Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah melalui
pelayanan penunjang medis, khususnya dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Linen di
rumah sakit dibutuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan sangat
bervariasi baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur pengolahan linen cukup panjang,
membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan
bermacam-macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri dari tenaga manajemen, tenaga
kesehatan, teknisi, binatu, urusan linen, tenaga sanitasi, serta tenaga kesehatan dan
keselamatan kerja. Untuk mendapatkan kualifikasi linen yang baik, nyaman dan siap pakai
diperlukan perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia.

B. Ruang Lingkup
Pengelolaan linen di rumah sakit meliputi kegiatan:
A. Pengelolaan Bahan Baku.
o Perencanaan bahan.
o Proses pengadaan bahan.
o Penerimaan bahan.
o Proses produksi.
o Pemberian identitas.
o Distribusi ke unit terkait.
o Pencatatan dan pelaporan.
B. Pengelolaan Linen Kotor.
o Penerimaan.
o Penimbangan.
o Pemilahan linen infeksius dan non infeksius.
o Proses pencucian.
o Pemerasan.
o Pengeringan.
o Penyetrikaan.

1
2

o Pelipatan.
o Penyimpanan sementara.
o Distribusi ke unit terkait.
o Pencatatan dan pelaporan.

C. Batasan Operasional
1. Antiseptik adalah desinfeksi yang digunakan pada permukaan kulit dan membran
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
2. Dekontaminasi adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah pencemaran
mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan
lebih lanjut.
3. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem.
4. Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen pathogen
atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan sakit.
5. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda atau gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
6. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
7. Linen adalah bahan atau alat yang terbuat dari kain, tenun
8. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana darah, semua jenis cairan
tubuh, sekreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lender pasien dianggap sebagai
sumber potensial untuk penularan infeksi HIV maupun infeksi lainnya. Prinsip ini
berlaku bagi semua pasien, tanpa membedakan risiko, diagnosis ataupun status.
9. Linen kotor terinfeksi adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh,
dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi Salmonella dan Shigella
(sekresi dan ekskresi), Hepatitis B Virus, dan HIV (jika terdapat noda darah) dan
infeksi lainnya yang spesifik (SARS) dimasukkan ke dalam kantung dengan segel
yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup dengan kantung luar berwarna kulit
bertuliskan infeksi.
10. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh, dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin, meskipun
mungkin linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien berasal dari sumber ruang
isolasi yang terinfeksi.
3

11. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif, dan iritasi.
12. MSDSs (Material Safety Data Sheets) atau LDP (Lembar Data Pengaman) adalah
lembar petunjuk berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya,
jenis bahayan yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang
berhubungan dengan keadaan darurat di dalam penanganan bahan berbahaya.
13. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.

D. Landasan Hukum
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pengelolaan linen di
rumah sakit diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung atau Legal Aspect.
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan sebagai acuan adalah:
1. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Tahun 1992 tentang
Pengelolaan Linen.
2. Standar Pelayanan Rumah Sakit Tahun 1999.
3. Buku Pedoman Infeksi Nosokomial Tahun 2001.
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah.
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang
Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri.
4

8. Surat Keputusan Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius No.


287/YKKSV-RSSV/SK/ADM-SOT/2013 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang.
9. Surat Keputusan Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius
No.138/YKKSV-RSSV/SK/2013 tentang Pengangkatan Kepala Rumah Sakit
Santo Vincentius periode 2013-2016.
5

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tabel 2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia Urusan Linen
No Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga yang Tenaga Keterangan
Dibutuhkan yang Ada
Formal Informal
1 Kepala Subbagian D III 1 1 Cukup
Rumah Tangga Perawat
2 Kepala Urusan D III 1 1 Merangkap Kepala
Linen Perawat Subbagian Rumah
Tangga
3 Penanggung Jawab SMKK 1 1 Cukup
Pengelolaan Bahan Tata
Baku Linen Busana
4 Pengadaan / SMKK 1 1 Cukup
Produksi Tata
Busana
5 Perbaikan Linen SMKK 1 1 Cukup
Tata
Busana
6 Penanggung Jawab SLTP 1 1 Cukup
Pengelolaan Linen
Kotor
7 Penerimaan dan SLTA 1 1 Cukup
Pemilahan Linen
Kotor
8 Pencucian Linen SD - 3 2 Membutuhkan 1
SLTP tenaga

9 Penyetrikaan dan SD - 5 4 Membutuhkan 1


Pelipatan Linen SLTP tenaga

10 Penyimpanan dan SLTA 1 1 Cukup


Pendistribusian
Linen
TOTAL 17 14
6

5
B. Distribusi Ketenagaan
Tabel 2.2 Distribusi Ketenagaan Urusan Linen
Rerata Waktu Yang
No Tugas Pokok Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Kerja Satuan Jumlah
1 Kepala Membantu Kepala Bagian Umum 1 30 30
Subbagian dalam perencanaan di Subbagian
Rumah Rumah Tangga rumah sakit.
Tangga Bekerja sama dengan Kepala 2 30 60
Subbagian lain untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan kegiatan di bagian
Rumah Tangga.
Mengkoordinasi pelaksanaan, 1 40 40
pengelolaan, pengawasan,
pengendalian dan evaluasi di
Subbagian Rumah Tangga.
Menyelenggarakan kegiatan rumah 2 30 60
tangga, meliputi Urusan Linen
(dijabarkan lebih detail) dan Urusan
Keamanan.
Melaksanakan perencanaan, 1 30 30
monitoring dan evaluasi terhadap
sarana dan mutu di bagian Rumah
Tangga.
Menyusun laporan rutin kegiatan di 1 40 40
Subbagian Rumah Tangga
Melakukan penilaian kinerja dari staf 1 40 40
yang berada di Subbagian Rumah
Tangga.
Mengupayakan peningkatan Sumber 1 40 40
Daya Manusia di Subbagian Rumah
Tangga melalui program
pengembangan Sumber Daya
Manusia.
Mengadakan pertemuan dengan staf di 2 30 60
Subbagian Rumah Tangga.
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1
7

Rerata Waktu Yang


No Tugas Pokok Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Kerja Satuan Jumlah
2 Kepala Melakukan pengontrolan dan 2 30 60
Urusan pengawasan pemakaian bahan baku
Linen linen dan pendistribusian bahan jadi
ke unit terkait.
Melakukan pengawasan pemakaian 1 30 30
bahan kimia / detergen pada proses
pencucian linen sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional yang ditetapkan.
Memeriksa kartu stok persediaan 1 30 30
bahan baku linen dan kimiawi.
Memeriksa buku laporan permintaan 1 30 30
dan perbaikan kerusakan linen dari
unit-unit.
Mengawasi pelaksanaan kegiatan 2 30 60
penerimaan dan pemilahan linen kotor
sesuai dengan jenis dan warna.
Mengawasi pelaksanaan kegiatan 1 40 40
pendistribusian linen bersih ke unit-
unit sesuai dengan jumlah.
Mengawasi pelaksanaan kegiatan 1 20 20
kebersihan di unit Urusan Linen.
Melakukan pengecekan buku 1 10 10
pencatatan laporan harian kegiatan
kebersihan di unit Urusan Linen.
Mengawasi atau mengontrol proses 1 40 40
dan prosedur kegiatan penerimaan
linen kotor.
Mengawasi atau mengontrol proses 2 10 20
dan prosedur pencucian linen.
Mengawasi / mengontrol kegiatan 1 20 20
penyetrikaan linen.
Mengawasi / mengontrol kegiatan 1 20 20
penyimpanan dan distribusi.
Melaporkan kegiatan pengelolaan 1 40 40
bahan baku linen dan pengelolaan
linen kotor kepada Kepala Subbagian
Rumah Tangga.
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1
8

