Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kasus

Skizforenia Paranoid
Teuku Muhammad Lizar
16174028
KETERANGAN PRIBADI
• Nama : Karjuna
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Tempat dan tanggal lahir / umur: 46 tahun
• Status perkawinan : Duda
• Bangsa : Indonesia
• Suku : Gayo
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Petani
• Alamat & Telepon : Gunung Tunyang
• Pernah masuk ke RS dengan
keluhan yang sama atau berbeda : Pernah (2 kali, tahun 2015 dan 2016)
KETERANGAN DIRI ALLO / INFORMAN
• Nama : Kadar Musdah
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 40 tahun
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan : SMP
• Alamat & Telepon : Gunung Tunyang
• Hubungan dengan pasien : Adik kandung
• Keakraban dengan pasien : Akrab
• Sudah berapa lama mengenal pasien : Sejak lahir
• Kesan pemeriksa / dokter terhadap
• keterangan yang diberikannya : Dapat dipercaya
Anamnesis
• Keterangan / anamnesis di bawah ini diperoleh dari
informan (alloanamnesis)
• Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan
Keluarga.
• Sebab utama pasien datang meminta pertolongan di
Poliklinik Psikiatri atau di opname karena pasien
mendengar bisikan di telinga (dimana suara tersebut
tidak jelas untuk dapat di deskripsikan), mondar-
mandir kerumah orang lain/tetangga, dan kadang
memukul-mukul dinding.
• Keluhan utama (Chief Complaint) pasien adalah mendengar
bisikan dan pasien mempunyai keyakinan bahwa ada seorang laki
yang mau menyakitinya.

Riwayat perjalanan penyakit sekarang ini:


• Pasien datang ke IGD RSU Datu Beru Takengon lalu dibawa ke
Ruangan Psikiatri pada tanggal 18 April 2016 dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan mendengar bisikan, mondar-mandir
di tempat tempat tetangga, dan suka memukul dinding. Hal ini
sudah dialami pasien selama 3 tahun yang lalu, semenjak ditinggal
istri dan anak-anaknya. Sebelumnya pasien sudah pernah di rawat
inap pada tahun 2015, namun, akibat putus obat, pasien datang
untuk ke 2 kalinya.
Riwayat penyakit sebelumnya
• Pasien mulai mengalami perubahan prilaku pada
tahun 1992, dimana pasien pada saat itu bekerja
di suatu kebun di Kekayah dan pernah terserang
Malaria Tropika. Perubahan perilaku yang ia
alami yaitu suatu sifat dimana pasien harus ‘selalu
benar’ meskipun dia salah. Obat yang dikonsumsi
selama serangan yaitu Fusidat dengan pemakaian
hanya 3 kali.
• Pada tahun 2015, pasien di tinggal istri dan anaknya
sehingga harus tinggal sendirian. Hal ini disebabkan
oleh istri pasien yang selingkuh, sehingga pasien
menyuruh istrinya untuk pulang ke tempat orangtua
nya sendiri. Setelah beberapa hari kemudian, pasien
mulai mendengar bisikan di telinga, mondar-mandir
di daerah tetangga, minum kopi yang sangat banyak
(15 gelas sehari), lebih sering merokok, tidak bisa
tidur, nafsu makan berkurang, dan bila makan pasien
muntah. Akibat gangguan tersebut, pasien di opname
di RSUD Datu Baru selama sekitar 45 hari. Setelah
itu, pasien di pulangkan, berobat rutin seminggu
sekali dan obat di kontrol.
• Selang 6 bulan semenjak dipulangkan dari opname
pada tahun 2016, pasien mulai merasakan pusing saat
mengkonsumsi obat, lalu, akibat terlalu lama di
kebun sendirian dan tidak sempat berobat rutin,
pasien putus obat selama 7 hari.
• Setelah putus obat, muncul kembali gejala lama
berupa bisikan di telinga, mondar-mandir dan prilaku
aneh lainnya sampai dibawa ke ruang psikiatri untuk
ke 2 kalinya.
Riwayat Keluarga OS
Kepribadian:
Bapak (dijelaskan oleh anak kandung)
• Baik dan banyak teman.
Ibu (dijelaskan oleh anak kandung)
• Baik dan banyak teman.

• OS bersaudara 10 orang dan OS anak ke 8.


Urutan bersaudara
Gambaran kepribadian masing-masing saudara OS dan hubungan OS terhadap
masing-masing saudara tersebut.
Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami OS
Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan
• Keadaan ibu sewaktu hamil
• a. 1. ): Kesehatan Fisik: Normal
• a. 2. ): Kesehatan Mental: Normal
• Keadaan Melahirkan: Aterm
• OS anak yang direncanakan.
Riwayat masa bayi dan kanak-kanak
• Pertumbuhan Fisik: baik
• Minum ASI: dari lahir sampai 14 bulan
• Usia mulai bicara: 2 tahun
• Usia mulai jalan: 2 tahun
Simptom-simptom sehubungan dengan problem
perilaku yang dijumpai pada masa kanak-kanak:
• Tidak ada
Toilet training
• Umur : 3 tahun
• Tingkah laku orang tua : baik
• Perasaan terhadap hal ini : baik
Kesehatan fisik masa kanak-kanak:
• Tidak ada
Kepribadian serta temperamen sewaktu anak anak:
• Tidak ada
Masa Sekolah
Riwayat Pekerjaan
• Usia mulai bekerja 17 tahun, sangat puas dengan
pekerjaan, tidak berpindah-pindah kerja, dan
tidak ada pekerjaan lain yang pernah dilakukan.
Keadaan ekonomi sedang. Tidak ada konflik
dalam pekerjaan.
Keterangan pribadi dari suami / isteri:
• Nama : Fajriwati Umur : 35 tahun
• Bangsa/Suku: Indonesia/Gayo Agama : Islam
• Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT

• Status sosial/ekonomi: menengah

• Perkawinan didahului dengan perkawinan kurang disetujui oleh orang tua.

Kehidupan rumah tangga: Terdapat masalah rumah tangga


• Pasien sudah menikah selama 14 tahun dan hubungan selama itu baik-baik
saja. Namun setelah istri pasien ketahuan selingkuh 3 tahun yang lalu,
muncul masalah dalam rumah tangga.

• Keungan: kebutuhan sehari-hari terpenuhi dan pengeluaran dan


pendapatan seimbang.
Perihal anak-anak OS
Stressor Psikososial
• Perceraian

Riwayat penyakit fisik yang pernah di derita OS yang


mungkin ada kaitannya dengan gangguan kejiwaan:
• Malaria Tropika

• Pasien pernah mencoba bunuh diri/suicide, kemungkin


suicide disebabkan oleh istri yang berselingkuhan.

Riwayat pengguna alkohol/obat bius/zat addiktif


lainnya:
• Tidak ada
II. Pemeriksaan Psikiatrik Khusus
Gambaran Umum

Penampilan:

Sikap tubuh: diam

Cara berpakaian: sedikit kotor dan kusut

Kesehatan fisik: tampak lemas, sedikit takut dan gelisah

Tingkah laku dan aktifitas psikomotor: hipoaktif

Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif


Pembicaraan
Arus: lambat
Produktifitas: menurun
Perbendaharaan: sedikit
Isi: kadang sesuai, kadang tidak.

Afek, Mood, Emosi lainnya


Afek: terbatas
Mood: disforik
Emosi lainnya: rasa bersalah
Pikiran

Gangguan bentuk
• Umum: Psikosis, RTA terganggu, Autistic
thinking
• Spesifik: Asosiasi longgar

Gangguan isi: Miskin isi, Waham kejar


• Isi waham: pasien mengaku bahwa ada seorang
laki yang mau menyakitinya.
Persepsi
• Halusinasi: Auditorik
• Ilusi: Tidak ada
• Depersonalisasi: Tidak ada
• Derealisasi: Tidak ada

• Mimpi: Tidak ada


• Fantasi: Ingin jadi orang kaya, namun tidak
terwujud
Sensorium
• Alertness: Kompos mentis
• Orientasi: Terganggu (Tempat)
• Konsentrasi: Terganggu
• Memori: Terganggu (jangka panjang)
• Pengetahuan Umum: Terganggu
• Pikiran abstrak: Terganggu
• Insight: IV (menyadari dirinya sakit dan butuh
bantuan, namun tidak memahami penyebab
penyakitnya).
• Judgement:
• Sosial: terganggu
• Test: terganggu
• Kemampuan mengendalikan rangsangan
dari dalam diri sendiri: tidak dilakukan
• Pemeriksaan interna: tidak dilakukan
• Pemeriksaan neurologik: tidak dilakukan
• Pemeriksaan laboratorium: tidak dilakukan
• Pemeriksaan oleh psikolog/petugas sosial
dan lain-lain: tidak dilakukan
Resume
• Pada tanggal 18 April 2016, pasien datang ke IGD
RSU Datu Beru lalu di bawa ke Ruangan Psikiatri
oleh keluarganya dengan keluhan mendengar
bisikian, mondar-mandir kerumah tetangga dan suka
memukul dinding. Sikap tubuh pasien diam,
berpakaian sedikit kotor dan kusut, dan pasien juga
tampak lemas, sedikit takut dan gelisah. Pasien
berbicara dengan arus yang lambat, tidak banyak, dan
isi nya kadang sesuai kadang tidak. Dari ekspresi
wajah pasien tampak afek terbatas, mood disforik
disertai rasa bersalah.
• Gangguan bentuk pikiran yang secara umum dialami
pasien yaitu psikosis, RTA terganggu dan autistic
thinking. Secara spesifik pasien mengalami
inkoherensi. Gangguan isi yang dialami pasien yaitu
miskin isi dan adanya waham kejar. Pasien
mengalami halusinasi auditorik, namun tidak
ditemukannya tanda ilusi, derealisasi maupun
depersonalisasi. Secara garis besar seluruh sensorium
terganggu dan uji judgement juga terganggu. Pasien
memiliki insight derajat IV.
Diagnosis banding
• Skizofrenia hebefrenik
• Skizofrenia katatonik
• Skizofrenia tak terinci
• Depresi pasca skizofrenia
Diagnosis:
• Aksis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid
• Aksis II: Tidak ada diagnosis
• Aksis III: Tidak ada diagnosis
• Aksis IV: Primary Support Group
• Akis V: GAF Scale 40-31 (beberapa disabilitas
dalam hubungan dengan realita & komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
Prognosis
Pasien memiliki sedikit lebih banyak ciri yang
mengarah ke prognosis yang buruk (cerai/duda,
perilaku autistik, menarik diri, berulangkali relaps,
gejala negative) dibandingkan dengan yang baik.
Terapi
• Psikofarmaka: Chlorpromazin Tab 100 mg
Fase akut:
• Pada fase akut, obat antipsikotik yang akan digunakan
adalah chlorpromazin dengan dosis anjuran 150-600
mg/h. Karena pasien merupakan pasien rawat inap,
perkembang pasien harus di pantau setiap 7 hari. Dosis
awal yang akan digunakan adalah Chlorpromazin Tab
100 mg 2x1. Dosis di naikkan 30-50% hingga gejala
psikotik hilang.
Fase Stabilisasi
• Fase stabilisasi berlangsung selama 6-9 bulan dan pasien
dipantau setiap 2 minggu. Pada fase ini, dosis efektif
(dosis obat dimana gejala tidak timbul) di pertahankan.
Fase Stabil
• Pada fase ini, pengobatan di pantau setiap 2
minggu dengan mengurangi dosis 30-50%
hingga dijumpai dosis optimal. Karena pasien
sudah 2x terkena serangan, pengobatan
berlangsung selama 2-3 tahun.

• Psikoterapi Suportif
• Cognitive Behaviour Therapy
• Terapi Kerja
Kesimpulan
• Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan
variasi penyebab dan perjalanan yang luas, serta
sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
• Skizofrenia tipe paranoid ditandai dengan preokupasi
terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik
yang sering serta tidak adanya perilaku spesifik yang
sugestif untuk tipe hebefrenik atau katatonik.
• Berdasarkan PPDGJ-III, untuk mendiagnosis skizofrenia
paranoid, gejala harus memenuhi diagnostik umum
skizofrenia. Halusinasi dan waham (tipe apapun) harus
menonjol dan gangguan afektif dan katatonik tidak
terlalu menonjol.
• Pada anamnesis melalui status psikiatri, ditemukan
adanya halusinasi auditorik dan waham kejar yang
menonjol yang merupakan pedoman untuk
mendiagnosis si pasien mengalami skizofrenia paranoid.
• Terapi yang diberikan berupa psikofarmaka, psikoterapi
suportif, cognitive behaviour therapy serta terapi kerja.
Obat antipsikotik yang diberikan merupakan obat
antipsikotik generasi I dengan nama generik
Chlorpromazine.
• Berdasarkan gejala yang dialami pasien, prognosis lebih
mengarah ke buruk.

Anda mungkin juga menyukai