Anda di halaman 1dari 7

PROTAP DAN SOP PERAWATAN LUKA TERMASUK PENJAHITAN LUKA I.

PENGERTIAN LUKA
Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena trauma.
Klasifikasi luka

Menurut keadaan hubungan dengan dunia luar


1. Luka terbuka ( vulnus apertum) : luka dimana kulit mengalami kerusakan sehingga
nampak jaringan di bawah kulit.
2. Luka tertutup ( vulnus vocclusum ) : luka dengan kerusakan jaringan di bawah kulit,
sedang kan kulit tidak mengalami kerusakan.
Menurut berat ringannya
1. Vulnus simplek : luka yang hanya mengenai jaringan kulit
2. Vulnus komplikatus : luka yang mengakibatkan kerusakan selain jaringan kulit juga
jaringan di bawahnya, misalnya jaringan syaraf , otot , pembuluh darah dsb.
Menurut bactieriologinya
1. Luka steril : luka yang sengaja dibuat dan steril, misalnya luka operasi.
2. Luka bersih terkontaminasi : luka yang menembus saluran nafas atau saluran cerna
3. Luka kontaminasi : luka yang kemungkinan sudah kemasukan kuman tapi belum ada
tanda-tanda infeksi, dihitung sampai batas waktu 6 - 8 jam setelah terjadinya luka.
4. Luka infeksi : luka yang sudah melebihi batas waktu 6 - 8 jam atau bila sudah ada tandatanda infeksi.
II. TUJUAN Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi
lanjut.
III. SASARAN Semua pasien dengan luka.
IV. TENAGA: 1 orang Dokter Umum dan 1 orang Perawat.
V. STANDART SARANA:
A. SARANA NON MEDIS
Bed tindakan : 1 buah
Foot step : 1 buah
Meja instrumen : 1 buah
Lemari alkes : 1 buah
Status pasien : 1 set
Lembar Informed Consent : 1 buah
Scort : 2 buah
Tempat sampah tertutup non medis :1 buah
Lembar rujukan : 1 buah
Alat tulis : 1 buah
Tempat cuci tangan dengan air mengalir : 1 buah
Sabun cair : 1 buah
Handuk kecil : 3 buah
Sikat tangan : 1 buah
Lembar resep dokter : 1 lembar
Tirai / sketsel : 2 buah
Selimut : 1 buah
Lampu tindakan : 1 buah
Buku register pasien rawat jalan : 1 buah

B. SARANA MEDIS
1. Alkes yang tidak steril
Brancart : 1 buah
Cauter : 1 set
Tempat sampah tertutup medis : 1 buah
Sterilisator : 1 buah
Tensimeter : 1 buah
Stetoskop : 1 buah
Bengkok : 2 buah
Gunting ferband : 1 buah
Ferban Gulung
Baskom steril / cucing
Masker : 2 buah
Ferband : 5 buah ( uk. 5 cm & 10 cm )
Plester : 1 rol ( uk. 5 cm )
Betadine solution : 1 botol
H2O2 3 % : 1 botol
Cairan NaCl : 500 ml
Termometer axilla : 1 buah dg tempatnya
Timer / Jam : 1 buah
Obat anesthesi,mis Lidokain : 5 ampul
Spuit 3 cc : 2 buah
Spuit 5 cc : 2 buah
Pisau cukur 2. Alkes yang steril Heacting set :
Gunting lurus : 1 buah,
Gunting bengkok lancip: 1 buah
Klem : pean 1 buah, kocker 1 buah
Pinset : anatomi 1 buah, cirrurghie 1 buah
Naild voeder : 1 buah
Jarum heacting , bulat 1 buah, segitiga 1 bh
Handscoen steril : 2 pasang
Benang jahit : catgut ( plain, chromic ) dan zeide
Duk lubang steril
Kassa 1 tromol ukuran sedang
VI. PROTAP / URUTAN KEGIATAN PELAYANAN
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Penentuan Diagnosa
4. Penatalaksanaan
5. Penyuluhan
6. Follow Up
VII. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN A. ANAMNESA
1. Menerima dan menyapa pasien secara ramah...(Selamat pagi/siang/malam bapak/ibu, ada
yang bisa saya bantu).
2. Mempersilahkan pasien berbaring di bed tindakan dengan posisi luka di atas, agar mudah
untuk melakukan tindakan.
3. Menutup tirai/ memasang sketsel.
4. Menanyakan keluhan dan riwayat sakit
a. Menanyakan keluhan pasien Apa yang dirasakan sekarang ?

b. Menanyakan riwayat sakit


1). Bagaimana riwayat kejadiannya ?
2). Kapan kejadiannya ? (sudah berapa jam)
3). Sudah diobati apa lukanya? Sudah minum obat apa ?
c. Menanyakan riwayat penyakit dahulu ( yang berhubungan dengan luka, misalnya Diabetes
Melitus ).
d. Menanyakan apakah pernah diimunisasi TT atau ATS ?
e. Menanyakan riwayat alergi terhadap obat-obatan.
f. Mengambil ballpoint, mencatat hasil anamnesa pada status pasien.
g. Menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan : pemeriksaan luka, membersihkan luka
dan menjahit luka
h. Meminta persetujuan pasien/keluarga untuk dilakukan tindakan medis, bila setuju,
pasien/keluarga menandatangani lembar informed consent yang telah disediakan.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Mencuci tangan sesuai SOP.
2. Memakai handscoen sesuai SOP.
3. Melakukan Pemeriksaan Vital Sign meliputi nadi, tensi, respirasi sesuai SOP.
4. Melakukan Inspeksi : melihat keadaan luka dengan cara membuka pakaian yang menutupi
luka sehingga luka terlihat dengan jelas. Dan menentukan keadaan luka: bersih, kotor,
perdarahan.
5. Melakukan Palpalsi dengan cara menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk membuka
luka.dan mengukur panjang, lebar, kedalaman luka, ada tidaknya jaringan yang terputus,
adanya corpus atau benda asing, krepitasi.
6. Melakukan palpasi kelenjar regional dengan cara meraba kelenjar yang terletak di lipatan
paha bila luka pada kaki dan kelenjar axila bila luka pada daerah tangan, kelenjar bawah
telinga dan sub mandibula bila luka sekitar leher. Tanyakan pada saat perabaan pasien apakah
merasakan nyeri atau sakit
C. MENENTUKAN DIAGNOSA
1. Luka kecil atau besar
2. Luka dalam atau dangkal
3. Luka kotor atau bersih
4. Ada pembengkaan sekitar luka atau tidak
5. Ada pembengkaan kelenjar regional atau tidak
D. PENATALAKSANAAN
1. Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan jahit, luka cukup
dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan dibalut dengan
ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa dilakukan penjahitan.
b. Jika luka robek dan kotor, maka : Menjelaskan pada pasien :Bu / Pak,lukanya perlu
dibersihkan dan akan dilakukan tindakan lebih lanjut (heacting) untuk memperbaiki fungsi
jaringan yang cedera tanpa timbul infeksi dan jaringan parut yang minimal.
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan perdarahan banyak,
prinsip penangananya adalah dengan :
1). Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi ,
mengurangi rasa sakit
2). Melakukan rujukan ke Rumah Sakit. 2. Persiapan Lingkungan
A. Suasana ruangan tenang, ventilasi cukup serta pencahayaan yang terang.

B. Menganjurkan pada keluarga pasien untuk keluar ruangan.


C. Pemasangan sketsel
. 3. Persiapan Petugas
A. Mencuci tangan sesuai SOP.
B. Memakai handschoen steril sesuai SOP. 4. Penatalaksanaan Luka Membersihkan luka
dengan cara :
a. Memasang bengkok di bawah lokasi luka.
b. Irigasi dengan perlahan dengan cairan NaCL untuk membuang kotoran di permukaan,
kemudian luka dicuci pakai H2O2 terus dibilas NaCL dengan cara menyemprotkan cairan
NaCl kedalam luka, jika luka tak berongga semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung
spuit sekitar 2,5 cm diatas luka, melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak
bening dan bersih.
c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara menggunting jaringan yang
rusak/mati tergantung pada factor bagaimana terjadinya cedera, umur luka dan adanya
potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau melakukan hemostasis
dengan jahitan dengan cara mengambil klem steril dengan tangan kanan yang sudah memakai
handscoen steril, menjepitkan klaim pada pembuluh darah yang terputus dan meminta tolong
paramedis lain untuk membantu memegangi, kemudian mengikat pembuluh darah di bagian
atas klaim dengan menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan memakai benang serap
(catgut). Pengikatan dilakukan dengan menggunakan simpul bedah (surgeons knot).
e. Beri desinfektan daerah luka dengan cara :
1). Mencukur rambut di sekitar luka (apabila mengganggu penutupan luka yang dilakukan
oleh pendamping).
2). Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih (betadin) dengan cara mengusap dari
sekitar pinggir luka ke arah luar, jangan sampai cairan pembersih masuk ke dalam luka. f.
Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang
tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm. g. Mempersempit lapangan
dengan meletakkan duk steril (duk lobang) di atas luka dengan cara meletakkan duk di atas
luka sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm. h.
MELAKUKAN TES SENSITISASI TERHADAP LIDOCAIN DENGAN CARA : i. Bila
hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan menyuntikkan lidokain pada sekitar luka
dengan cara menyuntikan lidokain (dosis maksimum dewasa : dengan epinefrin :7 mg/kgBB
maksimum 500mg, tanpa epinefrin : 4,5 mg/kgBB maksimum 300 mg) dipinggir luka
diarahkan ke samping kanan dan kiri luka sampai merata. j. Menunggu kurang lebih 5 menit.
k. Memastikan anestesi sudah bekerja, dengan cara menyentuh bagian yang dianestesi
kemudian menanyakan kepada pasien apakah masih merasakan sakit atau tidak, tebal atau
tidak. l. Menjahit luka disesuikan dengan kondisinya, waktu selama cedera berlangsung,
derajat kontaminasi dan vaskularisasi.: luka lebih dari 8 jam masuk kontaminasi maka jarak
jahitan satu dan lainya 1 sampai 1,5 cm Bila kurang dari 8 jam jarak jahitan 0,5 cm. 1).
Memasukan benang cutgut ke dalam jarum jahit. Memotong benang disesuaikan dengan
banyaknya jahitan yang akan dilakukan (satu jahitan = 5 cm benang). 2). Lemak subkutan
disatukan dengan lemak sub cutan yang terpisah dengan menggunakan pinset cirurgi .Sedikit
jahitan untuk menutup ruang mati. Lihat
SOP HECTING dilembar lampiran. 3). Lapisan subkutikular kemudian ditutup. Lihat SOP
HEACTING. 4). Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di samping tepi luka dan tepi
kulit diratakan / dirapikan dengan hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan optimal. Lihat
SOP HEACTING. 5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan pinset lalu

membasahinya dengan betadin, kemudian dioleskan di atas luka. 6). Permukaan luka ditutup
dengan kasa steril kemudian direkatkan dengan plester mengambil kasa steril yang terlipat,
kemudian diletakan di atas luka sampai menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian diplester.
m. Mengangkat duk, mengambil bengkok kemudian membuang sampah medis ketempat
sampah. n. Setelah itu melepas handscoen (sesuai SOP Melepas Handscoen). o. Mencatat
hasil kegiatan pada status pasien. p. Berikan profilaksis tetanus berdasarkan kondisi luka dan
status imunisasi pasien dengan cara : 1). Memberitahu pasien bahwa pasien akan mendapat
terapi ATS. Pak/Bu , kita akan memberikan suntikan anti tetanus tapi sebelumnya akan ditest
dahulu apakah tahan atau tidak, tindakan ini untuk mencegah penyakit tetanus. 2). Mencuci
tangan sesuai SOP. 3). Memakai handscoen sesuai SOP. 4). Membebaskan daerah yang akan
dilakukan suntikan (sepertiga lengan atas bagian dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas
sampai sendi bahu. 5). Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra
cutan. 6). Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest menjadi 1cc lalu
siapkan pada bak steril. 7). Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas
alcohol mengambil kapas dibasahi alkohol dan dioleskan memutar dari dalam keluar. 8).
Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk meregangkan
kulit sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat penyuntikan. 9). Lakukan penusukan
dengan jarum menghadap ke atas dengan sudut 15 - 20 derajat terhadap permukaan kulit
disuntikkan subcutan. 10). Semprotkan obat sebanyak 0,1 cc hingga terjadi gelembung
dengan menekan pangkal spuit pelan-pelan. 11). Tarik spuit dengan pelan-pelan. 12).
Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol dengan diameter 2,5 cm ambil spidol
untuk menandai daerah suntikan dengan diameter 2,5 cm. 13). Tunggu reaksi obat selama 1015 menit. 14). Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan atau bengkak.
Observasi adanya reaksi alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas, sulit bernafas, keringat
dingin, pingsan, mual dan muntah). 15). Kembalikan posisi klien mengatur lengan baju pada
posisi semula (diturunkan). 16). Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat sampah
medis dan mengambili barang-barang yang sudah kotor atau tidak dipakai dan dimasukkan
ketempat sampah medis. 17). Melepas handscoen (sesuai SOP). 18). Mencuci tangan (sesuai
SOP). 19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai SOP). Semua kegiatan
yang telah dilakukan dicatat di rekam medis pasien. . 5. Pengobatan Obat yang diberikan
pada pasien : a. Suntikan ATS 1). ATS 1 X 100.000 unit untuk BB > 50 kg (test dulu) atau
ATS 1 X 60.000 unit untuk BB< 50 kg (test dulu) 2). Membaca hasil test : - Bila hasil test
negative (daerah yang dilingkari tidak merah dan tidak bengkak) berikan 50.000 unit IV dan
50.00 unit IM (BB>50Kg) - Bila hasil test negative berikan 30.000 unit IV dan 30.000 unit
IM (BB<50KG) 3). Bila hasil test positif (daerah yang dilingkari merah dan bengkak)
lakukan bedreskan dengan cara sbb : Ambil ATS 0,1 ml Lengan setengah bagian voler
direnggangkan,kemudian disuntikkan ATS subcutan,tunggu 30 menit. Baca hasil test: bila
ada indurasi maka test positif. ATS 0,1 ml + 0,5 NaCl masuk secara SC perlahan-lahan
Setelah 30 menit,ATS 0,5 ml + 0,5 NaCl masuk secara SC perlahan-lahan Setelah 30
menit,ATS dimasukkan semua secara IM perlahan-lahan Jika telah mendapat imunisasi
toxoid tetanus (TT) maka hanya diberikan dosis boster 0,5 ml secara IM. b. Antibiotika
selama 3 hari Ampisillin dosis : dewasa 250mg-500mg 3 X 1 Kap Amoksillin anak-anak
20 mg/BBKg/hari c. Analgetik Parasetamol atau Antalgin atau Asam Mefenamat Dosis :
Dewasa : 250mg-500mg 3X 1 Tab Anak-anak : 3x tab (Parasetamol 10 mg/Kg/hari) E.
PENYULUHAN 1. Memberitahu pasien agar lukanya jangan sampai terkena air. ( Maaf
bapak / ibu luka dijaga jangan sampai kena air ). 2. Memberitahu pasien untuk
menghubungi petugas kesehatan/puskesmas bila ada nyeri tiba-tiba atau menetap, demam
atau menggil, perdarahan, pembengkakan cepat, bau tidak sedap atau kemerahan. ( Pak /
buk segera hubungi petugas kesehatan apabila terjadi perdarahan dan bengkak ). 3.
Memberitahu pasien untuk kontrol 3 hari lagi ( maaf Pak / Buk kalau kontrol luka akan

diobati, dibersihkan dan akan diganti pembalutnya, jadi jangan lupa kontrol, biar cepat
sembuh dan tidak terjadi infeksi! ). 4. Pak / Buk jangan lupa minum obat sesuai dengan
aturannya ya... F. FOLLOW UP Mengontrol luka tiap 3 hari sekali, untuk luka infeksi setiap
hari dengan cara : Melepas plester dengan mengolesi alkohol untuk mengurangi pelekatan.
Plester ditarik pelan-pelan dengan menggunakan pinset, sambil mengolesi dengan alkohol.
Membuka ferban dengan cara menggulung ujung ferban dengan pinset anatomi dan apabila
terjadi pelekatan dibasahi dengan cairan isotonis. Ferban digulung pelan-pelan dengan
menggunakan pinset, sambil membasahi dengan NaCl. 3. Mengevaluasi luka dengan melihat
apakah luka mengering atau menunjukkan tanda tanda infeksi, melihat adanya pus,
bengkak, kemerahan. 4. Membersihkan ulang dengan antiseptik setelah itu lakukan bebat
ulang pada luka. Mengoleskan antiseptik satu arah dan diulangi beberapa kali sampai luka
bersih, kemudian luka ditutup dengan kasa steril dan diplester. 5. Memberitahu pasien kapan
harus angkat jahitan. a. Pada kepala, wajah : hari ke 4 - 5 b. Pada ekstremitas atas : hari ke 7
c. Pada ekstremitas bawah : hari ke 10 d. Pada perut, punggung, dada : hari ke 10 6.
Membersihkan ulang dengan antiseptik setelah angkat jahitan dan lakukan bebat ulang pada
luka yang belum sembuh, membersihkan jahitan dengan mengoleskan antiseptik satu arah,
menarik simpul benang agar terbebas dari kulit kemudian salah satu ujung dijepit dengan
klaim dan ujung lainnya digunting dan ditarik sampai terlepas. Oleskan antiseptik dan tutup
kembali. Lampiran SOP Cuci Tangan 1. Mendekatkan bahan dan alat yang dibutuhkan seperti
sabun serta handuk bersih dan kering. 2. Melepas semua perhiasan yang ada ditangan dan jari
tangan meletakkanya di tempat yang aman/ saku baju / celana. 3. Membuka kran air memakai
tangan. 4. Menggosok tangan di bawah air mengalir. 5. Mengambil sabun cair dengan
menekankan siku pada penutup sabun cair. 6. Menggosok tangan dengan sabun secara merata
pada celah jari tangan. 7. Mengulangi kegiatan di atas secara berulang-ulang minimal 7 kali.
8. Menggosok juga pergelangan tangan dengan melingkarkan jari-jari satu tangan ke tangan
satunya. 9. Membersihkan kuku dan bawah kuku sampai bersih ( dapat digunakan sikat yang
lembut dan menyikat searah ke arah distal ). 10. Mencuci tangan dan dan telapak tangan dari
arah jari-jari ke arah pergelangan hingga bersih. 11. Mengeringkan jari tangan dan
pergelangan tangan dengan handuk bersih dan kering. Atau biarkan mengering dengan
sendirinya ( jika handuk tidak tersedia ). SOP Pemakaian Handscoen 1. Mengambil
handscoen steril dengan menggunakan tangan dominan. 2. Menerima handscoen kiri dengan
memegang bagian dalam dari handscoen yang terlipat dari lipatannya. 3. Mengecek adanya
kebocoran handscoen dengan cara membuka hanscoen. Jika terdapat lubang atau terasa
adanya udara keluar dari hanscoen (bocor) maka handscoen dibuang. Jika tidak ada
kebocoran, letakkan handscoen kiri di tempat yang steril. Memegang handscoen dengan
tangan kiri pada bagian dalam handscoen, masukkan jari-jari perlahan sampai semua jari pas
pada bagiannya, lalu dengan tangan kiri tetap memegang bagian dalam handscoen ke dalam
hingga handscoen terpakai dengan sempurna. 4. Begitu juga sebaliknya pada saat memakai
handscoen kiri. Prosedur Pemakaian Handschoen Baru 1. Cuci tangan sesuai prosedur. 2.
Packing steril disobek pada pada bagian tepi yang diberi tanda sehingga lapiran kertas
terbuka. 3. Menarik keluar bungkus dalam handschoen, meletakkan bungkus dalam dalam
posisi terbuka di atas meja datar. 4. Mengambil handschoen tangan kanan dengan
menggunakan tangan kiri dengan memegang bagian pergelangan handschoen yang terlipat
keluar. 5. Memasukkan tangan kanan kedalam handschoen. 6. Mengambil handschoen tangan
kiri dengan menggunakan 3 jari (telunjuk, tengah dan manis) diselipkan di lipatan
handschoen (hanya menyentuh sisi luar handschoen). 7. Memasukkan tangan kiri kedalam
handschoen. 8. Merapikan posisi jari dan tangan didalam handschoen. 9. Selama prosedur,
tangan yang belum terpasang handschooen hanya boleh menyentuh sisi dalam handschoen.
Tangan yang sudah memakai handschoen hanya boleh menyentuh sisi luar handschoen. 10.
Bila kidal, dapat dipasang handschoen tangan kiri lebih dahulu. SOP Melepas Handscoen 1.

