Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan.
Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan
psikis ibu, dan hal ini dapat memicu perasaan tertekan (stres). Banyak ibu baru
melahirkan mengalami depresi pasca persalinan atau lebih dikenal sebagai baby blues
syndrome.
Baby blues syndrome atau sering disebut juga dengan istilah maternity blues atau post
partum blues adalah gangguan emosi ringan yang biasanya terjadi dalam kurun waktu
2 minggu atau 14 hari setelah ibu melahirkan. Istilah blues ini mengacu pada arti
keadaan tertekan. Sesuai dengan arti katanya, maka tanda-tanda dari sindrom ini
adalah adanya gejala-gejala gangguan emosi seperti menangis, sering merasa cemas,
tidak percaya diri, sulit beristirahat dengan tenang dan mood yang sering berubahubah. Sindrom ini di alami oleh hampir sekitar 15-85 % ibu pasca melahirkan. Baby
blue syndrome perlu dibedakan dengan postpartum depression, dimana pada
postpartum depression gejalanya lebih berat dan sering serta onsetnya lebih dari 2
minggu1,2,3
Banyak faktor yang bisa menyebabkan baby blue syndrome, yaitu : faktor dari ibu,
bayi yang di lahirkan dan lingkungan sekitar. Kelelahan saat melahirkan, kesulitan
menyusui, trauma melahirkan dan depresi saat mengandung dan canggung mengurus
bayi adalah beberapa contoh faktor yang berasal dari ibu. Faktor kesulitan menyusui
dan canggung menggurus bayi biasanya terjadi pada kelahiran pertama, hal ini
dikarenakan sang ibu belum terbiasa dan berpengalaman mengurus bayi. Bahkan ada
beberapa ibu yang takut menyentuh bayinya karena melihat bayinya sangat kecil dan
rapuh. Faktor hormon juga berpengaruh

dalam terjadinya sindrom

ini, dimana

perubahan keseimbangan hormon akibat melahirkan membuat ketidak-seimbangan


emosi dari sang ibu. Kondisi dari bayi yang baru lahir merupakan faktor yang berasal
dari sang bayi, contohnya saja : bayi lahir dengan berat badan rendah atau bayi lahir

1 Catatan Super Koass

dengan kondisi yang tidak normal. Faktor dari lingkungan dapat berasal dari mertua,
tetangga bahkan suami atau ayah bayi sendiri.4
Meskipun gejalanya cukup ringan bila dibandingkan dengan postpartum depression,
bukan berarti sindrom ini bisa di abaikan begitu saja. Penanganan yang bisa
dilakukan antara lain : istirahat yang cukup, berolahraga teratur, mengkonsumsi
makanan yang bergizi, dan yang paling penting adalah melakukan relaksasi agar
emosi tetap terjaga. Hypnotherapy juga sangat efektif untuk menjaga kestabilan
emosional. Dukungan moral dari keluarga dan lingkungan akan membantu
mempercepat pemulihan akibat baby blue syndrome ini.

2 Catatan Super Koass

BAB II
ISI
2.1 Epidemiologi
Baby blues sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah menulis referensi
di literatur kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan pasca-salin yang
disebut sebagai milk fever karena gejala disforia tersebut muncul bersamaan
dengan laktasi. Dewasa ini, baby blue syndrome atau sering juga disebut maternity
blues atau post-partum blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek
ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan, dan ditandai
dengan gejala-gejala seperti : reaksi depresi /sedih/disforia, menangis , mudah
tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri
sendiri, gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Gejala-gejala ini mulai muncul
setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa
jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan kemudian,
bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.
Baby blues ini dikategorikan sebagai sindrom gangguan mental yang ringan oleh
sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksana
sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak
menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang
mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat berkembang menjadi
keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca-salin, yang mempunyai
dampak lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan dengan suami
dan perkembangan anaknya.
Dalam dekade terakhir ini, banyak peneliti dan klinisi yang memberi perhatian
khusus pada gejala psikologis yang menyertai seorang wanita pasca salin, dan telah
melaporkan beberapa angka kejadian dan berbagai faktor yang diduga mempunyai
kaitan dengan gejala-gejala tersebut. Berbagai studi mengenai baby blue syndrome di
luar negeri melaporkan angka kejadian yang cukup tinggi dan sangat bervariasi antara

