Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah membimbing penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW dan keluarganya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu referensi mata kuliah guna membantu mahasiswa
mengenai materi listrik statis. Dalam makalah ini materi yang berkaitan dengan muatan listrik,
hukum coulumb, medan listrik, energi potensial listrik dan potensial listrik, usaha listrik, bola
konduktor, dan kapasitor.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kelemahan baik dari segi tata tulis
maupun sistematikanya oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah kami untuk selanjutnya.semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Kata pengatar.....................................1
Daftar isi.2
Bab I pendahuluan..3
A. Latar belakang...3
B. rumusan masalah........................3
C. tujuan pembahasan.........................3
Bab II pembahasan....... .4
1.1 Kapasitor.4
pengertian kapasitor....4
jenis- jenis kapasitor...5
fungsi kapasitor.. ...4
kegunaan kapasitor....6
1.2 Resistor..6
pengertian resistor. 6
jenis-jenis resistor. 6
fungsi resistor8
1.3 Dioda 9.
pengertian diode9
jenis diode.9
fungsi diode.12
kegunaan diode12
1.4 Trafomator...12
Pengertian trafomator.. 13
Jenis trafomator... 13
Fungsi tranfomator...14
Kegunaan trafomator....................14
1.5 Fet.15
jenis-jenis FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET).15
Fungsi (FET)18
Kegunaan (FET).. 19

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, alat elektronik sudah sejak zaman modern terdahulu diketahui manusia, alatalat tersebut tidak luput dari sebuah susunan sistematis burapa komponen yang berperan sangat penting

untuk menjalankan sistem suatu barang elektronik. Manusia banyak yang belum mengetahui apa-apa saja
komponen yang aktif dalam menjalankan elektronik tersebut.
B.Rumusan Masalah
dalam makalah ini ada beberapa masalah yang harus dibahas dan diuraikan secara jelas:
1. Masalah Kapasitor
2. Masalah Resisitor
3. Masalah Dioda
4. Masalah Transformator
5. Masala FET
C.Tujuan pembahasan
Tujuan Penulis Membuat Makalah dengan judul Dasar Elektronika adalah supaya memperjelaskan
lagi secara lengkap dan simple, serta penulis ingin membagi ilmu yang mungkin kita tidak ketahui.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kapasitor
A. Pengertian Kapasitor
kapasitor adalah komponen elektrik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Salah satu
jenis kapasitor adalah kapasitor keeping sejajar. Kapasitor ini terdiri dari dua buah keping metal sejajar
yang dipisahkan oleh isolator yang disebut dielektrik. Bila kapasitor dihubungkan ke batere kapasitor
terisi hingga beda potensial antara kedua terminalnya sama dengan tegangan batere. Jika batere dicabut,
3

muatan-muatan listrik akan habis dalam waktu yang sangat lama, terkecuali bila sebuah konduktor
dihubungkan pada kedua terminal kapasitor.
Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867) dan dengan satuan farad. Komponen
penyusun kapasitor itu sebenarnya adalah dua buah plat sejajar yang dipisahkan oleh bahan dielektrik
(contoh : vacum, kertas, mika, keramik dll ) dan mempunyai sifat dasar bahwa kapasitor itu bila dialiri
arus listrik maka akan menyimpan muatan, pengisian muatan itu terjadi selama kapasitor itu belum terisi
penuh. Kemudian kapasitor akan melakukan pelepasan muatan apabila polaritas tegangan dari terminal
yang dihubungkan padanya lebih rendah. Pelepasan muatan ini bisa saja terjadi walaupun kapasitor belum
terisi penuh selama adanya perbedaan polaritas. Sesuai dengan aturan listrik bahwa arus listrik itu
mengalir dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah. Muatan yang tersimpan dalam
kapasitor dapat dihitung dengan rumus :
Q=CV
Dimana :
Q = Muatan listrik dalam Coulomb
C = Nilai kapasitansi dalam Farad
V = Nilai tegangan dalam volt
Nilai kapasitansi dihitung dengan rumus :
C = (8,85 x 10-12) (k A/t)
Dimana :
K = Konstanta dielektri
B. Jenis-jenis Kapasior

C. Fungsi Kapasitor
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :

Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik


Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)
Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
Sebagai Kopling
Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
Sebagai Penggeser Fasa
Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan
Spul Antena dan Osilator)

D. Kegunaan Kapasitor
Fungsi Kapasitor dalam komponen elektronika adalah sebagai penyimpan muatan listrik, selain
berfungsi sebagai penyimpan listrik, kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Dalam
muatan listrik terdapat kapasitas penyimpanan kemampuan kapasitor yang dinamakan Farad dengan
simbol F. Simbol dari kapasitor sendiri adalah C (kapasitor).
Pada umumnya, kapasitor banyak dibuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar
antara satu dengan lainnya. Dan diantara kedua lempengan tadi terdapat bahan isolator yang biasa kita
sebut dengan dielektrik. Yang di maksud Dielektrik adalah bahan yang dapat mempengaruhi nilai dari
kapasitansi kapasitor. Bahan dielektrik yang banyak digunakan adalah kermaik, kertas, udara, metal film,
gelas, vakum dan masih terdapat lagi bahan lainnya.

1.2. Resistor
A. Pengertian Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur
tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik
di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir
B. Jenis Resistor
1. Resistor Kawat
Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian
elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan
memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap
panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis
yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di
lapisi dengan bahan semen.
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan kode
warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna gelang
tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk setelah adanya resistor
kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang karbon di dalam rangkaianrangkaian elektronik.
3. Resistor Keramik
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat ini
telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan dilapisi
dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi,
resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya yang dimiliki
resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
4. Resistor Film Karbon
Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan
perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi dengan
bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi sudah
tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi yang tinggi dan juga
bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan di dalam berbagai rangkaian
elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
5. Resistor Film Metal
Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja resistor ini
tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai
toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed Resistor lainnya,
resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena memilik 5 gelang warna bahkan ada

juga yang terdapat 6 gelang warna. Resistor film metal banyak digunakan dalam rangkaian
elektronika yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, seperti alat ukur.
6. Potensiometer
Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah dengan cara
memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya, resistor ini terbuat dari
kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika. Saat ini telah
banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena memiliki ukuran yang lebih kecil
dan resistansi yang cukup besar.
7. Trimpot
Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer, hanya saja
bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansi
tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengubah nilai resistansi
dengan cara memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.
.
8. NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan
resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan temperatur di
sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila temperatur di sekelilingnya turun,
Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika temperatur di sekelilingnya naik. Kedua
resiston ini paling sering digunakan sebagai sensor karena dapat mengukur suhu atau temperatur
daerah di sekelilingnya.
9. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah
apabila terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Itu dapat terjadi karena
intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus batas-batas pada LDR.

C. Fungsi Resistor
Fungsi Resistor sangat berpengaruh besar di dalam rangkaian elektronika, karena dapat
digunakan sebagai penahan arus sementara sebelum arus tersebut diproses dan disalurkan pada komponen
elektronika lainnya. Selain sebagai penahan arus sementara, resistor juga dapat berfungsi sebagai
pembagi arus, pembatas/pembagi arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Resistor juga
merupakan komponen yang bersifat menghambat arus listrik yang berjenis pasif.
Jadi, wajar apabila semua rangkaian elektronika yang ada di dunia ini selalu menggunakan
komponen resistor. Resistor juga merupakan komponen yang paling terkenal, selain karena harganya yang
murah komponen ini juga paling banyak di jual di pasaran. Jadi anda tidak perlu bingung dan pusing
untuk mencari komponen yang satu ini.
D. Kegunaan Resistor
Dalam kehidupan sehari-hari Resistor memilki banyak kegunaan, terutama dalam bidang elektro.
Adapun kegunaan Resistor sebagai berikut:

a. Pembangkit potensi listrik


Maksudnya bahwa Resistor bisa menimbulkan potensial listrik dengan nilai tertentu. Coba lihat gambar
berikut !

Dari gambar ini jika suatu rangkaian kawat tanpa tahanan maka potensialnya nol, tetapi jika diberi
tahanan maka potensialnya menjadi tidak nol (dalam gambar terjadi potensial 1 volt dan volt)

b. Memperkecil tegangan (potensial) listrik


Maksudnya dengan pemasangan ini kita barhasil menurunkan tegangan listrik dari suatu sumber
listrik. Misalnya bila kita berkehendak memutar suatu motor listrik dengan tegangan 6 volt sedang kita
memiliki accu 7,5 volt atau 12 volt, maka caranya bisa dipasangkan tahanan dengan perhitungan tertentu.
Bila motor listrik tersebut memiliki tahanan dalam sebesar 3 ohm maka agar diperoleh potensial 6 volt
sebagai dimaksud kita harus memasangkan tahanan sebesar 3 ohm pada accu 12 volt.

c. Memperkecil arus listrik


Maksudnya yaitu jika dipasangkan suatu tahanan dakam suatu rangkaian kawat maka akibatnya
arus listrik yang mengalir menjadi lebih kecil.

1.3 Dioda
A. Pengertian Dioda
Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat semikonduktor. Dioda
juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda sebenarnya
tidak memiliki karakter yang sempurna, melainkan memiliki karakter yang berhubungan dengan arus dan
tegangan komplek yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi yang digunakan serta
parameter penggunaannya.
8

Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cats Wahisker dan tabung hampa. Sedangkan pada
saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan semikonduktor, contohnya : Silikon dan Germanium. Di
karenakan pengembangannya yang dilakukan secara terpisah, dioda kristal (semikonduktor) lebih populer
di bandingkan dengan dioda termionik. Dioda termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick Guthrie
pada tahun 1873, sedangkan dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman, Karl
Ferdinand Braun.
B. Jenis-jenis Dioda
1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai
penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus
ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 1. dioda penyearah

2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini
dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial
dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen elektronika
kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener dengan dioda. Dengan
memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda
bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt,
pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki
tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk
pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada
keluarga Optoelectronic. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+)
dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Simbol,bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau
Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan
cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan
majunya dibedakan atas jenis warna

4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)


Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya. Dalam
keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan
1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut
karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil
nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam
10

pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber
cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki
lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap
resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak
juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas yang
berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar
pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada
tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun.
Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara
(Audio).

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)


DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi sebagai
pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang serupa
dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR
sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan
biasanya disebut PNPN Trioda.

C. Fungsi Dioda
Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :

Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah
arus AC ke arus DC.
Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil
tegangan.
Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

D. Kegunaan Dioda
1. Dioda germanium digunakan pada rangkaian detektor radio penerima.
2. Dioda silicon digunakan sebagai penyearah
11

3. Dioda selenium digunakan untuk penyearah arus pada rangkaian pesawat catudaya, dan pada
sistim pengapian bateray di sepeda motor. Pada sepeda moror sistem ini disebut Kuproks
4. Dioda Zener digunakan untuk penstabil tegangan pada pesawat catu daya, walaupun arus dan
tegangan yang masuk kerangkaian berubah-ubah. juga sering digunakan pada alat ukur
potensial yang bersisi ( Volt Meter ) dengan ukuran yang tepat dan akurat.
5. Dioda Cahaya / LED, digunakan peraga digital. pada jam tangan QARZT, dadu elektronik
liontin LED, tester IC, LED VU Meter, Display pada penguat Audio (HIFI) dan lain lain.

1.4. Transformator
A. Pengertian Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya
seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC
ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya
dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan
yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari
pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator
lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga
maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

B. Jenis-Jenis Trasformator
1. Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi
yang digunakan dalam transmisi jarak jauh..
1. Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam
adaptor AC-DC.
2. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan
tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam
12

lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan
sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua
lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer
dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan
lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
3. Autotransformator variable
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya
bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.
4. Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer,
sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan
sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini
berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling kapasitor.
5. Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran
gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah
arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran
saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

6. Transformator tiga fase


Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus
satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang like emotikon dan lilitan sekunder
dihubungkan secara delta (\Delta).
C. Fungsi Transformator
Fungsi Transformator dalam dunia elektronika memegang peranan yang sangat penting. Secara
garis besar fungsi transformator adalah untuk menyalurkan energi listrik ke tegangan rendah maupun ke
tegangan tinggi, penyaluran ini berlangsung dalam frekuensi yang sama. Fungsi ini juga dikenal pula
sebagai istilah step up dan step down. Fungsi transformator juga memegang sebuah peranan penting
dalam dunia elektronika, sama halnya seperti dengan fungsi kapasitor, resistor, transistor, dan dioda.
Fungsi berikutnya dalam transformator yang tidak kalah penting adalah sebagai sistem komunikasi
dimana transformator atau trafo digunakan sebagai frekuensi radio dan video. Lalu bagaimanakah fungsi
dari transformator dalam kehidupan sehari-sehari kita?

