BLEFARITIS
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
di Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon
Pembimbing:
dr. Raja Chair Lubis, Sp.M
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
referat ini yang berjudul “BLEFARITIS” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
kepaniteraan di RSU Datu Beru Takengon dalam bidang Ilmu Penyakit Mata.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan referat ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan pembimbing dr. Raja Chair Lubis,
Sp.M dan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan referat ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisan. Namun demikian, saya telah
makalah ini dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya saya dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I: PENDAHULUAN 3
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 4
Anatomi 4
Definisi 6
Etiologi 7
Patofisiologi 8
Klasifikasi 8
Gambaran Klinis 17
Diagnosis 18
Diagnosis Banding 21
Penatalaksanaan 23
Komplikasi 24
Prognosis 25
BAB III: KESIMPULAN 26
DAFTAR PUSTAKA 27
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata
"blefaritis" berasal dari kata Yunani blepharos, yang berarti "kelopak mata," dan
akhiran Yunani itis, yang biasanya digunakan untuk menunjukkan peradangan dalam
bahasa Inggris.1
Blefaritis menyebabkan mata merah merah, iritasi, kelopak mata gatal dan
pembentukan ketombe seperti sisik pada bulu mata. Ini adalah gangguan mata yang
umum yang disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala
atau jerawat rosacea. Dapat terjadi pada semua orang dari segala usia. Meskipun tidak
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, dan
bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptococcus alfa
atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Bentuk blefaritis yang biasanya dikenal
blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian
diberikan antibiotik yang sesuai. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di
bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
kelopak atas dan bawah, terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi
fasial. M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan
okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.
palpebra.
- Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis yang berasal dari rima
- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada
- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal saraf
Definisi
penyebab umum ocular discomfort dan iritasi pada semua usia dan kelompok etnis.
perubahan permanen pada kelopak mata atau hilangnya penglihatan dari superficial
Blefaritis dapat dibagi menjadi anterior dan posterior menurut lokasi anatomi,
mempengaruhi kulit kelopak mata, pangkal bulu mata, dan folikel bulu mata dan
(MGD). 4
panjang dari gejala dapat termasuk rutinitas harian pembersihan kelopak mata dan
Etiologi
Blefaritis melibatkan tepi kelopak mata, dimana terdapat bulu mata dan
Ada dua jenis utama blefaritis anterior, stafilokok dan seboroik. Blefaritis
stafilokok dapat disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif,
organisme ini belum terbukti menjadi penyababnya. Sering kali kedua jenis blefaritis
ada secara bersamaan (infeksi campur). Seborrea kulit kepala, alis, dan telinga sering
kelenjar meibom pada kelopak mata. Ada sekitar 40 dari kelenjar ini di setiap kelopak
atas dan bawah. Tepi kelopak mata dapat menjadi meradang, iritasi, dan gatal ketika
kelenjar ini menghasilkan sekresi abnormal. Blefaritis sering terlihat pada pasien
Alergi karena reaksi dari maskara, cairan lensa kontak, semprotan, paparan
hewan, bahan kimia lingkungan, atau alergen udara juga dapat menyebabkan
blefaritis.1
6
Patofisiologi
multifaktorial.4
pada permukaan mata. Dalam satu penelitian flora okular, 46% sampai 51% dari
dipahami, dan mungkin meliputi iritasi langsung dari racun bakteri dan/atau
dibandingkan blefaritis staphylococcal tetapi dengan scaling yang kebih licin atau
kelenjar meibom dan perubahan sekresi meibum, yang memainkan peran penting
dalam memperlambat penguapan lapisan air mata dan meratakan lapisan air mata
untuk memberikan permukaan optik yang datar. Kedua kekurangan kuantitatif dalam
Klasifikasi
dimana bulu mata tertanam. Blefaritis anterior biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri (stafilokokus blefaritis) atau ketombe di kepala dan alis mata (blefaritis
2. Blefaritis posterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian dalam, bagian
yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan
karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak mata yang berlebihan (blefaritis
bakteri untuk bertumbuh. Selain itu, dapat pula terjadi karena kelainan kulit yang
A. Blefaritis bakterial
1. Blefaritis superfisial
pada tepi kelopak mata dan collarette formation pada dasar bulu mata. Infeksi
kronis dapat disertai dengan eksasebasi akut yang mengarah pada terjadinya
blefaritis ulseratif. Dapat juga terjadi hilangnya bulu mata, keterlibatan kornea
2. Blefaritis Seboroik
penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan
keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang
keluar dari kelenjar meibom, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia
dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion,
Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea,
kelopak mata depan, dan sering di antara mereka juga menderita dermatitis
baik. Tapi dermatitis seboroik terkadang muncul pada orang dengan sistem
kekebalan yang lemah. Jamur atau ragi jenis tertentu yang memakan minyak
menyertainya.7
3. Blefaritis Skuamosa
krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan
mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang
membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid
4. Blefaritis Ulseratif.
berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil
dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif, skuama
yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan
lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan
rontok(madarosis).3
hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi
5. Blefaritis Angularis.
11
kelopak mata atau kantus. Blefaritis angularis mengenai sudut kelopak mata
tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit terjadi pada punctum lakrimal bagian
6. Meibomianitis.
B. Blefaritis virus3
1. Herpes zoster
saraf trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan
terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala
tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat
pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa
demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata
merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata. Pengobatan
analgesik untuk mengurangi rasa sakit. Penyulit yang mungkin terjadi adalah
2. Herpes simplek
yang sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal
13
bentuk blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan
terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan
kedua kelopak lengket. Tidak terdapat pengobatan spesifik pada penyakit ini.
Bila terdapat infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik sitemik atau topikal.3
3. Vaksinia
4. Moluskum kontagiosum
C. Blefaritis jamur3
1. Infeksi superfisial
dibagi rata diteruskam 1-2 minggu. Kandida dengan nistatin topikal 100.000
D. Phitiriasis palpebrarum8
terinfeksi, kutu dapat kedaerah lain yang berambut seperti axila, dada atau bulu
menjangkiti anak-anak yang hidup ditempat yang memiliki higinitas yang buruk.8
Gejala meliputi iritasi kronis dan gatal pada kelopak mata. Ditandai oleh
kutu yang menempel kebulu mata dengan cakarnya. Telur dan kulitnya yang
pinset, lalu diberikan topikal yellow mercuric oxide 1% atau petroleum jelly pada
bulu mata dan kelopak mata dua kali sehari selama 10 hari. Menghilangkan kutu
15
pada pasien, keluarga, baju dan tempat tidur penting untuk menghindari
kekambuhan.8
Gambaran Klinis
Blefaritis Anterior:
Gejala utamanya adalah iritasi, rasa terbakar, dan gatal pada tepi palpebra.
Mata yang terkena “bertepi merah”. Banyak sisik atau “granulasi” terlihat
mengantung di bulu mata palpebra superior maupun inferior. Pada tipe stafilokok,
palpebra, dan bulu mata cenderung rontok. Pada tipe seborreik, sisik berminyak, tidak
terjadi ulserasi, dan tepian palpebra tidak begitu merah. Pada tipe campuran yang
lebih umum, kedua jenis sisik ada, tepian palpebra merah dan mungkin berulkus. S.
aureus dan P. ovale mungkin muncul bersamaan atau sendiri-sendiri pada pulasan
Blefaritis Posterior:
palpebra, air mata, konjungtiva dan kornea. Perubahan pada kelenjar meibom
oleh sekret yang kental, pelebaran kelenjar meibom dalam lempeng tarsus, dan
keluarnya sekret abnormal lunak mirip keju bila kelenjar itu dipencet. Dapat juga
timbul hordeolum dan kalazion. Tepi palpebra tampak hiperemis dan telangiektasia.
Palpebra juga membulat dan menggulung ke dalam sebagai akibat parut pada
konjungtiva tarsal; membentuk hubungan yang abnormal antara film air mata
16
prakornea dan muara-muara kelenjar meibom. Air mata mungkin berbusa atau sangat
epitelial. Kornea juga bisa membentuk vaskularisasi perifer dan menjadi tipis,
Diagnosis
A. Symptoms
pengeluaran air mata, kelopak mata yang mengeras dan melengket, dan masalah
visual seperti fotofobia dan penglihatan kabur. Gejala biasanya lebih buruk di pagi
B. Physical examination
Meskipun fitur klinis dari katergori blefaritis dapat bertumpang tindih, tanda-
tanda dan gejala tertentu lebih sering dikaitkan dengan subtipe tertentu.4
edema pada tepi kelopak mata. Pasien dapat menunjukkan kehilangan dan/atau
kesalahan arah bulu mata, suatu tanda yang jarang terlihat pada jenis blefaritis
lainnya. Tanda-tanda lain dapat termasuk telangiectasia pada kelopak mata anterior,
17
sisik keras/collarettes melingkari dasar bulu mata, dan perubahan kornea (infiltrat,
phlyctenules). Dalam kasus yang parah dan berlangsung lama, ulserasi kelopak mata
yang lebih kurang pada tepi kelopak dibanding dengan blefaritis stafilokokus, tetapi
dengan peningkatan jumlah sisik yang berminyak dan pengerasan kulit berminyak
secara klinis dengan memeriksa tepi kelopak mata posterior. Kelenjar meibom
mungkin tampak ditutup dengan minyak, melebar, atau tampak terhambat. Sekresi
kelenjar biasanya keruh dan lebih tebal dari biasanya. Telangiectasias dan scarring
kelopak juga dapat ditemukan pada daerah ini. Kalazion mungkin menjadi penyebab
Dalam semua bentuk blefaritis, pemeriksaan film air mata dapat menunjukkan
ketidakstabilan dan penguapan yang cepat. Metode yang paling sering digunakan
untuk menilai stabilitas film air mata adalah dengan menilai tear break-up time
18
(TBUT), yaitu, interval waktu antara kedipan lengkap dan penampilan pertama dry
spot dalam film air mata pre-korneal setelah fluorescein instillation. Ada kesepakatan
umum bahwa TBUT lebih pendek dari 10 detik menggambarkan ketidakstabilan film
air mata.4
Breaks, or dry spots, in the tear film (arrows) are visible in this image (one.aao.org)
C. Diagnostic procedure
Tidak ada tes diagnostik klinis khusus untuk blefaritis, namun, kultur tepi
kelopak mata dapat diindikasikan untuk pasien yang memiliki blefaritis anterior
rekuren dengan peradangan yang parah, serta untuk pasien yang tidak merespon
terhadap terapi.4
osmolaritas air mata 316 mOsm/L atau lebih besar menghasilkan sensitivitas 59%,
spesifisitas 94%, dan akurasi prediksi secara keseluruhan 89% untuk diagnosis
sindrom mata kering. Namun, pengukuran osmolaritas air mata memiliki peran yang
terbatas dalam membedakan antara aqueous deficient dan evaporative dry eye.4
19
Evaluasi mikroskopis dari bulu mata yang epilated dapat menunjukkan tungau
disiapkan untuk mikroskopi dengan menempatkan bulu mata yang ditanamkan pada
kaca penutup.4
atau kalazion unifokal rekuren yang tidak merespon dengan baik terhadap terapi.4
Diagnosis Banding
Condition Entity
Molluscum contagiosum
Varicella zoster virus
Papillomavirus
Vaccinia
Atopic dermatitis
Contact dermatitis
Erythema multiforme
Pemphigus foliaceus
Immunologic Ocular mucous membrane pemphigoid
conditions Stevens-Johnson syndrome
Connective tissue disorders (discoid lupus,
dermatomyositis)
Graft-versus-host disease
Crohn disease
Psoriasis
Ichthyosis
Dermatoses
Exfoliative dermatitis
Erythroderma
Pseudoepitheliomatous hyperplasia
Actinic keratosis
Squamous cell papilloma
Benign eyelid tumors
Sebaceous gland hyperplasia
Hemangioma
Pyogenic granuloma
Mycosis fungoides
Chemical
Thermal
Trauma Radiation
Mechanical
Surgical
Penatalaksanaan
non detergent yang sudah diencerkan, dilanjutkan dengan pijatan palpebra untuk
membantu sekresi kelenjar Meibom. Pada blefaritis yang disebabkan oleh S. aureus
untuk meredakan gejala apabila dengan antibiotik saja tidak ada perubahan, tetapi
hindari penggunaan yang terlalu sering dan lama. Pada blefaritis seboroik perlu
diatasi seboroik yang tampak pada kepala dan alis. Sedangkan pada blefaritis
posterior diterapi dengan tetrasiklin salep mata 3x sehari dan dosisiklin oral
2x100mg, dan terapi air mata buatan untuk mengatasi mata kering.10
Komplikasi
- Styes
- Conjunctivitis
- Loss of eyelashes
- Scarring of eyelids
- Trichiasis
23
Prognosis
sampai sangat baik. Blefaritis hanya menyebabkan morbiditas yang signifikan pada
sebagian kecil pasien. Untuk sebagian besar, blefaritis hanya sekedar penderitaan
gejala daripada ancaman yang serius untuk fungsi dan kesehatan mereka. Pasien
kesejahteraan dan kemampuan mereka untuk melaksanakan kegiatan hidup dan kerja
program yang berjangka panjang dari pada melalui obat instan, dapat membantu
BAB III
KESIMPULAN
penyebab umum ocular discomfort dan iritasi pada semua usia dan kelompok etnis.
Blefaritis dapat dibagi menjadi anterior dan posterior menurut lokasi anatomi,
mempengaruhi kulit kelopak mata, pangkal bulu mata, dan folikel bulu mata dan
(MGD).
DAFTAR PUSTAKA
3. Ilyas, HS. Ilmu Penyakit Mata, 5th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
2016)
5. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury, 17th ed.
10. Kapita selekta kedokteran/ editor, Chris Tanto et al. Ed. 4. Jakarta: Media
Aesculapius, 2014.