3 Catatan Super Koass

26-85%, yang kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan populasi dan


kriteria diagnosis yang digunakan. Untuk di Indonesia dari penelitian Wratsangka
pada tahun 1996 di RS Hasan Sadikin Bandung, ditemukan 33% wanita pasca
persalinan mengalami baby blue syndrome. Hasil penelitian di berbagai tempat yang
ditelaah Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM menunjukkan, paling sedikit
terdapat 26%.5
2.2 Etiologi
Penelitian menunjukkan penyebab baby blue syndrome adalah faktor hormonal yang
akan mempengaruhi keadaan kimiawi otak . Itu merupakan proses biologis dan bukan
merupakan kesalahan seorang ibu atau bergantung pada kepribadian yang lemah.
Baby blue syndrome terjadi 50-80 % pada ibu baru. Kondisi ini ditunjukan dengan
peningkatan respon emosi. Ibu baru akan menunjukan mood yang gampang berubah ,
mudah menangis, gelisah, irritabilitas, kesulitan tidur dan merasa tidak sehat. Lebih
dari 50 % dari ibu yang mengalami depresi sebelumnya setelah melahirkan anak akan
menjadi depresi kembali pada kelahiran berikutnya. Wanita akan lebih rentan apabila
pada saat hamil mereka sudah mengalami depresi atau memiliki gejala mood
premenstruasi sebelum hamil. Apabila wanita tersebut mengalami depresi selama
hidupnya, resiko untuk berkembang menjadi postpartum depression juga akan
meningkat dari 10 sampai 25 % begitu pula dengan wanita yang mengidap penyakit
bipolar (manic-depressive-illness) akan menempatkan wanita pada peningkatan
resiko untuk mengalami postpartum depression.
Ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal cenderung 3,64 kali
berpeluang lebih besar mengalami baby blues dibandingkan dengan ibu yang
melahirkan bayi dengan berat badan normal.
Ketidakseimbangan hormonal. Jumlah hormon wanita seperti estrogen dan
progesteron meningkat secara tajam pada saat kehamilan. Pada minggu-minggu
setelah melahirkan, jumlah hormon estrogen dan progesteron lebih menurun dari
jumlah sebelum kehamilan. Fluktuasi tiba-tiba pada tingkat hormonal ini

4 Catatan Super Koass

berhubungan dengan gejala dari depresi yang dialami seorang ibu baru. Wanita lebih
rentan pada ketidakseimbangan hormonal dari pria. Itu disebabkan terjadinya reaksi
kimia antara hormon dan otak yang meningkatkan resiko terjadinya baby blue
syndrome.
Hormon Thyroid. Kelenjar thyroid berukuran kecil dan terletak di leher. Beberapa
wanita mengalami penurunan hormon thyroid setelah melahirkan. Rendahnya hormon
thyroid akan menyebabkan gejala depresi, irritabilitas, berkurangnya minat pada
aktivitas biasa, kelemahan dan peningkatan berat badan. Akan tetapi tidak semua
wanita mengalami baby blue syndrome akibat ketidakseimbangan hormon thyroid.
Perubahan gaya hidup. Ibu baru mengalami banyak perubahan gaya hidup, dan
beberapa diantaranya akan berkontribusi dalam terjadinya baby blue syndrome.
Lingkungan yang meningkatkan resiko gejala baby blue syndrome antara lain :

Perubahan jadwal sehari-hari akibat bayi yang baru lahir

Kepikiran pada berat badan dan bentuk tubuh setelah hamil

Kelelahan dan kurang tidur setelah melahirkan anak

Sedikitnya dukungan dalam merawat bayi

Khawatir akan kemampuan untuk menjadi ibu yang baik


depresi

Yang perlu diperhatikan sementara perubahan gaya hidup meningkatkan resiko


menjadi depresi pada beberapa wanita, lainnya dapat mengatasi perubahan tersebut
tanpa mengalami.6,7
2.3 Patofisiologi
Baby blues bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor biologis dan faktor
emosi. Ketika bayi lahir, terjadi perubahan level hormon yang sangat mendadak pada
ibu. Hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) secara mendadak mengalami
penurunan 72 jam setelah melahirkan dan juga disertai penurunan kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan mood, dan
perasaan tertekan serta di lain sisi terjadi peningkatan dari hormon menyusui.

