HIPERTENSI
Oleh :
I. ANALISA SITUASI
A. Peserta
Peserta yang akan diberikan pendidikan kesehatan adalah keluarga Tn.S
B. Ruangan
Pendidikan kesehatan akan dilakukan di rumah Tn.S di dusun Sayong Baru di
teras dengan kondisi ruangan terang, cukup bersih dan nyaman.
C. Pengajar
Pendidikan kesehatan hipertensi ini akan diberikan oleh mahasiswa/mahasiswi
STIKES Mataram Program Profesi Ners
IV. MATERI
A.Pengertian hipertensi
B.Penyebab hipertensi
C. Tanda dan gejala hipertensi
D. Cara mengontrol hipertensi
E. Penatalaksanaan hipertensi
V. METODE
A. Ceramah
B. Tanya jawab
B. Proses
1. Keluarga antusias terhadap materi pendidikan kesehatan yang diberikan
2. Tidak ada keluarga yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan di tengah
penyampaian materi
3. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
C. Pertanyaan Evaluasi
1. Sebutkan pengertian hipertensi
2. Sebutkan penyebab hipertensi
3. Sebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Sebutkan prinsip cara mengontrol hipertensi
5. Sebutkan penatalaksanaan hipertensi
Lampiran
Materi Penyuluhan
HIPERTENSI
A. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistolik dan diastolik
mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140
mmHg, diastole diatas 90 mmHg),harga normal tekanan darah 120/80mmHg
140/90 mmHg.
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis,penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi
adalah salah satu faktor risiko untuk Stroke, Serangan Jantung, Gagal Jantung dan
Aneurisma Arterial, dan merupakan penyebab utama Gagal Jantung Kronis.
B. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu:
a. HipertensiEssensial ( Hipertensi Primer)
HipertensiEssensial (Hipertensi Primer) adalah Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi Primer terdapat pada lebih dari 90% penderita
Hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh Hipertensi Sekunder.
Meskipun Hipertensi Primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya Hipertensi Primer. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan Hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita Hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya Hipertensi adalah umur
(jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari
kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya Hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol,
minum obat-obatan(Ephedrine,Prednison, Epineprin).
b. Hipertensi sekunder yaitu Hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Beberapa penyebab terjadinya Hipertensi sekunder:
1) Penyakit Ginjal
a) Stenosis arteri renalis
b) Pielonefritis
c) Glomerulonefritis
d) Tumor-tumor ginjal
e) Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
g) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2) Kelainan Hormonal
a) Hiperaldosteronisme
b) SindromaCushing
c) Feokromositoma
3) Obat-obatan
a) Pil KB
b) Kortikosteroid
c) Siklosporin
d) Eritropoietin
e) Kokain
f) Penyalahgunaan alkohol
4) Penyebab Lainnya
a) Koartasio aorta
b) Preeklamsi pada kehamilan
c) Porfiria intermiten akut.
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan Asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya Norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan Hipertensi
sangat sensitive terhadap Norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
Epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vosokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler (Sutanto, 2010).
D. Tanda dan gejala
Pada sebagian besar penderita, Hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercayaberhubungan dengan tekanan darah tinggi padahal sesungguhnya
tidak.Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita
Hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika
Hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita Hipertensi berat mengalami
penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati Hipertensif yang memerlukan penanganan
segera.
E. Klasifikasi Tekanan Darah
Untuk mengetahui tingkatan Hipertensi dapat dipergunakan klasifikasi
sebagai berikut:
Klasifikasi Tekanan Darah (JNC 6):
2) Asupan lemak.
Asupan kadar lemak yang tinggi dalam tubuh, mempunyai faktor
resiko lebih tinggi terkena penyakit hipertensi karena kadar lemak
yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan meperberat kerja
jantung.
3) Alkohol.
Alkohol mempunyai pengaruh pada tekanan darah, dan semakin
banyak alkohol yang dikonsumsi semakin tinggi tekanan darahnya hal
ini terbukti pada peminum berat atau alkoholik.
4) Merokok
Menurut Bangun (2003) merokok dapat mempermudah terjadinya
penyakit pembuluh darah, serta dapat meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah sementara. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
nikotin dalam peredaran darah sehingga dapat disimpulkan bahwa
rokok mempunyai hubungan besar dengan kejadian hipertensi.
Penelitian lain juga mengatakaan rokok dapat meningkatkan agregasi
platelet dan menyebabkan spasme arteri coronary, nikotin juga
berperan dalam meningkatkan tekanan dan suplai darah ke jantung.
5) Olah Raga
Tekanan darah yang lebih rendah dijumpai pada individu yang
fisiknya lebih sehat karena tekanan darah yang lebih tinggi
merupakan faktor resiko penyakit jantung, maka latihan fisik secara
teratur sangat dianjurkan untuk mencegah hipertensi dan penyakit
jantung, sebab lemak tidak akan tertimbun di dalam tubuh sehingga
aliran darah akan lancar.
6) Stres
Tekanan darah tinggi dihubungkan dengan peningkatan stres yang
timbul dari tuntutan pekerjaan dan kehilangan pekerjaan serta
pengalaman yang mengancam nyawanya, sehingga terpapar stres
yang bisa menaikkan tekanan darah sepintas dan hipertensi dini
cenderung reaktif. Sehingga susunan saraf simpatik akan
mempengaruhi haemodinamic, yang menimbulkan hipertensi
menetap.
7) Obesitas
Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi adalah mereka yang
gemuk. Jaringan yang berlemak memerlukan banyak darah untuk
pemberian zat-zat makanan.
G. Komplikasi
1. Komplikasi menurut Murwani,
2008
a) Pada jantung: pembesaran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung,
Infark Jantung, Penyakit Jantung Koroner.
b) Pada otak: Stroke, Enchepalitis
c) Pada ginjal: Hematuri, kencing sedikit
d) Pada mata: Retinopati Hipertensi
2. Penyakit penyerta
a) Kencing manis (Diabetes mellitus)
b) Resistensi Insulin (R-I)
c) Rematik
d) Kadar lemak darah tinggi (Hiperlipidenia).
H. Penanganan
Penanganan Hipertensi menurut Lenny, 2008, secara garis besar dibagi menjadi 2
jenis yaitu:
1) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume ciran di tubuh berkurang mengakibatkan
daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatnya adalah
Hidroklorotiazid.
2) Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas saraf simpatis.
Contoh obatnya adalah Metildopa, Klonidin,dan Reseprin.
b. Penanganan non obat (nonfarmakologis), diantaranya adalah:
1) Diet rendah garam atau kolesterol atau lemak jenuh.
2) Mengurangi berat badan agar mengurangi beban kerja jantung sehingga
kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga berkurang.
3) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
4) Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga
atau hypnosis dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
5) Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45
menit sebayak 3-4 kali seminggu. Olahraga, terutama bila disertai
penurunan berat badan. Olahraga meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL), yang dapat mengurangi Hipertensi yang terkait
Aterosklerosis.
6) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Berhenti merokok
penting untuk mengurangi efek jangka panjang Hipertensi karena asap
rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung.
7) Terapi komplementer juga termasuk penanganan secara non farmakologis,
bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi
herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, akupuntur, akupresur,
homeopati, aromaterapi, terapi Bach Flowerdan remedy refleksiologi.