Anda di halaman 1dari 14

0

LAPORAN PENDAHULUAN
KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
RSUD MUNTILAN

Tugas Individu
Stase Kegawat daruratan

Disusun Oleh :
Puspa Nilam Pratiwi
P150.139

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2016

1. Definisi
KAD adalah keadaan yan g ditandai dengan asidosis met abolik akibat
pembentukan keton yang berlebihan, sedangk an SHH ditandai dengan hiperos
molalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD
murni (American Diabetes Association, 2004).
Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis,
dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1. (Samijean
Nordmark, 2008).
Ketoasidosis Diabetikum (KAD) adalah suatu keadaan dimana terdapat
defisiensi insulin absolute atau relative dan peningkatan hormone kontra legulator
(glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan), yang menyebabkan
keadaan hipergilkemi (Brunner and Suddart, 2002).
2. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah:
a. Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa jumlah
b.
c.
d.
e.

sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
Kardiovaskuler : infark miokardium
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik
(Samijean Nordmark,2008).

3. Tanda Dan Gejala


Tujuh puluh sampai sembilan puluh persen pasien KAD telah diketahui menderita
DM sebelumnya. Sesuai dengan patofisiologi KAD, akan dijumpai pasien dalam
keadaan ketoasidosis dengan tanda dan gejala :
a. Kadar glukosa > 250 mg% dan pH < 7,35
b. HCO3 rendah (<15 meq/L)
c. Anion gap yang tinggi dan keton serum positif
d. Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul)
e. Dehidrasi (turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering)
f. Hipovolemia atau sampai syok
g. Poliuria dan polidipsia
h. Adanya riwayat berhenti menyuntik insulin, demam atau infeksi
i. Mual dan muntah
1
j. Nyeri perut yang menonjol
k. Derajat kesadaran pasien bervariasi, mulai dari composmetis sampai koma
(Arif Mansjoer, 2001).
4. Patofisiologi
Diabetes ketoasidosis disebabakan oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan pada

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Ada tiga gambaran kliniks yang penting
pada diabetes ketoasidosis yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang
pula. Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor
ini akan mengakibatkan hipergikemia. Dalam upaya untuk mnghilangkan glukosa
yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekresikan glukosa bersama
sama air dan elektrolit (seperti natrium, dan kalium). Diurisis osmotik yang ditandai
oleh urinasi berlebihan (poliuri) ini kan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan
elekrolit. Penderita ketoasidosis yang berat dapat kehilangan kira kira 6,5 liter air
dan sampai 400 hingga 500 mEg natrium, kalium serta klorida selam periode waktu
24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi
asam asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi benda
keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terajdi produksi benda keton yang
berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah
timbulnya keadaan tersebut. Benda keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalanm
sirkulasi darah, benda keton akan menimbulkan asidosis metabolik (Brunner and
suddarth,2002).

5. Pathway

6. Data Penunjang
a. Analisa Darah
1) Kadar glukosa darah bervariasi tiap individu
2) pH rendah (6,8-7,3)
3) PCO2 turun (10-30 mmHg)
4) HCO3 turun (<15 mEg/L)
5) Keton serum positif, BUN naik
6) Kreatin naik
7) Hb dan Ht naik
8) Leukosit
9) Osmolalitas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
b. Elektrolit
1) Kalium dan natrium dapat rendah atau tinggi sesuai jumlah cairan yang hilang
(dehidrasi)
2) Fosfor lebih sering menurun
c. Urinalisa
1) Leukosit dalam urin

2) Glukosa dalam urin


d. EKG gelombang T naik
e. MRI atau CT-Scan
f. Foto Thoraks
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan KGD
1) Pertahankan jalan nafas
2) Pada syok berat berikan oksigen 100% dengan masker
3) Jika syok berikan larutan isotonik (normal saline 0,9%) 20cc/kgBB
4) Bila terdapat penuruna kesadaran perlu pemasangan naso gastrik tube untuk
menghindari aspirasi lambung.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Penilaian kliniks awal : pemeriksaan fisik (BB, TD, tanda sidosis, GCS,
derajat dehidrasi), dan konfirmasi biokimia (analisa darah dan urinalisa)
(Dunger DB, 2004).
2) Pemantauan status volume cairan : pemeriksaan TTV (termasuk memantau
perubahan ortostatik pada tekanan darah dan frekuensi jantung), pengkajian
paru, dan pemantauan asupan serta haluan cairan.
3) Pemantauan kalium (Brunner and Suddart, 2002)
c. Penatalaksanaan Medis
1) Elekrtolit :
a) Kadar potasium mulai menurun saat diberikan insulin, oleh karena itu
pemberian potasium dimulai saat dimulainya pemberian insulin, terkecuali
pada penderita dengan kadar potasium > 6,0 mEg/L, mereka yang anuri
dan penderita gagal ginjal kronik yang biasanya sudah disertai poatsium
serum yang tinggi. Potasium diiberikan dengan dosis 10 30 mEg/jam,
semakin rendah kadar potasium serum semakin besar dosis yang diberikan
sambil memantau kadar dalam serum. Kadar potasium serum harus
dipertahankan >3,5 mEg/L.
b) Pemberian sodium bikarbonat diberikan saat pH <7,0, kadar bikarbonat
<5,0 mEg/L, hiperkalemia berat >6,5 mEg/L. Pemberian bikarbonat dosis
100 250 mEg dalam 100 250 ml 0,45%NaCl, diberikan antara 30 60
menit. Pemberian bikarbonat harus disertai dengan pemantauan pH arteri,
dan dihentikan apabila pH >7,1. (Adam JMF, 2002)
8. Pengkajian
a. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
b. Keluhan Utama : Keluhan atau gejala saat awal dilakukan pengkajian pertama kali
yang utama
c. Pengkajian Primer
1) Airway

