Anda di halaman 1dari 2

Kamu Dusta

Izinkan saya menulis kembali tulisan dari Ustadz Muhammad Faudzil Adhim,
penulis buku best seller yang berjudul Mencari Ketenangan di tengah
Kesibukan.

Semoga bermanfaat. Apa alasan saya menuangkannya kemabli di blog ini? Untuk
berbagi dan menjadi reminder tersendiri bagi jiwa-jiwa kita yang terkadang memiliki
tingkat kelembaban atau acapkali tetiba menjadi kerontang karena dosa dosa yagn
tiap detik kita kumpulkan. Kamu dusta?
Kita semakin tua. Setiap detik langkah kita adalah perjalanan menuju kematian.
Setiap detik hidup kita adalah kesaksian tetang iman kita. Di hari Kiamat yang
sebentar lagi datang, tak lama lagi dibanding umur dunia ini, kita akan
mempertanggungjawabkan semuanya. Ada orang-orang yang merasa beriman dan
memegang agama ini dengan kukuh, tapi Allah memasukkannya sebagi pendusta.
Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Kata Allah Taala di dalam Al
Quran surah Al-Maun,
Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miski. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong
dengan) barang berguna.
Kita termasuk pendusta agama, kalau tangan kita mau menengadah untuk
memanjatkan doa, tetapi kita genggam harta kita dari orang-prang yang
membutuhkan. Kita menipu dnegan shalat-shalat kita kalau keimanan itu tidak kita
sertai dengan kerelaan mengorbankan apa yang kita milikisedikit atau banyak
berupa barang yang berguna untuk orang lain. Kita tidak dianaggap beriman atau
iman kita tidak ada nilainya, kalau mulut kita bersyahadat tetapi tangan kita
mencengkeram sesuap nasi erat-erat. Padahal, kita memiliki tetangga yang
merintih kelaparan, sementara kita bisa tidak kuat bangun karena kekenyangan.
Termasuk pendusta orang-orang yang menganjurkan para fakir miskin agar
bersabar menanggung penderitaan, sementara kekayaannya yang berlimpah tidak
pernah ia izinkan untuk berkurang meski sangat sedikit- demi meringankan
penderitaan mereka. Termasuk mendustakan agama mereka yang tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin. Tetapi, amat besar murka Allah Azza
wa Jalla telah berikan kepada kita kemampuan untuk itu.
Astaghfirullahal azhim. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita.
Kita mengatakan beriman kepada-Ny, yakin betul akan Dia, tapi tak percaya
bahwa Dia akan memenuhi janji-Nya. Kita meyatakan diri beriman kepada Allah
yang Maha Pemurah, tapi kita amat bakhil kepada sesama. Bahkan hak orang lain
pun tidak kita keluarka. Kita menahan-nahan apa yang bukan menjadi milik kita
semata karena kita masih menemukan alasan bahwa orang yang hendak kita
berikan uluran tangan, belum sepenuhnya membutuhkan. Padahal, tipisnya
keyakinan itulah masalahnya.

Kita mengaku beriman kepada Allah yang Memberi rezeki tanpa dihitunghitung, tetapi untuk saudara kita yang ditimpa kemiskinan alangkah banyak yang
kita perhitungkan. Padahal, yang kita berikan hanyalah sedikit dari yang kita punya.
Padahal, yang kita berikan untuk saudara kita sekeluarga hanya seukuran sekali
makan siang kita di restoran.
Astaghfirullahal azhim, masih layakkah kita meminta kepada-Nya rezeki dari
arah yagn tak disangka-sangka?
Ah, diam-diam saya teringat dengan nasihat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
anhu, dan diam-diam pula saya merasa khawatir diri saya dan keluarga masih
termasuk orang-orang yang mendustaan agama. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
anhu pernah berkata, Dunia pergi berlalu, dan akhirat datang menyongsong,
dengan anak-anaknya masing-masing. Jadilah kalian anak-anak akhira, dan jangan
jadi anak-anak dunia. Sekarang amal tanpa perhitungan, besok perhitungan tanpa
amal.
Telah jauh perjalanan yang kita tempuh di dunia ini, sementara akhirat
bergerak semakin dekat dengan kita.telah banyak nikmat yang telah kita dapatkan,
sementara sedikit sekali yang sudah kita belanjakan di jalan yang disukai-Nya.
Padahal setiap tarikan nafas ada amanah-Nya, dan setiap tetes rezeki ada tanggung
jawab-Nya. Allah Taala berfirman :
Kemudian, sungguh kamu akan ditanya pada hari itu dari nikmat (yang kamu
peroleh hari ini). (QS At-Takatsur [102] :8)
Semoga kita bisa membaguskan amal-amal kita, sneyampang maut
belum datang menjemput.

Anda mungkin juga menyukai