SISTEM INVENTORI
Disusun oleh:
Frederick Victor 1212048
Vincensia Syola Irawan 1514002
Evelin Merlians 1514007
Anita Silvia Tan 1514021
Ivana Nathania H. 1514026
untuk
air
minum
hingga ukuran yang cukup besar seperti 1 kilogram detergent bubuk dapat dipergunakan hingga
mencapai waktu 1 bulan. Dengan penggunaan barang yang dapat di hemat selama penggunaan
nya sebagai salah satu kebutuhan sehari-hari, maka barang tersebut dapat dipergunakan selama
berkali-kali sebagai asset rumah tangga yang cukup lama disimpan di inventori rumah tangga.
Apabila detergent bubuk tersebut hampir habis, biasanya para ibu-ibu rumah tangga
membeli kembali produk tersebut dari warung-warung kecil maupun mini market. Dikarenakan
produk detergent bubuk masih tergolong umum, maka waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan barang tersebut tidaklah terlalu lama. Berikut ini adalah bagaimana perkiraan
detergent bubuk tersebut dapat samapi hingga ke tangan konsumen.
1
4
($5,500,00
($5,500,00
($5,500,00
(22,5%)
Tabel 1. Neraca PT. Gudang Garam tahun 2008 dan 2007 (Dalam Juta Rupiah)
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa PT Gudang Garam pada tahun 2008 memiliki nilai
inventori sebesar 14,016,039 triliun dari total aktiva 24,904,022 triliun, sedangkan pada tahun
2007 sebesar 11,877,086 triliun dari nilai total aktiva sebesar 21,878,013 triliun. Hal ini berarti
pada tahun 2008 ada kenaikan nilai inventori sebesar 18% bila dibandingkan dengan tahun 2007.
Jika dilihat dari total aktiva yang dimiliki pada tahun 2008, PT. Gudang Garam memiliki nilai
inventori sebesar 56.28% dari total aktivanya, sedangkan pada tahun 2007 nilai inventorinya
sebesar 54.28%.
= ( Rp 709.865 / Rp 13.419.733)
Tahun 2007
= (Laba Setelah Pajak / Penjualan Netto)
= 0,613
= 0,604
Return On Investment
Tahun 2007
= (Net Profit Margin x Assets Turn Over
Rate)
= (5,2 / 0,613 )
Return On Investment
Tahun 2008
= (Net Profit Margin x Assets Turn Over
Rate)
= (Rp. 5,9 / 0,604 )
= 318,76%
= 356,36%
Kenaikan inventori merupakan kenaikan terbesar yang terjadi antara tahun 2007 ke 2008.
Inventori juga memiliki nilai lebih dari 50% dari total Asset sehingga memiliki pengaruh yang
cukup besar. Kenaikan inventori yang terjadi sebesar 18% atau senilai Rp 2,138,953 triliun.
Sehingga kenaikan tersebut sangat berpengaruh pada naiknya nilai ROI sebesar 11,79% dari
318,76% ke 356,36%. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan inventori berperan penting
dalam peningkatan nilai ROI.
Semakin tinggi nilai inventori yang harus dikelola dan semakin tinggi aktivitas
perputaran inventori, akan semakin besar pula pentingnya perencanaan dan pengendalian
inventori. Untuk dapat meningkatkan nilai ROI, diperlukan sistem inventori yang efektif dan
efisien.