Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN
SEKSUALITAS PADA IBU HAMIL
A. TOPIK
Seksualitas pada ibu hamil
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang seksual pada ibu
hamil selama 30 menit (diharapkan ibu mampu memahami
dan mengerti tentang seksualitas pada ibu hamil)
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pendidikan kesehatan tentang
seksualitas pada ibu hamil ini anatra lain agar ibu hamil
lebih mengetahui tentang:
a. Kebutuhan Seksual pada Ibu Hamil
b. Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester
c. Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil
d. Waktu yang Disarankan Untuk Membatasi Melakukan
Hubungan Seksual
e. Posisi Hubungan Seks yang disarankan Untuk Wanita
Hamil
f. Rambu-Rambu dalam Melakukan hubungan seksualitas
pada Ibu Hamil
g. Memahami Hubungan Seksualitas pada Ibu Hamil
C. SASARAN
Adapun sasaran dari pendidikan kesehatan tentang seksualitas
pada ibu hamil ini yaitu ditujukan kepada Ibu hamil trimester I,
II,III di ruang Obstetri
D. METODA PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan dalam acara pendidikan kesehatan ini
yaitu dengan diskusi tanya jawab dengan menggunakan media
leaflet dan ceramah.
E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap
Pembukaan

Proses

Penutup

Kegiatan
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Kontrak waktu
Diskusi tanya jawab
mengenai :
1. Kebutuhan seksual
pada ibu hamil
2. Kebutuhan seksual
pada
tiap
trimester
3. Bahaya melakukan
hubungan seksual
pada ibu hamil
4. Waktu
yg
disarankan untuk
membatasi
melakukan
hubungan seksual
5. Posisi
hubungan
seks
yang
disarankan untuk
wanita hamil
6. Rambu-rambu
dalam melakukan
hubungan
seksualitas
pada
ibu hamil
7. Memahami
hubungan
seksualitas
pada
ibu hamil
1. Memberikan
evaluasi
berupa
pertanyaan pada
klien.
2. Meminta
klien
untuk
mereview
ulang materi yang
telah diberikan
3. Kontrak
waktu
untuk
berdiskusi

Waktu
5 menit

15 menit

10 menit

selanjutnya.
4. Menutup
pertemuan
dan
mengucapkan
salam.
F. WAKTU PELAKSANAAN
Hari, tanggal : Selasa, 3 Mei 2016
Pukul
: 10.00 WIB
Ruang
: Obstetri
Waktu
: 1 x 30 menit
G. MATERI
Materi yang disampaikan dalam acara pendidikan kesehatan
tentang seksualitas pada ibu hamil ini antara lain :
1. Kebutuhan Seksual pada Ibu Hamil
2. Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester
3. Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil
4. Waktu yang Disarankan Untuk Membatasi Melakukan
Hubungan Seksual
5. Posisi Hubungan Seks yang disarankan Untuk Wanita Hamil
6. Rambu-Rambu dalam Melakukan hubungan seksualitas pada
Ibu Hamil
7. Memahami Hubungan Seksualitas pada Ibu Hamil
H. METODA EVALUASI
Metoda yang digunakan untuk evaluasi yaitu :
1. Menanyakan apakah ibu sudah paham terhadap materi yang
diberikan
2. Meminta ibu untuk mereview ulang untuk mengukur tingkat
keberhasilan pendidikan kesehatan yang telah diberikan
3. Memberikan reinforcemen
positif
apabila
ibu
bisa
menjelaskan sesuai dengan pendidikan kesehatan yang
telah diberikan
4. Menanyakan kepada ibu apakah ada hal yang belum
diketahuinya
I. ALAT EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa dan klien berada pada posisi yang sudah
direncanakan dengan didampingi orangtua klien.

b. Kesepakatan dengan klien untuk diberikan pendidikan


kesehatan tentang seksualitas pada ibu hamil
c. Kesiapan materi dari mahasiswa yang akan memberikan
pendidikan kesehatan.
2. Evaluasi Proses
a. Klien bersedia untuk berdiskusi dengan penyaji sesuai
kontrak yang telah ditentukan.
b. Klien mau menjawab pertanyaan yang telah diberikan
penyaji.
c. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
d. Dapat menjalankan peranannya dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan pendidikan kesehatan berjalan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
b. Adanya kesepakatan antara klien dan mahasiswa penyaji
dalam

melaksanakan

implementasi

keperawatan

selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Retna,

Diah.2008.Asuhan
medika.

