Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
P1337420114039
P1337420114044
P1337420114046
P1337420114067
P1337420114074
P1337420114075
LEMBAR PENGESAHAN
tanggal
Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Syamsul Arif
NIP.
MOTTO
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan
perioperatif tentang Pengajaran Pra Bedah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini penulis susun sebagai salah satu tugas terstruktur mata kuliah
keperawatan Perioperatif.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Rodhi Hartono, Skp Ns. Biomed selaku koordinator mata kuliah
Keperawatan Perioperatif.
2. Bapak Syamsul Arif selaku dosen pembimbing mata kuliah keperawatan
Perioperatif.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Seperti peribahasa Tidak Ada Gading yang Tak Retak untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaanya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................
MOTTO.......................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian pembedahan...........................................................................................
B. Tahap pembedahan...................................................................................................
C. Persiapan klien pre operatif......................................................................................
D. Kebutuhan dukungan psikologis pada pasien pre operatif.....................................
E. Perawatan preoprasi...............................................................................................
F. Latihan praoprasi....................................................................................................
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi
sebagian besar klien adalah sesuatu yang menakutkan dan
mengancam jiwa klien. Hal ini dimungkinkan karena belum
adanya pengalaman dan dikarenakan juga adanya tindakan
anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien
merasa terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek
anestesi. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya
sendiri.
Dari
ketiga
faktor
tersebut
faktor
pasien
jantung,
paru,
pernafasan.
Untuk
itu
diperlukan
melibatkan
pasien
dalam
setiap
langkah-langkah
akan
sangat
berpengaruh
terhadap
suksesnya
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembedahan
Menurut DepKes RI (1998), bedah merupakan suatu
metoda pengobatan yang dilakukan dengan terencana atau
mendadak terhadap sebagian sistem tubuh.
pembedahan
merupakan
suatu
tindakan
itu,
untuk
mencapai
hasil
pembedahan
yang
yang
dilakukan
sebelum
bedah,
alat-alat
riwayat
lengkap,
kesehatan
antara
kardiovaskuler,
lain
keluarga,
status
status
pemeriksaan
hemodinamika,
pernafasan,
fungsi
fisik
status
ginjal
dan
yang
memiliki
riwayat
hipertensi,
tekanan
dengan
mengukur
protein
yang
cukup
untuk
perbaikan
berbagai
komplikasi
pasca
operasi
dan
luka
tidak
bisa
menyatu),
demam
dan
10
kadar
kreatinin
serum
(0,70-1,50
mgdl).
ginjal.
Dimana
ginjal
berfungsi
mengatur
mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obatobatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat
dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami
gangguan seperti oligurianuria, insufisiensi renal akut,
nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu
perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang
mengancam jiwa.
d. Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih
dahulu.
Intervensi
keperawatan
yang
bisa
diberikan
pengosongan
lambung
dan
kolon
dengan
11
terjadinya
infeksi
pada
daerah
yang
proses
penyembuhan
dan
mencukur
sendiri
agar
pasien
merasa
lebih
nyaman.
Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada
jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya
daerah sekitar alat kelamin (pubis) dilakukan pencukuran
jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan
paha. Misalnya : apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis,
operasi
pemasangan
plate
pada
fraktur
femur,
pada
lengan
juga
dilakukan
pada
12
dilakukan.
Kondisi
ini
meningkatkan
dan
kulit
beberapa menit.
dapat
memerlukan
waktu
13
(8)
dominan,
terkontaminasi
kenyamanan
klien
dan
meningkatkan
memperbaiki
penglihatan
(missal
umbilicus
atau
lipat
paha)
kemudian
Menghilangkan
potongan
secret,
rambut,
dikeringkan.
kotoran,
yang
dan
menjadi
sisa
tempat
pertumbuhan mikroorganisme.
(13)
Beritahukan klien bahwa prosedur telah
selesai untuk menghilangkan ansietas klien
(14)
Bersihkan dan rapikan peralatan sesuai
kebijakan
institusi,
Pembuangan
buang
peralatan
sarung
yang
kotor
tangan.
sesuai
kulit
pemotongan
setelah
rambut.
14
(16)
Dokumentasikan
prosedur,
area
yang
bahwa
pencukuran
Sebaliknya
kebutuhan
jika
pasien
personal
tidak
hygiene
mampu
secara
pemasangan
kateter.
Selain
untuk
15
Perawat
hendaknya
mengupayakan
bagaimana
karena
membantu
dengan
pasien
istirahat
dalam
yang
mengurangi
pelaksanaan operasi.
g. Pemeriksaan status fisiologis
Pemeriksaan status fisiologis
cukup
dapat
stress
akibat
dilakukan
dengan
masalah-masalah
yang
potensial
setelah
Pemeriksaan
sebelum
operasi
untuk
adalah
untuk
dan
prosedur-prosedur
yang
menyakitkan
16
Dukungan
yang
akan
Psikologis
dilakukan
Pada
Pasien
Pre
pembedahan
akan
memerlukan
dukungan
psikologis
dari
tenaga
empat
jam
selalu
kontak
dengan
pasien
untuk
pembedahan
akan
mengalami
kecemasan
yang
berlebihan
karena
membantu pasien
17
pasien
akan
dilakukan
tindakan
pembedahan
sangat
18
dilakukan
dengan
kondisinya, apa
yang
menyebabkan
dukungan
emosional
yang
berupa
sikap
tepat
perasaan
dan
maksud
mereka.
Empati
dan
kemampuan
menterjemahkan
perilaku
secara
pasien.
verbali
Hal
untuk
tersebut
kebutuhan
pasien,
perawat
menyampaikan
19
bagi
pasien.
Sentuhan
memberikan
rasa
untuk
proses
perawatan
yang
membantu
dengan
memperkenalkan
dengan
tindakan
menjaga
memanggil
pada
pasien
orang
privasi,
keperawatan
lain,
sesuai
menghargai
memberikan
yang
namanya,
pilihan
akan
pasien
setiap
diberikan,
20
Dukungan
Spiritual
Pada
Pasien
Pre
Operatif
a. Pengertian
Kebutuhan dasar spiritual adalah kebutuhan dasar
manusia yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
Kebutuhan akan kepercayaan dasar, kebutuhan akan
makna hidup, kebutuhan akan komitmen peribadatan,
kebutuhan keimanan, kebutuhan akan bebas dari rasa
bersalah dan berdosa,
bermasyarakat.(Clinebell
dalam
Hawari
2004).
Menurut Taylor kebutuhan dasar adalah segakla
sesuatu yang berkaitan dengan hubungan antara individu
dengan kekuatan kehidupan non material/kekuasaan yang
maha tinggi didalamnya bisa mencakup system yang
terorganisir dari lingkungan seseorang terhadap kekuatan
yang maha tinggi.
Kebutuhan spiritual
untuk
memelihara,
adalah
menambah
kebutuhan
atau
manusia
memperbaiki
kebutuhan
sipitual
pada
pasien
agar
21
menjalankan
ibadah,
spiritual
sesuai
dengan
dalam
menghadapi
penyakit
yang
dideritanya.
3) Pasien dan keluarganya dapat menerima kenyataan
yang dihadapi.
4) Pasien dapat menghadapi kematian dengan tenang.
c. Karakteristik Spiritual
Hamid ( 2000) menguraikan karakteristik spiritual ke
dalam beberapa bagian :
1) Hubungan dengan diri sendiri
Hubungan dengan diri sendiri dikatakan juga sebagai
kekuatan dalam dan atau self-reliance yang meliputi :
a) Pengetahuan diri (siapa dirinya, apa yang dilakukan).
b) Sikap (percaya pada diri sendiri, percaya pada
kehidupa/masa
depan),
ketenangan
pikiran,
tuan
dan
orang
sakit,
serta
meyakini
22
pengetahuan
tentang
persiapan
pembedahan,
otot;
antikoagulan
yang
dapat
meningkatkan
darah
atau
lainnya
metabolisme.
D. Latihan Pra Operasi
Berbagai latihan
untuk
sangat
mendetaksi
diperlukan
gangguan
pada
pasien
23
Latihan
membengkokkan
quadrisep
lutut
kaki
dapat
rata
dilakukan
pada
dengan
tempat
tidur,
diberiakan
seperti
dalam
keadaan
24
bed.
takut
jahitan
operasi
sobek
atau
takut
luka
usus)
sehingga
pasien
akan
lebih
cepat
25
umum
yang
baik
akan
mendukung
dan
akumulasi
komplikasi
paru-paru
berkembang
sekresi
yang
dan
akibat
mencegah
terjadi
setelah
anestesi
c. Prosedur
1) Tidur dengan posisi semi fowler atau fowler penuh
dengan lutut fleksi, abdomen relaks dan dada ekspansi
penuh.