13

D. Kegunaan Transformator
Cara Kerja Transformator mungkin menjadi sebuah pertanyaan yang cukup umum bagi orang
awam yang kurang menguasai ilmu di bidang teknologi. Sudah umum untuk diketahui bahwa
transformator adalah suatu perantara atau media untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan rendah ke
tegangan yang lebih tinggi bisa juga terjadi sebaliknya dan bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet. Transformator diibaratkan sebagai sebuah jantung dalam transisi tegangan listrik.
Penggunaan dari transformator pun sudah sering kita rasakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari yang
kita lakukan. Namun mungkin hanya sebagian diantara kita yang mengerti tentang cara transformator
bekerja. Tidakah kalian tahu bahwa dalam sebuah transformator terdapat dua hukum yang bekerja yaitu
hukum induksi faraday dan hukum Lorenz dalam menyalurkan daya. Kedua hukum ini bekerja bersamaan
dalam sebuah transformator. Lalu bagaimanakah cara kerja transformator?

Secara sederhana cara kerja transformator adalah seperti perputaran tegangan arus bolak balik (AC).
Lebih detailnya tentang cara kerja ini adalah ketika lilitan primer dihubungkan dengan tegangan arus
bolak balik maka menimbulkan perubahan arus listrik pada lilitan primer yang mempengaruhi medan
magnet. Medan magnet yang telah berubah ini semakin diperkuat dengan adanya inti besi dan inti besi
tersebut menghantarkannya ke lilitan sekunder. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya ggl induksi pada
masing-masing ujung lilitan sekunder. Efek dari peristiwa ini dinamakan induktansi timbal balik (mutual
inductance). Prinsip kerja ini sama dengan induksi
14

1.5. FET
FET adalah kepanjangan dari Field EfFect Transistor, yang jika dibahasa indonesiakan menjadi
Transistor Efek Medan. Berbeda dengan transistor, FET bekerja berdasarkan efek medan listrik. FET
mempunyai 3 kaki, yaitu : Gate (G), Drain (D) dan Source (S). Jika dilihat dari fungsinya 3 kaki ini
menyerupai kaki-kaki transistor dimana Gate (G)serupa dengan Basis (B), Drain (D) dengan Kolektor (C)
dan Source (S) serupa dengan Emitor (E). Karena termasuk jenis transistor maka FET juga ada dua tipe
yaitu FET kanal P dan FET kanal N. Fungsi FET hampir sama dengan fungsi transistor.
Ada dua jenis FET yang sering digunakan yaitu JFET (JUNCTION-FET) dan MOSFET (METAL OXIDE
SEMICONDUCTOR-FET).

1.Jenis-Jenis FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)


1. Uni Junktion Transistor (UJT)

Gambar 2. symbol dan gambar transistor type UJT

Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan dua basis.
Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N
dan UJT Kanal P.

15

2. Field Effect Transistor (FET)

Gambar 3. symbol dan gambar transistor type FET

Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya
yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya
digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua yaitu
Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide
Semiconductor FET(MOSFET).

3. MOSFET

16

Gambar 4.symbol dan gambar transistor type MOSFET

MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu
Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang sangat tinggi.
Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian bagian yang benarbenar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh
amplifikasi yang tinggi dengan desah yang rendah. Dalam pengemasan dan perakitan dengan
menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik,
mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk
pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.
2.Fungsi FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)
Rangkaian pengapian transistor dengan FET ini bermanfaat jika terjadi kerusakan pada transistor
coil yang kebetulan signal input cukup kecil,sehingga diperlukan penguat signal agar bisa menggerakan
Transistor switching.
Fungsi transistor FET disini adalah untuk rangkaian switching atau pensaklaran yang memutus
dan menyambungkan arus listrik primer koil pengapian mobil.
Untuk gambar skema rangkaian pengapian transistor dengan FET IRF740, gambar skema
rangkaian pengapian transistor ini Otomotif Qita kembangkan dari pengapian dengan full transistor yang
bisa dilihatDISINI.

17

Sedikit penjelasan tentang gambar skema rangkaian sistem pengapian dengan transistor diatas adalah
sebagai berikut:
Ketika input IC LM358 tinggi pada kaki no 3 maka out put pada kaki no 6 dan 7 juga tinggi
Ketika input rendah atau 0 (nol) pada kaki input no 3 maka out put kaki 6 dan 7 juga rendah
Input tinggi bila pada ujung pulser magnetic bersentuhan dengan logam dan terbentuk tegangan beberapa
milivolt atau saat pulser sedang tidak dihubungkan.
Input rendah bila pada ujung pulser magnet tidak bersentuhan dengan logam atau jika pada kaki input
ditambahkan resistor contoh pada input di beri resistor 12 kilo ohm, baik dengan atau tanpa pulser input
kaki ic no 3 tetap rendah, dengan catatan ujung pulser tidak bersentuhan dengan logam.
Ketika input sedang tinggi pada kaki no 3 IC LM358 output pada kaki 6 dan 7 juga tinggi, selanjutnya
tegangan output IC mengalir menuju kaki Gate (G) pada IRF740 dan membuka saluran antara kaki Drain
dan Source, maka arus listrik akan mengalir dari Koil yang tersambung dengan Drain (D) menuju Ground
atau kaki Source (S) pada transistor FET.
Selanjutnya ketika input IC LM 358 kaki no 3 rendah out put juga rendah, resistor yang terhubung
dengan kaki Gate (G) pada gambar rangkaian diatas menggunakan resistor dengan nilai 1k2 ohm akan
membuang muatan listrik pada Gate ke ground untuk menutup saluran antara Drain dan Source dan arus
listrik tidak mengalir dari Koil menuju Ground, dan begitu seterusnya.
Berikut adalah beberapa komponen yang diperlukan sesuai dengan skema rangkaian pengapian transistor
menggunakan FET IRF740 di atas:
1. Regulator tegangan LM 7812
2. Elco 100uf/35volt
3. IC LM358
4. Resistor 10 kilo ohm
5. Resistor 100 kilo ohm
6. Resistor 1200 ohm atau 1k2 ohm
7. Transistor FET IRF740
Khusus untuk IRF740 bisa paralel dua biji jika ada pesan error hight input voltage coil ., ini untuk Ecu
mesin yang minta tegangan benar-benar presisi, karena Ecu mesin tersebut jika mendeteksi ada yang aneh
pada bagian pengapian akan mematikan driver penggerak coil, sehingga efeknya malah tidak akan keluar
api dari busi.
18

3.Kegunaan FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)


