Anda di halaman 1dari 1

MEMBERIKAN BANTUAN HIDUP DASAR

Kode Nomor

: HPK.2

No. Revisi

Halaman : 1/1

Ditetapkan :

SPO
Administrasi
Pelayanan

: 00

Tanggal Terbit : 07 / 09 /2012


dr. Yuni Pantjawardhani
Direktur

PENGERTIAN

Bantuan Hidup Dasar adalah merupakan usaha yang pertama kali dilakukan untuk mempertahankan
kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami kegawatdaruratan.

TUJUAN

1. Mengetahui adanya hak seseorang untuk memperoleh Bantuan Hidup Dasar.


2. Mampu memberikan pertolongan Bantuan Hidup Dasar.
3. Mengenali tanda tanda seseorang membutuhkan Bantuan Hidup Dasar.

KEBIJAKAN

1. Semua petugas di rumah sakit harus mampu memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien
yang mebutuhkan / sesuai kondisi medis pasien.

2. Demi kepentingan pasien informed consent resusitasi tidak diperlukan untuk penderita gawat
darurat yang tidak sadar, yang tidak didampingi keluarga.

PROSEDUR

Persiapan alat :
Tensi meter, stetoskop, arloji ( jam ), ambu bag, papan pengalas, cairan infus, set infus, jarum
abbocath, plester, tegaderem, kain kassa.
Pelaksanaan :
1. CIRCULATION.
Observasi TTV, raba denyut nadi, pegang akral, lakukan pemeriksaan CRT, bila hasil tidak
normal tindakan yang dilakukan pasang infus.
2. BUKA JALAN NAPAS ( AIR WAY ) MANUAL.
Dengan cara Manuver Head Tilt Chin bila tidak ada trauma kepala atau leher. Jika curiga ada
trauma servikal, gunakan Manuver Jaw Trust tanpa ekstensi kepala.
3. BREATHING DAN PEMBERIAN OKSIGEN
Observasi jalan nafas : lakukan pemeriksaan apakah penderita masih bernafas / tidak, bila tidak
tempelkan punggung tangan didepan lubang hidung pasien, bila tidak ada hembusan berikan
nafas buatan dengan mouth to mouth atau menggunakan alat ambu bag.
4. Panggil teman untuk melakukan kompresi dada dan memberikan nafas bantuan dengan cara
meletakkan penderita pada posisi terlentang pada alas yang keras. Penolong berlutut di sebelah
kanan penderita sejajar dengan dada penderita, letakkan tumit tangan di atas sternum pada bagian
tengah dan letakkan tangan kedua di atasnya tekan sternum lebih kurang 1,5 sampai 2 inchi
( lebih kurang 4-5 cm ) dan kemudian biarkan dada kembali pada posisi normal dengan hitungan
30 : 4 ( dalam 30x tekanan dada 4x memberikan nafas buatan ).
5. RJP dihentikan bila :

UNIT TERKAIT

a.

Petugas kelelahan.

b.

Penderita telah dinyatakan meninggal oleh pihak yang berwenang ( dokter ).

Komite Medik, Bidang Keperawatan.

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI RSIA HERMINA BOGOR SECARA TERTULIS *
Halaman 1

Anda mungkin juga menyukai