LP Egds
LP Egds
DEFINISI
Gastroenteritis adalah inmflamasi atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri agen
bakteri atau virus dengan gejala sindrom klinik adalah diare, mual, muntah dan
demam. (Carpenito, 1999 : 141).
B. ETIOLOGI
Ada beberapa penyebab dari diare ;
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare yaitu meliputi :
Infeksi bakteri : Vibrio, Salmonella.
Infeksi virus : Entero virus, Nativirisis, Astrovirus
Infeksi parasit : cacing ascaris, protozoa
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar saluran
pencernaan seperti Otitis Media Akut (OMA),tensilia fungitis, keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorpsi karbohidrat : di sakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa); monosakarida (intoleran glukosa, fruktosa dan galaktosa).
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas meningkatkan rangsangan para simpatis yang meningkatkan
mobilitas usus.
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare :
1. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makann atau zat yang tidak dapat diserap, menyebabkan tekanan
osmitik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya makanan pedas atau beracun) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya menyebabkan diare.
3. Gangguan mobilitas usus.
Hiperperistaltik menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap cairan
dalam makanan sehingga timbul diare, sedangkan jika peristaltic menurun akan
berakibat bakteri timbul berlebihan sehingga menimbulkan diare. (Nelson, Waldo E.
2002)
C. MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang
atau tidak ada, lalu timbul diare, tinja cair mungkin di sertai lendir atau darh, warna
tinja makin lama kehijauan. Karena bercampur dengan getah empedu anus dan daerah
sekitarnya biasanya timbul kemerahan sambil lecet karena sering defekasi dan tinja
semakin asam karena banyak asam lekatat uang berasal dari laktosa yang tidak
diabsorbsi oleh usus selama diare, gejala muntah bias timbul sebelum atau sesudah
diare, dapat disebabkan karena lambung yang turut meradang atau terjadi
ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit, bila pasien banyak kehilangan cairan
dan elektrolit maka akan mengalami dehidrasi.
Penentuan derajat dehidrasi :
1. Dehidrasi ringan
a. Keadaan umum: haus, sadar, gelisah
b. Nadai radian, nafas ubun-ubun besar normal
c. Elastis kulit pada pencubitan segera kembali.
d. Mata normal dan ada air mata
e. Selaput lendir, lembab.
f. BAK dan KD normal
g. BB menurun 4-5 %
2. Dehidrasi sedang
a. KU haus, gelisah, lethargi, tetap irritable
b. Nadi radialis cepat dan lemah
c. Pernafasan dalan dan mungkin cepat
d. Ubun-ubun besar dan cekung
e. Elastisitas kulit bila dicubit lambat kembali
f. Mata cekung, air mata kering, selaput lendir kering
g. BAK berkurang dan warna tua
h. BB meningkat 6-9%
3. Dehidrasi berat
a. KU : mengantuk, lemas, ekstreimtyas dingin, berkeringat, sianotik, mungkin
koma.
b. Nadi radial cepat dan kadang tidak teraba.
c. Elastisitas kulit dalam cubitan kembali sangat lambat ( 2 detik).
d. Pernafasan dalam dan cepat.
e. Mata sangat cekung.
f. Air mata sangat kering.
g. BAK tidak ada dalam beberapa jam, kadang kemih kosong.
h. TD sistolik 8 mmHg dan kadang tidak terukur.
i. BB menurun 10 % atau lebih (Mansjoer Arief, 2000)
D. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.
2. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
Diagnosa keperawatan
NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status :
Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil:
Mempertahankan urine
output sesuai dengan usia
dan BB, BJ urine normal,
HT normal.
Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas
normal.
Tidak ada tanda tanda
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
Intervensi
NIC :
Fluid management
Timbang popok/pembalut
jika diperlukan.
Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat.
Monitor status hidrasi
( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan.
Monitor vital sign.
Monitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian.
Kolaborasikan pemberian
cairan intravena IV.
Monitor status nutrisi
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output.
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan.
Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar ).
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk.
Atur kemungkinan
tranfusi
Risiko kerusakan
integritas kulit b/d
ekskresi/BAB sering
Definisi : Perubahan
pada epidermis dan
dermis.
- Batasan karakteristik:
Gangguan pada
bagian tubuh.
- Kerusakan lapisa kulit
(dermis).
- Gangguan permukaan
kulit (epidermis).
Faktor yang
berhubungan :
Eksternal :
Hipertermia atau
hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban udara
Faktor mekanik
(misalnya : alat yang
dapat menimbulkan
luka, tekanan,
restraint)
Immobilitas fisik
Radiasi
Usia yang ekstrim
Kelembaban kulit
Obat-obatan
Internal :
Perubahan status
metabolik
Tulang menonjol
Defisit imunologi
Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
Perubahan sensasi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
penurunan intake
makanan
Definisi : Intake nutrisi
tidak cukup untuk
keperluan metabolisme
tubuh.
Batasan karakteristik :
Berat badan 20 % atau
lebih di bawah ideal
Dilaporkan adanya
intake makanan yang
kurang dari RDA
(Recomended Daily
Allowance)
Membran mukosa dan
konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang
digunakan untuk
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
rongga mulut
Mudah merasa kenyang,
sesaat setelah
mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan
Dilaporkan adanya
perubahan sensasi
rasa
Perasaan
ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
Keengganan untuk
NOC :
Nutritional Status :
Nutritional Status : food
and Fluid Intake
Nutritional Status :
nutrient Intake
Weight control
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
Beratbadan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampumengidentifikas
i kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
Nutrition Management
Kaji adanya alergi
makanan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
makan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal dengan
atau tanpa patologi
- Kurang berminat
terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut yang
cukup banyak
(rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
NOC :
Anxiety control
Coping
Impulse control
Kriteria Hasil :
Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
NIC :
Anxiety Reduction
(penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan
yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku
pasien
Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur
Pahami prespektif pasien
Barikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. (1999). Diagnosa Keperawatan. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arief. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaapius FKU: Jakarta.
Nelson, Waldo E.,dkk. (2002). Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 1 Edisi 5: editor bahasa
Indonesia.
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika.