Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama pengobatan epilepsi adalah membuat orang dengan epilepsi


(ODE) terbebas dari serangan epilepsinya, terutama terbebas dari serangan kejang
sedini mungkin. Setiap kali terjadi serangan kejang yang berlangsung sampai
beberapa menit maka akan menimbulkan kerusakan sampai kematian sejumlah
sel-sel otak. Apabila hal ini terus-menerus terjadi, maka dapat mengakibatkan
menurunnya kemampuan intelegensi penderita. Pengobatan epilepsi dinilai
berhasil dan ODE dikatakan sembuh apabila serangan epilepsi dapat dicegah atau
penyakit ini menjadi terkontrol dengan obat-obatan.
Penatalaksanaan untuk semua jenis epilepsi dapat dibagi menjadi 4 bagian:
penggunaan obat antiepilepsi (OAE), pembedahan fokus epilepsi, penghilangan
faktor penyebab dan faktor pencetus, serta pengaturan aktivitas fisik dan mental.
Tapi secara umum, penatalaksanaan epilepsi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.

Terapi medikamentosa
Terapi medikamentosa adalah terapi lini pertama yang dipilih dalam

menangani penderita epilepsy yang baru terdiagnosa. Ketika memulai


pengobatan, pendekatan yang mulai dengan rendah, lanjutkan dengan lambat
(start low, go slow) akan mengurangi risiko intoleransi. Penatalaksanaan
epilepsi sering membutuhkan pengobatan jangka panjang. Monoterapi
lebih dipilih ketika mengobati pasien epilepsi, memberikan keberhasilan yang
sama dan tolerabilitas yang unggul dibandingkan politerapi. Pemilihan OAE
yang dapat diberikan dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Daftar OAE yang umum digunakan dan indikasinya


Tipe kejang

Lini pertama

Lini kedua

Parsial sederhana,

Carbamazepine

Acetazolamide

Parsial kompleks,

Lamotrigine

Clonazepam

Umum sekunder

Levetiracetam

Gabapentin

Oxcarbazepine

Phenobarbitone

Topiramate

Phenytoin

Kejang parsial

Valproate
Kejang umum
Tonik-klonik,

Carbamazepine

Acetazolamide

Klonik

Lamotrigine

Levetiracetam

Topiramate

Phenobarbitone

Valproate

Phenytoin

Ethosuximide

Acetazolamide

Lamotrigine

Clonazepam

Absans

Valproate
Absans atipikal,

Valproate

Acetazolamide

Atonik,

Clonazepam

Tonik

Lamotrigine
Phenytoin
Topiramate

Mioklonik

Valproate

Acetazolamide
Clonazepam
Lamotrigine
Levetiracetam
Phenobarbitone
Piracetam

2.

Terapi bedah epilepsi


Tujuan terapi bedah epilepsi adalah mengendalikan kejang dan

meningkatkan kualitas hidup pasien epilepsi yang refrakter. Pasien epilepsi


dikatakan refrakter apabila kejang menetap meskipun telah diterapi
selama 2 tahun dengan sedikitnya 2 OAE yang paling sesuai untuk jenis
kejangnya atau jika terapi medikamentosa menghasilkan efek samping yang
tidak dapat diterima. Terapi bedah epilepsi dilakukan dengan membuang atau
memisahkan seluruh daerah epileptogenik tanpa mengakibatkan risiko
kerusakan jaringan otak normal didekatnya (Consensus Guidelines on the
Management of Epilepsy, 2010).

Anda mungkin juga menyukai