Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN TEHNIK MENYUSUI OLEH IBU POST PARTUM

PRIMIPARA PADA BAYI BARU LAHIR


DI RB MUTIARA BUNDA
KOTA TASIKMALAYA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Melakukan Penelitian


Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan D-III Kebidanan
Dan Menenmpuh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh :

ZAYIN GUSNIA
11DB277072

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILLMU KESEHATAN MUHAMMADYAH

CIAMIS

2014
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelahiran bayi merupakan saat yang menggembirakan bagi orang tua


manapun. Akan tetapi kesejahteraan janin dan setelah lahir, didasari oleh
kesehatan wanita saat hamil. Nutrisi mempunyai peran terpenting bagi
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat untuk bayi, air susu ibu atau yang
kita kenal selama ini dengan ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan
paling utama bagi bayi yang lahir, karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi
akan energy dan gizi bayi bahkan selama 4-6 bulan pertama kehidupannya, dapat
mencapai tumbuh kembang yang optimal berkat ASI. Selain sebagai sumber
energy dan gizi , pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayinya, hubungan ini akan mengantarkan kasih sayang
dan perlindungan ibu kepada bayinya sertamemikat kemesraan bayi terhadap
ibunya, sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis dengan penuh kasih
sayang (ramaiyah, savitri, 2006).

Air susu ibu (ASI) bukan minuman . Namun ASI merupakan satu-satunya
makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup
mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi (Nurhaeni, 2009). Dampak
pada bayi bila tidak diberikan ASI Ekslusif selama 13 minggu pertama dalam
kehidupannya memiliki tingkat infeksi pernafasan dan infeksi saluran cerna yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi lain yang diberikan ASI. Menurunnya
tingkat infeksi saluran cerna ini tetap bertahan bahkan sesudah selesai masa
pemberian ASI dan berlanjut hingga tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak.
Selain itu, bayi-bayi yang tidak diberikan ASI mudah terkena penyakit-penyakit
lain yang berhubungann dengan kekebalan tubuh (Depkes, 2010).

Berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National center for


health statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat 2 kali lipat dari berat
lahir saat usia 6 bulan dan meningkat 3 kali lipat dari berat lahir pada usia 12
bulan. Pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan akan berpengaruh status
gizi anak dan dapat di pantau dengan mudah pada masa pertumbuhan cepat yaitu
anak usia 6 sampai 12 bulan. Bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif akan memiliki
berat badan bayi yang lebih ideal dan status gizi yang lebih baik di banding bayi
yang tidak mendapatkan ASI ekslusif (ENCHS dalam Putriani 2010).

Namun sebaliknya dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan ibu-


ibu yang tidak berhasil menyusui bayinya atau bahkan menghentikan menyusui
bayinya lebih dini dengan berbagai alasan. Menurut WHO (2009) terdapat 35,6%
ibu gagal menyusui bayinya dan 20% diantaranya ibu-ibu di Negara berkembang
sementara itu dari Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2010 dijelaskan
bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayi adalah
kurangnya pemahaman ibu tentang tehnik menyusui yang benar , sehingga sering
menderita putting lecet dan retak. Untuk mendukung keberhasilan menyusui yang
baik dan benar. Salah satu penyebab kegagalan menyusui adalah disebabkan
karena kesalahan ibu dalam memposisikan dan meletakkan bayi saat menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan posisi duduk, berdiri, atau berbaring.
Salah satu faktor yang sering dilakukan saat menyusui adalah posisi menyusui
yang belum tepat sehingga menggangu produksi dan transfer ASI ke bayi
(Khasanah, 2011).

Dari sebuah penelitian didapatkan data bahwa 98 ribu dari 100 ribu ibu-ibu
yang mengatakan produksi ASI-nya kurang padahal sebenarnya mereka
mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat informasi tentang manajemen
laktasi yang benar, posisi menyusui yang tepat , serta terpengaruh mitos-mitos
tentang menyusui, yang umumnya dapat menghambat produksi ASI. Angka
kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indicator yang dapt menggambarkan
status kesehatan masyarakat di suatu Negara. Organisasi Kesehatan Dunia WHO
memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar 1,5 juta bayi meninggal
setiaptahunnya karena tidak disusui(2006). Salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah dalam mengurangi AKB dalam rangka pencapaian target Millenium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Bayi yang kurang mendapatkan
ASI atau kurang minum, pada umumnya bukan karena ibunya yang tidak
memproduksi ASI sebanyak yang diperlukan oleh bayi, disebabkan oleh beberapa
faktor salah satunya karena posisi menyusui yang tidak benar. Posisi tersebut
adalah posisi mulut bayi terhadap putting susu, bukan posisi bayi terhadap badan
ibu , hal tersebut tidak selalu mudah dilakukan. Menyusui yang sukses
membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalaminya atau dari
seseorang yang professional, selain itu menyusui sangat bermanfaat bagi ibu dan
bayi, besarnya manfaat ASI bahkan telah di kampanyekan oleh UNICEF( United
Nation Childrens Fund ) melalui Pekan Menyusui Sedunia atau ( World Breast
Feeding Week ) yang diselenggarakan setiap tanggal 1-7 Agustus. Kampaye itu
antara lain mengajak masyarakat di seluruh dunia, terutama kaum ibu untuk
memberikan manfaat ASI kepada bayi dan mengenal manfaat pemberian ASI
dirinya sendiri( Martin Leman, 2007 ).

Kesulitan menyusui pada umumnya terjadi pada ibu yang baru pertama
kali melahirkan, Disamping merupakan sebuah pengalaman yang baru, ibu juga
biasanya canggung saat menggendong bayinya bahkan panik bila menangis keras
karena suatu hal. Sebaliknya, bayi yang baru lahirpun harus belajar cara menyusu
yang benar, yaitu putting susu dan 90% areola mamae masuk kedalam mulut dan
kemudian mulut dan kemudian lidahnya melakukan gerakan menghisap.

Berdasarkan dari data informasi yang penulis dapat, pada studi pendahuluan
banyak ibu post partum yang kurang mengetahui mengenai tehnik menyusui yang
benar khususnya pada ibu primipara sehingga penulis tertarik untuk meneliti
mengenai Gambaran Teknik Menyusui Oleh Ibu Post Partum Pada Bayi Baru
Lahir Di RB. Mutiara Bunda Tasikmalaya.
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat penulis rumuskan masalah


dalam penelitian ini adalah Gambaran Teknik Menyusui Oleh Ibu Post
Partum Pada Bayi Baru Lahir Di RB. Mutiara Bunda Tasikmalaya Tahun
2014

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Anda mungkin juga menyukai