5 Catatan Super Koass

Perubahan hormon yang cepat inilah bisa mencetuskan terjadinya baby blue
syndrome. Level neurosteroid berasal dari hormon progesteron yang mengalami
fluktuasi selama siklus menstruasi dan memuncak saat kehamilan. Hormon sex yang
dinamakan neurosteroid berikatan dengan beberapa tipe reseptor termasuk reseptor
GABAA untuk memodulasi eksitabilitas dari sel otak. Kekurangan delta subunit
reseptor GABAA pada wanita menunjukkan sikap depresi dan gangguan cemas
setelah melahirkan. Pemberian antidepresan saat kehamilan akan berefek panjang
pada sistem serotonin dan berpengaruh pada sensitivitas reseptor GABAA. Sebagian
besar ibu tidak siap untuk untuk menghadapi kelahiran bayinya, mereka juga sangat
khawatir bayi mereka yang terkena penyakit jaundice dan kesulitan makan yang
merupakan memiliki masalah kesehatan yang umum bagi bayi. Selain itu, ibu yang
pertama kali memiliki bayi merasa tidak sanggup merawat bayinya seorang diri
dirumah baik itu dari segi kasih sayang maupun dari segi finansial. Baby blue
syndrome juga sangat mungkin terjadi oleh para ibu yang pernah mengalami trauma
melahirkan

atau

mengalami

kejadian

yang

sangat

menyedihkan

selama

mengandung.6,7
2.3 Gambaran Klinis
Baby blue syndrome ditandai perasaan sedih, seperti menangis, perasaan kesepian atu
menolak bayi, cemas, bingung, lelah, merasa gagal dan tidak bisa tidur.
Baby blue syndrome relatif ringan dan biasanya berlangsung 2 minggu. Perbedaan
dengan Post partum Depression adalah pada frekuensi, intensitas dan lamanya durasi
gejala. Dalam Post partum Depression, gejala yang lebih sering, lebih intens dan
lebih lama.
Beberapa Gejala Kasus Baby blue syndrome 1-4 :
1. Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan menangis tanpa
sebab
2. Mudah kesal, gampang tersinggung dan tidak sabaran
3. Tidak memiliki tenaga atau sedikit saja

6 Catatan Super Koass

4. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga


5. Menjadi tidak tertarik dengan bayi anda atau menjadi terlalu memperhatikan
dan kuatir terhadap bayinya
6. Tidak percaya diri
7. Sulit beristirahat dengan tenang bias juga tidur lebih lama
8. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan
9. Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan
10. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya

Gambar 1.1 Contoh ibu yang mengalami baby blue syndrome


2.4 Diagnosis
Baby Blues Syndrome adalah tekanan atau stress yang dialami oleh seorang wanita
pasca melahirkan karena penderita beranggapan bahwa kehadiran bayi akan
mengganggu

atau

merusak

suatu

hal

dalam

hidupnya

seperti

karier,kecantikan/penampilan dan aktifitas rutin yang dianggap penting dalam


hidupnya. Penderita baby blue syndrome kebanyakan adalah kalangan wanita karier,

7 Catatan Super Koass

artis, model dan wanita modern tetapi syndrom ini tidak menutup kemungkinan
menyerang pada wanita muda (pernikahan dini) dan semua wanita pasca melahirkan.
Perubahan sikap yang negatif dengan kondisi emosional yang kurang terkontrol
seperti sering marah, cepat tersinggung, dan menjauh dari bayi yang baru dilahirkan,
susah tidur dan tiba-tiba sering menangis. Apabila ini tidak segera ditangani
berdampak negatif terhadap kesehatan jiwa penderita. Sindrom ini umumnya terjadi
dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk sekitar hari
ketiga atau empat setelah persalinan.
Seseorang terdiagnosis baby blue syndrome apabila terlihat secara psikologis
kejiwaannya seperti di bawah ini.

Perasaan cemas, khawatir ataupun was was yang berlebihan, sedih, murung,
dan sering menangis tanpa ada sebab (tidak jelas penyebabnya).

Seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala dalam beberapa kasus sering
migrain.

Perasaan ketidakmampuan, misalnya dalam mengurus anak.

Adanya perasaan putus asa

Jika pasien mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi pasien mengalami Post
partum Depression. Apabila gejala diatas tidak disadari dan lama kelamaan tekanan
atau stres yang dirasakan semakin kuat atau semakin besar maka penderita akan
mengalami depresi pasca melahirkan yang berat. Jika telah mengalami hal ini maka
diperlukan penanganan secara berkala, gejala dari depresi tersebut adalah :

Kelelahan yang berkepanjangan, susah tidur, dan insomnia.

