Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan IKAKOM 2 kami sebagai Dokter Muda di
tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah
menyelesaikan masa pendidikan di kepaniteraan..
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Tanggerang Selatan, Januari 2017

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO, 1947) adalah suatu keadaan sejahtera
yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Sedangkan menurut UU No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Menurut H. Blum, status kesehatan dipengaruhi oleh faktor perilaku, faktor
lingkungan, ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau, serta
faktor genetik.
Menurut Wonca-WHO tahun 2003, dokter keluarga adalah dokter yang memberikan
pelayanan medis yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif,
kolaboratif, dengan penekanan khusus pada unit individu sebagai bagian integral dari keluarga
dan masyarakatnya. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri,
atau suammi istri dan anak, atau ayah dan anak, atau ibu dan anaknya (UU No. 10 tahun 1992).
Menurut (Leavitt, 1982), keluarga adalah sekelompok manusia yang terkait dengan emosi yang
sama, dan biasanya hidup bersama dalam rumah tangga. Tujuannya agar dapat memberdayakan
potensi yang dimiliki keluarga/anggota keluarga untuk menyembuhkan dan menyelesaikan
masalah kesehatan dalam keluarga.
1.1
Tujuan Kunjungan kedokteran keluarga
1.1.1. Tujuan Umum :
Diketahuinya status kesehatan, gambaran karakteristik lingkungan dan kebiasaan sebuah
keluarga dan mencari hubungan dengan terjadinya penyakit dalam keluarga tersebut,

serta mencari faktor resiko dan penanganannya.


1.1.2.

Tujuan Khusus
a) Diketahuinya gambaran besaran pengaruh lingkungan sekitar, lingkungan rumah,
dan perilaku keluarga, dengan hubungan terjadinya DM
b) Mendapatkan penilaian dari universitas sebagai tugas akhir stase IKAKOM II
dalam rangka menjalankan kepaniteraan stase IKAKOM II
1.2

Manfaat Kunjungan kedokteran keluarga

a) Mengetahui status pasien yang dipilih sebagai subjek analisa, dan mengetahui
kondisi kesehatan terakhir pasien
b) Dapat melatih dan mempelajari lebih jauh tentang diagnosis komunitas dan
kedokteran kerluarga.
c) Dapat dijadikan sebagai rujukan subjektif untuk penelitian, diagnosis komunitas
lain, survey daerah, dan referensi keadaan lingkungan
e) Tinjauan pustaka dapat dijadikan referensi bagi pemda sekitar atau pejabat dan
dinas kesehatan yang berwenang untuk mengevaluasi faktor resiko terkait masalah
lingkungan di daerahnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. STATUS KESEHATAN PASIEN


I.
Identitas Penderita
Nama
Usia
Kedudukan dalam keluarga
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Status Perkawinan
II.

: Tn. Mardani
: 53 tahun
: Kepala Keluarga
: Laki-Laki
: Islam
: SMA
: Karyawan Swasta
: Menikah

Riwayat Penyakit
1.Keluhan Utama :
Terdapat luka pada kaki kanan sejak 2 bulan yang lalu
2.Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :
Luka pada kaki kanan sejak 2 bulan yang lalu, sudah dilakukan tindakan amputasi
dan debridement di RSU Tangerang selatan sejak 1 bulan yang lalu dan setiap
harinya pasien datang ke PKM kampung sawah untuk tindakan penggantian
perban. Pasien juga mengeluhkan sering BAK dan terkadang terbangun dimalam
hari karna ingin kencing, hari. Nafsu makan meningkat (+) dan pasien merasa
cepat haus (+). Pasien juga merasa kakinya sering kesemutan bahkan terkadang
suka terasa kebal, gatal-gatal (-) . Badan juga terasa lemas (+), pusing (-), pegalpegal (-), berat badan makin turun (+) 16 kg dalam waktu 6 bulan terakhir, batukbatuk lama (-), terdapat benjolan pada leher (-), BAB lancar tidak ada gangguan.
3.Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien diduga mempunyai penyakit DM sejak 4 tahun tidak terkontrol, riwayat
darah tinggi (-), riwayat hipotensi (-), riwayat TB paru (-), riwayat hipertiroid (-).
4.Riwayat Penyakit Keluarga :

Pada keluarga tidak ada yang mengidap enyakit DM namun sebelumnya


dikeluarga yaitu ibu, bapak, dan beberapa saudaranya yang meninggal karena
mengidap hipertensi.
5.Riwayat Alergi :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi seperti debu, makanan, cuaca dan obatobatan.
6.Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien tidak pernah mengkonsumsi obat untuk menurunkan kadar
gula darah
7.Riwayat Psikososial :
Sebelum sakit pasien sering sekali makan yang manis-manis dan dengan porsi
yang berlebih, suka sekali meminum suplemen seperti kukubima dan kratindeng
untuk menjaga agar tetap berstamina pada saat menyetir. Pasien jarang
berolahraga, sebelum sakit pasien juga mengaku merokok 2 bungkus sehari
III.

namun sekarang setelah sakit pasien berusaha mengurangi menjadi 3 batang/ hari
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
: Baik
2. Tanda Vital
:
Tekanan Darah : 130/90 mmHg (pre hipertensi)
Frekuensi Nadi : 92 kali/menit (normal)
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit (normal)
Suhu
: 36,80 C (normal)
3. Keadaan gizi
Berat Badan
: 56 Kg
Tinggi Badan
: 160 cm
BMI
: BB (kg)/ TB(m)2
56/(1.6)2 = 21,8
Kesan
: Gizi normal
b.

