Anda di halaman 1dari 9

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1. DEFENISI
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2004). Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,

makan, toileting) (Nurjannah, 2009).


Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK

(toileting) (Fitria, 2009).


Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri
merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien
gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam
keluarga maupun masyarakat. (Yusuf, dkk, 2015)

1.2. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan
fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah:
1. Faktor prediposisi
Perkembangan
: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
Biologis

perkembangan inisiatif terganggu.


: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.

Sosial

: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan

Kemampuan

kemampuan dalam perawatan diri.


: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.

2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah

(2006)

ada

beberapa

faktor

persipitasi

yang

dapat

menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat


berasal dari berbagai stressor antara lain :
Body Image
: Gambaran
individu

terhadap

dirinya

sangat

mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya


perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
Praktik social

kebersihannya.
: Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal

hygiene.
Status sosioekonomi : Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang
Pengetahuan

semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.


: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus dia
harus menjaga kebersihan kakinya.Yang

merupakan

faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang


penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual,
hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri (Nanda, 2006)
1.3. TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai
berikut:
1. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau


mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan,
mencerna makananmenurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau
gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.

1.4. Mekanisme Koping


Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor meliputi
status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh
lingkungan

sosial

yang

lebih

luas, juga

menggunakan

kreativitas

untuk

mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and
Sundeen, 2002).
1.5. POHON MASALAH

GANGGUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI


1.6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan dari skema pohon masalah defisit perawatn diri adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan pemeliharan kesehatan
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosial : menarik diri

1.7. PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka tanda
dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu sebagai berikut.
1. Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
bau, serta kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, serta
pada pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai dengan BAB atau BAK
tidak pada tempatnya, serta tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
1.8. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
KRITERIA EVALUASI
Dalam 2 kali interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat:
Wajah cerah, tersenyum

Mau berkenalan
Ada kontak mata
Menerima kehadiran perawat
Bersedia menceritakan perasaannya
INTERVENSI
Bina hubungan saling percaya :
1. Beri salam setiap berinteraksi.
2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
3. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
4. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
5. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
6. Buat kontrak interaksi yang jelas
7. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
8. Penuhi kebutuhan dasar klien
TUK 2
Klien mengetahui pentingnya perawatan diri
KRITERIA EVALUASI
Dalam 2 kali interaksi klien menyebutkan:

Penyebab tidak merawat diri

Manfaat menjaga pwtan diri

Tanda-tanda bersih dan rapi

Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan

INTERVENSI
Diskusikan dengan klien:
1. Penyebab klien tidak merawat diri
2. Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik, mental, dan sosial.
3. Tanda-tanda perawatan diri yang baik
4. Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh klien bila perawatan diri
tidak adekuat
TUK 3

Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri


KRITERIA EVALUASI
Dalam 5 kali interaksi klien menyebutkan frekuensi menjaga perawatan diri:

Frekuensi mandi

Frekuensi gosok gigi

Frekuensi keramas

Frekuensi ganti pakaian

Frekuensi berhias

Frekuensi gunting kuku

Dalam 5 kali interaksi klien menjelaskan cara menjaga perawatan diri:

Cara mandi

Cara gosok gigi

Cara Keramas

Cara Berpakaian

Cara berhias

Cara gunting kuku

INTERVENSI
1. Diskusikan frekuensi menjaga pwtan diri selama ini
Mandi

Gosok gigi

Keramas

Berpakaian

Berhias

Gunting kuku

2. Diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik dan benar :

Mandi

Gosok Gigi

Keramas

Berpakaian

Berhias

Gunting Kuku

3. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif


TUK 4
Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
KRITERIA EVALUASI
Dalam 5 kali interaksi klien mempraktekkan perawatan diri dengan dibantu oleh perawat :
Cara mandi

Cara gosok gigi

Cara Keramas

Cara Berpakaian

Cara berhias

Cara gunting kuku

INTERVENSI
1. Bantu klien saat perawatan diri :
Mandi

Gosok gigi

Keramas

Berpakaian

Berhias

Gunting kuku

2. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif


TUK 5
Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
KRITERIA EVALUASI
Dalam 5 kali interaksi klien mempraktekkan perawatan diri secara mandiri :
Cara mandi

Cara gosok gigi

Cara Keramas

Cara Berpakaian

Cara berhias

Cara gunting kuku

INTERVENSI
3. Pantau klien saat perawatan diri :
Mandi

Gosok gigi

Keramas

Berpakaian

Berhias

Gunting kuku

4. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif


TUK 6
Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri
KRITERIA EVALUASI
1. Dalam 1 kali interaksi keluarga menjelaskan cara-cara membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan perawatan dirinya
2. Dalam 1 kali interaksi keluarga menyiapkan sarana perawatan diri klien: sabun
mandi, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, handuk, pakaian bersih, sandal, dan alat
berhias
3. Keluarga mempraktekan perawatan diri pada klien
INTERVENSI
1. Diskusikan dengan keluarga:
Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan diri
Tindakan yang telah dilakukan klien selama di rumah sakit dalam menjaga

perawatan diri dan kemajuan yang telah dialami oleh klien


Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga untuk meningkatkan kemampuan
klien dalam perawatan diri

2. Diskusikan dengan keluarga tentang:


Sarana yang diperlukan untuk menjaga perawatan diri klien
Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana tersebut

3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga dalam perawatan
diri :

Anjurkan keluarga untuk mempraktekan perawatan diri (mandi, gosok gigi,


keramas, ganti baju, berhias dan gunting kuku)

Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, berhias, dan gunting
kuku.

Bantu jika klien mengalami hambatan dalam perawatan diri

Berikan pujian atas keberhasilan klien

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A (2014). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa (Edisi 2). Jakarta: EGC
Maramis, W.F. (2010). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University
Press.
Stuart, G.W. & Sundeen, S. J. (2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Suliswati, dkk. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai