Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

TINEA KORPORIS

Oleh :
SUGIH PRIMAS ADJIE
1102011267

Pembimbing :
dr. Shinta Maulida, Sp.KK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD SUBANG
TAHUN 2017

I.

IDENTITAS PASIEN
II. Nama
: Ny. Y
III. Umur
: 52 Tahun
IV. Jenis Kelamin : Perempuan
V.
Alamat
: Blok Manasuka RT 35 RW 08 Kel. Cigadung,
Subang
VI. Pekerjaan
: PNS
VII. Suku Bangsa : Jawa
VIII.
Agama
: Islam
IX. Status Pernikahan
: Menikah
X.
XI.
XII.

II. ANAMNESIS

XIII.

Anamesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 12 Januari

2017 pukul 10.15 WIB .


XIV.
1. Keluhan Utama
XV.

Timbul beruntus kemerahan pada perut kiri bawah yang disertai

gatal.
XVI.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


XVII.

Pasien datang ke poliklinik kulit kelamin RSUD Ciereng

Subang dengan keluhan terdapat beruntus berwarna merah disertai gatal pada
perut kiri bawah yang disertai gatal sejak 7 hari yang lalu. Awalnya beruntus
kemerahan tersebut terasa gatal terutama saat berkeringat sehingga pasien
sering menggaruknya dan semakin lama beruntus tersebut semakin meluas
pada ketiak, punggung dan paha. Terdapat bintil bintil dan kemerahan pada
tepi beruntus dan warna gelap pada tengah beruntus tersebut. Pasien bekerja
sebagai pelatih senam dan sering memakai pakaian ketat serta berkeringat.
XVIII.
Keluhan lain seperti demam, batuk pilek maupun gigi
berlubang disangkal. Pasien menyangkal pernah mengalami kelainan kulit
yang berkepanjangan seperti ini sebelumnya
XIX.
Timbulnya beruntus tambahan

disangkal.

Pasien

menyangkal adanya lapisan kulit yang mengelupas. Pasien menyangkal


adanya perubahan warna kulit sebelum beruntus muncul.

XX.

Pasien mengaku belum pernah berobat ke dokter maupun

mencoba mengobati penyakitnya. Pasien memiliki kebiasaan mandi dua kali


sehari dan mengganti pakaian satu kali sehari. Pasien tidak pernah bergantian
pakaian maupun handuk dengan orang lain.
XXI.
XXII.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

XXIII. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gejala seperti ini


sebelumnya.
XXIV.
XXV.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami gejala

yang yang sama seperti pasien.


XXVI.
XXVII.

III. PEMERIKSAAN FISIK

XXVIII. Keadaan Umum


: Baik
XXIX. Kesadaran
: Compos Mentis
XXX.
Keadaan Gizi : Cukup
XXXI. Tanda Vital
XXXII. Nadi
: 90 x/menit
XXXIII. Napas
: 20 x/menit
XXXIV. Suhu
: Afebris
XXXV. Tensi
: 120/80 mmHg
XXXVI. Kepala
: Normocephale
XXXVII. Mata
: Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/XXXVIII.Leher
: Dalam batas normal, KGB tidak ada pembesaran
XXXIX. Pulmo
: Bunyi nafas vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/XL.
Jantung
: BJ I dan II regular, Murmur (-), Gallop (-).
XLI.
Abdomen
: Datar, Nyeri tekan (-)
XLII.
Ekstermitas : Edema tungkai -/- (Lihat Status Dermatologikus)
XLIII.
XLIV.
XLV.
XLVI.
XLVII.
XLVIII.

IV. STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi
Ad regio

: Lokalisata
: Tungkai kanan bawah bagian belakang

Sifat lesi

: Terdapat lesi soliter, numular, berbentuk bulat, tepi tidak

aktif, berbatas tegas, dengan lesi kering, central healing

Efloresensi

: Makula eritem, papul disertai skuama.


XLIX.
L.

LI.
LIV.

LII.
LIII.
Gambar 1.1 lesi pada perut kanan bawah

LV.
LVI.
LVII.
LVIII.
LIX.
LX.

Gambar 1.2 Lesi pada punggung

LXI.
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.
LXVII.

STATUS VENEROLOGIKUS
Tidak dilakukan
Gambar 1.3 Gambaran mikroskopik hasil
LXVIII.
kerokan
kulit
LXIX. V.
RESUME
LXX.
Pasien datang dengan keluhan terdapat beruntus berwarna
merah disertai gatal pada perut kanan bawah sejak 7 hari yang lalu. Awalnya
beruntus kemerahan tersebut terasa gatal terutama saat berkeringat sehingga
pasien sering menggaruknya dan semakin lama beruntus tersebut semakin
meluas, terdapat bintil bintil pada tepi beruntus tersebut. Keluhan lain
seperti demam, batuk pilek maupun gigi berlubang disangkal. Timbulnya
beruntus tambahan disangkal. Pasien mengaku belum pernah berobat ke
dokter. Pasien memiliki kebiasaan mandi dua kali sehari dan mengganti
pakaian satu kali sehari. Pasien tidak pernah bergantian pakaian maupun
handuk dengan orang lain.

LXXI. Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan status dematologikus didapatkan distribusi lokalisata, lokasi
pada tungkai kanan bawah bagian belakang, sifat lesi soliter, numular
berbentuk bulat, tepi aktif, berbatas tegas, dengan lesi kering, central healing.
Efloresensi berupa makula eritem, papul disertai skuama.
LXXII.
LXXIII. VI. DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Numularis
Pitiriasis Rosea
Psoriasis
LXXIV.
LXXV.VII. DIAGNOSIS KERJA
LXXVI. Tinea Korporis
LXXVII.
LXXVIII. VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG USULAN

Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 20 %


Pemeriksaan dengan lampu wood

LXXIX.
LXXX.
LXXXI.

IX. PENATALAKSANAAN

LXXXII. Terapi umum :


Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit ini adalah penyakit yang
disebabkan oleh jamur.

Memberi tahu pasien untuk menggunakan obat secara teratur dan


tidak menghentikan pengobatan tanpa seizin dokter.

Menyarankan pasien untuk menjaga kebersihan tubuh.

Menganjurkan pasien untuk memakai celana yang menyerap keringat.

LXXXIII.
LXXXIV. Terapi khusus :
LXXXV. 1. Topikal
LXXXVI.
Ketokonazol 2 % 2 x sehari dioles pada lesi
LXXXVII.
2. Sistemik
LXXXVIII. Loratadine 1 x 10mg / hari
LXXXIX.
XC. X. PROGNOSIS

Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: Ad bonam
: Ad bonam
: Dubia ad bonam

XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.

Anda mungkin juga menyukai