Perbedaan Skala Nyeri Kalai Hypnotherapy
Perbedaan Skala Nyeri Kalai Hypnotherapy
SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN NORMAL
PERVAGINAM KALA I FASE AKTIF YANG DILAKUKAN
HYPNOBIRTHING DAN TANPA HYPNOBIRTHING
PADA NULLIPARA DI RUMAH BERSALIN
TANTRI CILACAP
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Pekajangan-Pekalongan
Pada tanggal :
...........................
Penguji I
Penguji III
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi penelitian ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademis di suatu Institusi
Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian
hari diketahui adanya plagiasi, maka saya siap untuk mengganti topik penelitian yang
akan saya lakukan dan pengunduran pengambilan skripsi di tahun yang akan datang.
iv
MOTTO
Masa Depan Bukanlah Suatu Tempat, Melainkan
Suatu Keadaan Yang Sedang Kita Ciptakan.
Mulailah Menciptakan Impian Masa Depan Melalui
Hati, Pikiran Dan Kemudian Mewujudkannya Melalui
Usaha Keras Dan Cerdas
Bukan karena hal yang sulit sehingga kita tidak
berani, tapi karena kita tidak berani maka hal
tersebut terasa sulit
Tersenyumlah...agar semua orang bahagia
Tertawalah...agar semua beban terhempaskan
Berdoalah...agar selalu diberi kesabaran dan
keikhlasan
Sesungguhnya yang menentukan jalanmu adalah
dirimu
sendiri,
maka
janganlah
selalu
menggantungkan dirimu pada orang lain
Kesuksesan tidak akan teraih tanpa
kesungguhan dan pengorbanan
"Mulailah hari ini dengan blueprint mental untuk
menghasilkan karya terbaik bagi sesama. Tanam
benih keyakinan dalam hati, peliharalah dengan
niat dan komitmen, wujudkan dengan tindakan dan
ketetapan hati." Salam Sukses Mulia.
PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan dan
segalanya.
Keluarga besar yang Laely sayangi, terima kasih banyak atas
dukungan dan semangatnya.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa melaksanakan dan
menyelesaikan skripsi dengan judul perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal
pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing
pada nullipara yang dilaksanakan di kota Cilacap pada tahun 2009.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program
studi S1 keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamadiyah Pekajangan.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini banyak hal yang penulis
hadapi, berkat bimbingan, dorongan dan kerja sama dari berbagai pihak serta usaha
dari penulis sendiri, maka semuanya dapat penulis hadapi sampai terselesaikannya
skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1.
Kepala rumah bersalin TANTRI yang telah memberikan ijin untuk mengadakan
penelitian.
2.
Mokhammad Arifin, Skp. Mkep., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, sekaligus sebagai pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
vii
3.
4.
5.
Neti Mustikawati, Skep. Ns, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam penulisan skripsi.
6.
Dosen dan Staff, pegawai perpustakaan yang telah membantu dalam penyediaan
buku-buku.
7.
Bapak dan ibuku yang telah memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi.
8.
sempurna, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan selanjutnya. Dengan segala asa yang ada, semoga skripsi ini bermanfaat
dan terima kasih kepada pembaca yang budiman.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................
iv
KATA PENGANTAR......................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
xi
xii
ABSTRACK.................................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................
ix
11
B. Persalinan Pervaginam...................................................................
15
C. Konsep Nyeri.................................................................................
19
23
E. Hypnobirthing ...............................................................................
28
F. Penelitian Terkait...........................................................................
36
37
38
38
40
41
42
D. Etika Penelitian..............................................................................
44
46
47
47
51
B. Pembahasan....................................................................................
56
61
B. Saran................................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1:
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penjelasan tentang penelitian
Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden
Lampiran 3. Panduan hypnobirthing
Lampiran 4. Lembar observasi (A)
Lampiran 5. Lembar observasi (B)
Lampiran 6. Statistik Umur
Lampiran 7. Statistik dilakukan hypnobirthing
Lampiran 8. Statistik tanpa hypnobirthing
Lampiran 9. Permohonan ijin penelitian
Lampiran10. Surat keterangan melakukan penelitian di rumah bersalin TANTRI
Cilacap
xiv
Differences in Pain Scale in Normal Vaginal Childbirth Stage One Active Phase with
and withouth Hypnobirthing Method in Nullipara at TANTRI Maternity House
Cilacap in the year 2009
Laely Ria Adkhaini, Sigit Prasojo, Neti Mustikawati
ABSTRACT
Pain in childbirth is a physiological process, but it may cause fear and anxiety. Pain
can be relieved either pharmacologically or non pharmacologically. In non
pharmacological ways, it uses hypnobirthing method. One maternity house using
hypnobirthing method is TANTRI Maternity House in Cilacap. The purpose of this
study was to determine differences in pain scale in a normal vaginal delivery at stage
one active phase with and without hypnobirthing method in nullipara.
This study used accidental sampling with pre-experimental approach static group
comparison. Research was conducted from October 23 to December 30, 2009. Data
collection was done through direct observation with 40 samples of respondents.The
analyses used univariate and bivariate with independent statistical sample T-test to
examine the average difference in the two groups.
The research found the average pain of hypnobirthing method 0.40, while the pain
without hypnobirthing was 4.50. In independent samples T-test values were obtained
(0.000) < (0.05) so that Ho was rejected. It could be concluded that there was a
significant difference in the level of pain between normal vaginal delivery stage one
active phase and the delivery with hypnobirthing method in nullipara.
Suggestion for health workers, especially midwives and nurse in order to inform their
clients on how to cope with labor pain at the delivery.
Key words
: Labor pains, hypnobirthing method
Bibliography
: 7 websites, 32 books
Number of pages : xii, 60 pages, table 3.1 to table 5.7, figure 2.1, 2.2 and 3.1,
Appendix IX
xv
Perbedaan Skala Nyeri Pada Persalinan Normal Pervaginam Kala I Fase Aktif
Yang Dilakukan Hypnobirthing dan Tanpa Hypnobirthing Pada
Nullipara di Rumah Bersalin Tantri Cilacap Tahun 2009
Laely Ria Adkhaini, Sigit Prasojo, Neti Mustikawati
ABSTRAK
Nyeri pada persalinan merupakan suatu proses yang fisiologis, tapi dapat
menimbulkan ketakutan dan kecemasan. Nyeri dapat dihilangkan secara
farmakologis dan non farmakologis. Cara non farmakologis dengan menggunakan
metode hypnobirthing. Data rumah sakit atau rumah bersalin yang menggunakan
persalinan dengan metode hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing adalah rumah
bersalin TANTRI yang ada di Cilacap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan skala nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif yang
dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara.
Penelitian ini menggunakan accidental sampling bersifat pra-eksperimental dengan
pendekatan eksperimen statistik group comparison. Penelitian dilakukan pada
tanggal 23 Oktober-30 Desember 2009, pengumpulan datanya observasi langsung
dengan jumlah sampel 40 responden. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat
dengan uji statistik independent sample T-test yaitu untuk menguji perbedaan ratarata dua kelompok.
Hasil penelitian didapatkan rata-rata nyeri yang dilakukan hypnobirthing adalah 0,40,
sedangkan nyeri tanpa hypnobirthing 4,50 pada independent sample T-test
didapatkan nilai value : (0,000) < (0,50) sehingga Ho ditolak, maka dapat
disimpulkan ada perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I
fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara.
Saran bagi tenaga kesehatan terutama bidan dan perawat hendaknya memberi
informasi tentang cara mengatasi nyeri persalinan pada kehamilan menjelang
persalinan.
Kata Kunci
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Butil
Bromida
untuk
mengurangi
Nyeri
Persalinan.
dengan anestesi umum, namun pengertian ini tidak tepat karena hilangnya
sensasi secara total dapat dicapai dengan berbagai cara.
Analgesia dalam persalinan merupakan suatu problema yang unik.
Sebuah persalinan dimulai tanpa adanya peringatan, dan anestesi dalam
kebidanan mungkin diperlukan meskipun penderita baru saja selesai makan.
Lebih lanjut lagi, pengosongan lambung menjadi lebih lambat selama kehamilan
dan bahkan menjadi sangat lambat selama persalinan terutama setelah diberikan
analgesia. Muntah dengan aspirasi cairan lambung adalah ancaman yang serius
dan sering menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas maternal.
Ada tiga prinsip yang sangat esensial pada penghilang nyeri di
kebidanan yaitu, mudah, aman bagi ibu, dan aman bagi fetus. Wanita yang
mendapat analgesi dalam bentuk apapun harus dimonitor secara ketat. Karena
resikonya bervariasi tergantung dari tipe analgesi yang dipilih. Monitor yang
baik setelah pemberian anestesi spinal atau epidural anestesi termasuk
pengukuran berkala tekanan darah, level anestesi, dan pengukuran oksigenasi
dari ibu dengan menggunakan pulse oksimeter. Pengendalian nyeri dengan
menggunakan farmakologi lebih mahal dan mempunyai efek samping pada ibu
dan bayi (http://www.bluefame.com. Diakses 22 Maret 2009).
Cara-cara yang dilakukan harus memenuhi berbagai persyaratan antara
lain aman, efektif dan mempunyai angka kepuasan yang tinggi, efek samping
ibu minimal dan tidak menyebabkan gejala sisa pada ibu maupun bayi (Suhair,
dkk, 2008, Perbandingan Evektifitas Tentang Transdermal dengan Plasebo
sebagai Analgesia pada Persalinan Kala I Fase Aktif. http://www.Obsginunsri.org. Diakses tangal 21 Maret 2009). Menurut potter (2005: 1531) metode
nonfarmakologi antara lain distraksi, biofeed back, hipnosis-diri, mengurangi
persepsi nyeri, serta stimulasi kutaneus (masase, mandi air hangat, kompres
panas atau dingin, dan stimulasi saraf elektrik transkutan). Pengendalian nyeri
nonfarmakologi lebih murah, simpel, efektif, dan tanpa efek yang merugikan,
metode ini juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu
dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya (Arifi, 2007, Teknik Akupuntur
pada Nyeri Persalinan, http://lely-nursing-info.blogspot.co.id. Diakses 26 Maret
2009).
Intervensi untuk mengurangi ketidak-nyamanan atau nyeri selama persalinan
nonfarmakologi yang salah satunya dengan menggunakan teknik relaksasi
menurut Dick-Read dan Lamage (1944) bahwa nyeri persalinan yang
disebabkan oleh sindrom takut, tegang dan nyeri (fear-tension-paint-syndrome)
dapat dikurangi dengan berbagai metode yaitu menaikkan pengetahuan ibu-ibu
hamil tentang hal-hal yang akan terjadi pada suatu persalinan (Bobak, 2004,
Maternity Nursing, http://health.discovery.com. Diakses tanggal 13 Maret
2009).
Berbagai tindakan keperawatan dapat dilakukan untuk meringankan
nyeri yang dirasakan ibu bersalin untuk mencegah terjadinya
komplikasi
relaksasi, jalan lahir untuk janin akan lebih mudah terbuka sehingga ibu tidak
akan terlalu kelelahan saat melahirkan. Jadi dengan latihan relaksasi yang rutin,
ibu akan terbiasa pada kondisi ini dan akan sangat terbantu dalam proses
persalinannya (Andriana, 2007: 37).
Penelitian yang sejenis adalah Yuliatun (2008), meneliti tentang
pengalaman ibu yang dilakukan metode hypnobirthing saat persalinan, dengan
menggunakan wawancara. Hasil penelitian tersebut adalah sebagian besar ibu
yang mengalami persalinan dengan cara metode hypnobirthing tidak merasakan
sakit karena tidak ada robekan pada jalan lahir maupun luka episiotomi,
sehingga ibu yang setelah melahirkan bisa langsung melakukan aktifitas seperti
biasa.
Menurut data pada bulan agustus 2008 di daerah Jawa Tengah terdapat
beberapa rumah sakit atau rumah bersalin yang menggunakan persalinan dengan
metode hypnobirthing diantaranya rumah bersalin Margo Waluyo di Solo,
rumah sakit Happyland di Yogyakarta, rumah bersalin TANTRI di Cilacap,
rumah sakit YAKKUM di Kebumen, dari data tersebut peneliti akan melakukan
penelitian di rumah bersalin TANTRI Cilacap dengan alasan, karena rumah
bersalin TANTRI Cilacap mempunyai dua metode persalinan yaitu persalinan
normal dengan menggunakan metode hypnobirthing dan tanpa menggunakan
metode
hypnobirthing
sehingga
dapat
mempermudah
peneliti
untuk
membandingkan perbedaan tingkat nyeri pada persalinan kala I fase aktif yang
dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara (Pro Vclinic,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
Adakah perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase
aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara di
rumah bersalin TANTRI Cilacap tahun 2009 .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal
pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing pada nullipara di rumah bersalin TANTRI Cilacap tahun
2009 .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat nyeri pada persalinan kala I fase aktif yang
dilakukan hypnobirthing pada nullipara di rumah bersalin TANTRI Cilacap.
b. Untuk mengetahui tingkat nyeri pada persalinan kala I fase aktif tanpa
hypnobirthing pada nullipara di rumah bersalin TANTRI Cilacap.
c. Untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal
pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing pada nullipara di rumah bersalin TANTRI Cilacap.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan ketrampilan dalam
bidang penelitian khususnya tentang Perbedaan tingkat nyeri pada persalinan
normal pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing pada nullipara di rumah bersalin TANTRI Cilacap.
2. Bagi institusi
Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan
untuk
10
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERKAIT
A. Persalinan
1.
Definisi persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir. Persalinan dianggap normal jika proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006: 100).
2.
11
12
13
14
masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot
dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Wanita merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk lagi di luar his. Dan kekuatan
mengejan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di daerah
simfisis, dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi.
Pada nullipara kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada primipara
rata-rata 0,5 jam (Hanifa, dkk, 2005: 182-186).
c.
d.
Persalinan kala IV
Pasien tetap dirawat di kamar bersalin selama 1 jam dibawah
pengawasan ketat. Diperiksa kalau ada perdarahan: tekanan darahnya
15
diukur dan nadinya dihitung. Kala III dan jam berikutnya lebih
berbahaya untuk ibu dari pada waktu-waktu lainya.
Sebelum meninggalkan pasiennya, dokter harus mengerjakan
hal-hal berikut:
1)
Melihat
introitus
untuk
mengetahui
bahwa
tidak
ada
perdarahan.
3)
baik.
4)
baik dan warna tonusnya normal (Oxorn & Forte, 2003: 124).
B. Persalinan Pervaginam
Pada persalinan pervaginam normal memang disertai rasa sakit yang
sangat hebat, rasa sakit itu di karenakan adanya aktifitas besar di dalam tubuh
guna mengeluarkan bayi. Karena otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong
bayi keluar. Otot-otot rahim (kantong muskular yang bentuknya menyerupai
buah pir terbalik) menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap
kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubik menerima
tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi, ketika bergerak ke bawah saluran
lahir juga menyebabkan tekanan semua ini terasa menyakitkan bagi
ibu(Danuatmadja & Melliasari, 2006: 2).
16
17
b. Faktor psikologis
1) Ibu melahirkan sendiri tanpa pendamping.
2) Ibu mengalami keletihan.
3) Ibu haus dan lapar.
4) Ibu berfikir tentang sakit.
5) Ibu stres, tegang, dan cemas selama kontraksi.
6) Ibu takut pada hal-hal yang belum di ketahui.
7) Ibu mengasihani diri sendiri.
2. Faktor resiko persalinan normal pervaginam
Persalinan pervaginam resiko menyebabkan depresi pascapartum,
gejalanya antara lain (Varney, dkk, 2002: 273):
1)
2)
3)
18
Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi jika pembuluh darah tidak diikat dengan baik.
b.
Hematoma
Retensi urin
Infeksi
19
C. Konsep Nyeri
1.
Definisi nyeri
Istilah nyeri sulit didefinisikan karena nyeri merupakan sensasi yang
bersifat subjektif. The International Association for the Study of Pain (IASP),
nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang bersifat
aktual dan potensial (Setyohadi, dkk, 2007: 1166). Menurut Mahon (1994)
dari buku fundametal keperawatan, bahwa nyeri merupakan suatu kondisi
yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus
tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Stimulus nyeri
dapat berubah menjadi stimulus yang bersifat fisik atau mental, sedangkan
20
kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang
individu (Potter, 2006: 1502).
Dari beberapa pengertian diatas nyeri dapat disimpulkan sebagai
faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk
pulih dari suatu penyakit.
1. Fisiologi nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara
yang paling baik untuk memahami pengalaman yang nyeri, akan untuk
menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut, yakni: resepsi, persepsi, dan
reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut syaraf
perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute syaraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di
medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel syaraf inhibitor
mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mecapai otak atau ditransmisi tanpa
hambatan ke korteks serebral. sekali stimulus nyeri mencapai ke korteks
serebral, maka otak menginterprestasi kualitas nyeri dan memproses
informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi
kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Potter, 2006: 1504).
1)
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri (Uliyah & Hidayat, 2006: 130).
1. Arti nyeri
21
seseorang
menahan
nyeri.
Faktor
yang
dapat
Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain (Setyohadi, dkk. 2007: 166):
a) Nyeri akut
Yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah
penyembuhan.
b) Nyeri kronik
Yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses
penyembuhan sudah selesai.
22
3)
0
1
Tidak ada nyeri
4
5
6
Nyeri sedang
9
10
Nyeri hebat
23
Gambar 2.1 Skala analog visual untuk menilai intensitas nyeri dengan
menggunakan skala numerik.
Wong dan Baker (1988) dalam buku Fundamental, mengembangkan
skala wajah untuk mengkaji nyeri. Skala tersebut terdiri dari enam wajah
yang sedang tersenyum tidak merasa nyeri kemudian secara bertahap
meningkat menjadi wajah yang sangat ketakutan nyeri yang sangat,
klasifikasinya sebagai berikut.
Skala 0 (tidak sakit) ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum,
skala 2 (sedikit sakit) ekspresi wajahnya kurang bahagia, skala 4 (lebih
sakit) ekspresi wajahnya meringis, skala 6 (lebih sakit lagi) ekpresi
wajahnya sedih, skala 8 (jauh lebih sakit) ekspresi wajahnya sangat
ketakutan, skala 10 (benar-benar sakit) ekspresi wajahnya sangat ketakutan
dan sampai menangis (Potter, 2005: 1520).
24
1.
takut,
cemas,
dan
tegang
memicu
produksi
hormon
25
Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah
lumbal punggung dan menurun ke paha, biasanya pada ibu persalinan
merasakan nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada
saat interval antar kontraksi (Komalasari, 2005: 253).
2. Penanganan nyeri pada persalinan
a. Metode farmakologi
Menurut Mander (2004), penanganan nyeri persalinan secara
farmakologi antara lain analgesia inhalasi; mengisap asap dari zat
alami, seperti bunga opium, kloroform, metoksifluran (0,35%),
triklokoretilen (0,25% -1%) dan kombinasi diniterogen oksida dan
oksigen yang telah di campur diberikan dengan alat entonox. Analgesia
opioid; obat narkotik yang digunakan untuk terapi secara legal, dengan
menerapkan peraturan obat terkontrol. Anestia regional; pemberian
anestesi local, opioid atau kombinasi keduanya.
Metode ini memberikan fleksibilitas yang besar dalam
penatalaksanaan nyeri, kerja dan efek obat yang di gunakan pada
persalinan normal pervaginam ini adalah uterotonin atau oksitosik, yang
menyebabkan uterus berkontraksi. Oksitoksin adalah uterotonin
endogen dari lobus postrior kelenjar hipofisis. Uterotonin oksigen
meliputi bentuk-bentuk sintesis oksitoksin, ergot dan prostaglandin.
Bentuk sintesis oksitoksin (pitocin, oxytocin, syntocinon)
menstimulasi kontraksi intermiten. Obat-obat ini memiliki sedikit
sampai tidak ada efek tehadap tekanan darah jika di berikan secara intra
26
Distraksi
Mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain dan dengan
27
Hipnosis diri
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh
damai.
Individu
memasuki
keadaan
rileks
dengan
28
Stimulasi kutaneus
Stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri
masase, mandi air hangat, kompres panas atau dingin dan stimulasi
syaraf elektrik transkutan (TENS) merupakan langkah-langkah
sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri.
E. Hypnobirthing
1.
Definisi Hypnobirthing
Hypnobirthing terdiri dari kata hypno (dari hipnosis) dan birthing yang
29
Manfaat Hypnobirthing
a. Bagi ibu.
1)
Mengurangi
kemungkinan
terjadinya
7)
30
9)
2008.
Terapi
Hypnobirthing.
http://www.pro-
31
b.
Relaksasi
Relaksasi ini dengan cara, duduklah di kursi atau sofa yang
32
biarkan lengan dan tangan anda terkulai di sisi tubuh anda (Mongan,
2007: 135).
c.
Visualisasi
Teknik visualisasi dasar pada hynobirthing. Seorag ibu semestinya
d.
Pendalaman
Teknik-teknik ini terbukti sangat efektif dalam memperdalam
relaksasi ke suatu titik dimana tubuh sang ibu lemas secara total dan ia
berada dalam keadaan hampir amnesia. Latihan-latihan yang akan anda
lakukan bersama pelatih akan membantu anda mencapai tingkat relaksasi
mendala yang akan membantu anda menjelang selesainya masa
kehamilan dan mulainya penggunaan pernapasan persalinan relaksasi
total ini memungkinkan ibu masuk ke dalam tumbuhnya dan bayinya.
Seorang ibu sering kali tetap berada dalam situasi mendalam ini selagi ia
menghembuskan bayinya ke bawah melalui jalan lahir hingga saat si bayi
muncul.
Untuk melatih kombinasi teknik ini, bernapaslah hingga anda
masuk ke dalam relaksasi. Setelah dengan nyaman merasa kan tubuh
33
anda lemas, itu berarti anda siap untuk melangkah maju (Mongan, 2007:
153).
4. Melatih hypnobirthing
Dirumah
bersalin
TANTRI
di
Cilacap,
persalinan
metode
34
35
antusias menyambut kelahiran sang bayi. Sejalan dengan itu, otot-otot tubuh
jadi tidak begitu tegang saat persalinan belangsung sehingga ibu hanya
merasakan nyeri yang paling minimal atau bahkan tidak merasa sakit sama
sekali. Karena terprogramya pikiran ibu untuk tidak panik dan tidak tegang
untuk membiarkan semuanya berjalan secara alami.
Saat hendak menuntaskan latihan hypnobirthing tegangkan otot-otot
lalu kembalikan ke kondisi rileks. Tariklah napas panjang, kemudian
buanglah napas perlahan-lahan melalui hidung. Lalu, kembalikan diri ibu ke
keadaan normal dan siap beraktivitas, atau tidurlah jika ibu melakukan
latihan sebelum tidur. Dengan cara ini, setiap hari ibu akan merasa lebih
segar dan terfokus dalam melakukan pekerjaan.
Ibu dapat melatih relaksasi hypnobirthing dengan membayangkan
atau melakukan visualisasi. Berfantasilah sebebas-bebasnya, selama fantasi
tersebut
dapat
memberikan
ketenangan
pikiran.
Dan
ibu
bisa
36
kontraksi
datang,
ibu
memulai
sebuah
proses
yang
F. Penelitian Terkait
Penelitian yang sejenis adalah Yuliatun (2008), meneliti tentang
pengalaman ibu yang di lakukan metode hypnobirthing saat persalinan, tujuan
penelitian ini untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman ibu yang
dilakukan hypnobirthing saat persalinan. Penelitian dengan metode kualitatif ini
menggunakan pendekatan fenomenologi dan pengumpulan data dengan teknik
wawancara, metode yang digunakan untuk analisa data yaitu metode Coalizzi.
Hasil penelitian tersebut adalah sebagian besar ibu yang mengalami persalinan
dengan cara metode hypnobirthing tidak merasakan sakit karena tidak ada robekan
pada jalan lahir maupun luka episiotomi, sehingga ibu yang setelah melahirkan
bisa langsung melakukan aktifitas seperti biasa.
Perbedaan dengan penelitian terkait adalah dalam varabel, lokasi dan
waktu penelitian. Penelitian kali ini dilakukan di Cilacap. Penelitian ini bersifat
37
pra-experiment
dengan
sampel
sebanyak
40,
yang
dilakukan
metode
38
BAB III
KERANGKA KERJA
12)
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitin-penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2002: 69). Pada penelitian ini terdiri dari tiga konsep.
Konsep yang diajukan dalam kerangka kerja penelitian, yaitu konsep persalinan
normal pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing, yang merupakan variabel bebas (independent) dan konsep skala
tingkat nyeri yang merupakan variabel terikat (dependent).
Adapun kerangka kerja penelitian ini di kembangkan berdasarkan
tinjauan pustaka pada BAB II, yaitu:
Variabel bebas
Variabel terikat
dilakukan
hypnobirthing
skala nyeri
tanpa
hypnobirthing
Gambar 3.1:
37
39
5. Hipotesis Perbedaan
Sebagai pedoman kerja yang dijadikan arah dalam menetapkan
variabel, mengumpulkan data, mengolah data, dan mengambil keputusan,
peneliti menetapkan sebuah hipotesis. Hipotesis dapat juga dibedakan
berdasarkan hubungan atau perbedaan dua variable. Hipotesis perbedaan
menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan di antara dua variabel
(Notoatmodjo, 2002: 78). Dalam penelitian ini, peneliti menentukan hipotesa
sebagai berikut: ada perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal
pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing pada nullipara.
A. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Nursalam (2008) adalah definisi
berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan
tersebut. Definisi operasional menurut Azis (2003) adalah mendefinisikan
variabel secara operasional; dan berdasarkan karakteristik yang diamati,
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau fenomena dengan
parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.
Agar variabel-variabel ini dapat diukur, maka perlu adanya
pembatasan yang bersifat opersional pada variabel independent dan variabel
dependent.
40
Tabel 3.1
No
1.
2.
Definisi
Operasional
Persalinan
Suatu metode,
normal
dimana
ibu
pervaginam pada
kala I fase persalinan
aktif yang normal
dilakukan
pervaginam
hypnobirthi kala I fase
ng
pada aktif
di
nullipara.
bimbing
dengan teknik
relaksasi untuk
mengurangi
rasa nyeri dan
robekan pada
perineum.
Variabel
Persalinan
normal
pervaginam
kala I fase
aktif tanpa
hypnobirthi
ng pada
nullipara.
Suatu metode,
dimana
ibu
pada
persalinan
normal
pervaginam
kala I fase
aktif tanpa di
bimbing
teknik
relaksasi.
Cara ukur
Hasil ukur
Skala
Menggunakan
lembar
observasi
tingkat nyeri
berdasarkan
Wong Beker
FALES Pain
Rating Scale
yang terdiri
dari 6 ekspresi
wajah
yang
mengandung
skala nyeri
0-5.
Skala
tingkat Rasio
nyeri
yang
dilakukan
tindakan
hypnobirthing
0 : tidak sakit
1 : sedikit sakit
2 : lebih sakit
3 : lebih sakit lagi
4 : jauh lebih
sakit
5 : benar-benar
sakit
Menggunakan
lembar
observasi
tingkat nyeri
berdasarkan
Wong Beker
FALES Pain
Rating Scale
yang terdiri
dari 6 ekspresi
wajah
yang
mengandung
skala nyeri
0-5.
Skala
tingkat Rasio
nyeri yang tanpa
tindakan
hypnobirthing.
0 : tidak sakit
1 : sedikit sakit
2 : lebih sakit
3 : lebih sakit lagi
4 : jauh lebih
sakit
5 : benar-benar
sakit
41
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat pra-eksperimental dengan bertujuan untuk
mengetahui perbedaan persalinan normal pervaginam kala I fase aktif yang
dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara di rumah
bersalin TANTRI Cilacap. Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah menggunakan pendekatan eksperimen Statik Group
Comparison. Pengelompokan anggota-anggota kelompok eksperimen dilakukan
berdasarkan total populasi. Kemudian kelompok eksprimen menerima perlakuan
(X) yang diikuti dengan pengukuran kedua atau observasi (2). Hasil observasi ini
kemudian dikontrol atau dibandingkan dengan hasil observasi pada kelompok
kontrol yang tidak menerima program atau intervensi (Notoatmodjo, 2002: 164165).
Kelompok eksperimen
Perlakuan
Postes
02 (a)
02 (b)
Kelompok kontrol
41
42
Keterangan:
X
: perlakuan
02 (a)
02 (b)
Waktu
Waktu penelitian selama 13 bulan yaitu bulan Maret 2009 sampai
bulan maret 2009 dengan tahap-tahap sebagai berikut:
2. Tempat
Peneliti melakukan penelitian di rumah bersalin TANTRI di kota
Cilacap, karena rumah bersalin TANTRI Cilacap mempunyai dua metode
persalinan yaitu persalinan normal pervaginam dengan menggunakan metode
43
44
45
kriteria ekslusi
D. Etika Penelitian
Setelah
mendapatkan
persetujuan
dari
STIKES
Muhammadiyah
46
47
48
F. Instrumen/Alat Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah alat untuk memperoleh data dari suatu
penelitian. Instrumen penelitian ini meliputi:
1. Lembar observasi
Lembar observasi berisi identitas responden yang meliputi nama, umur, GPA,
pembukaan, alamat, serta pencatatan data tentang persepsi tingkat keparahan
nyeri.
2. Lembar persetujuan
Lembar yang berisi tentang ketersediaan menjadi responden dalam penelitian.
49
G. Pengolahan Data
1.
Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuisioner, apakah gambaran sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
b.
Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Hal ini mempermuda pada saat analisa
dan juga mempercepat pada saat entry data.
c.
Processing
Merupakan kegiatan memproses data agar dapat dianalisis.
d.
Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry untuk
mengetahui ada tidaknya kesalahan.
2.
Analisa Data
Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui perbedaan
antara dua variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat
(dependent variabel). Adapun tahap-tahap analisa data sebagai berikut:
(Notoatmodjo, 2002: 188).
50
a. Analisa univariat
Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi
dari tiap variabel.
b. Analisa bivariat
Analisa ini dilakukan untuk melihat dua variabel yang diduga ada
perbedaan, yaitu variabel independent (persalinan normal pervaginam kala
I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypobirthing pada
nullipara) dan variabel dependent (skala tingkat nyeri). Berdasarkan
karakteristik data tersebut maka uji statistik menggunakan uji beda dua
mean independen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan mean dua
kelompok data independent.
Bentuk rumus dari korelasi uji T untuk varian yang sama adalah :
Keterangan :
n1 atau n2 : jumlah sampel kelompok 1 atau 2
S1 atau S2 : standart deviasi sampel kelompok 1 dan 2
51
52
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri pada
persalinan normal pervaginam kala I yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing pada nullipara di rumah besalin TANTRI Cilacap tahun 2009.
Rumah bersalin TANTRI Cilacap adalah rumah bersalin yang terdiri dari 5
kamar dan tempat tidur sebanyak 9 tempat tidur. Penelitian ini dimulai tanggal
23 Oktober-31 Desember 2009 jumlah pasien persalinan normal pervaginam
yang dilakukan hypnobirthing dan
tanpa hypnobirthing
berhasil menjadi
Umur Responden
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
total
Frekuensi
1
1
5
5
5
11
5
3
3
1
40
52
Persen
2.5
2.5
12.5
12.5
12.5
27.5
12.5
7.5
7.5
2.5
100.0
53
Mean
Median
25,63
26,00
Standar
Deviasi
2,059
MinimalMaksimum
1
11
95 % CI
0,374
0,733
54
perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif
yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang menggambarkan distribusi
frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi dari karakteristik
responden analisa univariat meliputi distribusi tingkat nyeri persalinan
normal pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing pada nullipara.
a. Tingkat
nyeri
persalinan
normal
pervaginam
yang
dilakukan
hypnobirthing
Tabel 5.3
Tingkat Nyeri
0
1
2
Total
Frekuensi
13
6
1
20
Prosentase
65.0
30.0
5.0
100.0
55
Mean
Median
0,40
0,00
Standar
Deviasi
0,598
MinimalMaksimum
0
2
95 % CI
-4,538
-3,662
Tingkat nyeri
3
4
5
Total
Jumlah
3
4
13
20
prosentase
15.0
20.0
65.0
100.0
56
Mean
Median
4,50
5,00
Standar
Deviasi
0,761
MinimalMaksimum
3
5
95 % CI
-4,538
-3,662
Mean
SD
SE
value
Dilakukan hypnobirthing
0,40
0,598
0,134
0,000
20
Tanpa hypnobirthing
4,50
0,761
0,170
20
57
B.
Keterbatasan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi
yang berisi nama, umur, alamat, dan penilaian derajat nyeri. Pengambilan
data tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif yang
dilakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi, lembar observasi pada penelitian ini
berisi tentang skala nyeri (Wong Bakker FACES Paint Rating Scale) pada
persalinan normal pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan
hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara. Pelaksanaan ini
dilakukan pada saat kala I fase aktif sampai persalinan selesai, dengan cara
mencocokkan ekspresi wajah ibu dan ditanyakan tentang skala nyerinya
58
kepada ibu pelaksanaan ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga
kerja rumah bersalin TANTRI Cilacap.
Dengan demikian apabila penelitian ini akan di lakukan lagi oleh
peneliti lain dengan menggunakan metode hypnobirthing dengan teknik
yang salah satunya harus dipelajari selain relaksasi yaitu pernapasan,
visualisasi, atau pendalaman, dan menggunakan skala nyeri yang berbeda
yaitu analog visual yang terdiri dari sebuah garis horizontal yang dibagi
secara rata menjadi 10 segmen dengan nomor 0 sampai 10.
2.
Pembahasan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di rumah bersalin
TANTRI Cilacap pada tanggal 23 Oktober-31 Desember 2009 terhadap 20
responden tingkat nyeri pada persalinan yang dilakukan hypnobirthing dan
20 responden tanpa hypnobirthing, jadi total keseluruhan sebanyak 40
responden.
Hasil penelitian diketahui tingkat nyeri pada persalinan yang
dilakukan hypnobirthing pada nullipara yang merasakan tidak sakit
sebanyak 65.0%, sedikit sakit 30.0%, dan lebih sakit hanya 5.0%. hal ini
terjadi
karena
persalinan
normal
pervaginam
yang
dilakukan
munculnya sugesti positif, perasaan tenang dan relaks. Saat kondisi tenang
dan relaks otomatis hormon endorphin yang mengurangi rasa sakit. Latihan
hypnobirthing dapat dimulai kapan saja oleh ibu hamil, umumnya latihan
dimulai pada bulan ketujuh pada masa kehamilan, namun akan sangat baik
59
60
pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena
pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam dua
fase, yaitu:
a.
b.
3)
ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan
mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka.
Pada nullipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam, hal ini yang
menyebabkan persalinan normal tanpa hypnobirthing labih sakit karena
adanya aktifitas besar di dalam tubuh untuk mengeluarkan bayi otot-otot
rahim berkontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih,
rektum, tulang belakang dan tulang pubik menerima tekanan kuat dari
rahm selain sakit akibat kontraksi, sakit lainya terjadi saat kepala bayi
61
62
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa simpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian serta saran yang dapat dikemukakan yang mendukung tujuan penelitian.
A. Kesimpulan
Hasil penelitian perbedan tinkat nyeri pada persalinan normal
pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan hypnobirthing dan tanpa
hypnobirthing pada nullipara di rumah bersalin TANTRI Cilacap tahun 2009,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
2.
3.
64
B. Saran
Dengan dilakukannya penelitian
62 ini dapat diketahui bahwa ada perbedaan
skala nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif yang dilakukan
hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada nullipara. Metode hypnobirthing
dapat dilakukan untuk dapat mengatasi nyeri persalinan normal pervaginam kala
I fase aktif. Adapun saran dari peneliti yaitu:
1. Bagi peneliti
Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian menggunakan metode
hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing yang mengikutsertakan suami atau
orang terdekat responden dalam penelitian, misalnya: untuk memijat atau
masase serta memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu
faktor fisiologi dan psikologi.
2.
Bagi institusi
Bagi institusi dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
informasi tentang persalinan normal pervaginam menggunakan metode
hypnobirthing.
3.
65
4.
Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khususnya ibu hamil trimester tiga hendaknya
mencari informasi selengkapnya mengenai nyeri persalinan terutama cara
mengatasi nyeri dengan menggunakan metode hypnobirthing, sehingga ibu
dan keluarga siap menghadapi proses persalinan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Persalinan.
http://lely-nursing-
67
http://setiyo.blogspot.com.
Possible.
68
Panduan Hypnobirthing
1. Saat anda telah menjalani proses awal kontraksi, selalu ingat untuk berdoa
dan berniat. Serahkan semuanya pada Tuhan dan tenangkan pikiran anda.
2. Pada awal masa pembukaan, kontraksi masih datang dengan tenggang
waktu yang cukup lama, sekitar setiap 15-30 menit sekali. Namun, anda
mungkin telah menyadari bahwa saatnya sudah tiba. Gunakan masa-masa
ini untuk berelaksasi dan menenangkan pikiran. Siapkah mental dan fisik
anda akan membutuhkan banyak tenaga.
3. Praktikkan hypnobirthing yang telah anda latih selama masa kehamilan,
tetapi kali ini ucapkan kalimat yang berbeda. Misalkan: sebentar lagi
aku bertemu anakku biarkan ia lahir dengan selamat dan sehat.
Biarkan aku tersadar dan mengingat seluruh proses kelahiran ini aku
menghadapi proses kelahiran yang nyaman kontraksi terlewati tanpa
kusadari proses pembukaan berlangsung cepat dan lancar aku
tenang dan rileks selama proses kelahiran ini berlangsung Atau anda
bisa
69
5. Jika anda dapat merasa rileks saat kontraksi, dan mungkin anda merasa
mengantuk, tidurlah dengan mempertahankan kalimat afirmasi dalam
benak anda. Jika anda bisa tidur nyenyak, itu sangat bagus karena itu
berarti anda mengumpulkan tenaga untuk perjuangan anda yang akan
berlangsung tak lama lagi.
6. Jika anda ingin tetap berada pada kondisi rileks yang mandalam diselasela kontraksi, pejamkan terus mata anda walaupun anda tetap sadar akan
keadaan sekeliling.
7. Posisikan ujung lidah anda dibalik gigi atas dan tempelkan ke langitlangit mulut. Posisikan ini akan membuat rahang anda rileks sehingga
mulut juga tidak akan tegang, ingatlah bahwa rahang dan mulut yang
rileks akan membuat vagina anda rileks.
8. Lakukan semua ini seiring dengan bertambahnya pembukaan dan
meningkatnya frekuensi kontraksi. Tetaplah tenang dan rileks.
9. Jangan terlalu memperhatikan saat dokter atau bidan mulai bersiap-siap
untuk proses kelahiran. Tetaplah berfokus untuk mengatur nafas dan
berdoa. Jika pembukaan sudah hampir lengkap, anda akan memiliki
keinginan yang kuat untuk mengejan. Tahanlah karena jika anda paksakan
untuk mengejan, itu dapat merobek vagina anda. Tahanlah keinginan itu
dengan menarik nafas dalam sambil terus berdoa dan mengucapkan
afirmasi anda.
10. Saat anda telah disiapkan untuk proses kelahiran, ucapkan niat dan doa
anda dalam hati karena inilah puncak semua latihan anda.
70
11. Bukalah mata anda. Jangan tutup mata saat hendak melahirkan. Menutup
mata saat mengejan dapat menyebabkan pembuluh darah dimata pecah
karena tekanan saat mengejan.
12. Diiringi dengan nafas yang teratur, rasakan baik-baik saat kontraksi
datang dan mengejanlah sekuatnya, masih dengan mata terbuka. Anda
pasti ingin menyaksikan dan mengingat semua kejadian ini. Kontraksi
saat dibutuhkan untuk proses mengejan. Jika praktik hypnobirthing anda
sukses, semua kejadian ini tidak akan terasa menyakitkan. Sebaiknya,
persalinan anda berjalan nyaman.
13. Rasakan sensasi saat mengejan, yakni ketika puncak kepala bayi anda
mulai muncul diliang vagina tariklah nafas panjang saat kontraksi hilang
dan sambutlah dengan ketenangan dan kebahagiaan. Teruskan mengejan
sekuatnya dan kontraksi datang, dan rasakan bayi anda perlahan-lahan
keluar, mulai bagian kepala, pundak, badan dan tangan, lalu kakinya.
Biasanya, bagian yang paling sulit adalah mengeluarkan kepala. JIka
kepala bayi sudah keluar, anda tidak perlu mengejan sekuat sebelumnya.
14. Hembuskan napas panjang saat anda merasa bayi anda sudah keluar
sepenuhnya. Nikmati
71
2. Tingkat nyeri menurut skala intensitas nyeri Wong Baker FACES Pain rating
scale, penilaian derajat nyerinya adalah.
0
72
2. Tingkat nyeri menurut skala intensitas nyeri Wong Baker FACES Pain rating
scale, penilaian derajat nyerinya adalah.
0
73
Tanpa hypnobirthing
Valid
3
4
Frequency
3
4
13
Total
20
Percent
15.0
20.0
Valid Percent
15.0
20.0
Cumulative Percent
15.0
35.0
65.0
65.0
100.0
100.0
100.0
Dilakukan hypnobirthing
Valid
Frequency
13
6
0
1
2
Total
Percent
65.0
30.0
Valid Percent
65.0
30.0
Cumulative Percent
65.0
95.0
100.0
5.0
5.0
20
100.0
100.0
Group Statistics
NYERI
HYPNOBRT
yang
dilakukan
hypnobirthing
tanpa
hypnobirthing
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
20
.40
.598
.134
20
4.50
.761
.170
Sig.
df
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
NYERI
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
1.629
.210
Upper
-18.944
38
.000
-4.10
.216
-4.538
-3.662
-18.944
35.996
.000
-4.10
.216
-4.539
-3.661
74
Statistics
UMUR
N
Valid
Missing
40
0
Mean
25.63
Median
26.00
Mode
26
Std. Deviation
2.059
Skewness
-.021
.374
Kurtosis
-.297
.733
UMUR
Valid
21
22
Frequency
1
1
Percent
2.5
2.5
Valid Percent
2.5
2.5
Cumulative
Percent
2.5
5.0
23
12.5
12.5
17.5
24
12.5
12.5
30.0
25
12.5
12.5
42.5
26
11
27.5
27.5
70.0
27
12.5
12.5
82.5
28
7.5
7.5
90.0
29
7.5
7.5
97.5
30
2.5
2.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
75
: 05.0023.S
Akan mengadakan
penelitian untuk
menyusunan
Perbedaan tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif
yang dilakukan hypnobirthing
rumah bersalin TANTRI Cilacap guna untuk memenuhi salah satu syarat ujian
akhir program S1 Keperawatan.
Untuk itu peneliti akan melihat ekspresi wajah responden yang mengalami nyeri,
dengan skala nyeri Wong Beker FALES Pain Rating Scale. Kesediaan ibu untuk
menjadi responden sangagt bermanfaat bagi penelitian serta menambah pengetahuan
bagi peneliti.
Atas perhatiannya dan kerja samanya peneliti ucapkan terimah kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat kami,
peneliti
76
Pekalongan,
2009.
Responden,