2) Letakkan tangan diatas perut
3) Bernafas pelan melalui hidung dengan membiarkan
dada ekspansi dan rasakan perut mengempis dengan
tangan yang ada diatasnya
4) Tahan nafas selama 3 detik
5) Keluarkan nafas melalui bibir yang terbuka sedikit
secara pelan-pelan (abdomen/perut kontraksi dengan
inspirasi)
26
6) Tarik
dan
keluarkan
nafas
3x,
kemudian
setelah
rasa
jenuh,
kecemasan
sehingga
mencegah
27
untuk
bernafas
dengan
irama
udara
dibuaang
keluar.
Minta
klien
28
untuk
memandang
sekeliling
ruangan
secara
perlahan)
h) Minta klien untuk menegangkan dan merelaksasi setiap
kelompok otot
i) Lakukan pada setiap kelompok otot, dimulai dari sisi yang
dominan:
- Tangan dan lengan bawah
- lengan atas
- Dahi
- Wajah
- Leher
- Dada, bahu dan punggung
- Abdomen
- Paha
- Otot betis
- Kaki
j) Dorong klien untuk bernapas perlahan dan dalam.
k) Bicara dengan suara tenang yang mendorong relaksasi dan
pimpin klien untuk berfokus pada setiap kelompok otot
(missal buat kepalan tangan yang kuat, genggam
kepalannya dengan sangat kuat, tahan tegangan 5-7 detik,
lepaskan seluruh tegangan dan nikmati perasaan saat
ototmu menjadi relaks dan mengendur)
l) Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama, tekan kepala
sejauh mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan
kebalikannya, kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan
otot
muka
cemberut,
mata
dikedip-kedipkan,
bibir
29
m)
otot
yang
tegang,
anjurkan
klien
untuk
untuk
memikirkan
hal-hal
yang
semua
indra
dengan
suara
yang
lembut.
Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangannya
30
klien
harus
memperhatikan
tubuhnya.
yang membantu
Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran
untuk digunakan pada latihan selanjutnya dengan
menggunakan informasi spesifik yang diberikan
klien dan tidak membuat perubahan pernyataan
klien.
e. Pemijatan (Masase)
1) Pengertian
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi
2)
-
yang dimasase.
3) Persiapan Alat
- Pelumas (minyak hangat/lotion)
- Handuk
4) Prosedur pelaksanaan
a) Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
b) Identifikasi klien
c) Jelaskan tujuan dan prosedur
d) Cuci tangan
e) Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa,
dapat diatur dengan posisi miring.
f) Letakkan Sebuah bantal kecil di bawah perut klien
untuk menjaga posisi yang tepat
g) Tuangkan sedikit lotion ke tangan. Usap kedua
tangan sehingga lotion rata pada permukaan tangan.
h) Lakukan masase pada punggung. Masase dilakuka
dengan menggunakan jari-jari dan telapak tangan,
dan tekanan yang halus.
Metode masase :
31
betadin
- Pembalut bila perlu
- Perlak dan pengalas
- Sampiran bila perlu
2) Prosedur Pelaksanaan :
- Dekatkan alat ke dekat klien
- Pasang sampiran
- Cuci tangan
- Pasang perlak pada area yang akan di kompres
- Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan
- Tuangkan cairan kedalam mangok steril
- Masukkan
beberapa
potong
kasa
kedalam
-
mangkok tersebut
Peras kain kasa trsbt dg menggunkan pingset
Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas
kelembapan
kompres
32
tertentu
- Sampiran bila perlu
- Selimut bila perlu
2) Prosedur :
- Dekatkan alat-alat ke klien
- Pasang sampiran bila perlu
- Cuci tangan
- Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
- Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau
-
tiap
kali
dengan
sudah selesai
- Cuci tangan
- Dokumentasikan
3) Hal yang harus diperhatikan:
- Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat
-
33
34
hangat
adalah
dapat
memberikan
rasa
klien,
dan
lingkungan.
2) Cuci tangan
3) Ukur suhu tubuh
4) Basahi kain pengompres dengan air, peras kain
sehingga tidak terlalu basah.
5) Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres
(dahi, ketiak, perut, leher belakang).
6) Tutup kain kompres dengan handuk kering
7) Apabila kain telah kering atau suhu kain relative
menjadi dingin, masukkan kembali kain kompres ke
dalam cairan kompres dan letakkan kembali di
daerah kompres, lakukan berulang-ulang hingga efek
yang diinginkan dicapai
8) Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien
setelah 20 menit
9) Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau
bagian tubuh yang basah dan rapikan alat
10)
Cuci tangan
BAB III
PENUTUP
35
A. Kesimpulan
1. Bedah merupakan salah satu bentuk terapi medis, yang dapat
mendatangkan
stress
karena
adanya
ancaman
terhadap
36
tugas-tugas
dengan
penuh
tanggung
jawab,
dan
selalu
37