LP Kad
LP Kad
LAPORAN PENDAHULUAN
KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
RSUD MUNTILAN
Tugas Individu
Stase Kegawat daruratan
Disusun Oleh :
Puspa Nilam Pratiwi
P150.139
1. Definisi
KAD adalah keadaan yan g ditandai dengan asidosis met abolik akibat
pembentukan keton yang berlebihan, sedangk an SHH ditandai dengan hiperos
molalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD
murni (American Diabetes Association, 2004).
Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis,
dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1. (Samijean
Nordmark, 2008).
Ketoasidosis Diabetikum (KAD) adalah suatu keadaan dimana terdapat
defisiensi insulin absolute atau relative dan peningkatan hormone kontra legulator
(glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan), yang menyebabkan
keadaan hipergilkemi (Brunner and Suddart, 2002).
2. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah:
a. Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa jumlah
b.
c.
d.
e.
sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
Kardiovaskuler : infark miokardium
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik
(Samijean Nordmark,2008).
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Ada tiga gambaran kliniks yang penting
pada diabetes ketoasidosis yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang
pula. Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor
ini akan mengakibatkan hipergikemia. Dalam upaya untuk mnghilangkan glukosa
yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekresikan glukosa bersama
sama air dan elektrolit (seperti natrium, dan kalium). Diurisis osmotik yang ditandai
oleh urinasi berlebihan (poliuri) ini kan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan
elekrolit. Penderita ketoasidosis yang berat dapat kehilangan kira kira 6,5 liter air
dan sampai 400 hingga 500 mEg natrium, kalium serta klorida selam periode waktu
24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi
asam asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi benda
keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terajdi produksi benda keton yang
berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah
timbulnya keadaan tersebut. Benda keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalanm
sirkulasi darah, benda keton akan menimbulkan asidosis metabolik (Brunner and
suddarth,2002).
5. Pathway
6. Data Penunjang
a. Analisa Darah
1) Kadar glukosa darah bervariasi tiap individu
2) pH rendah (6,8-7,3)
3) PCO2 turun (10-30 mmHg)
4) HCO3 turun (<15 mEg/L)
5) Keton serum positif, BUN naik
6) Kreatin naik
7) Hb dan Ht naik
8) Leukosit
9) Osmolalitas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
b. Elektrolit
1) Kalium dan natrium dapat rendah atau tinggi sesuai jumlah cairan yang hilang
(dehidrasi)
2) Fosfor lebih sering menurun
c. Urinalisa
1) Leukosit dalam urin
Kaji jalan nafas terbuka, ada tidaknya sekret atau benda asing yang
menghalangi jalan nafas dan kaji timbulnya suara seperti gurgling, snoring
maupun crowing.
2) Breathing
Inspeksi rate, kesimetrisan peranjakan paru serta ada tidaknya dispnea, kaji
adanya sesak nafas, cuping hidung, nafas cepat, adanya sianosis atau tidak dan
pemakaian otot pernafasan tambahan. Auskultasi suara nafas dan perkusi area
paru.
3) Circulation
Kaji frekuensi denyut nadi, tekanan darah, suhu, capilary refil, SPO2 dan kaji
adanya edema.
4) Disability
Kaji status neurologi : GCS dan tanda lateralisasi
5) Eksposure
Kaji adanya jejas pada seluruh tubuh, yang perlu diperhatikan adalah cegah
hipotermi
d. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Keperawatan/Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan/Keperawatan Sekarang
b) Riwayat Kesehatan/Keperawatan Dahulu
c) Riwayat Kesehatan/Keperawatan Keluarga
2) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Meliputi kesan kesadaran sakit termasuk ekspresi wajah dan posisi klien.
b) Pemeriksaan Tanda Vital
Meliputi nadi (frekuensi, irama, kualitas), tekanan darah, pernafasan
(frekuensi, irama, kedalaman, pola nafas) dan suhu tubuh.
c) Pemeriksaan Head To Toe
a) Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala
: kaji bentuk, adanya luka
Rambut : warna, jenis, ketebalan dan kebersihan rambut
Mata
: kemampuan penglihatan, ukuran pupil, reaksi terhadap
Pemeriksaan Dada
Genitalia
Pemeriksaan Anggota Gerak/Ekstremitas
Pemeriksaan Kulit dan Kelenjar Getah Bening
3) Kebutuhan Fisiologis
a. Pola Nutrisi dan Metabolisme
a) Gejala : Hilang nafsu makan
b) Mual/muntah
c) Tidak mematuhi diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat
d) Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu
e) Haus, penggunaan diuretik (Thiazid), Tanda : Kulit kering/bersisik,
turgor jelek
f) Kekakuan/distensi abdomen, muntah
g) Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan
metabolik
dengan
14) Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, pernafasan
dan pada luka
9. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolik
b. Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi lambung
c. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
cukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme.
DIAGNOSA
Domain 4, kelas 4
Pola Nafas tidak efektif
Definisi
Pertukaran udara inspirasi dan/atau
ekspirasi tidak adekuat
Batasan karakteristik :
a) Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
b) Penurunan pertukaran udara per
menit
c) Menggunakan otot pernafasan
tambahan
d) Nasal flaring
e) Dyspnea
f) Orthopnea
g) Perubahan penyimpangan dada
h) Nafas pendek
i) Assumption of 3-point position
j) Pernafasan pursed-lip
k) Tahap ekspirasi berlangsung sangat
lama
l) Peningkatan diameter anteriorposterior
m) Pernafasan rata-rata/minimal
n) Kedalaman pernafasan
- Dewasa volume tidalnya 500 ml
saat istirahat
- Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
o) Timing rasio
p) Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan
a) Hiperventilasi
b) Deformitas tulang
c) Kelainan bentuk dinding dada
d) Penurunan energi/kelelahan
NOC
NIC
Domain 2, kelas 2,
Respiratory
(0415) :
status
1. Respiratory rate
2. Irama pernafasan
3. Kedalaman
pernafasan
4. Saturasi oksigen
5. Retraksi dada
6. Sianosis
7. Dipsneu
8. Diaporesis
9. Retraksi dda
Respiratory status :
airway
patency
(0410)
1. Ansietas
2. Lemas
3. Tidak
merasa
tercekik
4. Terengah-engah
5. Dipsneu
saat
istirahat
6. Batuk
7. Akumulasi
sputum
Vital sign
(0802):
status
1. Heart rate
2. Respiratory rate
3. Body
Domain 1, kelas 2
Airway management (3140)
Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Domain 1, kelas 2
Terapi oksigen (3320)
Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
9
e) Perusakan/pelemahan muskuloskeletal
f) Obesitas
g) Posisi tubuh
h) Kelelahan otot pernafasan
i) Hipoventilasi sindrom
j) Kecemasan
k) Disfungsi Neuromuskuler
l) Kerusakan persepsi/kognitif
m) Perlukaan pada jaringan syaraf
tulang belakang
n) Imaturitas Neurologi
temperature
4. Systolic
and
dyastolic blood
pressure
Domain 1, kelas 2
Vital sign Monitoring (6680)
Monitor
frekuensi
pernapasan
dan
irama
Domain 1, kelas 2
Physical comfort promotion
Pain management (1450) :
10
diprediksi.
Batasan karakteristik :
Klien
melaporkan
nyeri berkurang
Klien dapat
mengenal
lamanya (onset)
nyeri
Klien dapat
menggambarkan
faktor penyebab
Klien dapat
menggunakan
teknik non
farmakologis
presipitasi
Klien
menggunakan
analgesic sesuai
instruksi
Domain V, KELAS
2, Perceived Health
Symptom Status
Pain Level(2102)
Klien
melaporkan
nyeri berkurang
Klien tidak
tampak
mengeluh dan
menangis
Ekspresi wajah
klien tidak
menunjukkan
nyeri
Klien tidak
gelisah
11
terbakar, terpotong, angkat
berat, prosedur operasi,
trauma)
Mual,muntah
Intoleransi
makan
Respiratory rate
Tekanan darah
Persepsi nyeri
Domain 2, kelas 2
Digestion & nutrition
Nutritional status :
food & fluid intake
(1008) :
1. Intake makanan
oral
2. Intake makanan
melalui selang
3. Intake
cairan
melalui oral
4. Untake
cairan
intravena
5. Intake
cairan
parenteral
Nutritional status :
nutrient
intake
(1009)
1. Intake kalori
2. Intake protein
3. Intake
karbohidrat
4. Intake vitamin
5. Intake mineral
6. Intake kalsium
Domain 1, kelas 2
D. Nutrition support
Nutrition Management (1100):
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan
diet
yang
dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Monitor
jumlah
nutrisi
dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring (1160) :
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
12
7. Intake lemak
8. Intake zat besi
DAFTAR PUSTAKA
13