2. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran merupakan urutan kedua termurah dari ketiga jenis pondasi diatas.
Pada pengerjaan pondasi sumuran, digunakan cincin sumuran yang terbuat dari beton
bertulang. Proses pengerjaan/pembuatannya dilakukan di atas muka tanah. Setelah pondasi
kering dan mengeras, dilanjutkan dengan penggalian lubang pondasi, tepat di bawahnya.
Setelah pondasi masuk ke dalam tanah sampai ke lapisan tanah keras, maka lubang dari
sumuran tersebut dicor dengan beton cyclope (campuran semen pasir dan batu mangga).
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang, digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif
dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen
beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton
pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari
silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
Alasan Memakai Pondasi Sumuran
1. Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung
lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar).
2. Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit
dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian.
3. Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang
tanah kerasnya terletak 3-5 m.
3. PondasiTiang Pancang Beton
Pondasi tiang pancang beton memerlukan biaya yang sangat besar, karena pengerjaannya
memerlukan alat-alat berat. Memiliki kemampuan yang besar dalam menahan beban.
Biasanya digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi, yaitu lebih dari tiga lantai. Sangat
jarang digunakan pada bangunan rumah tinggal umumnya.
terlebih dahulu untuk bagian yang akan dibuat pondasi sampai ditemukan
bagian dasar tanah asli, sehingga bila bagunan sudah jadi atau selesai akan
terlihat terangkat dari tanah atau seperti bangunan/rumah panggung.Untuk
konstruksi ini,kayu besi yang dipakai, terutama kayu ulian atau belian. Di sana
pondasi rangka kayu disebut dengan istilah pondasi tongkat yang dipasang
balok gapit (dikenal dengan istilah "laci") dan ditahan dengan alas kayu hutan,
lalu ditumbuk ke dalam tanah dengan kedalaman tertentu.
2. Konstruksi Sub-struktur Batu Kali, Beton, dsb
Prinsip dasarnya masih sama dengan membersihkan bagian tanah gambutnya
sampai menemukan bagian tanah yang keras, agar konstruksi stabil. Kemudian
baru memasang pondasi. Namun yang membedakan dengan konstruksi biasa
adalah dengan pemasangan cerucuk. Cerucuk dipasang dibawah pondasi
menyebar dengan jarak tertentu, fungsinya agar memberikan tahanan geser
dari konstruksi. Material yang paling banyak di kalimantan adalah kayu ,
maka kayu yang dipakai adalah kayu dolken. Selain kayu juga dapat
menggunakan bambu, prisipnya sama, yaitu dengan menancapkan bambu
menghunjam tanah atau 75 terhadap bidang tanah pada jarak tertentu. Bambu
yang diambil dengan panjang lebih dari 50 cm dipasang pada bagian telapak
pondasi yang sudah dipasang aanstamping ataupun pasir pasang.