Anda di halaman 1dari 3

Laporan Kimia Instrumen

Penetapan Konsentrasi [Vitamin C] dengan metode HPLC

Nama

: Rosa Desnia Mika

Kelas

: XII AK 5

Kelompok

: 4 (empat)

Guru pembimbing : Ibu Sugiyatmi, S. Si

SMK Negeri 13 Bandung


Tahun Pelajaran 2016/2017

Laporan Kimia Instrumen


Judul
Praktikum
Tanggal
Praktikum
Tanggal
Laporan
Guru
Pembimbing
Tujuan
percobaan
Prinsip
Percobaan

Penetapan konsemtrasi [Vitamin C] dengan metode HPLC


Rabu, 18 Januari 2017
Rabu, 25 Januari 2017
Ibu Sugiyatmi, S. Si
Menentukan konsemtrasi [Vitamin C] dengan metode HPLC

Sampel ditimbang dan dilarutkan dalam pelarut Asetonitril: Buffer 2.65 (2:3), disaring
dengan membrane filter, filtrat diinjeksikan ke dalam kolom kemudian terbawa oleh
fasa geraknya dan ditangkap dengan air flow rare 1.5 mL/menit oleh detector UV
dengan = 220 nm dengan sistem gerak isokratik. Hasil analisa menampilkan
konsentrasi dalam satuan ppm dibandingkan terhadap standarnya dilihat dari waktu
retensi (1.4 menit) dan luas area puncak kromatografi.
Dasar Teori
Vitamin C
Vitamin yang tergolong larut dalam air adalah vitamin C dan vitaminvitamin B kompleks. Vitamin C dapat
berbentuk sebagaiasam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat. Keduanya mempunyai keaktifan sebagai
vitamin C. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversibel menjadi asam L-dehidroaskorbat.
Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi
asam L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi(Winarno, 1997).
Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila
ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan
cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler, kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh
tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi
prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kolagen
tersebut (Poedjiadi, 1994).
Asam askorbat (vitamin C) merupakan antioksidan yang dapat mencegah oksidasi, dan merupakan nutrien
serta vitamin yang larut dalam air dan penting untuk menjaga kesehatan. Vitamin C merupakan satu-satunya
vitamin yang memiliki gugus enadiol dengan daya reduksi kuat dan juga pemberi sifat asam (Moeljohardjo,
1998). Vitamin C juga berperan sebagai pemberi proteksi bagi bagian yang mengandung air dari sel jaringan
ataupun organ, dan sebagai antioksidan untuk menangkal beberapa radikal bebas (Halliwell, 1989).
Asam askorbat (AsA) diketahui mempunyai potensi sebagai antioksidan atau sebagai agen sinergistik
antioksidan pada beberapa model dan makanan yang mengadung lipid. Asam askorbat dapat juga
mengakibatkan terpacunya oksidasi (pro-oksidan) pada minyak. Ion besi merupakan hal utama yang
mengakibatkan AsA sebagai pro-oksidan (Yin, et. al., 1993).
Secara alami bentuk vitamin C adalah isomer-L. Isomer ini memiliki aktivitas lebih besat dibandingkan
dengan bentuk isomer D (hanya 10%). Kandungan vitamin C dalam jeruk mandarin yakni 10,11 mg/100g,
sedangkan pada jeruk peras yakni 7,36 mg/100g. Struktur asam askorbat adalah sebagai berikut (Winarsi,
2007).

Anda mungkin juga menyukai