Tangan kanan menarik handscoen tangan kiri dari luar 2. Tangan kiri menarik handscoen
tangan kanan dari bagian dalam 3. Handscoen dibuang ke tempat sampah medis. SOP
Heacting 1. Mengambil pemegang jarum beserta jarum dan benangnya dengan tangan kanan
2. Mengambil klaim chirugis dengan tangan kiri 3. Menjepit pinggir luka dengan klaim
chirugis 4. Menusukkan jarum sekitar 0,5 cm dipinggir luka 5. Jarum dilepas dari nail pouder,
ujung jarum dijepit nail pouder lalu ditarik sampai terlepas dari kulit, lalu jarum diklaim lagi
dengan nail pouder 6. Menjepit jaringan kulit disebelahnya dengan klaim chirugis dan jarum
ditusukan dari dalam luka kearah luar. ujung jarum dijepit nail pouder lalu ditarik sampai
terlepas dari kulit 7. tarik ujung benang yang ada jarumnya dengan tangan kiri sampai ujung
benang yang satunya tersisa 3 cm dari permukaan kulit, kemudian pegang nald pouder
dengan tangan kanan lalu benang yang panjang dililitkan pada ujung nald pouder sampai tiga
kali. 8. Jepit ujung benang yang satunya (benang yang pendek) dengan nald pouder kemudian
di tarik kearah yang berlawanan sampai jaringan kulit yang satu bertemu dengan jaringan
kulit yang lain (tarikan tidak boleh terlalu kencang dan terlalu longgar) 9. Ulangi cara
tindakan tersebut sampai (3) tiga kali untuk menghindari simpul tersebut terlepas Diposkan
oleh M. Wahyu NC di 18.48 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi
ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Copy the BEST
Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu Copy the BEST Traders and Make Money :
http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai