Oleh:
Meuthia Alamsyah, S.Ked
04054821517084
Pembimbing:
dr. Hj. Devi Azri Wahyuni, Sp.M(K), MARS
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama
: Fajar Bahari
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat
No. RM
: 976770
Tanggal Pemeriksaan
: 25 Oktober 2016
2. Anamnesis (Autoanamnesis)
a. Keluhan Utama
Mata kiri bertambah kabur sejak 2 minggu yang lalu.
b. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 1 bulan yang lalu, os mengaku pandangan mata kiri kabur
secara perlahan (+), floaters (-), mata merah (-), pandangan silau (-),
mata gatal (-), nyeri/perih pada mata (-), rasa mengganjal pada mata
(-), bintik putih pada bagian hitam mata (-), sulit membuka mata (-),
kelopak mata bengkak (-), demam (-), Riwayat mengkonsumsi
makanan mentah atau setengah matang (-). Pasien mengatakan
beternak ayam di rumahnya sejak kecil dan jarang mencuci tangan
sebelum makan.
Sejak 2 minggu yang lalu os mengeluh pandangan mata kiri
bertambah kabur, lalu os kemudian berobat ke Poliklinik mata
RSMH.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
Frekuensi napas
: 20 kali/menit
Suhu
Berat badan
Tinggi badan
: 36,6o C
: 50 kg
: 168 cm
b. Status Oftalmologis
Visus
Tekanan
intraocular
Okuli Dekstra
6/6
Okuli Sinistra
6/60 ph (-)
P = N+0
P = N+0
KBM
GBM
Palpebra
Esotropia 30
0
Tenang 0
Tenang
3
Konjungtiv
a
Kornea
Tenang
Tenang
Jernih
Jernih
BMD
Sedang
Sedang
Iris
Gambaran baik
Gambaran baik
Pupil
Lensa
Jernih
Jernih
Refleks
Fundus
RFOD (+)
RFOS (+)
Papil
Segmen Posterior
Makula
Retina
4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan foto Fundus
- Amsel grid
- Tes Ishihara
- Laboratorium
5. Diagnosis Banding
-
Serpiginous Choroiditis
Retinitis nekrosis
6. Diagnosis Kerja
7. Tatalaksana
4
o KIE
o Farmakologi
8. Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Tn. FB, 20 tahun, datang ke RSMH poli mata karena pandangan mata kiri
bertambah kabur sejak 2 minggu yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa
mata kiri kabur secara perlahan (+), floaters (-) mata merah (-), pandangan silau
(-), mata gatal (-), nyeri/perih pada mata (-), beternak ayam di rumah sejak kecil
dan jarang mencuci tangan. Dari keluhan mata tenang pandangan kabur perlahan
maka kita dapat menentukan diagnosis banding berupa 1) kelainan refraksi, 2)
katarak, 3) galukoma kronik, 4) retinopati, 5) uveitis posterior, 6) ambliopia, dan
7)
toxoplasmosis
okuler.
Pada
pasien
didapatkan
adanya
tanda-tanda
toxoplasmosis okuler yaitu pandangan kabur perlahan (+), riwayat keluhan yang
sama pada mata sebelah kanan setahun sebelumnya, berobat ke SpM dan
dinyatakan sembuh, beternak ayam di rumah sejak kecil, jarang mencuci tangan
setelah memberi makan ayam dan sebelum makan, pada foto fundus terdapat lesi
aktif pada makula, dan hasil laboratorium imunologi IgG toxo (+) sehingga
diagnosis pasien mengarah kepada toxoplasmosis okuler.
Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan adanya infeksi oleh parasit
Toxoplasma gondii. Parasit Toxoplasma gondii merupakan golongan protozoa
yang bersifat parasit obligat intraseluler. Toxoplasmosis Okuler adalah kondisi
medis yang ditandai dengan infeksi parasit yaitu Toxoplasma gondii pada
seseorang. Manusia berperan sebagai hospes perantara dan binatang merupakan
hospes definitif. Penularan pada manusia terjadi dengan cara menelan kista yang
berisi bradizoit yang terdapat pada daging yang terinfeksi, atau secara tidak
sengaja menelan ookista yang terdapat pada ekskreta kucing atau hewan
peliharaan. Frekuensi penyebaran tergantung pada kelembaban dan temperatur
(yang mempengaruhi ketahanan ookista di dalam lapisannya), dan kebiasaan
mengkonsumsi daging yang tidak dimasak atau kurang matang.
Gejala klinis pada toxoplasmosis okuler adanya penurunan visus yang
dikeluhkan pasien, adanya floaters dan fotopsia tetapi tidak dirasakan pasien,
pasien mengatakan beternak ayam di rumahnya sejak kecil dan setahun yang lalu
mata kanan juga merasakan keluhan yang sama, pasien berobat dikatakan
toxoplasmosis okuler dan sembuh.
6
berdasarkan
LAMPIRAN