Kebidanan

Nifas.Yogyakarta:

Nuha

Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar :


Salemba Medika.

Stoppard, Miriam. 2002. Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta :Mitra


Media publisher.

Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Susilowati H, Endang. 2006. Lebih


Jakarta : Edsa Mahkota.

jauh tentang kehamilan.

Walsh, Linda. 2001. Community Based Care During the


Childbearing Year. W.B Saunders Company. United
States of America. 2003. Buku 2 : Asuhan Antenatal.
Pusdiknakes.

LAMPIRAN MATERI
A. Kebutuhan Seksual pada Ibu Hamil
Pengertian Seksualitas
Seksualitas adalah ungkapan dari dua individu akan perasaan, hasil kasih
sayang, saling menghargai, perhatian dan saling menyenangkan satu sama lain.
Tidak hanya terbatas hanya di tempat tidur dan bagian tubuh.
Tujuan :
1. Sebagai ungkapan kasih sayang antara suami istri
2. Untuk mendapatkan kesenangan
3. Untuk mengatasi gejala psikologis yang bisa berpengaruh pada kehamilan
dan persalinan
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini :
1. Sering abortus dan kelahiran premature
2. Perdarahan pervaginam
3. Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan
4. Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intra uteri
5. Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang
sekarang, sebaiknya coitus ditunda sampai kehamilan 16

minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta


kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
6. Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan
jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika
kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, coitus
sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan
sakit dan perdarahan.
7. Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual
saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun
karena

tubuh

mereka

melakukan

banyak

penyesuaian

terhadap bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam


rahim mereka. Sementara di saat yang sama, gairah yang
timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual.
Memang

ada

masanya

ketika

ibu

hamil

mengalami

peningkatan gairah seksual.


B. Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester
1. Trimester pertama: minat menurun pada trimester (3
bulan) pertama, biasanya gairah seks menurun. Jangankan
kepingin, bangun tidur saja sudah didera morning sickness,
muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang
dengan semangat dan libido. Fluktuasi, kelelahan, dan rasa
mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan
hubungan seks.
2. Trimester kedua: minat meningkat (kembali) memasuki
trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tu buh
sudah

dapat

menerima

dan

terbiasa

dengan

kondisi

kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktifitas


dengan lebih leluasa dari pada di trimester pertama.
Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan
seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala
rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh
terasa lebih nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang.

Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke organ-organ


seksual dan payudara.
3. Trimester ketiga: minat menurun lagi libido dapat turun
kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa
nyaman sudah jauh berkurang. Pegel di punggung dan
pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih
sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung),
dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab
menurunnya minat seksual. Tapi jika termasuk yang tidak
mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah
hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati
masa kehamilan.
C. Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil
Hal diatas berlaku bila selama kehamilan tidak ada masalah,
namun bila kehamilan berisiko seperti:
1. Ancaman keguguran atau riwayat keguguran, akan berisiko
terjadi keguguran berulang
2. Plasenta letak rendah (ari-ari tertanam di segmen bawah
rahim),
3. khawatir terjadi perdarahan hebat saat hubungan seksual
Riwayat kelahiran prematur, ini juga mengancam terjadinya
persalinan sebelum waktunya.
4. Keluar cairan ketuban, bila ketuban sudah keluar berarti
selaput ketuban yang berfungsi sebagai pelindung janin dari
kuman

yang

ada

di

daerah

vagina

robek,

akibatnya

hubungan seksual akan mengantarkan kuman di vagina ke


dalam

rahim

melalui

sel-sel

sperma,

risikonya

menyebabkan infeksi pada janin


5. Penyakit hubungan seksual (PHS),seperti:

GO,

dapat
siphilis,

HIV/Aids, dll.
Suami atau istri yang sedang hamil atau tidak hamil bila
menderita penyakit ini sebaiknya tidak melakukan hubungan
seksual, sampai benar-benar sembuh berdasakan penilaian
dan pemeriksaan dokter yang ahli dalam bidangnya.Bila
hubungan

