Laporan Pendahuluan Anak
Laporan Pendahuluan Anak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit tersering yang menyebabkan
dehidrasi, terutama di negara-negara berkembang. Oleh sebab itu WHO
mengantisipasi keadaan tersebut dan sampai saat ini telah menunjukkan
perbaikan. Lebih kurang 4 miliar kasus diare di dunia pada tahun 1996,
terdapat 2,5 juta kasus berakhir dengan kematian dan sebagian besar (lebih
dari 90%) terjadi di negara-negara berkembang, 80% kematian akibat diare
tersebut terjadi pada anak usia di bawah dua tahun. Secara umum kematian
akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 per minggu, 6.000 per hari 4
setiap menit dan 1 kematian dalam 14 detik.
Di Indonesia, angka kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi
meskipun sudah ada penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Hasil survey rumah tangga (1995), baik di Jawa-Bali maupun di
luar Jawa-Bali, diare merupakan penyebab kematian nomor tiga kematian
pada bayi, setelah gangguan perinatal dan penyakit sistem pernafasan.
Menurut Adi Hidayat (1997) kematian yang disebabkan diare
mencapai 15% pada bayi dan 25% pada anak 1-4 tahun. Sedangkan
berdasarkan laporan kader dan fasilitator kesehatan, pada tahun 1998 angka
kematian akibat diare secara umum mencapai 23,57 per 1000 penduduk.
Menurut Haikun Rachmat, (2003), untuk menurunkan kesakitan dan
kematian karena penyakit diare, dibutuhkan adanya case management yang
berkualitas dan cepat, sehingga tata laksana kasus punya arti yang penting.
Mengingat, perawat bagian dari integrasi pelayanan yang langsung
berhubungan dengan klien dalam menangani masalah kesehatan masyarakat
termasuk diare, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang
diare sehingga diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan klien dan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memaparkan terkait asuhan keperawatan pada anak dengan diare.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan definisi diare
b. Memaparkan etiologi dan patofisiologi kasus diare
c. Memaparkan manifestasi klinis anak dengan diare
d. Memaparkan komplikasi pada kasus diare pada anak
e. Memaparkan WOC (Web Of Caution) diare pada anak
f. Memaparkan kemungkinan pengkajian pada anak dengan diare
g. Memaparkan ASKEP untuk anak dengan diare
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi diare
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998) dan
Ngastiyah (1997) , diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan
atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan
suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus.
2. Etiologi dan Patofisiologi Diare
a. Etiologi diare
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari
sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan
yaitu:
Faktor infeksi
Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:
infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit :
cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).
Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan
seperti
otitis
media
akut
(OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits,
Faktor malaborsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun
dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas),
jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
b. Patofisiologi diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan
bakteri
timbul
berlebihan
yang
selanjutnya
dapat
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare
yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler
kedalam cairan intraseluler.
Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya
gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan
absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
-
Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.
Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.
3. Manifestasi Klinis Diare
a.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
e.
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
f.
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
Derajat dehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan:
a. Kehilangan berat badan
1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
b. Skor Mavrice King
Bagian tubuh
Yang diperiksa
Keadaan umum
Gelisah, cengeng
Mengigau,
Apatis, ngantuk
atau syok
koma,
Kekenyalan kulit
Normal
Sedikit kurang
Sangat kurang
Mata
Normal
Sedikit cekung
Sangat cekung
Ubun-ubun besar
Normal
Sedikit cekung
Sangat cekung
Mulut
Normal
Kering
Denyut nadi/mata
Kuat <120
Sedang (120-140)
Lemas >40
Keterangan
-
c. Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan
Sedang
Berat
Kesadaran
Baik (CM)
Gelisah
Apatis-koma
Rasa haus
++
+++
N (120)
Cepat
Cepat sekali
Biasa
Agak cepat
Kusz maull
Agak cekung
Cekung
Cekung sekali
Agak cekung
Cekung
Cekung sekali
Biasa
Agak kurang
Kurang sekali
Normal
Oliguri
Anuri
Normal
Agak kering
Kering/asidosis
Gejala klinis
Keadaan umum
Sirkulasi
Nadi
Respirasi
Pernapasan
Kulit
Uub
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat
seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran
harus seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan
cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di
gambarkan sebagai berikut :
Kebutuhan
Umur
Berat Badan
Total/24 jam
Cairan/Kg BB/24
3 hari
3.0
250-300
jam
80-100
10 hari
3.2
400-500
125-150
3 bulan
5.4
750-850
140-160
6bulan
7.3
950-1100
130-155
9 bulan
8.6
1100-1250
125-165
1 tahun
9.5
1150-1300
120-135
2 tahun
11.8
1350-1500
115-125
4 tahun
16.2
1600-1800
100-1100
6 tahun
20.0
1800-2000
90-100
10 tahun
28.7
2000-2500
70-85
14 tahun
45.0
2000-2700
50-60
18 tahun
54.0
2200-2700
40-50
PWL
50
NWL
100
CWL
25
Jumlah
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250
Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)
5. WOC (Terlampir)
6. Pengkajian anak dengan diare
a. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu
menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur
2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena
infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak
menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari
pola makan dan perawatannya .
b. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x/harinya
i. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5
hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari
(diare kronis).
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan
susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan.
iv. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
v. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
vi. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
-
Pertumbuhan
o
o
-
Perkembangan
o
c. Pemeriksaan Fisik
i. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
ii. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
iii. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
umur 1 tahun lebih
iv. Mata : cekung, kering, sangat cekung
v. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal
atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan bisa minum
vi. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
vii. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
pada diare sedang .
a
Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
d. Pemeriksaan Penunjang
i. Laboratorium :
Diagnosa 1
keluaran
tak
aadekuat
untuk
membersihkan
sisa
metabolisme.
o Timbang berat badan setiap hari
Rasional/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama
dengan kehilangan cairan 1 lt
o Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3
lt/hr
Rasional/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
o Kolaborasi :
-
Kasih
saying
serta
pengenalan
diri
perawat
akan
DAFTAR PUSTAKA
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6.
EGC. Jakarta.