Rerata Waktu Yang


No Tugas Pokok Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Kerja Satuan Jumlah
3 Pengelolaan Memeriksa dan mencatat persediaan jenis 1 10 10
Bahan Baku bahan baku linen pada kartu stok.
Linen Menyiapkan peralatan kerja. 1 10 10
Memeriksa buku laporan permintaan linen 1 10 10
dari unit-unit.
Menyiapkan bahan baku linen yang akan 1 30 30
dikerjakan.
Memotong bahan baku linen sesuai dengan 60 2 120
kebutuhan.
Melaksanakan kegiatan menjahit. 60 2 120
Membuat identitas linen. 60 1 60
Mengontrol proses kegiatan pengadaan 1 10 10
linen.
Mengontrol proses perbaikan linen. 1 10 10
Mencatat jumlah bahan jadi pada kartu 1 10 10
stok.
Mendistribusikan linen ke unit-unit sesuai 1 10 10
dengan kebutuhan dan jumlah.
Mendistribusikan linen ke unit-unit sesuai 1 5 5
dengan kebutuhan dan jumlah.
Membersihkan ruang kerja. 1 15 15
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1

Rerata Waktu Yang


No Tugas Pokok Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Kerja Satuan Jumlah
4 Pengadaan / Menyiapkan peralatan kerja. 1 10 10
Produksi Memeriksa / mengecek linen yang akan 1 30 30
Linen dikerjakan.
Melaksanakan proses menjahit. 60 5 300
Membuat identitas linen. 60 1 60
Merapikan dan menyimpan peralatan 5 1 5
kerja.
Membersihkan ruang kerja. 15 1 15
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1

No Tugas Pokok Uraian Tugas Rerata Waktu Yang


9

Volume Dibutuhkan
Kerja Satuan Jumlah
5 Perbaikan Menyiapkan peralatan kerja. 1 10 10
Linen Memeriksa atau mengecek linen yang akan 1 30 30
dikerjakan.
Melaksanakan proses menjahit 60 5 300
Membuat identitas linen 60 1 60
Merapikan dan menyimpan peralatan kerja 5 1 5
Membersihkan ruang kerja 15 1 15
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1

Rerata Waktu Yang


No Tugas Pokok Uraian Tugas Volume DIbutuhkan
Kerja Satuan Jumlah
6 Pengelolaan Menyiapkan peralatan kerja dan menakar 1 10 10
Linen Kotor bahan kimiawi yang akan digunakan
Menyiapkan dan menimbang bahan 1 60 10
kimiawi yang diperlukan
Mencatat jumlah bahan kimiawi yang 1 30 30
dikeluarkan dalam kartu stok
Mencatat jumlah linen yang diterima dalam 1 30 30
buku penerimaan linen.
Menyeterika linen 60 1 60
Melipat linen 90 1 90
Mengawasi / mengontrol proses kegiatan 1 30 30
penerimaan linen kotor
Mengawasi / mengontrol proses pencucian 1 10 10
Mengawasi / mengontrol kegiatan 1 10 10
penyetrikaan.
Mengawasi / mengontrol kegiatan 1 10 10
penyimpanan dan distribusi.
Mencatat jenis dan jumlah linen yang 1 20 20
didistribusi.
Membersihkan mesin cuci dan mesin 4 15 60
pengering
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1
10

Rerata Waktu Yang


Tugas
No Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Pokok
Kerja Satuan Jumlah
7 Penerimaan Menyiapkan peralatan kerja dan buku
1 10 10
Linen Kotor pencatatan penerimaan linen kotor.
Menerima dan mencatat jenis dan jumlah
8 15 120
linen dari ruang rawat inap.
Menerima dan mencatat jenis dan jumlah
1 10 10
linen dari ruang rawat jalan.
Melaksanakan pemilahan linen berdasarkan
1 30 30
jenis, warna, infeksi dan non infeksi.
Menimbang jumlah linen yang diterima. 1 30 30
Menyerahkan jumlah linen kepada petugas
1 10 10
pencucian
Menyeterika linen 180 1 180
Merapikan dan menyimpan peralatan kerja
1 20 20
yang sudah digunakan
Membersihkan ruang kerja 1 10 10
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1

Rerata Waktu Yang


Tugas
No Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Pokok
Kerja Satuan Jumlah
8 Pencucian Menyiapkan peralatan kerja. 1 10 10
Linen Memasukkan linen kotor ke dalam mesin
25 10 250
cuci sesuai dengan kapasitas mesin.
Mengeluarkan linen dari mesin cuci dan
memasukannya ke dalam mesin pengering 20 15 300
sesuai dengan kapasitas mesin.
Mengeluarkan linen yang sudah kering dan
20 10 200
diserahkan kepada petugas penyetrikaan.
Mencuci linen secara manual jenis linen
100 2 200
yang tidak bisa menggunakan mesin cuci.
Menjemur linen yang dicuci manual. 100 1 100
Mengangkat linen yang sudah kering dan
4 30 120
diserahkan kepada petugas penyetrikaan.
Merapikan dan membersihkan peralatan
1 45 45
yang sudah digunakan.
Membersihkan ruang kerja. 1 35 35
Total 1260
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 3
11

Rerata Waktu Yang


Tugas
No Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Pokok
Kerja Satuan Jumlah
9 Penyetrika Memilah linen sesuai dengan bentuk 1 50 50
dan Menyetrika linen dengan menggunakan
500 2,5 1250
Pelipatan Flatwork Ironer
Linen Melipat linen yang sudah disetrika 500 1 500
Menyetrika secara manual linen yang tidak
75 2 150
dapat disetrika dengan Flatwork Ironer.
Menyerahkan linen yang sudah disetrika
1 60 60
kepada petugas penyimpanan dan distribusi
Membersihkan dan merapikan peralatan
1 45 45
kerja yang sudah digunakan.
Membersihkan ruang kerja 1 45 45
Total 2100
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 5

Rerata Waktu Yang


No Tugas Pokok Uraian Tugas Volume Dibutuhkan
Kerja Satuan Jumlah
10 Penyimpanan Memilah linen sesuai dengan jenis dan
1 30 30
dan bentuk.
Pendistribusian Menyimpan linen pada rak
Linen. penyimpanan sesuai dengan tempat dan 1 60 60
ruangan.
Mengecek ulang linen yang akan
1 30 30
didistribusi.
Mendistribusikan linen kepada petugas
1 15 15
linen ruangan.
Mencatat jumlah dan jenis linen yang
1 30 30
didistribusi.
Melaporkan jumlah linen yang
didistribusi kepada penanggung jawab 1 15 15
pengelolaan linen kotor.
Membersihkan dan merapikan peralatan
1 15 15
kerja yang sudah digunakan
Membersihkan ruang kerja.
1 15 15
Total 420
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 1

C. Pengaturan Dinas
Pengaturan dinas di Urusan Linen menjadi 2 shift yaitu shift pagi dan sore.
12

Shift pagi terdiri dari 6-8 orang yang terdiri dari 1 orang di bagian mesin cuci, 4
orang di ruang penerimaan linen kotor, 1 orang di ruang cuci manual dan1 orang
di bagian kebersihan. Di bagian pengeringan, pemilahan , penyetrikaan dan
pelipatan diatur masing-masing dalam 1 shift.
Shift sore 4-5 orang, terdiri dari 1 orang di bagian mesin cuci, 3-4 orang di
bagian penerimaan linen kotor. Di bagian pengeringan, pemilahan , penyetrikaan
dan pelipatan diatur masing-masing dalam 1 shift.
Untuk pemenuhan kebutuhan tenaga di urusan Linen menggunakan tenaga Pegawai Tidak
Tetap.
13

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
1. Ruang penerimaan dan pemilahan linen kotor.
2. Ruang pencucian.
3. Ruang penyetrikaan, penyimpanan dan distribusi.
4. Ruang pengelolaan bahan baku linen.