seksual

tidak

dapat

di

hindari

sebaiknya

menggunakan kondom. Dampak yang paling ditakuti bukan


saja penularan ke janin, namun penularan ke pasangan juga.
D. Waktu yang Disarankan Untuk Membatasi Melakukan
Hubungan Seksual
1. Setiap kali terjadi perdarahan yang tak diketahui sebabnya.
2. Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat
keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan
tanda-tanda ancaman keguguran.
3. Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat
keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan
tanda-tanda ancaman keguguran.
4. Bila membran amnion (selaput ketuban) pecah.
5. Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di dekat atau
di atas leher rahim), sehingga dapat keluar terlalu dini pada
hubungan

seksual,

menyebabkan

perdarahan

dan

mengancam ibu serta janinnya.


6. Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.
E. Posisi Hubungan Seks yang disarankan Untuk Wanita
Hamil
Posisi seks paling aman untuk wanita hamil yang bisa anda praktekkan
bersama pasangan:
1. Pria duduk di kursi atau tempat tidur dan wanita berada di
atasnya. Selain tak membebani kehamilan, posisi ini juga
memudahkan wanita mengatur irama hubungan sekaligus
mengurangi tekanan di dinding rahim.
2. Posisi Seks Sendok
Posisi ini sangat nyaman dilakukan karena tidak terjadi tekanan pada perut
wanita yang sedang hamil dan memungkinkan terjadinya banyak gerakan
ketika berhubungan. Pria memposisikan diri di belakang wanita dan
mencari sudut yang tepat untuk melakukan penetrasi. Hindari berbaring di
sisi sebelah kanan pada posisi ini.

3. Posisi seks berhadap-hadapan.


Posisi ini memungkinkan anda mendapatkan lebih banyak kesempatan
saling mengeksplorasi tubuh pasangan. Tapi penetrasi penis akan lebih sulit
dilakukan. Anda dapat saling menyilangkan kaki satu sama lain agar penis
bisa dengan mudah melakukan penetrasi. Seperti posisi seks sendok, posisi
ini sangat nyaman karena tidak ada yang merasakan berat tubuh pasangan
lain.

4. Posisi seks Wanita di atas


Pada posisi ini, wanita menjadi lebih dominan sehingga bisa mengontrol
kedalaman dan sudut penetrasi penis. Ketika hamil, anda mungkin akan
cepat lelah ketika melakukan posisi ini.

5. Posisi seks doggy style


Posisi seks doggy style sangat bagus untuk menstrimulasi titik g-spot
wanita. Sebaiknya posisi ini jangan terlalu sering dilakukan ketika hamil
kecuali anda aktif berlatih yoga. Lakukan posisi ini di tempat tidur.

6. Posisi seks di tepi tempat tidur


Posisi ini memungkinkan anda mendapatkan kenyamanan yang lebih besar
selama kehamilan. Wanita berbaring di tempat tidur dengan kaki
menggantung ke lantai. Sementara pria melakukan penetrasi sambil berdiri
atau berlutut.

Ada beberapa ciri wanita hamil yang penting diketahui agar langkahlangkah antisipasi dapat segera di lakukan terutama menyangkut posisi
bercinta. Terdapat banyak alasan mengapa seks selama kehamilan sangat
menyenangkan, bahkan jika frekuensi hubungan seks Anda sangat kurang.
Ketika sedang hamil pelumasan vagina wanita akan meningkat dan akan
terjadi pembengkakan pada daerah genital yang secara tidak langsung
membantu beberapa orang mudah mencapai orgasme bahkan multiorgasme.
F. Rambu-Rambu dalam Melakukan hubungan seksualitas
pada Ibu Hamil
Berikut rambu-rambu

yang

perlu

Anda

ketahui

untuk

melakukan seks yang aman ketika hamil :


