DAFTAR ISI.................................................................................................................. 1
BAB I........................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 3
1.3 Tujuan................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat............................................................................................................. 4
BAB II.......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN............................................................................................................. 5
2.1 Kompres Panas.................................................................................................. 5
2. Tujuan Kompres Panas...................................................................................... 5
3.
Persiapan alat................................................................................................ 6
5. Cara kerja......................................................................................................... 7
6. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Kompres Hangat............8
2.2 Kompres Dingin................................................................................................. 8
2.2.1 Pengertian................................................................................................... 8
2.2.2 Tujuan Kompres Dingin................................................................................9
2.2.4 Persiapan alat............................................................................................. 9
2.2.5 Cara Kerja.................................................................................................. 10
2.2.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan................................................................11
2.3 SOP Teknik Mengatasi Nyeri Atau Relaksasi Nafas Dalam...............................12
2.3.1 Pengertian :............................................................................................... 12
2.3.2 Tujuan :..................................................................................................... 12
2.3.3 Indikasi :.................................................................................................... 12
2.3.4 Prosedur pelaksanaan :.............................................................................13
2.4 SOP DISTRAKSI................................................................................................ 14
2.4.1 PERSIAPAN................................................................................................ 14
2.4.2 PELAKSANAAN.......................................................................................... 14
2.4.3 EVALUASI................................................................................................... 14
BAB III....................................................................................................................... 15
1
PENUTUP.................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan
keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan
maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih
berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa
komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh.
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai
kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui
metabolisme darah.Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang
memerlukan.
Ada dua jenis kompres, yaitu : kompres panas dan kompres dingin. Di makalah ini akan
di jelaskan satu persatu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan di bahas pada materi ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa itu Kompres panas?
1.2.2 Bagaimana cara-cara untuk mengkompres panas?
1.2.3 Apa itu Kompres dingin?
1.2.4 Bagaimana cara-cara mengkompres dingin?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu kompres panas.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana cara-cara mengkompres panas.
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu kompres dingin.
1.3.4 Untuk mengetahui cara-cara mengkompres dingin.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu
1.4.1 Agar masyarakatr luas bisa lebih tahu tentang cara menggunakan
kompres dpanas, dingin, relaksasi, dan distraksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kompres Panas
1. Pengertian
Kompres Panas adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit,
merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta memberikan
ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian,
kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
2. Tujuan Kompres Panas
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
a. Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa
dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih
demam lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat
pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus
segera dihangatkan. Jadi justru akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan.
Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi
bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah
pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa kedinginan
meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat membantu mengurangi
rasa dingin & menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.
b. Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks,
mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah.
c. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh
digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas
dapat memperparah bengkak yang sudah ada.
Cara Menggunakan Kompres panas :
a) Tempelkan ke bagian tubuh yang nyeri kantong karet/ botol yang berisi air hangat atau
handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan temperatur 40-50 derajat Celcius
atau bila sulit mengukurnya, coba pada dahi terlebih dahulu, jangan sampai terlalu panas atau
sesuaikan panasnya dengan kenyamanan yang akan dikompres.
b) Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basahc
c) Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat diperpanjang.
d) Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
e) Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot
tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran
darah.
Efek terapeutik pemberian kompres hangat :
Mengurangi nyeri
Meningkatkan aliran darah
Mengurangi kejang otot
Menurunkan kekakuan tulang sendi .
Persiapan alat
3. Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit
penderita.
4. Kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh darah di
area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.
5. Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami radang/ infeksi usus
buntu.
2.2 Kompres Dingin
2.2.1 Pengertian
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat
yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.
Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
2.2.2 Tujuan Kompres Dingin
c. Pemberian kompres dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit, 5-10 menit dan
20-30 menit atau setiap 2 jam sekali tergantung pada tingkat nyeri dan bengkak .
d. Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup), penurunan
metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma,
mengurangi nyeri dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
2.2.4 Persiapan alat
kompres dingin basah dengan larutan obat anti septik, persiapan alat :
a) mangkok bertutup steril
b) bak steril berisi pinset steril anatomi 2buah
c) cairan anti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000, larutan
betadin
d) pembalut dan sampiran bila perlu
e) perlak, pengalas dan kain kasa (bila perlu)
kompres dingin basah dengan air biasa/air es, persiapan alat :
a) kom kecil berisi air biasa/air es
b) perlak, pengalas dan sampiran (bila perlu)
c) beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap), Persiapan alat :
a) Kirbat es/eskap dengan sarungnya
b) Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es
tidak cepat mencair
c) Air dalam kom dan Lap kerja
d) Perlak pengalas selimut bila perlu
10
4.
pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas
sublimat
kompres dingin basah dengan air biasa/air es, Hal yang harus diperhatikan:
1.
2.
kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap), hal-hal yang perlu di perhatikan
1.
2.
3.
4.
5.
3.
4.
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
7.
PELAKSANAAN
Anjurkan pasien mencari posisi yang nyaman menurut pasien
Duduk dengan pasien tetapi tidak mengganggu
Minta pasien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman yang
membantu penggunaan semua indra dengan suara yang lembut
Ketika pasien rileks,pasien berfokus pada bayangannya dan saat itu perawat tidak
perlu berbicara lagi
Jika pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisa atau tidak nyaman, perawat harus
menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika pasien telah siap.
Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, pasien harus
memperhatikan tubuhnya, lalu catat daerah yang tegang dan daerah ini akan di
gantikan dengan relaksasi. Biasanya pasien rileks setelah menutup mata atau
mendengarkan musick yang lembut sebagai background yang membantu
Catat hal-hal yang di gambarkan pasien dalam pikiran untuk di gunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang di berikan pasien dan tidak
membuat perubahan pernyataan pasien
2.4.3 EVALUASI
1. Dokumentasikan hasil tindakan
2. Merapikan pasien
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan, klien dengan
perut kembung, klien yang punya penyakit peradangan seperti radang persendian, sepasme otot,
adanya abses, dan hematoma. Sedangkan Kompres dingin untuk klien dengan suhu tubuh yang
tinggi, klien dengan batuk dan muntah darah, pascatonsilektomi, radang, dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol perkembangannya
dalam waktu 30-60 menit, bila pasien kedinginan kompres harus segera di angkat, perlu di
perhatikan juga keberadaan iritasi pasien, Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha
dan ketiak.
3.2 Saran
3.1
Perawat
Perawat bisa menerapkan konsep dari kompres penurunan suhu tubuh baik dilapangan
maupun tidak di lapangan ataupun dirumah sakit agar bisa menghasilkan keperawatan yang
maksimal.
3.2 Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung
tercapainya konsep keperawatan.
14
15