Lansia
gar Senam Lansia Dapat Dijadikan Salah Satu Rutinitas Sehari - Hari
YA
Tidak
Tekanan
Peningkatan
Kebugaran
Tubuh ParaBerat
Lansia
Memperbaiki Kerja Jantung
Dan Pembuluh
Darah
Tercapainya
Badan
Ideal Darah Tidak Terkontrol
Stroke
Gagal Ginjal
Mata Rabun
24
Koas Kader Pengetahuan tentang pentingnya minum obat darah tinggi secara rutin setiap hari
Pengetahuan tentang cara mendapatkan obat darah tinggi dan pengobatan lainnya
Pemberian pengetahuan cara mendapatkan obat darah tinggi dan pengobatan lainn
Pembuatan brosur
YA
Tidak
nsia
Morbiditas
mengetahui
Hipertensi
Lansia
Lansia
di mana
dapat
pada
tidak
mendapatkan
secara
Lansia
melanjutkan
mandiri
obat
melanjutkan
pengobatan
darah
Terjadi
tinggi
secara
pengobatan
peningkatan
rutin karena
secara
kembali
rutin
tidak
Angka
tahu di
Morbiditas
mana mendapatka
Hiperten
25
Koas
YA
TIDAK
26
VII. MONITORING
Pemantauan pelaksanaan intervensi terhadap lansia yang menderita hipertensi dilakukan secara
rutin setiap lima hari. Pemantauan dilakukan dengan cara mengumpulkan lembar kepatuhan minum
ACTION
yang telah
ditandaipenyuluhan
oleh pasien selama 5 hari. Dalam lembar kepatuhan minum obat tersebut,
Berusahaobat
mengenali
kelemahan
Menjelaskan
hal yang
masih
tidakdarah
dimengerti
warga
mengenai
darah tinggi
tercantum
pula
tekanan
setelaholeh
5 hari
minum
obat.
1. Penyuluhan tentang faktor risiko dan bahaya hipertensi serta gaya hidup sehat
Pencatatan Hasil Intervensi
Jumlah Peserta Penyuluhan : 56 orang
Persentase warga yang mengerti tentang faktor risiko dan bahaya hipertensi sebesar 70% dari 56
orang yang hadir saat evaluasi 5 hari setelah penyuluhan.
Evaluasi dengan PDCA
Action
Plan
Check
Do
27
ACTION
Berusaha mengenali kelemahan penyuluhan
Menjelaskan hal yang masih tidak dimengerti oleh warga mengenai bahaya merokok.
Persentase warga yang mengerti tentang bahaya merokok sebesar 20% dari 56 orang yang hadir
saat evaluasi 5 hari setelah penyuluhan.
Evaluasi dengan PDCA
PLAN DO CHECK
ang bahaya merokok dengan menilai pemahaman masyarakat tentang hal tersebut.
warga yang mengerti tentang bahaya merokok.
Action
Plan
Check
Do
ACTION
28
ACTION
Menjelaskan kembali bahaya merokok dan apa yang akan terjadi apabila frekuensi rokok tidak dikurangi.
Mengajak anggota keluarga untuk menyadarkan para perokok untuk mengurangi frekuensi merokok.
Tidak ada dana dari pengurangan frekuensi merokok yang berhasil dikumpulkan oleh kader.
Action
Plan
Check
Do
ri pengurangan frekuensi merokok yang berhasil dikumpulkan oleh kader.
merokok.
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 28 April 2014 5 Juli 2014
29
Umu
r
(thn
)
TD
(24/0
5)
Patuh
Minum
Obat
TD
(29/0
5)
Patuh
Minum
Obat
TD
(03/0
6)
Patuh
Minum
Obat
TD
(07/0
6)
1.
Ny. Dijah
55
150/8
0
Ya
160/9
0
Ya
150/8
0
Ya
150/8
0
2.
Mak Emah
70
155/8
0
Ya
150/8
0
Ya
150/8
0
Ya
160/9
0
3.
Ny. Rohani
65
190/9
0
Ya
180/9
0
Ya
140/9
0
Ya
180/9
0
4.
Ny. Suhemi
57
140/9
0
Ya
160/9
0
Ya
140/9
0
Ya
130/9
0
5.
Ny. Rumsah
57
140/9
0
Ya
140/9
0
Ya
140/9
0
Ya
130/9
0
6.
Ny. Elin
46
7.
60
8.
Ny. Murhani
53
9.
Tn. Senan
70
10.
Ny. Tohani
55
11.
75
12.
Tn. Hj.
Harmono
72
13.
Tn. Anwar
50
14.
Ny. Sariah
45
15.
Tn. Rateman
49
16.
Ny. Romlah
57
17.
Ny. Saodah
75
18.
Ny. Manah
70
19.
Ny. Yeyeng
48
140/8
0
150/8
0
150/9
0
150/9
0
140/9
0
150/9
0
150/9
0
140/9
0
140/9
0
140/9
0
150/9
0
180/1
10
160/9
0
170/8
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
130/8
0
150/8
0
150/9
0
160/9
0
140/9
0
160/9
0
140/9
0
150/9
0
140/9
0
150/1
00
140/9
0
170/9
0
170/9
0
160/9
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
130/9
0
130/8
0
150/9
0
140/9
0
140/8
0
160/8
0
140/9
0
150/9
0
140/9
0
150/9
0
140/8
0
160/1
00
160/9
0
160/9
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
130/8
0
120/8
0
140/9
0
150/9
0
130/8
0
150/8
0
140/9
0
140/8
0
150/1
00
140/8
0
140/9
0
150/9
0
140/9
0
150/9
30
20.
Ny. Kusniah
50
21.
Ny. Heni
60
22.
Tn. Samsudin
60
23.
Tn. Suwarja
45
24.
Ny. Kanirah
75
25.
Ny. Alis
65
0
180/1
00
150/9
0
150/9
0
220/1
10
170/9
0
160/1
00
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
0
140/8
0
140/9
0
120/8
0
200/1
00
180/9
0
150/9
0
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
0
140/8
0
140/8
0
140/9
0
180/1
00
140/9
0
150/1
00
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
0
140/9
0
140/9
0
130/9
0
210/1
20
160/8
0
170/1
00
31
ACTION
Menyarankan pasien untuk mengikuti isi brosur yang telah dibagikan pada akhir monitoring mengenai Di mana obat
PLAN DO CHECK
Action
Plan
Check
Do
ACTION
32
25
20
15
TD Turun
Patuh Minum Obat
10
0
5 Hari I
5 Hari II
5 Hari III
Berdasarkan data-
data tersebut, dihitung jumlah lansia yang patuh minum obat dan jumlah lansia yang tekanan
darahnya berhasil terkontrol.
5 Hari
I
5 Hari
II
5 Hari
III
12
16
20
21
20
15
5. Pengukuran IMT pasien untuk mengetahui dan menjaga berat badan ideal
Pengukuran IMT terhadap lansia yang menderita hipertensi dilakukan dengan cara menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan kemudian dihitung IMTnya dan digolongkan menjadi berat
badan kurang (IMT < 18,5 kg/m2), normal (IMT 18,5-22,9 kg/m2), dan lebih (IMT > 23 kg/m2).2
Pasien dengan berat badan kurang disarankan untuk menambah berat badannya dengan
memperbanyak karbohidrat dan protein, menjaga asupan lemak dalam batas wajar, dan
berolahraga agar tubuh tetap bugar. Pasien dengan berat badan ideal diharapkan dapat menjaga
berat badannya saat ini. Pasien yang tergolong berat badan lebih / kegemukan disarankan untuk
menurunkan berat badan dengan cara memperbanyak aktivitas, menghindari makanan tinggi
karbohidrat dan lemak, serta memperbanyak asupan protein, kemudian dibujuk untuk mengikuti
senam lansia dan menerapkan pola makan dengan diet DASH seperti pada poster yang akan
ditempel kemudian.
Pencatatan Hasil Intervensi
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 28 April 2014 5 Juli 2014
33
Nama
Jenis
Kelamin
Umur
(thn)
BB
(kg)
TB
(cm)
IMT
(kg/m2)
Klasifika
si
1.
Ny. Dijah
55
48
150
21,33
Normal
2.
Mak Emah
70
40
145
19,02
Normal
3.
Ny. Rohani
65
47
150
20,89
Normal
4.
Ny. Suhemi
57
54
155
22,48
Normal
5.
Ny. Rumsah
57
62
153
26,49
Kegemuka
n
6.
Ny. Elin
46
64
153
27,34
7.
60
58
159
22,94
8.
Ny. Murhani
53
61
148
27,85
Tn. Senan
Ny. Tohani
Ny. Hj. Suani
Tn. Hj.
Harmono
L
P
P
70
55
75
42
49
48
155
152
149
17,48
21,21
21,62
Kegemuka
n
Normal
Kegemuka
n
Kurus
Normal
Normal
72
54
160
21,09
Normal
13.
Tn. Anwar
50
72
168
25,51
14.
15.
Ny. Sariah
Tn. Rateman
P
L
45
49
53
56
156
159
21,78
22,15
16.
Ny. Romlah
57
70
156
28,76
17.
Ny. Saodah
75
60
145
28,54
18.
Ny. Manah
70
42
149
18,92
19.
Ny. Yeyeng
48
71
153
30,33
20.
Ny. Kusniah
50
54
146
25,33
21.
60
53
154
22,34
60
35
155
14,57
Kurus
23.
24.
Ny. Heni
Tn.
Samsudin
Tn. Suwarja
Ny. Kanirah
Kegemuka
n
Normal
Normal
Kegemuka
n
Kegemuka
n
Normal
Kegemuka
n
Kegemuka
n
Normal
L
P
45
75
61
38
163
147
22,96
17,59
25.
Ny. Alis
65
58
154
24,46
Normal
Kurus
Kegemuka
n
9.
10.
11.
12.
22.
34
ACTION
Pasien dengan IMT yang tergolong kegemukan dibujuk untuk mengikuti senam lansia dan mengikuti pola makan pa
Action
Plan
Check
Do
Berdasarkan data tersebut, dihitung jumlah lansia yang tergolong kurus, normal dan kegemukan.
Laki-laki
Peremp
uan
KURUS
NORMAL
KEGEMUKAN
2 orang
3 orang
1 orang
1 orang
10 orang
8 orang
35
ACTION
Mengajarkan kembali gerakan-gerakan senam lansia.
Menjelaskan pentingnya meningkatkan aktivitas khususnya pada lansia.
6. Senam Lansia
: 15 orang.
Jumlah peserta yang tertarik untuk melaksanakan senam setiap pagi 60% dari 15 orang.
Action
Plan
Check
Do
keinginan para lansia untuk menjadikan senam sebagai salah satu rutinitas sehari-hari.
lansia dan berminat untuk melaksanakannya setiap pagi.
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 28 April 2014 5 Juli 2014
36
ACTION
Berusaha menjelaskan kembali isi brosur yang tidak dimengerti.
Menyarankan pasien untuk menempelkan brosur di dinding rumah agar mudah dilihat setiap kali membutuhkan jad
Jumlah lansia yang mengerti isi brosur dan antusias untuk mengikuti isi brosur 90% dari 25 orang.
Action
Plan
Check
Do
37
ACTION
Melakukan penempelan 1 poster lagi di rumah warga yang letaknya sering dilalui oleh masyarakat RT 21 atas ijin w
Action
Plan
Check
Do
38
PROSES
Penyuluhan Bahaya Darah Tinggi
Penyuluhan Bahaya Merokok
VIII.
Pengumpulan
Dana Dari Uang Rokok yang Disishkan
EVALUASI
Monitoring Tekanan Darah dan Kepatuhan Minum Obat
Mengukur IMT Pasien
Berdasarkan
hasil intervensi yang telah dilakukan, dari 25 orang lansia yang menderita hipertensi
Senam
Lansia
Pembagian
Di mana
denganBrosur
tekanan
darah tidak terkontrol di RT 21 / RW 04 Desa Cibadak Kecamatan Cikupa Kabupaten
Obat Darah Tinggi dapat Diperoleh?
DAMPAK
Pembuatan
Poster
Diet DASH:
Tekanan Darah Terkontrol
Tangerang
didapatkan
memikirkan intervensi baru yang lebih kreatif guna meningkatkan target keberhasilan untuk intervensi periode selanjutnya.
1. Terdapat sebanyak 20 orang dari 25 orang lansia hipertensi atau 80% yang mengalami penurunan
tekanan darah dalam waktu 15 hari.
2. Terdapat sebanyak 15 orang dari 25 orang lansia hipertensi atau 60% lansia yang patuh minum obat
secara rutin setiap hari dalam waktu 15 hari.
MASUKAN
Puskesmas
Bidan Desa
Koas
Kader
KELUARAN
20 Orang Dari 25 Orang (80%) Pasien Mengalami Pen
15 Orang Dari 25 Orang (60%) Pasien Patuh Minum O
39
PROGRAM MIKRO
1. Penyuluhan mengenai faktor risiko darah tinggi dan bahaya darah tinggi
Masukan
Man :
Bidan Desa
Koas
Kader
Money :
Dana digunakan untuk :
Pencetakan Pamflet
Fotokopi Pamflet
Penyediaan PMT
Hadiah Kuis
Material :
Laptop
Proyektor
Background Proyektor
Metode :
Presentasi di depan
warga dengan
menyampaikan materi
mengenai faktor risiko
dan bahaya darah
tinggi.
Pemberian Pamflet.
Membuka Sesi Tanya
Jawab.
Evaluasi hasil Tgl 29
Mei 2014.
Kuis berhadiah Tgl 3
Juni 2014 untuk
memotivasi warga
mengingat isi
penyuluhan.
Marketing
Kegiatan ini
diumumkan oleh Ibu
Kader dengan
menggunakan
Speaker Mushola.
Proses
Planning :
Penyuluhan ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan tentang
faktor risiko dan bahaya darah
tinggi sehingga dapat
meningkatkan kesadaran akan
gaya hidup sehat dan membantu
tercapainya tekanan darah yang
terkontrol bagi lansia dengan
hipertensi.
Rencana kegiatan ditujukan pada
semua warga terutama lansia 45
tahun dan anggota keluarganya di
RT 21 RW 04 Desa Cibadak tanggal
24 Mei 2014.
Peserta yang hadir diharapkan
75 orang.
Keluaran
Jumlah Peserta
Penyuluhan : 56 orang
Aspek Non Medis :
Peningkatan
pengetahuan warga
mengenai darah
tinggi.
Persentase warga
yang mengerti
tentang faktor risiko
dan bahaya
hipertensi sebesar
70% dari 50 orang
yang hadir.
Organizing :
Pembuatan Presentasi penyuluhan
berdasarkan Konsensus Hipertensi
2014 dan Penatalaksanaan
Hipertensi dengan Modifikasi Gaya
Hidup Sehat tetapi dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
Pembuatan Pamflet yang berisi
ringkasan materi hipertensi
dengan banyak gambar dan tulisan
yang mudah dimengerti.
Menghubungi kader untuk
meminta partisipasi kader dalam
hal pengumuman pelaksanaan
kepada masyarakat setempat dan
persiapan PMT.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
Tanggal 29 Mei 2014 melakukan
Peninjauan Hasil Penyuluhan.
Tanggal 3 Juni 2014 mengadakan
Kuis berhadiah untuk warga yang
masih mengingat hasil
penyuluhan.
40
Proses
Planning :
Penyuluhan ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan untuk
mengubah perilaku dan kebiasaan
merokok agar terhindar dari risiko
hipertensi dan bahaya rokok
lainnya.
Rencana kegiatan ditujukan pada
semua warga terutama lansia 45
tahun dan anggota keluarganya di
RT 21 RW 04 Desa Cibadak tanggal
24 Mei 2014.
Peserta yang hadir diharapkan
75 orang.
Organizing :
Pembuatan Presentasi penyuluhan
dengan bahasa yang mudah
dimengerti.
Pembuatan Pamflet yang berisi
ringkasan materi bahaya merokok
dengan banyak gambar dan tulisan
yang mudah dimengerti.
Keluaran
Jumlah Peserta
Penyuluhan : 56 orang
Aspek Non Medis :
Peningkatan
pengetahuan warga
mengenai bahaya
merokok.
Persentase warga
yang mengerti
tentang faktor risiko
dan bahaya
hipertensi sebesar
20% dari 50 orang
yang hadir saat
evaluasi 5 hari
setelah penyuluhan.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
Tanggal 29 Mei 2014 melakukan
Peninjauan Hasil Penyuluhan.
Tanggal 3 Juni 2014 mengadakan
Kuis berhadiah untuk warga yang
masih mengingat hasil
penyuluhan.
41
Proses
Planning :
Meningkatkan kesadaran warga
untuk mengurangi kebiasaan
merokok secara perlahan dan
menyisihkan uang rokok tersebut
untuk dikumpulkan yang
rencananya akan dipakai untuk
membeli tensimeter.
Rencana ini ditujukan pada
seluruh warga yang merokok di
lingkungan RT 021 RW 004 Desa
Cibadak pada tanggal 24 Mei 2014
7 Juni 2014.
Tanggal 7 juni 2014, akan
dilakukan perhitungan seberapa
banyak dana yang telah
dikumpulkan dari kegiatan ini dan
membeli sebuah tensimeter sesuai
jumlah dana yang terkumpul.
Keluaran
Aspek Non Medis :
Tidak ada perubahan
kesadaran warga
untuk mengurangi
kebiasaan merokok.
Tidak ada dana dari
pengurangan
frekuensi merokok
yang berhasil
dikumpulkan oleh
kader.
Organizing :
Pembuatan Poster Diet DASH dan
Pencetakan Poster Diet DASH.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
Setelah tanggal 7 juni 2014, akan
dilakukan perhitungan seberapa
banyak dana yang telah
dikumpulkan dari kegiatan ini dan
membeli sebuah tensimeter sesuai
jumlah dana yang terkumpul.
42
Proses
Planning :
Penyuluhan ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan
tentang faktor risiko dan bahaya
darah tinggi sehingga dapat
meningkatkan kesadaran akan
gaya hidup sehat dan membantu
tercapainya tekanan darah yang
terkontrol bagi lansia dengan
hipertensi.
Rencana kegiatan ditujukan pada
lansia yang menderita darah tinggi
di RT 21 RW 04 Desa Cibadak
tanggal 24 Mei 2014.
Rencana Pembuatan lembar
pencatatan minum obat dan
diperbanyak 36 lembar.
Rencananya akan dilakukan
penilaian kepatuhan minum obat
diikuti monitoring ulang tekanan
darah setiap 5 hari.
Organizing :
Pembuatan lembar pencatatan
minum obat yang mudah
dimengerti.
Mengikuti tata cara pengukuran
tekanan darah menurut Buku
Bates.4
Menyiapkan Tensimeter.
Keluaran
Target Intervensi : 25
orang lansia hipertensi
dengan tekanan darah
tidak terkontrol.
Aspek Medis :
Penurunan tekanan
darah dari lansia
dengan tekanan
darah tidak
terkontrol.
Jumlah lansia yang
mengalami
penurunan tekanan
darah = 20 orang
dari 25 orang lansia
atau sebesar 80%.
Aspek Non Medis :
Peningkatan
kepatuhan minum
obat pada lansia
dengan hipertensi.
Jumlah lansia yang
patuh minum obat
darah tinggi = 15
orang dari 25 orang
atau sebesar 60%.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
Evaluasi hasil
Tanggal 29-5-2014, 3-6-2014, dan
7-6-2014.
43
5. Mengukur IMT pasien untuk mengetahui dan menjaga berat badan ideal
Masukan
Man :
Koas
Kader
Money :
Dana digunakan untuk :
(-)
Material :
Timbangan, Meteran.
Metode :
Menimbang berat
badan lansia
Mengukur tinggi
badan lansia
Menghitung IMT lansia
Memberitahuan IMT
tergolong kurus,
normal atau
kegemukan.
Evaluasi dilakukan
setelah
pemberitahuan IMT
kepada lansia, yang
tergolong kegemukan
Pencatatan jumlah
lansia dengan IMT
yang tergolong kurus,
normal dan
kegemukan.
Proses
Planning :
Kegiatan ini untuk mengetahui
Berat Badan Ideal
Rencana ini ditujukan pada lansia
(>45 tahun) yang menderita darah
tinggi di RT 21 RW 04 Desa
Cibadak pada tanggal 3 Juni 2014.
Setelah dilakukan pemberitahuan
IMT kepada lansia, akan dilakukan
pencatatan jumlah lansia dengan
IMT yang tergolong kurus, normal
dan kegemukan
Keluaran
Aspek Non Medis :
Sadar akan berat
badan dan
memperbaiki gaya
hidup.
Hasil Intervensi :
Didapatkan 9 orang
dari 25 lansia yang
menderita darah
tinggi atau sebesar
60 % dengan IMT
yang tergolong
kegemukan
Organizing :
Menetapkan IMT kurus, normal dan
kegemukan berdasarkan Buku
Modifikasi Gaya Hidup sebagai
patokan.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
Evaluasi dilakukan setelah
pemberitahuan IMT kepada lansia,
yang tergolong kegemukan
Marketing :
Kegiatan ini dibantu
oleh Kader dalam
mengumpulkan lansia
yang menderita
hipertensi.
44
6. Senam Lansia
Masukan
Man :
Koas
Kader
Money :
Dana digunakan untuk :
Penyediaan PMT
Material :
(-)
Metode :
Memimpin senam
khusus untuk lansia
dengan gerakan yang
telah disesuaikan
untuk lansia.
Pemberian PMT
Evaluasi dilakukan
setelah senam selesai,
dilakukan peninjauan
sejauh mana
keinginan para lansia
untuk menjadikan
senam sebagai salah
satu rutinitas sehari hari.
Marketing :
Kegiatan ini
diumumkan oleh Ibu
Kader dengan
menggunakan
Speaker Mushola.
Proses
Planning :
Meningkatkan aktivitas lansia
melalui senam bersama sehingga
diharapkan dapat membantu
tercapainya tekanan darah yang
terkontrol bagi lansia yang
menderita hipertensi
Rencana ini ditujukan pada lansia
(45 tahun) dan warga desa yang
meminat di RT 021 RW 004 Desa
Cibadak pada tanggal 7 Juni 2014.
. Senam ini akan ditargetkan pada
30 orang.
Setelah melakukan senam
bersama, akan dilakukan penilaian
sejauh mana keinginan para lansia
untuk menjadikan senam sebagai
salah satu rutinitas sehari hari.
Keluaran
Jumlah lansia dengan
hipertensi yang
mengikuti senam = 15
orang.
Organizing :
Mempelajari gerakan senam yang
sesuai untuk lansia.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
Setelah senam selesai, dilakukan
peninjauan sejauh mana keinginan
para lansia untuk menjadikan
senam sebagai salah satu rutinitas
sehari hari. Diharapkan
perubahan gaya hidup tersebut
dapat mengontrol tekanan darah
para lansia.
45
Proses
Planning :
Kegiatan ini direncanakan untuk
meningkatkan pengetahuan
tentang cara memperoleh obat
antihipertensi agar para lansia
dapat mandiri dalam melanjutkan
pengobatan rutin dalam rangka
membantu tercapainya tekanan
darah yang terkontrol bagi lansia
yang menderita hipertensi
Rencana ini akan ditujukan pada
lansia (45 tahun) di RT 021 RW
004 Desa Cibadak pada tanggal 7
Juni 2014.
. Pemberian brosur ini akan
dilakukan pada 25 lansia yang
menjalani pengobatan hipertensi
beserta anggota keluarga.
Setelah pemberian brosur, akan
dilakukan penilaian sejauh mana
pengertian para lansia mengenai
isi brosur tersebut.
Keluaran
Jumlah lansia
hipertensi yang
mendapatkan Brosur :
25 orang.
Aspek Non Medis :
Diharapkan setelah
intervensi periode ini
berakhir, para lansia
dapat mencari
secara mandiri obat
darah tinggi di Pustu
atau Puskesmas
untuk melanjutkan
pengobatannya.
Jumlah lansia yang
mengerti isi brosur
dan antusias untuk
mengikuti isi brosur
90% dari 25 orang.
Organizing :
Pembuatan Brosur dengan tulisantulisan yang diharapkan dapat
menyadarkan Lansia untuk minum
obat darah tinggi rutin seumur
hidup dan menganjurkan Lansia
untuk melanjutkan pengobatan di
Puskesmas dan Pustu.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
Setelah brosur selesai dibagikan,
ditinjau kembali sejauh mana
pengertian para lansia mengenai
isi brosur.
46
Proses
Planning :
Kegiatan ini direncanakan untuk
meningkatkan pengetahuan
tentang pola makan sehat yang
sesuai untuk penderita darah
tinggi sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran akan
gaya hidup sehat dan membantu
tercapainya tekanan darah yang
terkontrol bagi lansia yang
menderita hipertensi.
Rencana ini ditujukan pada
seluruh warga di lingkungan RT
021 RW 004 Desa Cibadak dan
akan ditempel pada tanggal 7 Juni
2014.
Setelah ditempel, akan dilakukan
penjelasan mengenai isi poster
terhadap warga yang dikumpulkan
kader.
3 hari setelah penempelan poster
diet DASH akan dilakukan penilaian
sejauh mana warga mengerti isi
poster dan menerapkan pada pola
makannya.
Keluaran
Jumlah lansia
hipertensi yang
mendapatkan Brosur :
25 orang.
Aspek Non Medis :
Peningkatan
pengetahuan
mengenai pola
makan sehat
Perbaikan pola
makan para lansia.
Didapatkan 40%
warga yang
merupakan keluarga
dari lansia dengan
hipertensi yang
berada di sekitar
rumah kader yang
mengerti isi poster
dan menerapkannya
dalam pola makan
lansia tersebut.
Organizing :
Pembuatan Poster Diet DASH dan
Pencetakan Poster Diet DASH.
Actuating :
Terdapat pada Planning Of Action
dan Gnantt Chart POA
Controlling :
3 hari setelah penempelan poster
diet DASH dilakukan penilaian
sejauh mana warga mengerti isi
poster dan menerapkan pada pola
makannya.
47
IX. KESIMPULAN
Dari kunjungan komunitas yang dilakukan di RT 21 RW 04 Kampung Kawidaran Desa Cibadak
didapatkan penderita hipertensi pada lansia di komunitas tersebut 56,6% dan lansia dengan gejala
klasik DM 22,6%. Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan Paradigma Blum terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi tingginya angka hipertensi dan DM pada lansia di komunitas tersebut
seperti pelayanan kesehatan, gaya hidup masyarakat dan lingkungan. Dari penentuan prioritas
masalah yang dilakukan dengan cara Delphi dan Bryant, hipertensi dipilih sebagai prioritas masalah di
komunitas tersebut. Setelah itu dilakukan intervensi dengan tujuan menurunkan angka hipertensi
melalui perubahan gaya hidup masyarakat setempat. Intervensi yang diberikan antara lain adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko dan bahaya hipertensi serta gaya hidup yang
dapat mempengaruhi tekanan darah melalui penyuluhan serta pembagian pamflet.