Hilangnya perasaan bahagia dan minat untuk melakukan hal-hal yang


menyenangkan.

Tidak memperhatikan diri sendiri dan menarik diri dari keluarga dan teman.

Tidak memperhatikan atau bahkan perhatian yang berlebihan pada anak.

Perasaan takut telah menyakiti anak.

Tidak tertarik pada seks.

8 Catatan Super Koass

Perasaan berubah-ubah dengan ekstrim, terganggu proses berpikir dan


konsentrasi.

Kesulitan dalam membuat keputusan sederhana.8

Berikut adalah perbedaan gejala klinis dari Baby blue syndrome, Postpartum
Deppression dan Postpartum Psychotic
Baby Blue Syndrome

Postpartum Deppression

Terjadi pada 30-75% ibu Terjadi pada 10-15% ibu


melahirkan
Gangguan suasana hati
& pikiran (Mood)

melahirkan
Gangguan suasana hati
& pikiran, dengan

Munculnya rasa sedih

perasaan tertekan yang

Murung, gelisah, tidak

merata

nyaman
Kebingungan yang
subjektif
Menjadi mudah/sering
menangis
Kadang sulit tidur
Terjadi 3-5 hari setelah
melahirkan
Berlangsung selama
beberapa hari sampai
beberapa minggu

Postpartum Psychotic
Terjadi pada 0,1-0,2%
ibu melahirkan
Depresi dengan
gangguan mood
Khayalan yang kacau
(bayi cacat/ meninggal,

Mudah/sering menangis

mengingkari kelahiran,

Hampir selalu sulit tidur

menganggap dirinya

Terjadi antara 3-6 bulan

belum menikah,

setelah melahirkan,

perawan, terus menerus

biasanya 12 minggu

meragukan keyakinan

Berlangsung selama
beberapa bulan, bila
tidak mendapatkan

diri, mudah terpengaruh,


memberontak)
Mengeluh letih, tidak

perawatan bisa mencapai

bisa tidur, gelisah,

beberapa tahun

menangis, emosi tidak

Pemicu utama terjadi

terkendali, curiga,

Tanpa pemicu khusus

bila tidak mendapatkan

bingung, bukan dirinya

Tidak dipengaruhi

dukungan dari suami

sendiri, kata-kata

kondisi sosial budaya

dan/atau anggota

menyakitkan, obsesi

dan tingkat ekonomi

keluarga

pada kesehatan bayi.


Mengeluh tidak bisa

9 Catatan Super Koass

Bisa terjadi pada orang

Sangat dipengaruhi

yang tidak pernah dan

kondisi sosial budaya

berasal dari anggota

dan tingkat ekonomi

keluarganya yang tidak

Sangat erat hubungannya

berdiri, tidak bisa


berjalan/bergerak
Terjadi beberapa hari,
rata-rata 2-3 minggu

pernah mengalami

dengan pengalaman

setelah kelahiran, hampir

penyimpangan mood

penyimpangan mood

selalu dalam kurun 8

yang pernah/sedang

minggu

Tidak berpikir ingin


bunuh diri
Jarang ada yang berpikir

dialami. Bisa terjadi

50% berasal dari

pada ibu yang anggota

keluarga yang pernah

ingin menyakiti sang

keluarga lainnya pernah

mengalami

bayi

mengalami

penyimpangan mood

Hampir tidak pernah

penyimpangan mood.

merasa bersalah dan

Kadang berpikir ingin

tidak berdaya.
Bisa kembali normal
dengan sendirinya bila
dukungan dan bantuan

bunuh diri.
Sering berpikir ingin
menyakiti sang bayi
Sering merasa berlebihan

anggota keluarga lain

merasa bersalah dan

bisa membuat sang ibu

tidak berdaya

baru tersebut tenang

Perlu mendapatkan
bantuan dan treatment

Ingin bunuh diri atau


membunuh sang bayi.
Bisa merasa ada suarasuara yang menyuruhnya
bunuh diri atau
membunuh sang bayi
Dari populasi penderita,
5% bunuh diri, 4 %
membunuh bayinya, 67%
mengalami kejadian
kedua kali penyimpangan
emosional (affective
disorder) sepanjang
tahun
Proses kelahiran menjadi
salah satu ketegangan
yang berkembang
menjadi penyimpangan

10 Catatan Super Koass

mood yang hebat


Harus mendapatkan
bantuan, pengawasan dan
treatment
Tabel 2.1 Perbedaan Gejala Kinis dari Baby Blue Syndrome, Postpartum Deppression
dan Postpartum Psychotic 1

Berikut adalah perbedaan antara baby blues syndrome dengan post partum
depression.
Karakteristik
Insiden
Onset

Baby Blues Syndrome

Post Patum Depression

30-75% pada ibu yang

10-15% pada ibu yang

melahirkan

melahirkan

3-5 hari setelah

3-6 bulan setelah

melahirkan

melahirkan

Durasi

Minggu sampai bulanan


Hari sampai minggu

jika tidak mendapat


perawatan

Stressor yang berhubungan


Pengaruh

Sosial

dan

Budaya
Riwayat Mood Disorder
Riwayat Keluarga Mood
Disorder

Tidak ada hubungan

Ada terutama kurang nya


dukungan

Tidak ada hubungan

Ada hubungan yang kuat

Tidak ada hubungan

Ada hubungan yang kuat

Tidak ada hubungan

Ada beberapa hubungan

ya

ya

Rasa Sedih
Mood Lability

Sering pada awalnya


ya

kemudian depresi secara


bertahap

11 Catatan Super Koass

Anhedonia
Gangguan Tidur
Keinginan

untuk

Tidak

Sering

Kadang-kadang

Sering

Tidak ada

Kadang-kadang

Jarang

Sering

Bunuh

Diri
Keinginan untuk Menyakiti
Bayi
Adanya Perasaan bersalah
dan ketidakmampuan

Tidak ada dan jika ada


biasanya ringan

Sering dan biasanya berat

Tabel 2.2 Perbedaan antara Baby Blues Syndrome dengan Post Partum Depression 8

12 Catatan Super Koass

BAB III
PENUTUP
3.1 Ringkasan
Baby blues syndrome atau sering disebut juga dengan istilah maternity blues atau post
partum blues adalah gangguan emosi ringan yang biasanya terjadi dalam kurun waktu
2 minggu atau 14 hari setelah ibu melahirkan. Banyak faktor yang bisa menyebabkan
baby blue syndrome, yaitu : dari ibu, bayi yang di lahirkan dan lingkungan sekitar.
Ketidakseimbangan hormonal, hormon thyroid, perubahan gaya hidup juga
dilaporkan sebagai faktor yang menyebabkan baby blue syndrome.
Baby blues ditandai perasaan sedih, seperti menangis, perasaan kesepian atu menolak
bayi, cemas, bingung, lelah, merasa gagal dan tidak bisa tidur.
Baby blues relatif ringan dan biasanya berlangsung 2 minggu. Perbedaan dengan
syndrome of postpartum distress adalah pada frekuensi, intensitas dan lamanya durasi
gejala. Dalam postpartum depression, gejala yang lebih sering, lebih intens dan lebih
lama.
Seseorang terdiagnosis Baby Blues Syndrome apabila terlihat secara psikologis
kejiwaannya seperti di bawah ini.

Perasaan cemas, khawatir ataupun was was yang berlebihan, sedih, murung,
dan sering menangis tanpa ada sebab (tidak jelas penyebabnya).

Seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala dalam beberapa kasus sering
migrain.

Perasaan ketidakmampuan, misalnya dalam mengurus anak.

Adanya perasaan putus asa

Jika pasien mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi pasien mengalami Post
partum Depression. Apabila gejala diatas tidak disadari dan lama kelamaan tekanan
atau stres yang dirasakan semakin kuat atau semakin besar maka penderita akan
mengalami depresi pasca melahirkan yang berat.

13 Catatan Super Koass

Meskipun gejalanya cukup ringan bila dibandingkan dengan postpartum depression,


bukan berarti sindrom ini bisa di abaikan begitu saja. Penanganan yang bisa
dilakukan antara lain : istirahat yang cukup, berolahraga teratur, mengkonsumsi
makanan yang bergizi, dan yang paling penting adalah melakukan relaksasi agar
emosi tetap terjaga.

14 Catatan Super Koass

Anda mungkin juga menyukai