Pemeriksaan Klinis :
Kepala : normocepal, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah rontok.
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek cahaya (+/+), pupil
isokor.
Hidung : septum deviasi (-), sekret -/-, epistaksis -/-.
Telinga : bentuk normotia, serumen -/-, otorhea -/-.

Mulut

: mukosa bibir lembab (+), lidah kotor (-), tremor (-), stomatitis (-),

sianosis (-), perdarahan gusi (-).


Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-).
Paru
normochest, pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-).
vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-.
Jantung
ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula sinistra.
BJ I dan II murni reguler, gallop (-), murmur (-).
Abdomen
bising usus (+) normal. nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-.
Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-. Terdapat ulkus diabetikum pada
kaki kanan

IV.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gula darah terakhir dengan hasil 300 mg/dL

V.

Diagnosa Kerja
Diabetes Melitus Tipe II

VI.
Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa :
- Diet
- Edukasi
- Latihan Jasmani
2. Medikamentosa :
Metformin 3 x 1 p.c/bersama makan
VII. Prognosis
Quo Ad Vitam
Quo Ad Functionam
Quo Ad Sanactionam

: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam

B. PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR


Profil Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga

5 orang

inti
Nama

Ayah :

Mardani

53 tahun, (menikah), satu rumah

Ibu :
Rini
Anak :

50 tahun, ( menikah), satu rumah

Marina Ekayanti

28 tahun, (belum menikah), satu rumah


26 tahun, (belum menikah), satu rumah
18 tahun, (belum menikah), satu rumah

Riyadi
Pekerjaan

Kewarganegaraan
Sudah berkeluarga selama
berapa tahun
Tempat tinggal

Agama
Pendidikan terakhir
Pendapatan keluarga
(bapak dan ibu)

Rinda Rindani
Ayah
Ibu
Anak 1
Anak 2
Anak 3
WNI
30 tahun
Rumah sendiri
(Gelatik raya

Supir (sekarang tidak bekerja karna sakit)


Koki
Karyawan swasta di Bank Permata
Karyawan swasta di PT Telkom
Kuliah semester 1

Sudah tinggal dirumah tersebut sejak 20th

yang lalu
rt01/rw 03)
Islam
Ayah
SMA
Ibu
SMA
Rp 2.000.000,- s/d Rp 5.000.000,-/bulan
Namun semenjak bpk. Sakit dan tidak bekerja
Hanya Rp. 2000.000/ bulan

Genogram Keluarga

Tn.W (HT)

Ny.S (HT)

Tn.B

Ny.K

Ny.T (HT)

Tn.S (HT)

Tn.M (pasien)

Ny.R

Ny.L

(DM)

Nn.M

Tn.R

Nn.R

Menderita Diabetes
Laki Laki (Almarhum)
Laki Laki (Hidup)
Perempuan (Almarhum)
Perempuan (Hidup)

C. DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas ingin mengganti perban rutin, pasien mengaku
merasa sering lemas, penurunan berat badan sebanyak 16 kg selama 6 bulan terakhir.
Selain itu, pasien memiliki riwayat diabetes melitus sejak 4 tahun yang lalu.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik di dapat kan hasil pemeriksan tekanan
darah pasien 130/90 mmHg dan pemeriksaan penunjang gula darah 300 mg/dl,
didapatkan pasien diagnosis Diabetes Mellitus Tipe 2 dan pre hipertensi.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan


pasien)
Pasien tidak memiliki riwayat keturunan DM dari orang tua namun pasien memiliki
riwayatb keturunan hipertensi dari ayah dan ibu. Pasien rutin kontrol ke puskesmas.
Pasien sudah mengurangi konsumsi makan-makanan yang tinggi garam dan gula. Akan
tetapi pasien juga tidak pernah berolahraga. Saat ini pasien masih merokok 3 batang
sehari setelah akan, pasien juga sedang memikirkan mengenai biaya pendidikan anak
bunsunya yang masih kuliah semester 1 dan biaya anak sulungnya yang pada tgl 26
februari 2017 ini akan menika, sementara pasien hanya bergantung kepada istrinya.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien).
Pasien hanya tinggal sdengan istri dan anak-anak di rumahnya.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam
maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri.

BAB III
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Pada keluarga ini, penyusun mengambil kesimpulan kepala keluarga tersebut
terkena penyakit Diabetes Melitus karena keturunan pola gaya hidup yang tidak sehat,
serta kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialaminya. Anggota keluarga
yang lain juga bisa mengalami hal yang serupa bila keluarga tersebut kurang mengetahui
penyakit tersebut. Dari aspek lainnya seperti fungsi keluarga, perkembangan kehidupan,
aspek psikososial, sosial ekonomi, PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dan
pendidikan keluarga ini termasuk dalam kategori kurang baik.
B. Saran
Pasien dengan penyakit Diabetes Melitus minum obat secara teratur setiap harinya.
Sebaiknya seluruh anggota keluarga untuk mengingatkan dan memotivasi pasien untuk
minum obat secara teratur, diet rendah gula dan garam dan rutin kontrol ke Puskesmas.

LAMPIRAN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai