Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN
A. LANSIA
Lansia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Menurut World Health

Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut usia pertengahan (middle
age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah lansia
yang terkaji di RW 03 Kelurahan Kebon Jayanti secara keseluruhan berjumlah 70 orang. Jumlah
tersebut merupakan 18,7 % dari total penduduk di RW 03 yang berjumlah 428 orang. Dari jumlah
tersebut, diketahui bahwa persebaran penyakit yang paling sering diderita lansia adalah hipertensi
dengan jumlah 10 orang.
Hipertensi adalah tekanan darah dengan nilai sistolik diatas 140 dan diastolik diatas 90, jika
tidak segera diatasi akan menimbulkan penyakit seperti stroke, infark otot jantung, dan gagal ginjal..
Oleh karena itu, peran kita sebagai perawat adalah sebagai advokator adalah memfasilitasi lansia agar
dapat menggunakan waktunya secara aktif yang dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Salah satu
solusinya adalah pengaktifan kembali posbindu, pengadaan senam lansia, dan adanya pemeriksaan
tekanan darah, gula darah dan asam urat.
Pembuluh darah pada lansia mengalami kehilangan elastisitasnya sehingga menyebabkan
tekanan volume darah yang melalui kapiler meningkat sehingga dapat terjadi hipertensi (Smeltzer,
2011). Selain itu, faktor gaya hidup dapat menjadi faktor lain yang menyebabkan hipertensi. Berbagai
keluhan yang dirasakan oleh lansia tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor perilaku dan aktivitas yang
dilakukan oleh lansia. Penyakit hipertensi dan lainnya, berkaitan erat dengan perubahan pola makan,
penurunan aktivitas fisik, kenaikan kejadian stres dan lain-lain. Merokok adalah faktor risiko utama
untuk mobilitas dan mortalitas kardiovaskuler. Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam
mencegah dan perawatan keluhan yang sering terjadi pada lansia.
Jumlah kasus hipertensi yang tidak terdeteksi masih terlalu tinggi. Banyak orang yang menderita
hipertensi tidak mengetahui bahaya yang ditimbulkannya dalam kehidupan. Sebagian besar
masyarakat juga masih menganggap bahwa hipertensi ditandai dengan banyak keluhan dan tanda
peringatan seperti nyeri kepala, nyeri dada, dan nyeri tengkuk, padahal fakta yang sebenarnya adalah
bahwa hipertensi itu tidak memiliki keluhan dan tanda yang khas dan karena itu disebut silent killer.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kondisi tubuhnya secara teratur dan tidak
adanya skrining aktif teratur terhadap tekanan darah menyebabkan angka hipertensi di RW 03 menjadi
tinggi. Disamping itu, Posbindu yang berada di RW 03 baru berjalan satu kali dan masih banyak

lansia yang belum mengetahui keberadaan posbindu di RW 03. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2007 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI menunjukkan prevalansi penyakit pada
lansia cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat,
mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana kesehatan. 50%
penderita hipertensi tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk
menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 47 %
merupakan hipertensi esensial. American Heart Association melaporkan, 4 % dari penderita serangan
jantung, 4 % dari penderita stroke, DM 10 % dan TBC ada 1 % dari jumlah lansia. Dengan
meningkatnya tekanan darah meningkat pula ancaman kesehatan. sekitar 23% dari semua orang yang
pensiun dini adalah akibat penyakit-penyakit kardiovaskuler, di mana hipertensi sering menjadi
penyebabnya.
Kurangnya pengontrolan terhadap tekanan darah lansia meningkatkan prevalansi hipertensi di RW
03, sehingga salah satu cara pengendalian hipertensi adalah dengan pemeriksaan tekanan darah secara
teratur yang disertai dengan promosi kesehatan khususnya gaya hidup sehat secara teratur. Berbagai
upaya pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan lansia
diantaranya adalah dengan pembentukan posbindu.
Oleh karena itu, kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Program Profesi Ners
Angkatan XXVIII di RW 03 Kelurahan Kebon Jayanti adalah dengan mengadakan :
1. Gerak jalan lansia yang dilaksanakan hari Minggu tanggal 13 Juni 2015. Keikutsertaan
lansia dalam senam ini sangat sedikit yang berasal dari RW 03.
2. Kegiatan pelatihan kader untuk pemeriksaan tekanan darah di Posyandu RW 03 yang
dilaksanakan pada tanggal 09 Juni 2015. Semua ibu kader datang dan sangat antusias dalam
pelatihan ini.
3. Kegiatan pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan asam urat, kolesterol serta pemeriksaan
tulang gratis yang dilakukan setelah gerak jalan terbukti mendapatkan respon sangat baik
dari masyarakat pada tanggal 13 Juni 2015. Dan dari kegiatan ini, didapatkan data bahwa
sebagian besar lansia mempunyai tekanan darah tinggi.
4. Kegiatan pengukuran tekanan darah gratis pada tanggal 22 Mei 2015 dan 13 Juni 2015
5. Penyediaan leaflet di Posbindu tentang kesehatan pada lansia

B. PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat menolong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).

Pada saat pengkajian di RW 03 didapatkan data bahwa warga RW 03 sebagian besar tidak
menjalankan pola kehidupan ber-PHBS dalm kehidupan sehari-hari. Sebagian PHBS dapat

diterapkan oleh keluarga dalam kehidupannya sehari-hari, kecuali untuk pelaksannaan cuci
tangan pakai sabun hanya 44.2% , memberantas jentik nyamuk 35.8%, dan tidak merokok di
dalam rumah hanya 37.5%. Banyak warga di RW 03 yang mengaku sulit untuk mengubah
kebiasaan merokok di dalam rumah bahkan mereka tidak mengetahui dampak yang
ditimbulkan dengan kebiasaan merokok di dalam rumah.. Pemberantasan jentik nyamuk tidak
pernah dilakukan di lingkungan rumah tangga. Pada saat survey di lingkungan RW 03 masih
banyak sampah yang menumpuk di depan rumah, hal ini dikarenakan tidak adanya tempat
pembuangan sampah di lingkungan rumah tangga yang terpilah sebelum diangkut oleh
petugas.
Pada saat wawancara yang dilakukan dengan Ketua RW maupun ketua RT di
lingkungan RW 03 mengatakan kurangnya pengetahuan dan kemauan masyarakat di RW 03
untuk ber-PHBS. Saat diadakan Gerakan Pungut Sampah, kerja bakti yang diadakan di
lingkungan RW 03 hanya sedikit warga yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Motivasi
yang kurang dari warga RW 03 menjadkan tokoh masyarakat di RW 03 berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan kesehatan di RW 03.
Dengan demikian, kami mahasiswa Program Profesi Ners Angkatan XVIII melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Penyuluhan tentang PHBS dan penyakit yang berbasis lingkungan pada tanggal
11 Juni 2015.
2. Pembagian Abate secara gratis bekerjasama dengan Puskesmas untuk memberantas jentik
nyamuk.

C. BALITA

Balita atau usia anak dibawah lima tahun adalah periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung
cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa
keemasan. Jumlah balita di RW 03 Kelurahan Kebon Jayanti adalah 35 orang.
Pada masa balita biasanya anak dibawa ke Posyandu kurang lebih satu bulan sekali
untuk dilakukan penimbangan BB, pengukuran TB, imunisasi serta diberikan vitamin pada
bulan- bulan tertentu. Menurut Depkes tujuan diselenggarakannya Posyandu adalah untuk :
a. Menurunkan angka kematian ibu dan anak

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR


c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan

kemampuan

masyarakat

untuk

mengembangkan

kegiatan

kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat


Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data balita status gizi baik sebanyak 35
orang (100%) namun ibu kader mengatakan masih banyak ibu-ibu yang tidak membawa
balitanya untuk berkunjung ke Posyandu secara rutin. Disamping itu, ibu-ibu yang membawa
balitanya ke posyandu sering menanyakan tentang gizi yang baik bagi balita dan tumbuh
kembang balita. Sebelumnya, di lingkungan RW 03 belum pernah ada penyuluhan tentang
balita.
Dengan demikian, kami mahasiswa Program Profesi Ners Angkatan XVIII melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Penyuluhan tentang Gizi seimbang pada balita dan stimulasi tumbuh
kembang balita tanggal 10 Juni 2015.
2. Penyediaan leaflet di Posyandu tentang Kesehatan pada balita
D. REMAJA

Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, remaja adalah tumpuan
harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang
bermartabat. Tercatat bahwa kelompok usia remaja merupakan kelompok yang cukup besar,
sekitar 23% dari seluruh populasi. Sehingga sebagai generasi penerus kelompok remaja
merupakan asset bangsa atau modal utama sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa
di masa yang akan datang. Kelompok remaja yang berkualitas memegang peranan penting
dalam mencapai kelangsungan serta keberhasilan tujuan pembangunan nasional, sehingga
perlu mendapat perhatian yang serius untuk meningkatkan kualitasnya.
Remaja sering dianggap sebagai periode yang paling sehat dalam siklus kehidupan. Akan
tetapi pertumbuhan sosial dan pola kehidupan masyarakat akan sangat mempengaruhi pola
tingkah laku dan jenis penyakit golongan usia remaja seperti kecelakaan, kehamilan yang
tidak diinginkan, penyakit akibat hubungan seksual, penyalahgunaan alkohol dan obat
terlarang yang semuanya akan menentukan kehidupan pribadi serta dapat menjadi masalah
bagi keluarga maupun bangsa dan negara di masa yang akan datang. Masalah yang dihadapi
remaja terutama yang berumur antara 12 - 18 tahun, dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
adalah seringkali mereka dibuat bingung karena dianggap anak sudah lewat sehingga tidak
dapat dilayani di bagian anak tetapi sebagai orang dewasa belum sampai. Pelayanan

kesehatan terhadap remaja sangat penting karena mereka harus dipersiapkan untuk menjadi
produktif dan diharapkan menjadi pewaris bangsa.
Pada saat pengumpulan data didapatkan data jumlah remaja di lingkungan RW 03 yang
dikaji berjumlah 66 orang. Aktivitas remaja di lingkungan RW 03 lebih banyak bermain,
begadang maupun merokok. Hal ini dikarenakan tidak adanya wadah yang membangun
kehidupan sosial di lingkungan RW 03. Pada saat dikaji pengetahuan remaja di RW 03
tentang merokok, Napza, dan kesehatan reproduksi berada pada kategori baik. Namun
perilaku remaja di lingkungan RW 03 masih berada pada kategori kurang diantaranya
kebiasaan merokok yang tidak baik di lingkungan remaja RW 03.
Dengan demikian, kami mahasiswa Program Profesi Ners Angkatan XVIII melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Penyuluhan tentang Kesehatan reproduksi oleh BKKBN Jawa Barat tanggal
13 Juni 2015.
2. Kegiatan Penyuluhan tentang NAPZA dan bahayanya oleh BNN Jawa Barat tanggal
13 Juni 2015.
E. JAMINAN KESEHATAN

Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan
bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab
pemerintah pusat dan daerah. Pada UUD 1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan
bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut dengan mengeluarkan UU No 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial
menyeluruh bagi setiap orang dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak
menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU No
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Pada saat pengkajian 60% warga RW 03 tidak memiliki jaminan kesehatan. Pada saat
ditanyakan warga RW 03 memiliki banyak alasan tidak adanya jaminan kesehatan
diantaranya tidak perlu memiliki jaminan kesehatan saat ini karena tidak ada anggota
keluarga yang sakit, ketidaktahuan manfaat dan prosedur pembuatan jaminan kesehatan.

Dengan demikian, kami mahasiswa Program Profesi Ners Angkatan XVIII melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Penyuluhan tentang BPJS oleh Bapak Iskandar S.Kep., Ners tanggal 11 Juni
2015.

Anda mungkin juga menyukai