Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN

KEPERAWATAN
EPILEPSI
Kelompok 3

PENGERTIAN
Epilepsi adalah gangguan susunan syaraf pusat yang dicirikan

oleh terjadinya serangan yang bersifat spontan dan berkala.


Serangan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang
bersifat mendadak dan sepintas yang berasal dari sekelompok
besar sel sel otak, bersifat sinkron dan berirama. Bangkitan
kejang yang terjadi pada epilepsi yaitu akibat lepasnya muatan
listrik yang berlebihan di sel neuron syaraf pusat (Sujono, 2009).
Epilepsi adalah gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi

otak berat yang di karakteristikkan oleh kejang berulang


(Brunner & Suddarth, 2001).
Epilepsi

adalah gangguan syaraf pusat yang dicirikan oleh


adanya bangkitan kejang karena lepasnya muatan listrik
berlebihan di sel neuron syaraf pusat.

KLASIFIKASI EPILEPSI
1. Epilepsi Parsial (Fokal)

2. Epilepsi Grand Mall

(Price, 1995)

Idiopatik
Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
Inflamasi pada otak
Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
Perdarahan otak
Demam, Gangguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
Tumor Otak
Kelainan pembuluh darah

(Tarwoto, 2007).

MANIFESTASI KLINIK

Kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan


Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (aura

dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau-bauan tidak enak,
mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)
Napas sesak dan jantung berdebar
Raut muka pucat dan badan berkeringat
Satu jari atau tangan yang bergetar.
Terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, dan terkadang tidak ingat

kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat


Disaat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat berbicara secara

tiba- tiba
Kedua lengan dan tangan kejang, serta dapat pula tungkai menendang- menendang
Gigi geliginya terkunci
Hitam bola matanya berputar- putar
Terkadang keluar busa dari mulut dan diikuti dengan buang air kecil

PATHWAY
Epilepsi

KOMPLIKASI
Kerusakan otak akibat hipoksia dan retardasi mental.
Timbul depresi dan keadaan cemas

(Elizabeth, 2001 : 174)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan dan Magnetik resonance imaging (MRI)
Elektroensefalogram (EEG)
Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar

alkohol darah

PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Manajemen Epilepsi
Selama Kejang
Setelah Kejang
2. Pencegahan
3. Pengobatan

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1. Pengkajian
Biodata
Keluhan utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
2. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual

PEMERIKSAAN FISIK
B1 (breath)
B2 (blood)
B3 (brain)
B4 (bladder)
B5 (bowel)
B6 (bone)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak

terkontrol
2. Ketidakefektifan pola napas b.d dispnea dan apnea
3. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pada

nervous organ sensori persepsi


4. Resiko penurunan perfusi serebral b.d penurunan

suplai oksigen ke otak

RESIKO CEDERA B.D AKTIVITAS KEJANG YANG TIDAK TERKONTROL


Intervensi
Observasi:

Rasional

Identifikasi faktor lingkungan yang


memungkinkan resiko terjadinya cedera
Mandiri

Barang- barang di sekitar pasien dapat membahayakan


saat terjadi kejang

Jauhkan benda- benda yang dapat


mengakibatkan terjadinya cedera pada pasien
saat terjadi kejang
Pasang penghalang tempat tidur pasien

Mengurangi terjadinya cedera seperti akibat aktivitas


kejang yang tidak terkontrol

Siapkan kain lunak untuk mencegah terjadinya


tergigitnya lidah saat terjadi kejang
Kolaborasi:

Penjagaan untuk keamanan, untuk mencegah cidera


atau jatuh
Lidah berpotensi tergigit saat kejang karena menjulur
keluar

Berikan obat anti konvulsan sesuai advice dokter Mengurangi aktivitas kejang yang berkepanjangan,
yang dapat mengurangi suplai oksigen ke otak
Edukasi:

Anjurkan pasien untuk memberi tahu jika merasa Sebagai informasi pada perawat untuk segera
ada sesuatu yang tidak nyaman, atau mengalami melakukan tindakan sebelum terjadinya kejang
sesuatu yang tidak biasa sebagai permulaan
berkelanjutan
terjadinya kejang.

KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS B.D DISPNEA DAN APNEA

Intervensi
Observasi:

Rasional

Monitor keadaan umum dan TTV klien Memberi informasi pada perawat tentang
keadaan umum dan TTV klien
Mandiri

Berikan posisi semi fowler pada


pasien

Membantu klien untuk bernafas.


Meningkatkan relaksasi

Berikan lingkungan yang tenang


Kolaborasi:

Kolaborasi dengan tim medis dalam


pemberian terapi oksigen

Konseling dapat membantu mengatasi


perasaan terhadap kesadaran diri sendiri.

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI B.D GANGGUAN PADA


NERVUS ORGAN SENSORI PERSEPSI
Intervensi
Observasi:
Pantau perubahan status neurologis
klien

Rasional

Memberi informasi pada perawat tentang


perubahan neurologis klien.

Pantau tingkat kesadaran klien


Mandiri

Menentukan tingkat kesadaran klien

Pastikan akses ke dan penggunaan alat


bantu sensori

Membantu kemampuan sensori klien

Tingkatkan jumlah stimuli untuk


mencapai input sensori yang sesuai
(misalnya peningkatan interaksi social,
jadwal kontak, sediakan radio, televisi)

Membantu menentukan stimuli sehingga


mencapai nput sensori.

Orientasikan pada orang, tempat, waktu, Membantu kemampuan sensori klien.


dan situasi dalam setiap interaksi.

RESIKO PENURUNAN PERFUSI SEREBRAL B.D PENURUNAN SUPLAI OKSIGEN KE OTAK

Intervensi

Rasional

Observasi:

Pantau PaCO2, SaO2, dan kadar


hemoglobin

Menentukan pengiriman oksigen ke


jaringan.

Pantau tingkat kesadaran dan


orientasi
Mandiri

Mengetahui tingkat kesadaran dan


kemampuan orientasi klien.
Meningkatkan vena balik

Posisikan kepala klien 30

Hindari klien batuk terlalu kuat

Batuk terlalu kuat menyebabkan


goncangan syaraf kranial

Kolaborasi:

Kolaborasi dengan tim medis dalam


pemberian piracetam

Meningkatkan vaskularisasi otak

Anda mungkin juga menyukai