1. Posisi woman on top atau menyamping adalah posisi yang
nyaman untuk wanita hamil.
2. Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus
diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.
3. Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu
seks, sebisa mungkin dihindari.
4. Rasa pengertian, empati, kreatifitas dan humor adalah
aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan
seksual pada saat kehamilan.
5. Kapan pun, ibu hamil berhak mengatakan Tidak
6. Jika kehamilannya memiliki resiko tinggi, penetrasi dan
orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan
aman. Rangsangan melalui puting juga harus dihindari pada
kondisi kehamilan seperti ini.
7. Hindari penetrasi jika air ketuban bocor atau pecah.
8. Kontak seksual dalam bentuk apa pun harus dihindari jika
ibu hamil atau pasangannya telah terkontaminasi atau
terkena virus HIV. Gunakan kondom jika memang tetap ingin
melakukan aktivitas seksual.
G. Memahami Hubungan Seksualitas pada Ibu Hamil
1. Menurut ahli andrologi dan seksologi, Prof. Dr. dr. Wimpie
Pangkahila, Hubungan seksual

selama hamil tetap boleh

dilakukan. Tapi, pada 3 bulan pertama kehamilan, sebaiknya


frekuensi hubungan seksual tak dilakukan sesering seperti

biasanya. Pasalnya, jika hubungan seksual dipaksakan pada


masa 3 bulan pertama usia kehamilan, dikhawatirkan bisa
terjadi keguguran spontan.
2. Selain 3 bulan pertama kehamilan, pasangan sebaiknya juga
lebih berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual pada
saat 3 bulan menjelang waktu melahirkan. Sebab, menurut
Wimpie, dikhawatirkan

terjadi kelahiran dini. Selain itu,

keguguran juga bisa terjadi akibat kekejangan otot Rahim.


Kekejangan

otot

Rahim

bisa

terjadi

karena

benturan,

misalnya karena jatuh. Disisi lain,kekejangan otot Rahim


juga bisa terjadi karena hubungan seksual. Tak jarang,
wanita yang tengah hamil mengalami perdarahan setelah
berhubungan badan.
3. Saat usia kehamilan mendekati waktu melahirkan, pada
umumnya dorongan seksual wanita akan hilang. Pasalnya,
saat itu sudah mulai timbul rasa sakit di Rahim, serta
semakin besarnya beban yang di pikul karena kehamilan
yang semakin besar.
4. Faktor lain yang juga patut mendapat perhatian adalah
perlunya mengatur posisi hubungan. Apalagi jika wanita
sedang dalam kondisi hamil tua. Perut yang semakin
membuncit tentu tak bisa lagi memberi keleluasaan bagi
wanita untuk melakukan hubungan seksual dalam berbagai
posisi.
5. Ada sebagian orang berteori, hubungan seks pada usia
kehamilan tua akan mempermudah kelahiran karena pada
saat itu terjadi kekejangan pada otot Rahim. Yang terjadi
ialah pria mengalami ejakulasi dan sperma masuk ke vagina.
Di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormone
yang

bisa

menimbulkan

kontraksi.

Bagian

dari

prostaglandin ini memang bisa menyebabkan kekejangan


otot Rahim meski kontraksinya tak cukup besar untuk

menimbulkan kekejangan. Justru kekejangan lebih sering


dan lebih kuat karena orgasme.
6. Bagi sebagian wanita, kehamilan

justru

meningkatkan

dorongan seksual. Sebagian lainnya tidak berpengaruh


sementara,

bagi

wanita

yang

lain,

kehamilan

justru

menekan atau menurunkan dorongan seksual.


7. Hubungan seksual harus di batasi jika terjadi hal-hal berikut
ini :
a. Setiap kali

terjadi perdarahan yang

tidak

diketahui

sebabnya
b. Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat
keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukan
tanda-tanda ancaman keguguran.
c. Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat
keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukan
tanda-tanda ancaman keguguran
d. Bila membrane amnion (selaput ketuban) pecah.
e. Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di dekat
atau di atas leher rahim), sehingga dapat keluar terlalu
dini pada hunbungan seksual, menyebabkan perdarahan
dan mengancam ibu serta janinya
f. Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.

Anda mungkin juga menyukai