Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indah Aqilah F

Kelas : IX.8

Pro Kontra Pokemon Go di Mata


Psikolog Indah Usman

Pokemon Go merupakan game augmented reality


(realitas tertambah) di smartphone pengguna. Game ini
menggunakan GPS (Sistem Pemosisi Global). Pemain
harus bermain dengan berjalan-jalan di dunia nyata
menangkap monster virtual seperti Pikachu dan Jigglypuff
di tempat dekat lokasi smartphone kita berada serta
melatih monster-monster virtual tersebut untuk
bertanding. Apa itu AR (augmented reality)? AR adalah
teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi
ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata
lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam
waktu nyata. Realitas tertambah ini menambahkan
sesuatu atau melengkapi kenyataan disekitar kita. Secara
garis besar, Pokemon go adalah permainan yg
menggabungkan dunia maya dan dunia nyata.
Dengan adanya kehebohan yang ditimbulkan dari
permainan ini, tentu banyak pro dan kontra yang timbul.
Jika dimainkan secara wajar, Pokemon go dapat
berdampak positif bagi kehidupan sosial si pemain, namun
apabila sudah menjadi adiksi, pokemon go juga dapat
menggangu psikologis seseorang bahkan psikis orang
tersebut (seperti kecelakaan saat berburu pokemon di

area yg berbahaya).
Jika dilihat dari sisi positifnya, Salah satu manfaat
yang dapat kita peroleh dari Pokemon Go adalah
permainan ini merupakan permainan simple dan
menyenangkan. Pemain hanya perlu bergerak (berjalan
kaki) menggunakan Smartphone dan berburu keberadaan
monster pokemon tersebut di Pokestop (tempat
berkumpulnya pokemon). Pemain diminta untuk berjalan,
berjalan merupakan aktivitas fisik yang dapat berdampak
positif bagi kesehatan manusia secara keseluruhan.
Dari sisi sosial, pokemon go sangat dapat
mempengaruhi individu yang memiliki beberapa masalah
mental seperti stress dan depresi. Penderita depresi
biasanya merasa tidak dapat bersatu dengan lingkungan
sosial disekitarnya, akan tetapi dengan adanya pokemon
go, pemain dengan masalah depresi dapat memulai
interaksi dengan cara memulai pembicaraan baru atau
bertanya kepada pemain pokemon go lain di lokasi
Pokestop (tempat berkumpulnya monster virtual).
Interaksi ini dimulai karena si pemain memiliki interest
yang sama yakni, permainan pokemon go.
Hal seperti ini merupakan bagian dari terapi
perilaku kognitif dimana pola pikir individu dapat merubah
perilaku orang tersebut. Penderita depresi yang pada
dasarnya memiliki sifat pemalu akan terpancing untung
memulai pembicaraan baru dan ini merupakan hal positif
bagi kehidupan sosialnya.
Bagi pemain yang memiliki masalah
stress, Pokemon go juga dapat menjadi salah satu terapi
untuk meringankan beban pikiran pemain, yakni dengan

cara berjalan keluar rumah, bertemu dengan orang baru


dan mengalihkan pikiran dari permasalahan yang
dimiliki.Selain itu, pokemon go juga memicu pemain untuk
lebih creative dalam berfikir, misal pemain harus berfikir
untuk mencari lokasi pokestop yang tepat dengan
menggunakan GPS.
Penggunaan GPS ini juga harus dilandasi dengan
pemikiran yang baik, hal ini dapat melatih otak untuk
berfikir secara kreatif agar dapat memburu monster
pokemon. Pokemon go dapat dijadikan sebagai stimulus
positif bagi otak pemain.
Akan tetapi, kontra dari sebuah permainan yang sedang
booming ini akan tetap ada. Yang pertama adalah
pokemon go menyita banyak waktu si pemain. Pokemon
go membuat pemain terlalu candu dengan permainan ini.
Hal ini membuat individu lebih memilih bermain pokemon
go daripada melanjutkan pekerjaan nya.

Kegembiaraan yang didapat benar - benar


membuat pemain lupa akan tanggung jawab lain nya.
Dan hal seperti ini yang sebaiknya dihindari terutama bagi
anak anak.
Dengan adanya pro kontra tersebut, sebaiknya
para orang tua sangat memperhatikan anak - anak nya
dalam memilih permainan di smartphone mereka. Bahkan
di Amerika, asosiasi pediatrik Amerika menganjurkan para
orang tua untuk membatasi anak anak mereka bermain
pokemon go selama 1 hingga 2 jam saja perhari.
Hal ini dikarenakan, pokemon go dapat

mengganggu pola pikir pemain apabila dimainkan secara


terus menerus. Secara psikologis, kecanduan akan games
memang dapat terjadi dikarenakan pemain meluangkan
waktu untuk bermain dengan tidak wajar.
Maka dari itu, orang tua seharusnya memberikan
proposi waktu yg tepat bagi anak untuk bermain dengan
smartphone nya. Selain orang tua, pemain pokemon go
sendiri harus mengetahui batasan batasan dalam
bermain. Langkah tepat untuk bermain adalah membatasi
waktu untuk bermain dan mengingatkan diri bahwa masih
ada kegiatan lain yang harus dilakukan selain bermain
dengan kata lain Self - control sangat diperlukan individu
ketika sedang bermain.

sumber
http://jambi.tribunnews.com/2016/07/15/prokontra-pokemon-go-di-mata-psikolog-indah-usman

Anda mungkin juga menyukai