FET mengendalikan aliran elektron (atau lubang elektron pada FET kanal-p) dari sumber ke cerat
dengan mengubah besar dan bentuk dari sebuah kanal konduktif yang dibentuk oleh adanya tegangan
(atau kurangnya tegangan pada FET kanal-p) yang dikenakan menyeberangi saluran gerbang dan sumber
(untuk mempermudah penjabaran, diasumsikan bahwa badan dan sumber disambungkan). Kanal
konduktif ini adalah jalur dimana elektron (atau lubang) mengalir dari sumber ke cerat. Dengan
menganggap sebuah peranti kanal-n moda pemiskinan. Sebuah tegangan negatif gerbang-ke-sumber
menyebabkan daerah pemiskinan untuk bertambah lebar dan menghalangi kanal dari kedua sisi,
mempersempit kanal konduktif. Jika daerah pemiskinan menutup kanal sepenuhnya, resistansi kanal dari
sumber ke cerat menjadi besar, dan FET dimatikan seperti sakelar yang terbuka. Sebaliknya, sebuah
tegangan positif gerbang-ke-sumber menambah lebar kanal dan memungkinkan elektron mengalir dengan
mudah. Sekarang menganggap sebuah peranti kanal-nmoda pengayaan. Sebuah tegangan positif gerbangke-sumber dibutuhkan untuk membuat kanal konduktif karena ini tidak terdapat secara alami didalam
transistor. Tegangan positif menarik elektron bebas pada badan menuju ke gerbang, membuat sebuah
kanal konduktif. Tetapi elektron yang cukup harus ditarik dekat ke gerbang untuk melawan ion doping
yang ditambahkan ke badan FET, ini membentuk sebuah daerah yang bebas dari pembawa bergerak yang
dinamakan daerah pemiskinan, dan fenomena ini disebut sebagai tegangan tahan dari FET. Peningkatan
tegangan gerbang-ke-sumber yang lebih lanjut akan menarik lebih banyak lagi elektron menuju ke
garbang yang memungkinkannya untuk membuat sebuah kanal konduktif dari sumber ke cerat, proses ini
disebut pembalikan. Baik pada peranti moda pengayaan ataupun pemiskinan, jika tegangan cerat-kesumber jauh lebih rendah dari tegangan gerbang-ke-sumber, merubah tegangan gerbang akan mengubah
resistansi kanal, dan arus cerat akan sebanding dengan tegangan cerat terhadap sumber. Pada moda ini,
FET berlaku seperti sebuah resistor variabel dan FET dikatakan beroperasi pada moda linier atau moda
ohmik[1][2] Jika tegangan cerat-ke-sumber meningkat, ini membuat perubahan bentuk kanal yang
signifikan dan taksimetrik dikarenakan gradien tegangan dari sumber ke cerat. Bentuk dari daerah
pembalikan menjadi kurusdekat ujung cerat dari kanal. Jika tegangan cerat-ke-sumber ditingkatkan lebih
lanjut, titik kurus dari kanal mulai bergerak dari cerat menuju ke sumber. Pada keadaan ini, FET
dikatakan dalam moda penjenuhan,[3] beberapa orang menyebutnya sebagai moda aktif, untuk
menganalogikan dengan daerah operasi transistor dwikutub.[4][5] Moda penjenuhan, atau daerah antara
linier dan penjenuhan digunakan jika diinginkan adanya penguatan. Daerah antara tersebut seringkali
dianggap sebagai bagian dari daerah linier, bahkan walaupun arus cerat tidak linier dengan tegangan
cerat. Bahkan jika kanal konduktif yang dibentuk oleh tegangan gerbang-ke-sumber tidak lagi
menghubungkan sumber ke cerat saat moda penjenuhan, Pembawa muatan tidak dihalangi untuk
mengalir.
Dengan menganggap peranti kanal-n, sebuah daerah pemiskinan terdapat pada badan tipe-p,
mengelilingi kanal konduktif, daerah cerat dan daerah sumber. Elektron yang mencakupi kanal bebas
untuk bergerak keluar dari kanal melalui daerah pemiskinan jika ditarik ke cerat oleh tegangan cerat-kesumber. Daerah pemiskinan ini bebas dari pembawa dan memiliki resistansi seperti silikon. Penambahan
apapun pada tegangan cerat-ke-sumber akan menambah jarak dari cerat ke titik kurus, menambah
resistansi dikarenakan daerah pemiskinan sebanding dengan tegangan tegangan cerat-ke-sumber.
Perubahan yang sebanding ini menyebabkan arus cerat-ke-sumber untuk tetap relatif tetap tak
19

terpengaruh oleh perubahan tegangan cerat-ke-sumber dan benar-benar berbeda dari operasi moda linier.
Dengan demikian, pada moda penjenuhan, FET lebih berlaku seperti sebuah sumber arus konstan
daripada sebagai sebuah resistor variabel dan dapat digunakan secara efektif sebagai penguat tegangan.
Pada situasi ini, tegangan gerbang-ke-sumber menentukan besarnya arus konstan yang melewati kanal.
Cara yang tepat untuk menguji transistor MOSFET adalah dengan menggunakan
analogmultimeter. Switch mode power supply dan banyak sirkuit lainnya menggunakan transistor FET
sebagai bagian dari rangkaian. Kebocoran dan kegagalan MOSFET yang cukup tinggi di sirkuit dan kita
perlu tahu bagaimanamengetesnya. FET mempunyai lebel sebagai "Q" pada papan sirkuit.

20

Anda mungkin juga menyukai