Anda di halaman 1dari 26

SOP / PROTAP PENGUKURAN SUHU

Pengukuran suhu
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan suhu tubuh. Suhu tubuh merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh dapat diukur
dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral, rektal, maupun axila dan
menggunakan termometer digital.
Tujuan
:
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
Kebijakan :
Alat dan bahan:
1. Termometer
2. Tiga buah botol

Botol pertama berisi larutan sabun

Botol kedua berisi larutan desinfektan

Botol ketiga berisi larutan air bersih

1. Bengkok
2. Kertas/tissue
3. Vaselin/jelly
4. Buku catatan suhu
5. Sarung tangan
Prosedur

:
1. Pemeriksaan Suhu Oral

1. Jelaskan prosedur pada klien.


2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.

5. Tentukan letak bawah lidah.


6. Turunkan suhu termometer dibawah 34 o C 35 o C.
7. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi.
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 menit.
9. Angkat termaometer dan baca hasilnya.
10. Catat hasil.
11. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
12. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

1. Pemeriksaan Suhu rektal

1. Jelaskan prosedur pada klien.


2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin
jelly
6. Letakkan telapak tangan pada pada sisi glutea pasien dan masukkan
termometer ke dalam rektal jangan sampai berubah tempatnya dan
ukur suhu.
7. Setelah 3-5 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
8. Catat hasil.
9. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
10. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

1. Pemeriksaan suhu aksila

1. Jelaskan prosedur pada klien.


2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
6. Letkkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi
diatas dada.
7. Setelah 3-10 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
8. Catat hasil.
9. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
10. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

SOP / PROTAP PEMERIKSAAN DENYUT NADI

Pemeriksaan denyut nadi


Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan denyut nadi. Denyut nadi merupakan indikator untuk
menilai sistem kardiovaskuler.

Tujuan

:
1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler.

Kebijakan

Alat dan bahan:


1. Arloji (jam) atau stop-watch.
2. Buku catatan nadi.
3. Pena
Prosedur

:
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan kedua tangan penderita telentang disisi tubuh.
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensi permenit, keteraturan irama dan
kekuatan denyutan.
7. Catat hasil.
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

SOP / PROTAP PEMERIKSAAN PERNAFASAN

Pemeriksaan pernapasan
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan pernapasan. Pernapasan merupakan salah satu indikator
untuk mengetahui sistem pernapasan.
Tujuan
:
1. Mengetahui irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan.
2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
Kebijakan

Alat dan bahan:


1. Arloji (jam) atau stop-watch.
2. Buku catatan.
3. Pena
Prosedur

:
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5. Catat hasil.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

SOP / PROTAP PEMERIKSAAN TAKANAN DARAH

Pemeriksaan tekanan darah


Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan tekanan darah. Tekanan darah merupakan indikator untuk
menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi.
Tujuan
:
Mengetahui nilai tekanan darah.
Kebijakan

Alat dan bahan:

Sphigmomanometer (tensi meter) yang terdiri dari:


o Manometer air raksa dan klep penutup dan pembuka.
o Manset udara
o Slang karet
o Pompa udara dari karet dan sekrup pambuka penutup.

Stetoskop.

Buku catatan nadi.

1. Pena

Prosedur
:
CARA PALPASI

1. Jelaskan prosedur pada klien.


2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. Lengan baju dibuka.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis dan kempeskan balon
udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar
skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat hasil.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

CARA AUSKULTASI
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. Lengan baju dibuka.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.

9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik


radialis tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis dan dengarkan.
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan
dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali
denyut.
13. Catat tinggi air raksa manometer

Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara


auskultasi.

Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan besarnya tekanan diastolik


secara auskultasi.

1. Catat hasilnya pada catatan pasien.


2. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

SOP VISUM
Pengertian

Melayani perrnintaan pembuatan visum et repertum.

Tujuan

Sebagai acuan membuat visum setelah melakukan pemeriksaan pasien atau


jenazah.
Kebijakan

Visum adalah sebagai bahan bukti pengganti bila diperlukan dipengadilan.


Pelayanan visum disini adalah visum hidup
Prosedur

1. UGD puskesmas Tumpang melayani Visum hidup,


2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan tertulis oleh Kepolisian kepada
Puskesmas.
3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di UGD dalam waktu 2 x 24 jam
sejak kejadian oleh petugas kepolisian
4. Petugas UGD meneliti surat permintaan Visum, setelah meneliti kebenaran
surat, petugas menulis tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan.
5. Apabila penderita / korban sudah masuk ruangan maka surat permintaan
Visum ada di UGD '
6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan penderita pada saat permintaan
Visum Et repertum.
7. Bila penderita / korban sudah meninggal maka petugas UGD memriksa kondisi
secara umum.
8. penderita yang sudah meninggal dirujuk ke RRSA
9. Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh Dokter yang memeriksa /
menangani penderita pada saat visum diterima.
10. Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam waktu 2 X 24 jam.
11. petugas menandatangani penerimaan laporan visum

catatan : dokumentasi visum (menggunakan kamera khusus visum kemudian


disimpan dikomputer UGD)

Unit terkait

Ambulance, Kepolisian

SOP/ PPK PERAWATAN LUKABAKAR


Pengertian

Membersihkan pasien luka bakar dengan


menggunakan cairan fisiologis dancairan desinfektan

Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi2.
2. Mengangkat jaringan nekrotik
Prosedur
A. Persiapan alat

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort


Set ganti balut steril
Sepuit 10cc
Kasa steril
verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
bengkok
obat-obat sesuai program
Nacl 0,9 % atau aquades

B. Pelaksanaa
1. Pasien keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
3. Mengatur posisi klien di bed tindakan supaya luka dapat terlihat
jelas danmudah dilakukan pera3atan luka
4. Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka
pakaiansupaya luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hatihati, bila sulit basahi dengan NACL 0.9%
5. M e m b e r s i h k a n l u k a b a k a r d e n g a n c a r a m e n g i r i g a s i y a i t u
d e n g a n c a r a mengaliri bagian luka menggunakan NACL 0.9% dengan
meletakan bengkok di ba3ah luka terlebih dahulu.
6. M e l a k u k a n d e b r i d e m e n t b i l a t e r d a p a t j a r i n g a n
nekrotik dengan caram e m o t o n g b a g i a n n e k r o t i k
d e n g a n m e n g a n g k a t j a r i n g a n n e k r o t i k menggunakan
pinset chirurgis dan digunting dengan gunting chirurgismulai dari
bagian yang tipis menuju ke bagian tebal.
7. Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril
sejajar d e n g a n p e r m u k a a n k u l i t d i b a g i a n p i n g g i r b u l a
k e m u d i a n d i l a k u k a n pemotongankulit bula dimulai dari pinggir
dengan menggunakan guntingdan pinset chirugis
8. M e n g e r i n g k a n l u k a d e n g a n c a r a m e n g a m b i l k a s a s t e r i l
d e n g a n p i n s e t anatomis lalu kasa steril ditekankan pelan*pelan
sehingga luka benar*benar dalam kondisi kering
9. M e m b e r i k a n o b a t t o p i c a l ( s i l 4 e r s u l f a d i a 5 i n ) s e s u a i
l u a s l u k a d e n g a n menggunakan dua jari yang telah diolesi obat
tersebut

10. Menutup luka dengan kasa steril


11. Memasang plester dengan digunting sesuai ukuran dan ditempelkan di
ataskasa steril
12. Menjelaskan bah3a pera3atan luka telah selesai
13. Membersihkan alat medis ( lihat SOP Sterilisasi)
14. Membersihkan sampah medis (lihat SOP Membuang Sampah Medis)
15. MengobserVasi keadaan umum pasien
a. Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
b. Posisi jarum infus, kelancaran tetesan infus
c. Melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan
umum

SOP MENJAHIT LUKA


Pengertian luka adalah terputusnya komtinuitas dari suatu jaringan yang
disebabkan oleh karena trauma
Tujuan 1. Penghentikan pendarahan, mempercepat proses penyembuhan
Kebijakan berlaku untuk pasien anak2 dan dewasa
Prosedur
1. Persiapan alat steril
a. Nalveder
b. Gunting jaringan 1
c. Pingset anatomis 1
d. Pingset cirugis 1
e. Kom kecil 1
f. Arteri klem 2

g. Duk klem 2
h. Duk lubang 1
i. Benang caget dan side
j. Kasa steril
k. Nal hetting cutting dan tapper
2. Persiapan alat non steril
a. Plester
b. Bengkok
c. Gunting plester 5
d. Verban role
e. Lampu sorot
3. Obat
a. Lidocain
b. Sofratul
c. Betadin
d. ATS injeksi
e. Aquades atau NACL 0,9%

4. Cara kerja
a. Mempersiapkan penderita dan pelaksanaan hetting
b. Memperjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan meminta
persetujuan keluarga
c. Pasien ditidurkan dengan nyaman, posisi menyamankan luka
pasien
d. Melakukan anastesi dengan lidocain pada jaringan yang luka
sampai luka tidak sakit lagi saat dites

e. Membersihkan luka dengan aquades atau NaCl 0,9% sampai


bersih betul terakhir dengan betadin klu perlu lakukan
necrotomi/debidremen
f. Lakukan penjahitan lapis demi lapis dimulai dari lapisan yang
dalam, jika ada perdarahan atasi perdarahany setelah
penjahitany selesai tutup luka dengan srufatul kemudian tutup
dengan kasa steril
g. Berikan ATS pada luka kotor yang dalam <1 cm
h. Dosis ATS anak <14 ampul / 750 unit IM
i. Berikan HE pada pasien untuk menjaga luka agar tetap bersih
dan kering, obat diminum sesuai aturan/cara/efek, waktu
kontrol lagi
j. Alat-alat dibersihkan
k. Pasien kontrol 3x sehari dan dirumah luka dijaga jangan
sampai kena air
l. Jahitan dibuka pada hari kelima pada area kepala dan wajah
untuk area lain hari ke 7-10

SOP IGD: CARA MENJAHIT LUKA

SOP

Tanggal Terbit

UGD

Pengertian

Disetujui oleh,

Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang


disebabkan oleh karena trauma.

Tujuan

Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak


terjadi infeksi lanjut.

Kebijakan

Dilakukan oleh perawat yang terampil.

Prosedur

Persiapan alat : .
a. Alkes yang tidak steril
b. Alkes yang steril
1. Brancart
( Heacting set )
2. Cauter
a. gunting lurus
3. Tempat sampah tertutup medis
b. gunting benkok lancip
4. Sterilisator
c. klem : kean,kocker
5. Tensimeter
d. pinset anatomi
6. Stetoskop
e. pinset chirrurghie
7. Bengkok
f. nalid voeder
8. Gunting ferband
g. jarum hecting bulat
9. Ferban Gulung
h. jarum heacting segitiga
10. Baskom steril / cucing
i. handscoen steril
11. Masker
j. benang jahuit catgut,zeide
12. Ferband
k. Duk lubang steril
13. Plester :
l. Kasa 1 tromol ukuran
sedang
14. Betadine solution
15. H2O2 3 %
16. Cairan NaCl
17. Termometer axilla
18. Timer / Jam
19. Obat anesthesi,mis Lidokain
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 5 cc
22. Pisau cukur

Penatalaksanaan :
1. Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu

tindakan jahit,

luka cukup dibersihkan dengan desinfektan

kemudian ditutup dengan kassa steril dan dibalut dengan ferban.


Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa dilakukan
penjahitan.
b. Jika luka robek dan kotor, maka :
Menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dil;akukan
dibersihkan dan akan dilakukan.
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam
dengan

perdarahan

banyak,

prinsip

penangananya

adalah

dengan :
1).

Mencegah

dan

mengatasi

shock,

menghentikan

perdarahan, mencegah infeksi , mengurangi rasa sakit.


2). Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
2. Persiapan Lingkungan
a.

Suasana ruangan tenang, ventilasi cukup serta pencahayaan

yang terang.
b. Menganjurkan pada keluarga pasien untuk keluar ruangan.
c. Pemasangan sketsel.
3. Persiapan Petugas
a. Mencuci tangan sesuai SOP.
b. Memakai handschoen steril sesuai SOP.
4. Penatalaksanaan Luka
Membersihkan luka dengan cara :
a. Memasang bengkok di bawah lokasi luka.
b. Irigasi dengan perlahan dengan cairan NaCL untuk membuang
kotoran di permukaan, kemudian luka dicuci pakai H2O2 terus
dibilas NaCL dengan cara menyemprotkan cairan NaCl kedalam
luka, jika luka tak berongga semprotkan cairan irigasi dan
pertahankan ujung spuit sekitar 2,5 cm diatas luka, melakukan
irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan

bersih.
c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara
menggunting jaringan yang rusak/mati tergantung pada factor
bagaimana terjadinya cedera, umur luka dan adanya potensi
infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau
melakukan hemostasis dengan jahitan dengan cara mengambil
klem

steril

dengan

tangan

kanan

yang

sudah

memakai

handscoen steril, menjepitkan klaim pada pembuluh darah yang


terputus dan meminta tolong paramedis lain untuk membantu
memegangi, kemudian mengikat pembuluh darah di bagian atas
klaim dengan menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan
memakai benang serap (catgut). Pengikatan dilakukan dengan
menggunakan simpul bedah (surgeons knot).
e. Beri desinfektan daerah luka dengan cara :
1).

Mencukur rambut di sekitar luka (apabila mengganggu

penutupan luka yang dilakukan oleh pendamping).


2).

Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih

(betadin) dengan cara mengusap dari sekitar pinggir luka ke arah


luar, jangan sampai cairan pembersih masuk ke dalam luka.
f. Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara meletakkan
duk di atas luka sehingga yang tampak hanya luka dan daerah
sekeliling luka sekitar 1 cm.
g.

Mempersempit lapangan dengan meletakkan duk steril (duk


lobang) di atas luka dengan cara meletakkan duk di atas luka
sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka
sekitar 1 cm.

h. melakukan tes sensitisasi terhadap lidocain dengan cara :


i.

Bila

hasil

menyuntikkan
menyuntikan

tes

negatif

lidokain
lidokain

dilakukan
pada

(dosis

anastesi

sekitar
maksimum

luka

lokal

dengan

dengan

dewasa

cara

dengan

epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg, tanpa epinefrin : 4,5


mg/kgBB maksimum 300 mg) dipinggir luka diarahkan ke
samping kanan dan kiri luka sampai merata.
j. Menunggu kurang lebih 5 menit.
k. Memastikan anestesi sudah bekerja, dengan cara menyentuh
bagian yang dianestesi kemudian menanyakan kepada pasien
apakah masih merasakan sakit atau tidak, tebal atau tidak.
l. Menjahit luka disesuikan dengan kondisinya, waktu selama cedera
berlangsung, derajat kontaminasi dan vaskularisasi.: luka lebih
dari 8 jam masuk kontaminasi maka jarak jahitan satu dan lainya
1 sampai 1,5 cm Bila kurang dari 8 jam jarak jahitan 0,5 cm.
1).Memasukan benang cutgut ke dalam jarum jahit. Memotong
benang disesuaikan dengan banyaknya jahitan yang akan
dilakukan (satu jahitan = 5 cm benang).
2).Lemak subkutan disatukan dengan lemak sub cutan yang
terpisah dengan menggunakan pinset cirurgi .Sedikit jahitan
untuk menutup ruang mati. Lihat SOP HECTING dilembar
lampiran.
3).

Lapisan subkutikular kemudian ditutup. Lihat SOP

HEACTING.
4).

Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di

samping tepi luka dan tepi kulit diratakan / dirapikan dengan


hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan optimal. Lihat SOP
HEACTING.
5).

Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa

dengan pinset lalu membasahinya dengan betadin, kemudian


dioleskan di atas luka.
6).

Permukaan

luka

ditutup

dengan

kasa

steril

kemudian direkatkan dengan plester mengambil kasa steril yang


terlipat, kemudian diletakan di atas luka sampai menutup jahitan
dan sekitarnya. Kemudian diplester.

m.

Mengangkat

duk,

mengambil

bengkok

kemudian

membuang sampah medis ketempat sampah.


n. Setelah itu melepas handscoen (sesuai SOP Melepas Handscoen).
o. Mencatat hasil kegiatan pada status pasien.
p. Berikan profilaksis tetanus berdasarkan kondisi luka dan status
imunisasi pasien dengan cara :
1).

Memberitahu pasien bahwa pasien akan mendapat

terapi ATS.
2).

Mencuci tangan sesuai SOP.

3).

Memakai handscoen sesuai SOP.

4). Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan (sepertiga


lengan atas bagian dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas
sampai sendi bahu.
5). Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra
cutan.
6). Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest
menjadi 1cc lalu siapkan pada bak steril.
7). Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas
alcohol

mengambil

kapas

dibasahi

alkohol

dan

dioleskan

memutar dari dalam keluar.


8). Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk untuk meregangkan kulit sepertiga lengan atas sebagai
daerah tempat penyuntikan.
9). Lakukan penusukan dengan jarum menghadap ke atas dengan
sudut 15 - 20 derajat terhadap permukaan kulit disuntikkan
subcutan.
10). Semprotkan obat sebanyak 0,1 cc hingga terjadi gelembung
dengan menekan pangkal spuit pelan-pelan.

11). Tarik spuit dengan pelan-pelan.


12). Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol dengan
diameter 2,5 cm ambil spidol untuk menandai daerah suntikan
dengan diameter 2,5 cm.
13). Tunggu reaksi obat selama 10-15 menit.
14). Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan
atau

bengkak.

Observasi

adanya

reaksi

alergi

sistemik

(misalnya : sulit bernafas, sulit bernafas, keringat dingin,


pingsan, mual dan muntah).
15).

Kembalikan posisi klien

mengatur lengan baju pada posisi

semula (diturunkan).
16). Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat sampah medis
dan mengambili barang-barang yang sudah kotor atau tidak
dipakai dan dimasukkan ketempat sampah medis.
17). Melepas handscoen (sesuai SOP).
18). Mencuci tangan (sesuai SOP).
19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai SOP).
Semua kegiatan yang telah dilakukan dicatat di rekam medis
pasien.

Unit terkait

UGD

Diposkan oleh slamet fadli di 05.37

KUMPULAN SOP: CARA MEMINDAHKAN PASIEN DARI BRANKARD


KE TEMPAT TIDUR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pengertian

Tanggal Terbit :

Unit Kerja :

: Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak


boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari brankard ke tempat tidur yang
dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

Tujuan

: Memindahkan pasien dari brankard ke tempat tidur dengan tujuan untuk


perawatan atau tindakan medis lainnya.

Kebijakan

-:

Pertahankan agar kasur yang digunakan memberikan suport yanng baik bagi

tubuh.
Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang

lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus.


Letakkan alat bantu ditempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama

Prosedur

daerah tonjolan tulang.


