Anda di halaman 1dari 13

Bahan Ajar Metlid : Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori,

Kerangka Konsep dan Hipotesis


Posted on February 1, 2016 by Moudy E.U Djami
A. Tinjauan Pustaka
Pengertian Tinjauan Pustaka
Di lingkungan pendidikan tinggi, baik mahasiswa dan dosen tidak asing lagi dengan istilah
tinjauan pustaka. Pada tingkat Diploma (1-4) dan Strata 1 (S1) menggunakan istilah tinjauan
pustaka pada bab 2. Sedangkan pada tingkat pascasarjana (S2-S3) menggunakan istilah kajian
pustaka. Selanjutnya dalam tulisan ini akan menggunakan istilah tinjauan pustaka.
Tinjauan pustaka adalah pengkajian kembali literatur-literatur yang relevan (review of related
literature) dengan penelitian yang sedang dikerjakan.
Istilah lain dari tinjauan pustaka yang sering digunakan para peneliti adalah studi literatur. Studi
literatur yang dibuat dengan membaca banyak buku, majalah kesehatan, artikel, jurnal penelitian
dan sumber lainnya akan mempermudah peneliti dalam merumuskan kerangka konsep
penelitian.1 Referensi lain menyebutkan istilah lain dari tinjauan pustaka adalah studi
kepustakaan yang mempunyai arti yang sama dengan yang telah dijelaskan di atas.2
Tinjauan pustaka diperlukan untuk memberikan pemantapan dan penegasan tentang ciri khas
penelitian yang hendak dikerjakan. Ciri khas penelitian ini akan tampak dengan melampirkan
referensi yang digunakan dalam daftar pustaka baik dari buku-buku ajar, artikel dan jurnal
penelitian sebelumnya. Suatu naskah penelitian yang berbobot harus terdiri dari 80%
artikel/jurnal penelitian, dan sisanya dapat dari buku ajar yang relevan dan sumber lain yang
membahas masalah penelitian yang diteliti.
Jika peneliti menggunakan karya orang lain tanpa menampilkan sumbernya, baik nama author
(penulis/peneliti), tahun, judul, tempat dan penerbit dan sebagainya yang dilampirkan dalam
daftar pustaka, atau nama dan tahun (Metode Harvard) pada naskah penelitian merupakan
praktik plagiat. Plagiarisme akan menjadikan seorang peneliti di tuntut secara hukum dan
mempunyai sejarah dalam hal akademik yang buruk, yang akan dipikul seumur hidup.
Tinjauan pustaka dalam penelitian kesehatan tidak hanya membahas secara substansial variabel
dependen maupun variabel independen yang diteliti dari berbagai buku ajar / texbook. Pada
Tinjauan pustaka peneliti secara mendalam menggali teori yang berhubungan dengan variabel
yang diteliti, kemudian melakukan investigasi dari penelitian sebelumnya yang relevan sehingga
memahami secara mendalam masalah dan faktor penyebab masalah penelitian yang akan diteliti.
Penelitian yang terdahulu yang dapat dipaparkan pada tinjauan pustaka antara lain hasil
penelitian baik deskriptif maupun analitik (kuantitatif/kualitatif). Selain itu yang perlu didalami