Kaji jalan nafas terbuka, ada tidaknya sekret atau benda asing yang
menghalangi jalan nafas dan kaji timbulnya suara seperti gurgling, snoring
maupun crowing.
2) Breathing
Inspeksi rate, kesimetrisan peranjakan paru serta ada tidaknya dispnea, kaji
adanya sesak nafas, cuping hidung, nafas cepat, adanya sianosis atau tidak dan
pemakaian otot pernafasan tambahan. Auskultasi suara nafas dan perkusi area
paru.
3) Circulation
Kaji frekuensi denyut nadi, tekanan darah, suhu, capilary refil, SPO2 dan kaji
adanya edema.
4) Disability
Kaji status neurologi : GCS dan tanda lateralisasi
5) Eksposure
Kaji adanya jejas pada seluruh tubuh, yang perlu diperhatikan adalah cegah
hipotermi
d. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Keperawatan/Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan/Keperawatan Sekarang
b) Riwayat Kesehatan/Keperawatan Dahulu
c) Riwayat Kesehatan/Keperawatan Keluarga
2) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Meliputi kesan kesadaran sakit termasuk ekspresi wajah dan posisi klien.
b) Pemeriksaan Tanda Vital
Meliputi nadi (frekuensi, irama, kualitas), tekanan darah, pernafasan
(frekuensi, irama, kedalaman, pola nafas) dan suhu tubuh.
c) Pemeriksaan Head To Toe
a) Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala
: kaji bentuk, adanya luka
Rambut : warna, jenis, ketebalan dan kebersihan rambut
Mata
: kemampuan penglihatan, ukuran pupil, reaksi terhadap

cahay, konjungtiva, sklera, alat bantu, adanya sekret dan cekung


Hidung
: bagaimana kebersihannya, septum deviasi, sekret,

epistaksis polip, pemakaian selang O2/selang NGT


Telinga
: kemampuan pendengaran, adanya nyeri, sekret telinga,

pembengkakan, penggunaan alat bantu


Mulut
: keadaan bibir (warna, kelembaban), kebersihan gigi

dan gusi, mulut, bau mulut, pemasangan ET/OPA


Leher
: kesimetrisan trachea, terabanya kelenjar thyroid,
benjolan, tracheostomy, nyeri telan, pembesaran tonsil, tekanan
vena jugularis

Pemeriksaan Dada
Genitalia
Pemeriksaan Anggota Gerak/Ekstremitas
Pemeriksaan Kulit dan Kelenjar Getah Bening
3) Kebutuhan Fisiologis
a. Pola Nutrisi dan Metabolisme
a) Gejala : Hilang nafsu makan
b) Mual/muntah
c) Tidak mematuhi diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat
d) Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu
e) Haus, penggunaan diuretik (Thiazid), Tanda : Kulit kering/bersisik,
turgor jelek
f) Kekakuan/distensi abdomen, muntah
g) Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan

metabolik

dengan

peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas


aseton).
b. Pola Eliminasi
a) Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
b) Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang
c) Nyeri tekan abdomen, Diare
d) Tanda :Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat).
e) Urin berkabut, bau busuk (infeksi)
f) Abdomen keras, adanya asites
g) Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
c. Pola Aktivitas
a) Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
b) Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur
c) Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas
d) Letargi/disorientasi, koma
e) Penurunan kekuatan otot
d. Sirkulasi
a) Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut
b) Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas
c) Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
d) Takikardia
e) Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi
f) Nadi yang menurun/tidak ada
g) Disritmia
h) Krekels, Distensi vena jugularis
i) Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
e. Integritas Kulit
a) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain
b) Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi
c) Tanda : Ansietas, peka rangsang
f. Neurosensori
a) Gejala : Pusing/pening, sakit kepala

b) Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia


c) Gangguan penglihatan
d) Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).
Gangguan
e) Memori (baru, masa lalu), kacau mental
f) Refleks tendon dalam menurun (koma)
g) Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA)
g. Nyeri/Kenyamanan
a) Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
b) Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
h. Keamanan
a) Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b) Tanda : Demam, diaforesis
c) Kulit rusak, lesi/ulserasi
d) Menurunnya kekuatan umum/rentang erak
e) Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)
i. Pernafasan
a) Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/tidak)
b) Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen
c) Frekuensi pernapasan meningkat
j. Seksualitas
a) Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
b) Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Glukosa darah : meningkat 200 100 mg/dl atau lebih
2) Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
3) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkaat
4) Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5) Elektrolit : Natrium : mungkin normal , meningkat atau menurun
6) Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya akan
menurun
7) Fosfor : lebih sering menurun
8) Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
9) Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
10) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi sebagai rrespons terhadap stress atau infeksi
11) Ureum/kreatinin: Mungkn meningkaatt atau normal(dehidrasi/penurunan fungsi
ginjal)
12) Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis
akut sebagai penyebab DKA
13) Urin : gula dan aseton positif , berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat

14) Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, pernafasan
dan pada luka
9. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolik
b. Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi lambung
c. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
cukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme.

DIAGNOSA
Domain 4, kelas 4
Pola Nafas tidak efektif
Definisi
Pertukaran udara inspirasi dan/atau
ekspirasi tidak adekuat
Batasan karakteristik :
a) Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
b) Penurunan pertukaran udara per
menit
c) Menggunakan otot pernafasan
tambahan
d) Nasal flaring
e) Dyspnea
f) Orthopnea
g) Perubahan penyimpangan dada
h) Nafas pendek
i) Assumption of 3-point position
j) Pernafasan pursed-lip
k) Tahap ekspirasi berlangsung sangat
lama
l) Peningkatan diameter anteriorposterior
m) Pernafasan rata-rata/minimal
n) Kedalaman pernafasan
- Dewasa volume tidalnya 500 ml
saat istirahat
- Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
o) Timing rasio
p) Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan
a) Hiperventilasi
b) Deformitas tulang
c) Kelainan bentuk dinding dada
d) Penurunan energi/kelelahan

NOC

NIC

Domain 2, kelas 2,
Respiratory
(0415) :

status

1. Respiratory rate
2. Irama pernafasan
3. Kedalaman
pernafasan
4. Saturasi oksigen
5. Retraksi dada
6. Sianosis
7. Dipsneu
8. Diaporesis
9. Retraksi dda
Respiratory status :
airway
patency
(0410)
1. Ansietas
2. Lemas
3. Tidak
merasa
tercekik
4. Terengah-engah
5. Dipsneu
saat
istirahat
6. Batuk
7. Akumulasi
sputum
Vital sign
(0802):

status

1. Heart rate
2. Respiratory rate
3. Body

Domain 1, kelas 2
Airway management (3140)
Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Domain 1, kelas 2
Terapi oksigen (3320)
Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

9
e) Perusakan/pelemahan muskuloskeletal
f) Obesitas
g) Posisi tubuh
h) Kelelahan otot pernafasan
i) Hipoventilasi sindrom
j) Kecemasan
k) Disfungsi Neuromuskuler
l) Kerusakan persepsi/kognitif
m) Perlukaan pada jaringan syaraf
tulang belakang
n) Imaturitas Neurologi

Domain 12, kelas 1


Nyeri akut (00132)
Definisi :
Pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan terkait
dengan aktual atau kerusakan jaringan
potensial, onset mendadak atau lambat,
setiap intensitas dari ringan sampai
berat dan dapat diantisipasi atau

temperature
4. Systolic
and
dyastolic blood
pressure

Domain IV, kelas 2


Health knowledge
& behavior
Health Behavior
Pain Control (1605)

Domain 1, kelas 2
Vital sign Monitoring (6680)

Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Monitor VS saat pasien berbaring,


duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan


bandingkan

Monitor TD, nadi, RR, sebelum,


selama, dan setelah aktivitas

Monitor kualitas dari nadi

Monitor
frekuensi
pernapasan

Monitor suara paru

Monitor pola pernapasan abnormal

Monitor suhu, warna, dan kelembaban


kulit

Monitor sianosis perifer

Monitor adanya cushing triad


(tekanan
nadi
yang
melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari perubahan


vital sign

dan

irama

Domain 1, kelas 2
Physical comfort promotion
Pain management (1450) :

Kaji secara komprehensip terhadap


nyeri termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri dan faktor

10
diprediksi.

Batasan karakteristik :

erubahan selera makan


Perubahan tekanan darah
Perubahan frekuensi janutng
Perubahan frekuensi pernapasan
Perilaku distraksi (mis., berjalan
mondar mandir, mencari orang
lain dan atau aktivitas lain,
aktivitas yang berulang)
Mengekspresikan perilaku (mis.,
gelisah, merengek, menangis,
waspada, iritabilitas, mendesah)
Masker wajah (mis., mata
kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau
tetap pada satu fokus, meringis)
Laporan isyarat
Diaforesis
Sikap melindungi area nyeri
Fokus menyempit (mis..,
gangguan persepsi nyeri,
hambatan proses berpikir,
penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan)
Indikasi nyeri yanh dapat
diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri secara verbal
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur.

Klien
melaporkan
nyeri berkurang
Klien dapat
mengenal
lamanya (onset)
nyeri
Klien dapat
menggambarkan
faktor penyebab
Klien dapat
menggunakan
teknik non
farmakologis

presipitasi

Observasi reaksi ketidaknyaman


secara nonverbal

Gunakan strategi komunikasi


terapeutik untuk mengungkapkan
pengalaman nyeri dan penerimaan
klien terhadap respon nyeri

Tentukan pengaruh pengalaman


nyeri terhadap kualitas
hidup( napsu makan, tidur,
aktivitas,mood, hubungan sosial)

Tentukan faktor yang dapat


memperburuk nyeriLakukan
evaluasi dengan klien dan tim
kesehatan lain tentang ukuran
pengontrolan nyeri yang telah
dilakukan

Berikan informasi tentang nyeri


termasuk penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan hilang, antisipasi
terhadap ketidaknyamanan dari
prosedur

Control lingkungan yang dapat


mempengaruhi respon
ketidaknyamanan klien( suhu
ruangan, cahaya dan suara)

Hilangkan faktor presipitasi yang


dapat meningkatkan pengalaman
nyeri klien( ketakutan, kurang
pengetahuan)

Ajarkan cara penggunaan terapi


non farmakologi (distraksi, guide
imagery,relaksasi)

Klien
menggunakan
analgesic sesuai
instruksi

Domain V, KELAS
2, Perceived Health
Symptom Status
Pain Level(2102)

Klien
melaporkan
nyeri berkurang

Klien tidak
tampak
mengeluh dan
menangis

Faktor yang berhubungan

agen cedera biologi


(misalnya,
infeksi, iskemia, neoplasma)
agen cedera kimia
(misalnya, terbakar, metilen
klorida)
agen cedera fisik
(Misalnya, abses, amputasi,

Ekspresi wajah
klien tidak
menunjukkan
nyeri
Klien tidak
gelisah

11
terbakar, terpotong, angkat
berat, prosedur operasi,
trauma)

Domain 2, kelas 1 Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(00002)

Mual,muntah

Intoleransi
makan

Respiratory rate

Tekanan darah

Persepsi nyeri

Domain 2, kelas 2
Digestion & nutrition

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup


untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
Berat badan 20 % atau lebih di
bawah ideal
Dilaporkan adanya intake makanan
yang kurang dari RDA
(Recomended Daily Allowance)
Membran mukosa dan konjungtiva
pucat
Kelemahan otot yang digunakan
untuk menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada rongga mulut
Mudah merasa kenyang, sesaat
setelah mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta adanya
kekurangan makanan
Dilaporkan adanya perubahan
sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan makanan
cukup
Keengganan untuk makan
Kram pada abdomen

Nutritional status :
food & fluid intake
(1008) :
1. Intake makanan
oral
2. Intake makanan
melalui selang
3. Intake
cairan
melalui oral
4. Untake
cairan
intravena
5. Intake
cairan
parenteral
Nutritional status :
nutrient
intake
(1009)
1. Intake kalori
2. Intake protein
3. Intake
karbohidrat
4. Intake vitamin
5. Intake mineral
6. Intake kalsium

Kolaborasi pemberian analgesic

Domain 1, kelas 2
D. Nutrition support
Nutrition Management (1100):
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan
diet
yang
dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Monitor
jumlah
nutrisi
dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring (1160) :
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas

12

Tonus otot jelek


Nyeri abdominal dengan atau tanpa
patologi
Kurang berminat terhadap makanan
Pembuluh darah kapiler mulai
rapuh
Diare dan atau steatorrhea
Kehilangan rambut yang cukup
banyak (rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi, misinformasi

7. Intake lemak
8. Intake zat besi

Faktor-faktor yang berhubungan :


Ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau ekonomi.

yang biasa dilakukan


Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M.,dkk. 2013. Nursing interventions classification (NIC). United States of


America. ELSEVIER
Brunner and Suddart.2002.Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3.Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E..2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification, 20152017. Oxford: Wiley Blackwell.
Mansjoer, Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta : Media Aesculpius

13

Moorhead, S.,dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America.


ELSEVIER

Anda mungkin juga menyukai