Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua
keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak
tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
3. Pentingnya hubungan internasional bagi Suatu Negara
Hubungan Internasioal menjadi penting bagi suatu negara, karena di masa sekarang diyakini
bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri. Dengan adanya hubungan internasional,
pencapaian tujuan negara akan lebih mudah dilakukan dan perdamaian dunia lebih mudah
diciptakan.
Dengan demikian tak satu bangsa pun di dunia ini dapat membebaskan diri dari keterlibatan
dengan bangsa dan negara lain. Bagi suatu negara hubungan dan kerjasama internasional
sangat penting. Menurut Mochtar Kusumaatmadja (1982), hubungan dan kerja sama
tersebut timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia.
Jadi, ada saling ketergantungan dan membutuhkan antarbangsa. Ketergantungan terjadi
dipelbagai bidang kehidupan baik perdagangan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, keagamaan,
sosial maupun olah raga. Disamping itu, hubungan dan kerja sama internasional juga penting
untuk :
a. memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil dengan bangsa lain;
b. mencegah dan menyelesaikan konflik, perselisihan, permusuhan atau persengketaan yang
mengancam perdamaian dunia sebagai akibat adanya kepentingan nasional yang berbeda di
antara bangsa dan negara di dunia;
c. mengembangkan cara penyelesaian masalah secara damai melalui perundingan dan diplomasi
yang lazim ditempuh negara-negara beradab, cinta damai dan berpegang kepada nilai-nilai
etik dalam pergaulan antarbangsa;
d. membangun solidaritas dan sikap saling menghormati antarbangsa;
e. membantu bangsa lain yang terancam keberadaannya sebagai akibat pelanggaran atas hak-hak
kemerdekaan yang dimiliki;
f. berpartisipasi dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
g. menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, kelangsungan keberadaan dan kehadirannya
ditengah bangsa-bangsa lain.
Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasioanal, baik
secara bilateral maupun multilateral antara lain adalah kekuatan nasional, jumlah penduduk,
sumber daya dan letak geografis.
Suatu negara dapat mengadakan hubungan internasional manakala kemerdekaan nya
telah diakui oleh negara lain, baik secara de facto, maupun de jure. Perlunya kerjasama
dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut:
a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melaui
kudeta maupun intervensi dari negara lain.
b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara
tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dengan negara lain. Ketergantungan
tersebut terutama dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum sosial
budaya dan pertahanan keamanan.
Hubungan internasional merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam kehidupan dunia,
karena tidak ada suatu negara pun di dunia yang bisa hidup sendiri tanpa adanya
ketergantungan terhadap negara lain. dengan adanya hubungan internasional maka suatu
negara dapat memenuhi kebutuhan negara dan warga negaranya yang belum bisa disediakan
oleh negara tersebut. Tujuan dari hubungan internasional antara lain :
1. memacu pertumbhan ekonomi setiap negara
2. menciptakan saling pengertian antar bangsa
3. menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya
C. sarana-sarana hubungan internasional
Hubungan internasional dapat dilaksanakan melalui beberapa sarana, yaitu :
1. Diplomacy
2. Sanksi
3. Perang
4. obilasasi internasional untuk mempermalukan suatu negara
5. Sanksi ekonomi
PERJANJIAN INTERNASIONAL
A. Pengertian
Prof. Dr. Muchtar Kousoumaatmadja, Perjanjian unternasional adalah perjanjian yang
diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
B. Tahap-Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional
1. Negotiation (perundingan)
2. Signature (penandatanganan)
3. Ratification (Pengesahan). Pengesahan dalam prakteknya terbagi dalam 3 bagian,
yaitu :
pengesahan perjanjian internasional di indonesia didasarkan pada pasal 11 ayat (1) UUD
1945, bahwa presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian
dan membuat perjanjian dengan negara lain.
C. Persyaratan Perjanjian Internasional
Unsurunsur pentingdalam persyaratanperjanjian internasional adalah :
1. harus dinyatakan secara resmi
2. Bermaksud untuk membatasi, meniadakan atau mengubah akibat hukum dari
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian tersebut.
Berkaitan dengan persyaratan perjanjian internasional tersebut, terdapat 2 teori yang
berkembang :
1. Unanimity Principle (teori kebulatan suara), yaitu persyaratan yang diajukan hanya
berlaku bagi negara yang mengajukan apabila diterima oleh negara peserta lainnya.
2. Teori Pan Amerika, yaitu bahwa perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan
persyaratan dengan negara yang menerima.
D. Berlakunya perjanjian internasional
Kapan Perjanjian internasional mulai berlaku?
1. sejak tanggal yang ditentukan dalam piagam perjanjian, atau menurut yang disetujui
oleh peserta perjanjian
2. jika tidak ditentukan maka perjanjian ulai berlaku sejak adanya pernyataan
persetujuan
3. jika persetuuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu
berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara iotu pada tanggal tersebut, kecuali
jika ditentukan lain.
E. Pelaksanaan Perjanjian Internasional
Ketaatan terhadap perjanjian internasional dilakukan berdasarkan prinsip berikut :
1. Pact sun Servanda, yaitu isi perjanjian merupakan hukum yang mengikat bagi peserta
perjanjian, sehingga perjanjian tersebut harus ditaati.
2. Kesadaran Hukum Nasional, yaitu isi perjanjian internasional dapat ditaati opelh
suatu negara jika tidak bertentangan dengan hukum nasional atau ideologi negara
bersangkutan.
F. Pembatalan Perjanjian Internasional
Berdasarkan konvensi Wina Tahun 1969, perjanjian internasional dapat dibatalkan karena hal
berikut :
1. Negara atau wakil kuasa penuh melakukan pelanggaran terhadap hukum nasionalnya
2. adanya unsur kesalahan (error) dalam pembuatan perjanjian internasional
3. adanya unsur penipuan dari negara peserta yang satu kepada negara peserta lainnya
4. terdapat penyalahgunaan atau kecurangan melalui kelicikan atau penyuapan
5. adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara oleh wakil negara yang lain
6. bertentangan dengan kaidah dasar hukum internasional
G. Berakhirnya Perjanjian Internasional
Muchtar Kusumaatmadja, menyatakan bahwa, perjanjian internasional berakhir karena hal
berikut :
1. telah tercapai tujuan
2. berakhirnya masa berlaku
3. salah satu pihak menghilang dan punahnya objek perjanjian
4. adanya persetujuan peserta untuk mengakhiri perjanjian
5. adanya perjanjian baru yang kemuadian membatalkan perjanjian terdahulu
6. syarat-syarat perjanjian terpenuhi
7. perjanjian secara sepihak diakhiri oleh suatu negara peserta dan disetujui oleh peserta
perjanjian lain