A.
: PERSIAPAN
1. Persiapan Alat :
Tempat tidur pasien dan brankar
Sarung tangan jika perlu
2. Persiapan Pasien :
Pasien berada di brankar
Jelaskan prosedur pada pasien
A. PELAKSANAAN
1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat
tidur
2. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke brankar/pasien
3. Silangkan tangan pasien ke depan dada
4. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
5. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang,
perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien,
sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
6. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke tempat
tidur pasien.
7. Lakukan gerakan mengangkat pasien dengan gerakan yang anatomis, tidak
membungkuk secara berlebihan
8. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman.
9. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
Cuci tangan

KUMPULAN SOP: CARA MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT


TIDUR KE KURSI RODA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pengertian

Tanggal Terbit :

Unit Kerja :

Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan dari


tempat yang satu ke tempat yang lain.

Tujuan

:
1. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
keadaan fisiknya
2. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan

Kebijakan

Prosedur

A.
: PERSIAPAN
1. Persiapan Alat :
- Kursi roda
- Handscun atau sarung tangan (jika perlu)
2. Persiapan Pasien :
- Pasien berada di tempat tidur
- Jelaskan prosedur pada pasien
- Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien
bisa menyentuh lantai.
- Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci
semua roda kursi
A. PELAKSANAAN
1.1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
2.2. Kaji postural hipotensi
3. 3.Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed
4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul
5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki
yang lemah berada di depannya
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua bahu
perawat
7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul,
lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan
yang lainnya di belakang
8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat
9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk
melakukan gerakan
10.
Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama
menuju korsi roda
11.
Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi
roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu
perawat
12.
Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang
paling aman
13.
Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya
Buka kunci roda pada kursi

Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil

Contoh SOP mengobati luka tusuk paku


SOP mengobati luka tusuk paku,
Pengertian Tatacara mengobati luka tusukpaku1. Memberi rasa aman- Mencegah komplikasi
dan infeksi nosokomial
Tujuan
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku Kebijakan, perawatan yang
terampil, alat2 lengkap
Prosedur
PERSIAPAN ALAT STERIL :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. gunting
4. bengkok
5. kom kecil
6. kassa
7. hands cun
8. kapas
9. spuit
10. NACL
11. MES
Baki berisi alat NON steril
1. Gunting balut
2. Verban
3. Plester
4. Lidocain
5. Tempat sampah
6. Betadin
Pelaksanaan
1. Memberi tahu pasin dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hands scone)
4. Perawat membersihkan luka

5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NACL


6. Memberi lidocain
7. Membuat luka tusuk paku pada luka/cross incisi
8. Dikelurkanya darah dan dibersihkan dengan betadin
9. Tutup luka dengan kasa steril
10. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
11. Klien dirapikan
12. Alat dibereskan dan dibersihkan
13. Perawat cuci tangan
SOP / PROTAP MEMBERI OBAT TETES TELINGA

Nama Mahasiswa :.
NIM
:
No

Aspek yang di nilai

Nilai
1

TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek rencana tindakan keperawatan/medik
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat: lidi kapas/cotton bud, larutan untuk
membersihkan telinga, obat sesuai indikasi, pipet dan kassa,
bengkok, pengalas
Tahap orientasi
4

Memberi salam dan memperkenalkan diri

Mengenalkan tujuan dan prosedur tindakan

6. Memberi kesempatan bertanya


Tahap Kerja
7. Mendekatkan alat ke dekat pasien
8. Atur posisi berbaring atau duduk dengan kepala miring
9. Pasang pengalas dan bengkok
10 Bila perlu telinga dibersihkan dulu

11 Obat telinga disiapkan dan diteteskan sesuai indikasi


12. Obat diteteskan melalui dinding telinga ke dalam lubang
telinga sambil daun telinga ditarik sehingga telingga menjadi
lurus.
13. Sebaiknya pasien tetap miring selama dalam beberapa
menit, supaya obat tidak keluar
Tahap Terminasi
14. Mengobservasi reaksi pasien
15. Membuat kontrak selanjutnya
16. Mencuci tangan
F. Dokumentasi
17 Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
TOTAL NILAI

Anda mungkin juga menyukai