adalah metoda penelitian apakah sudah sesuai, dampak dari masalah peneltian tersebut baik
positif maupun negatif, sehingga dapat menjadi pedoman apakan hasil penelitian tersebut dapat
di aplikasikan di lingkungan / lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti. Lebih lanjut Riyanto
mengemukakan hal-hal yang perlu di muat dalam tinjauan pustaka dalam penelitian kesehatan
antara lain:3 Teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.
1. Seluruh aspek penyakit yang diteliti tidak perlu ditulis dalam tinjauan pustaka, hal-hal
yang ditulis difokuskan pada aspek yang akan diteliti dengan penekanan utama pada
hubungan variabel yang dipermasalahkan (dependen) dengan variabel lain yang menjadi
faktor penyebab maupun perancu.
2. Buku sumber pustaka sebaiknya tidak terlalu lama tahunnya sehingga masih up to date
(10 tahun) kecuali yang menjadi grand theory sebagai acuan kerangka teori di akhir bab
2, tetapi setidaknya carilah terbitan yang terbaru.
3. Gunakan hasil penelitian dalam artikel / jurnal yang relevan yang dapat memperkuat teori
yang dibangun dengan sumber yang up to date.
4. Membuat kerangka teori sebagai dasar untuk mengembangkan kerangka konsep
penelitian. Dengan membuat kerangka toeri, maka peneliti dapat meletakkan masalah
yang sedang diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang didalami.
Tujuan Tinjauan Pustaka
Tujuan utama membuat tinjauan pustaka adalah menjadi dasar pijakan atau fondasi untuk
memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka pikir, menentukan hipotesis penelitian,
mengorganisasikan, dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnnya.
Fungsi Tinjauan Pustaka
Fungsi tinjauan pustaka antara lain untuk (1) mengetahui sejarah masalah penelitian, (2)
membantu memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian, (3) memahami latar belakang
teori masalah penelitian, (4) mengetahui manfaat penelitian sebelumnya, (5) menghindari
terjadinya duplikasi penelitian, dan (6) memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah
penelitian, yang akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.4
1. Mengetahui Sejarah Masalah Penelitian. Berdasarkan sejarah masalah yang berkaitan
dengan masalah penelitiannya, peneliti akan mendapatkan informasi tentang hal-hal yang
telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, aspek-aspek yang telah diteliti, prosedurprosedur yang telah diterapkan, hasil dan hambatan yang ditemukan di dalam penelitian,
dan perbedaan antara masalah yang hendak dipecahkan dengan masalah-masalah yang
sudah dipecahkan orang lain.
2. Memilih Prosedur Penyelesaiaan Masalah Penelitian. Berdasarkan prosedur-prosedur
yang telah diterapkan oleh para peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan masalah

penelitiannya, peneliti dapat memilih prosedur yang cocok atau membuat prosedur baru
berdasarkan kajian tentang kelebihan dan kekurangan dari prosedur-prosedur yang ada.
3. Memahami Latar Belakang Teori Masalah Penelitian. Berdasarkan latar belakang teori
masalah penelitian, peneliti dapat memetakan kedudukan masalah penelitiannya ke dalam
perspektif cakupan pengetahuan yang lebih luas, sehingga dapat membantu peneliti
dalam menjelaskan pentingnya penelitan itu dilakukan serta dampak dari hasil
penelitiannya.
4. Mengetahui Manfaat Penelitian Sebelumnya. Berdasarkan kajian dari hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang relevan, peneliti dapat memperkirakan manfaat hasil
penelitian yang akan dilaksanakannya.
5. Menghindari Terjadinya Duplikasi Penelitian. Pengkajian pustaka dapat menghindari
duplikasi penelitian. Dalam batas-batas tertentu suatu penelitian boleh merupakan
duplikasi dari penelitian lain, sepanjang penelitian yang akan dilaksanakan memiliki
tujuan berbeda untuk melengkapi hasil penelitian sebelumnya atau mempunyai alasan
yang kuat untuk meragukan hasil penelitian sebelumnya (bukan plagiat).
6. Memberikan Pembenaran Alasan Pemilihan Masalah Penelitian. Kajian pustaka harus
berfungsi sebagai kajian secara kritis tetapi singkat tentang kekhususan, manfaat dan
kelemahan dari penelitian sebelumnya (bukan sekadar senarai teori atau hasil penelitian
yang relevan saja), sehingga peneliti dapat memberikan pembenaran tentang pentingnya
masalah tersebut diteliti.
Peran Tinjauan Pustaka
Melalui tinjauan pustaka, peneliti dapat memiliki pemahaman yang luas dan dalam tentang
masalah penelitian yang diteliti. Selanjutnya peran tinjauan pustaka menurut beberapa sumber
antara lain:2
1. Mengetahui batas-batas cakupan permasalahan penelitian.
2. Dapat menempatkan pertanyaan penelitian dari perspektif yang jelas dan komprehensif
3. Dapat membatasi pertanyaan penelitian yang diajukan dan menentukan konsep studi yang
berkaitan erat dengan permasalahan.
4. Dapat mengetahui dan menilai hasil-hasil penelitian yang sejenis yang bisa sama maupun
kontradiktif antara penelitian satu dengan penelitian lainnya.
5. Dapat menentukan metode penelitian yang tepat untuk memecahkan masalah penelitian.
6. Mencegah dan mengurangi replikasi yang kurang bermanfaat dengan penelitian
sebelumnya.

7. Dapat lebih yakin dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukannya.
Macam-Macam Sumber Tinjauan Pustaka
Adapun sumber-sumber yang dapat digunakan dalam menyusun tinjauan pustaka adalah
referensi ilmiah yang mempunyai ISBN untuk buku, ISSN untuk jurnal dan sedapat mungkin
dari jurnal ilmiah yang berbobot. Sumber-sumber referensi ilmiah yang dapat digunakan dalam
penelitian kesehatan antara lain:
1. Jurnal Penelitian : Jurnal penelitian yang dimaksud adalah jurnal ilmiah yang telah
memiliki ISSN, terakreditasi baik jurnal lokal, nasional maupun internasional. Akan lebih
bagus lagi jika jurnal yang di ambil sebagai referensi adalah jurnal yang sudah terindeks
SCOPUS. Sebagai contoh jurnal ilmiah dapat diakses melalui Proquest, EBSCO, WHO,
Cochrane dan lain sebagainya. Di Indonesia Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi
(KEMENRISTEK DIKTI) telah memfasilitasi seluruh civitas akademika baik di PTN
maupun PTS untuk dapat mengakses jurnal ilmiah yang bagus dengan berlangganan
portal jurnal seperti EBSCO, Proquest dll. Password jurnal tersebut data diperoleh
dengan menghubungi pustakawan di perguruan tinggi masing-masing. Penelitian yang
berkualitas jika menggunakan sumber pustaka dari jurnal ilmiah sebesar 80% dari seluruh
referensi yang ada.
2. Buku Ajar : Buku ajar yang telah dipublikasi oleh penerbit baik dari dalam maupun luar
negeri. Buku yang sudah dipublikasi akan memiliki nomor ISBN. Sedapat mungkin
gunakan buku yang ditulis oleh author yang kompeten di bidangnya, baik sebagai
pendidik maupun praktisi kesehatan. Untuk melihat kualitas buku ajar tersebut, lihat
bagian referensi yang digunakan. Jika menggunakan referensi yang up to date dan dapat
dipertangungjawabkan, buku ajar tersebut adalah buku yang layak digunakan dan dapat
menjadi koleksi peneliti.
3. Artikel dari Internet : artikel dari internet yang layak dijadikan sumber pustaka adalah
artikel yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun institusi pendidikan. Peneliti harus
mencantumkan URL / alamat situs tersebut sebagai syarat penulisan referensi ilmiah.
Contohnya artikel elektronik dari WHO, Kemenkes, Harvard University, Universitas
Indonesia, dan lain sebagainya.
4. Narasumber : Menggunakan sumber pustaka dari narasumber dapat digunakan jika
sumber lainnya tidak ada atau waktu penerbitannya sudah lebih dari 10 tahun. Sebagai
bukti harus dicantumkan kapan dan dimana topik tersebut dibicarakan seperti seminar,
workshop dan pertemuan ilmiah lainnya. Untuk studi kualitatif, dapat dilampirkan bukti
berupa transkrip dari rekaman yang di rekam saat narasumber tersebut berbicara pada
acara tersebut dilaksanakan. Narasumber yang dimaksud adalah narasumber yang
kompeten dan seorang guru besar.
5. Majalah Kesehatan : sepanjang majalah kesehatan tersebut memiliki ISBN dan authornya
dapat di kontak untuk dimintai keterangan ataupun konfirmasi terkait masalah penelitian
yang diteliti, sumber tersebut dapat digunakan.

Jumlah Referensi yang Dibutuhkan


Para peneliti dari berbagai disiplin ilmu memiliki hak seluas-luasnya untuk mengembangkan rasa
ingintahunya. Namun demikian ada batasan yang harus dipatuhi yaitu harus berdasarkan
sistematika yang jelas dan sesuai dengan domain masing-masing peneliti. Hal ini disebabkan
karena penelitian yang dilakukan khusunya penelitian di dunia kesehatan, harus sesuai dengan
kode etik penelitian. Hak peneliti yang luas ini harus diimbangi juga dengan tanggung jawab
yang besar. Pengembangan ilmu harus mengacu kepada peningkatan kesejahteraan umat
manusia.5
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi, segala hasil penelitian
yang dilakukan di berbagai negara dapat segera di ketahui hanya berbekal komputer dan internet.
Oleh karena itu tidak ada alasan bagi para peneliti untuk membatasi sumber ilmiah yang relevan
yang harus digunakan.
Seringkali para mahasiswa atau peneliti pemula bertanya tentang batasan jumlah referensi ilmiah
yang digunakan. Dalam hal kuantitas referensi yang digunakan, tidak ada batasan. Tetapi dalam
hal kualitas, ada batasan yang jelas yakni 80% dari seluruh referensi harus berasal dari jurnal
ilmiah.
Ada beberapa institusi pendidikan yang membuat batasan minimal referensi ilmiah yang
digunakan misalnya setiap variabel harus di ambil dari sekian referensi seperti di bawah ini:
1. Strata I ke bawah harus terdiri dari 5 jurnal penelitian / buku ajar dari luar negeri dan
sisanya boleh ditambahkan buku ajar atau jurnal penelitian dari dalam negeri
2. Strata II harus terdiri dari 8 jurnal penelitian / buku ajar dari luar negeri dan sisanya boleh
ditambahkan buku ajar atau jurnal penelitian dari dalam negeri.
3. Strata III harus terdiri dari 10 jurnal penelitian / buku ajar dari luar negeri dan sisanya
boleh ditambahkan buku ajar atau jurnal penelitian dari dalam negeri
Cara Membuat Tinjauan Pustaka
Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut : 4
1. Mulai mencari sumber yang relevan baik dari buku ajar, jurnal cetak maupun jurnal
elektronik dan lain sebagainya.
2. Buatlah matriks untuk mengisi ringkasan referensi yang diperoleh baik jurnal, artikel,
buku ajar dan lain sebagainya agar saat menulis dengan segera dapat ditemukan sumber
mana yang dimaksud.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang untuk dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus pada
saat mulai menulis

4. Baca dahulu panduan penulisan, sehingga pada saat melakukan editing pada tulisan kita,
tidak terlalu banyak yang dirubah terkait penulisan.
5. Selain melakukan ringkasan dengan tools matriks yang digunakan, proses analisis juga
kita lakukan terhadap jurnal yang dibaca, apakah relevan dan layak digunakan atau tidak.
6. Kunsi sukses dalam menulis adalah niat dan aksi harus sejalan. Jika tidak pernah
memulai, maka tidak akan pernah selesai.
7. Lakukan refresh otak dan pikiran jika mulai jenih, munculkan motivasi pada diri sendiri
baik itu dari keluarga (ayah/ibu) jika berhasil dapat membuat mereka bangga, dapat
menjadi role model bagi keluarga dan lain sebagainya sehingga tetap semangat dalam
menulis dan menyelesaikan proyek tugas akhir
8. Selalu berdoa memohon tuntutan dan hikmat dari yang Maha Kuasa agar dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
B. Kerangka Teoritis
Kerangka Teori adalah hubungan antar konsep berdasarkan studi empiris.6 Kerangka teori harus
berdasarkan teori asal / grand theory. Sebagai contoh masalah perilaku ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya dapat menggunakan kerangka teori dari Green yang sering
digunakan mahasiswa, atau dapat juga menggunakan kerangka teori reason action, Health
Believe Model, atau teori lain yang sesuai dengan masalah penelitian yang dapat di temukan
dalam buku ajar Health Behavior Theory for Public Health dan buku ajar lainnya.
Jika masalah yang diteliti berhubungan dengan penyakit tetapi yang di dalami adalah
pengetahuan tentang penyakit tersebut, maka dapat menggunakan teori pengetahuan seperti tacit
knowledge dan explicit knowledge. Contoh PERCEDE teori Green dapat dilibat pada gambar
berikut ini.7

Gambar 1. PERCEDE Teori Green.7

C. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun berdasarkan hasil-hasil studi
empiris terdahulu sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.6
Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh
karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur.
Konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk yang dikenal dengan istilah variabel.1
Variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Variabel penelitian adalah sesuatu yang bervariasi yang
dapat diukur. Contoh variabel dalam penelitian kesehatan adalah Hb darah, tekanan darah, berat
badan, kunjungan ANC, jenis tenaga kesehatan, dan lain sebagainya. 1
Kerangka Konsep dapat berpijak pada kerangka teori yang dibentuk pada bab II. Kerangka teori
biasanya lebih kompleks dari kerangka konsep, karena tidak semua variabel dalam kerangka
teori diangkat menjadi variabel penelitian. Oleh karena itu pada BAB II sebelum gambar
kerangka konsep penelitian dipaparkan, peneliti wajib menjustifikasi mengapa variabel lain tidak
diteliti. Alasan yang disampaikan harus ilmiah, buka sekedar keterbatasan waktu, dana, tenaga
dan kemampuan penelitia saat itu. Contoh gambar kerangka konsep dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2. Contoh Kerangka Konsep 1


Contoh Kerangka Konsep lain yang meneliti variabel perancu/confounding variables dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Kerangka Konsep dengan Variabel Perancu8


D. Hipotesis
Pengertian Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara, patokan duga, atau dalil sementara
yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.1
Jika ditinjau dari asal kata, Hipotesis terdisi dari kata:
Hipo

: di bawah

Thesis

: dalil

Jadi Hipotesis adalah suatu dalil atau kaidah yang kebenarannya belum diketahui.
Hipotesis adalah penjelasan sementara yang diajukan tentang hubungan antara dua atau lebih
fenomena terukur/variabel untuk pembuktian secara empirik.6
Setelah melalui pembuktian dengan penelitian yang dilakukan, maka hipotesis yang dibuat tentu
saja dapat terbukti benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Jika diterima atau terbukti benar,
maka hipotesis tersebut menjadi tesis.1, 9
Kegunaan Hipotesis
Hipotesis berguna untuk :6
1. Menuntun arah penelitian : hubungan dua fenomena atau lebih dari dua
2. Identifikasi variabel yang digunakan: Misalnya untuk meneliti status gizi dengan
mengukur berat badan yang dibandingkan dengan usia menggunakan KMS.
3. Menentukan disain penelitian: analitik vs deskriptif; Potong lintang vs eksperimental
4. Petunjuk jenis analisis statistik yang digunakan : satu arah atau dua arah

Jenis Hipotesis
Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
Seringkali terdapat dalam naskah penelitian hipotesis penelitian ditulis hipotesis kerja. Yang
harus muncul dalam naskah penelitian adalah hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.9 Dalam
penelitian dikenal dua macam hipotesis yaitu:1, 9

Hipotesis Kerja / hipotesis penelitian

Hipotesis kerja / hipotesis penelitian adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk
membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Ciri hipotesis kerja
adalah terdapat kata: ada, terdapat, jika, , maka, lebih dan sebagainya.
Contoh hipotesis penelitian / hipotesis kerja:
1. Terdapat hubungan merokok dengan kejadian BBLR.
2. Angka kematian bayi lebih tinggi pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi.

Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah Hipotesis yang digunakan dalam analisis statistik, pertama kali
diperkenalkan oleh Fisher. Hipotesis statistik biasanya menggunakan rumus, contoh : H0 : x = y.1
Hipotesis statistik bersifat universal, sedangkan hipotesis penelitian berifat individual, sesuai
dengan penelitian yang dikerjakan peneliti, tergantung pada dugaan si peneliti itu sendiri.
Dibawah ini adalah tabel perbedaan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.9
Tabel 1. Perbedaan Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
Hipotesis Statistik (H0)
Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara
minum alkohol dengan
Tidak terdapat hubungan
kanker payudara
Peneliti 1
antara minum alkohol
dengan kanker payudara
Tidak ada hubungan
Tidak ada hubungan antara
Peneliti 2 antara minum alkohol
minum alkohol dengan
dengan kanker payudara kanker payudara

Selanjutnya hipotesis yang akan dibahas adalah hipotesis penelitian bukan hipotesis statistik.
Contoh lain hipotesis statistik pada uji perbandingan satu proporsi:10
H0 : tidak ada perbedaan proporsi perokok antara mahasiswa dan populasi
Ha : ada perbedaan proporsi perokok antara mahasiswa dan populasi
Batas kritis alfa = 0,05
Uji yang dilakukan adalah uji Z dan untuk SE karena sampel (mahasiswa) dan populasi yang
dipakai adalah populasi (masyarakat umum).
Rumus :

Sampel : x = 35, n = 75 p (Perokok) = 35/75 = 0,47


Proporsi Perokok di populasi p = 0,25

Dari nilai pv : Keputusan uji adalah H0 ditolak


Kesimpulan : Ada perbedaan proporsi perokok antara sampel (mahasiswa) dengan populasi
(masyarakat umum).

Jenis Hipotesis Menurut Arah Hipotesis


Jenis hipotesis menurut arah hipotesis terdiri dari ada dua macam yaitu:
1. Hipotesis satu arah : Hipotesis yang sudah memberi arah. Ciri hipotesis satu arah terdapat
kata : lebih tinggi, lebih rendah.
Contoh : Proporsi kejadian spina bifida pada ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat 3 bulan
pra konsepsi lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat hanya
pada saat trimester pertama.

1. Hipotesis dua arah : Hipotesis yang belum mempunyai arah, ciri hipotesis ini adalah
terdapat kata : ada hubungan, ada korelasi, ada perbedaan Jadi belum mengarahkan
dampak faktor tertentu terhadap kejadian tertentu.
Contoh: Terdapat hubungan senam hamil dengan lama persalinan kala II.

Hipotesis Positif dan Hipotesis Negatif


Ada juga jenis hipotesis positif dan hipotesis negatif. Hipotesis yang lazim ditemukan dalam
penelitian adalah hipotesis positif, namun jarang ditemukan hipotesis negatif. Contoh :
Hipotesis Negatif:

Tidak terdapat hubungan antara minum alkohol dengan kanker payudara

Tidak terdapat hubungan antara makanan cepat saji dengan penurunan densitas massa
tulang

Tidak ada hubungan antara obat SF dengan kejadian perdarahan kala tiga

Hipotesis Positif:

Terdapat hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kualitas


hidup akseptor

Terdapat hubungan antara masase perineum dengan robekan perineum tingkat III

Semakin teratur ibu hamil melakukan senam hamil, semakin cepat persalinan kala II.

4. Cara Membuat Hipotesis yang Benar


Suatu hipotesis haus memenuhi syarat sebagai berikut:6, 9
1. Merupakan kalimat deklaratif
2. Merupakan jawaban sementara
3. Dapat dibuktikan secara empiris
4. Berkaitan dengan teori-teori yang ada

5. Konsisten dengan pertanyaan penelitian


6. Hipotesis hanya dibuat untuk penelitian analitik : Korelasi / hubungan antara dua atau
lebih variabel
7. Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama
8. Menyebutkan variabel secara spesifik
9. Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas/independen, tetapi hanya
mengandung satu variabel terikat/dependen
10. Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk Hipotesis positif dan hipotesis negatif
11. Hipotesis dapat terdir dari dua arah dan satu arah

Daftar Pustaka :
1. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta; 2010.
2. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara; 2012.
3. Riyanto A. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan; Dilengkapi COntoh kuesioner dan
Laporan Penelitian. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
4. Hamdiyati Y. Cara Membuat Kajian Pustaka. . Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) bagi Guru-Guru MGMP Kota Bandung [Internet]. 2008. Available from:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012YANTI_HAMDIYATI/Kajian_Pustaka_Pelatihan_KTI-PTK.pdf.
5. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung
Seto; 2011.
6. Kusumayati A. Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori, Kerangka Konsep
dan Hipotesis. Depok: Universitas Indonesia; 2009.
7. Green LW, Ottoson JM. A Framework for Planning and Evaluation: PRECEDE-PROCED
Evolution anf Application of te Model. Journees de Sante Publique [Internet]. 2006.
Available from:
http://jasp.inspq.qc.ca/Data/Sites/1/SharedFiles/presentations/2006/JASP2006-OttawaGreen-Ottoson14-1.PDF.

8. Djami MEU. Hubungan Kontrasepsi Hormonal dengan Kualitas Hidup wanita Pernah
Kawin di Wilayah Kerja Puskesmas Tigaraksa. In: Indonesia U, editor. Manuskrip.
Depok2011.
9. Dahlan S. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto; 2009.
10. Hastono SP, Sabri L. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers; 2006.

Anda mungkin juga menyukai