2. Mengurangi frekuensi merokok masyarakat dan pengadaan alat tensimeter untuk RT 21 RW 04
Desa Cibadak melalui penyuluhan dan pembagian pamflet mengenai bahaya merokok dan
pengumpulan dana dengan menyisihkan uang dari pengurangan frekuensi merokok untuk
pengadaan tensimeter di rumah kader.
3. Monitoring kepatuhan minum obat dengan cara memberian lembar pencatatan minum obat
antihipertensi dan menunjuk pengawas minum obat agar mencatat setiap kali pasien minum obat
serta pengukuran tekanan darah setiap 5 hari selama 15 hari.
4. Mengukur IMT pasien untuk mengetahui dan mencapai atau menjaga berat badan ideal dengan
mengukur berat badan dan tinggi badan pasien.
5. Meningkatkan aktivitas dengan senam bersama lansia dan menganjurkan lansia untuk menjadikan
senam sebagai rutinitas sehari-hari.
6. Membiasakan pasien untuk rutin membeli obat setiap kali obat habis dengan memberikan brosur
Di mana obat darah tinggi dapat diperoleh?
7. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diet bagi pasien hipertensi dengan cara membuat
dan menempelkan poster tentang diet DASH.
Setelah dilakukan intervensi dinilai hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut.
1. Persentase warga yang mengerti tentang faktor risiko dan bahaya hipertensi sebesar 70% dari 56
orang yang hadir saat evaluasi 5 hari setelah penyuluhan.
2. Persentase warga yang mengerti tentang bahaya merokok sebesar 20% dari 56 orang yang hadir
saat evaluasi 5 hari setelah penyuluhan.
3. Tidak ada dana yang terkumpul untuk pengadaan tensimeter.
4. Persentase pasien yang patuh minum obat 60% dari 25 lansia yang menderita darah tinggi dan
terdapat 80% pasien yang mengalami penurunan tekanan darah setelah intervensi selama 15 hari.
5. Hasil intervensi pada pasien yang tergolong kegemukan belum dapat dinilai karena waktu penilaian
yang singkat. Terdapat 9 dari 25 pasien yang tergolong kegemukan, namun mereka cukup tertarik
untuk menurunkan dan mencapai berat badan ideal.
48
6. Didapatkan sekitar 60% dari pasien yang hadir dalam kegiatan senam bersama dan berminat
menjadikan senam sebagai rutinitas sehari-hari.
7. Didapatkan 90% pasien yang mengerti isi brosur Di mana obat darah tinggi dapat diperoleh? dan
antusias untuk membeli obat setiap kali obat habis.
8. Telah dilakukan penempelan poster tentang diet DASH dan didapatkan 60% dari 30 warga yang
mengerti isi poster dan telah menerapkannya dalam pola makan lansia penderita hipertensi.
Sebagian besar pasien mengerti tentang faktor risiko dan bahaya hipertensi serta bagaimana cara
mengontrol tekanan darah. Banyak pasien yang sadar dan antusias untuk mengubah gaya hidup
mereka agar dapat hidup sehat dengan tekanan darah yang terkontrol.
49
6. Menyarankan pasien agar tetap membeli obat bila obat habis dan rutin memeriksakan diri ke
layanan kesehatan setempat bila mengalami masalah kesehatan.
b. Bagi puskesmas
1. Tetap menjalankan program posbindu setiap bulan di wilayah kerja Puskesmas Cikupa.
2. Mempromosikan program posbindu sehingga masyarakat tertarik dan antusias untuk ikut dalam
program posbindu.
3. Menganjurkan agar bidan agar menjelaskan masalah kesehatan terutama bahwa hipertensi
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi di setiap posbindu dalam wilayah kerja
Puskesmas Cikupa.
4. Menyarankan agar dokter dan bidan desa agar dapat menjelaskan bahwa obat antihipertensi
hanya sebagai pengontrol sehingga harus diminum seumur hidup agar terhindar dari komplikasi.
5. Petugas kesehatan di posbindu dituntut untuk lebih kompeten dalam tata cara pemeriksaan
tekanan darah yang benar.
6. Petugas kesehatan disarankan menerapkan pendidikan kesehatan CERDIK dalam pelayanan
kesehatan di posbindu sebagaimana tercantum dalam Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular Di Puskesmas bahwa CERDIK adalah Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet sehat, Istirahat yang cukup dan
Kelola stress.4
7. Petugas kesehatan posbindu diharapkan dalam melakukan pelayanan aktif seperti pengukuran
tekanan darah ketika ada kegiatan massal seperti kegiatan pengajian atau kegiatan peringatan
hari besar nasional. Kegiatan tersebut bukan hanya pada lansia, tetapi juga terhadap warga usia
muda guna penyaringan terhadap penyakit darah tinggi sejak dini. Setelah terjaring, maka warga
usia muda dapat dimotivasi untuk mengubah faktor risiko yang masih dapat dimodifikasi sebelum
masuk ke hipertensi dengan tingkat yang lebih berat.4
8. Petugas kesehatan posbindu diharapkan dapat mengenali komplikasi dari hipertensi sehingga
dapat segera merujuk pasien hipertensi dengan komplikasi kerusakan organ ke Puskesmas atau
Rumah Sakit.4
50
c.
TIM :
1. Riko
(406112004)
2. Vella Ireani
(406112005)
3. Melissa L. Thenata
(406112008)
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Komisi Nasional Lanjut Usia. Tujuan, Sasaran dan Jenis Pelayanan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lansia. 2010. Available from: http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/posyandulansia.html.
2. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan Modifikasi Gaya
Hidup. Jakarta: Perhimpunan Hipertensi Indonesia, 2011:1-22.
3. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2014. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, 2014: 1-19
4. Kementerian Kesehatan. Petunjuk Teknik Penyelenggaraan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: Kementerian Kesehatan R.I, 2012: 7-28.
5. Bickley LS. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku
kedokteran EGC, 2012: 53-54.
52
LAMPIRAN
Foto Penyuluhan Faktor Risiko dan Bahaya Hipertensi serta Merokok
53
54
55
56
MENGUKUR TEKANAN DARAH DILAKUKAN SESUAI DENGAN PROSEDUR YANG DIAMBIL DARI
BUKU PEMERIKSAAN FISIK B. BATES YAITU :5
1. Tempatkan kantong balon di tengah arteri brakialis. Bagian tepi bawah manset sekitar 2,5 cm di atas
lipatan antekubital. Lingkarkan manset dengan tepat. Posisikan lengan pasien sehingga sedikit fleksi
pada area siku.
2. Untuk menentukan seberapa tinggi menaikkan tekanan manset, pertama tentukan tekanan sistolik
dengan palpasi. Ketika Anda merasakan arteri radialis dengan jari satu tangan, segera pompa manset
sampai denyut nadi arteri radialis menghilang. Baca nilai tekanan ini pada manometer dan tambahkan
30 mmHg dari nilai yang Anda dapatkan. Gunakan perhitungan ini sebagai sasaran nilai untuk
pemompaan selanjutnya sehingga mencegah ketidaknyamanan karenan tekanan tinggi manset yang
tidak perlu. Hal ini juga menghindari kesalahan tertentu yang disebabkan oleh gap auskultasisuatu
interval diam antara tekanan sistolik dan diastolik.
3. Kempiskan segera manset.
4. Sekarang, letakkan bagian bel stetoskop dengan hati-hati di atas arteri brakialis, pastikan bahwa Anda
telah mengunci bagian ujung pengeluaran udara dengan memutar penuh penutup udara. Karena bunyi
yang terdengar (bunyi Korotkoff) relatif berfrekuensi rendah, jenis suara ini terdengar lebih baik dengan
bagian bel stetoskop.
5. Pompa manset segera sekali lagi sampai level yang telah ditentukan, dan kemudian kempiskan
perlahan dengan laju penurunan sekitar 2 sampai 3 mmHg per detik. Catat tekanan ini saat Anda
mendengar suara paling sedikit 2 detak berurutan. Tekanan ini merupakan tekanan sistolik.
6. Terus turunkan tekanan secara perlahan. Titik menghilangnya suara detak jantung, biasanya hanya
beberapa mmHg di bawah titik munculnya suara, memungkinkan penentuan terbaik tekanan diastolik
yang sebenarnya pada individu dewasa.
7. Baca level tekanan sistolik dan diastolik sampai yang terdekat dengan 2 mmHg. Tunggu selama 2
menit atau lebih dan ulangi. Rata-ratakan hasil pembacaan Anda. Jika dua pembacaan pertama
memiliki perbedaan lebih dari 5 mmHg, lakukan pembacaan selanjutnya.
8. Ukur tekanan darah pada kedua lengan sedikitnya sekali.
9. Pada pasien yang menerima obat antihipertensi atau yang memiliki riwayat pingsan, pusing postural,
atau kemungkinan deplesi volume darah, ukur tekanan darah dalam dua posisitelentang, dan berdiri
(kecuali dikontraindikasikan). Turunnya tekanan sistolik 20 mmHg atau lebih, khususnya ketika disertai
gejala, menunjukkan hipotensi ortostatik (postural).
57
58
59