Gambar 3.1 Denah Ruang Urusan Linen


14

B. Standar Fasilitas 13
Fasilitas yang tersedia di Subbagian Rumah Tangga Urusan Linen terdiri dari:
a. Ruang Penerimaan Linen Kotor
No Jenis Inventaris Jumlah Merk Keterangan
1 Meja 2
2 Kursi busa 1
3 Troli linen 2
4 Timbangan linen 1
5 Ember plastik merah 7 Omega
6 Kemujing 1
7 Bakul plastik 3 Lion Star
8 Sapu laba-laba 1
9 Sapu ijuk 3
10 Sapu lidi 1
11 Lampu TL 20 1
12 Rak jemuran besi 6
13 Rak jemuran kayu 6
14 Rak jemuran alumunium 3

b. Ruang Pencucian

No Jenis Inventaris Jumlah Merk Keterangan


1 Mesin Pengering 2 Unimax 25 kg
2 Mesin Cuci 2 Unimax 18 kg & 25 kg
3 Meja cuci 1 Bahan kayu
4 Gayung 6
5 Ember hijau 2
6 Water Heater 2 Rinnai
7 Sepatu Boot 4
8 Topi / Caping 1
9 Cikrak 1
10 Stok pel 2
11 Sikat cuci plastik 2
12 Sikat sudut 1
13 Sikat sudut panjang 1
14 Pleret air 2 Lion Star 11/08/2010
15 Rak jemuran 1
16 Selang air 1
17 Roda besi 2
18 Roda besi bergagang 6
19 Jam Dinding 1 Mirado 28-09-2010
20 Lampu TL 40 W 2
21 Lampu TL 20 W 1
15

c. Ruang Penyetrikaan dan Distribusi

No Jenis Inventaris Jumlah Merk Keterangan


1 Mesin Mangel 2 Electrolux
1 Primus Rusak
2 Setrika 7 Philip
2 Panasonic
3 Meja setrika 4 Bahan besi
4 Troli linen 13
5 Tempat gantungan baju bulat 1
6 Rak kayu 3 laci 4
7 Lemari 4
8 Locker 12 pintu 1
9 Meja kerja 1
10 Meja 1
11 Kursi besi paten 2
12 Kursi lipat 1
13 Kursi bulat 2
14 Kursi pentil 3 seat 1
15 Papan busa 1
16 Papan whiteboard 1
17 Pigura sertifikat akreditasi 1
18 Jam dinding 1 Seiko
19 Kipas angin baling-baling 2 Panasonic
20 Telepon putar 1
21 Box File 4 Q-Biz
22 Ordner 3
23 Stapler 1 Max HD10
24 Perfurator 1 Kenko XL 30
25 Kalkulator 1 Citizen
26 Gunting 1
27 Rak sepatu 1 Bahan kayu
28 Tikar 2
29 Cermin 1
30 Washbak + kran 1
31 Wadah hand Soap 1 Lifebuoy
32 Jet Spray 1
33 Litermax 2
34 Kacamata google 1 Onemed
35 APAR 1 Pyromac
36 Tangga pasien 1
37 Timbangan chemical 1 Baik
1 Lion Star
38 Bel panggil 1 Heles
39 Tong sampah hijau 1 Maspion
16

40 Tempat sampah fleksibel 1 5 liter


41 Lampu TL 40 W 4
42 Speaker + volume control 1 Monnic
43 Ceret Alumunium 3 Maspion
44 Corong plastik 2
45 Nampan 1
46 Tempat snack 1 Lion Star Kotak tertutup
47 Gelas 9
48 Tutup gelas plastik 10
49 Box makan siang 10
50 Lap tangan 6
51 Keset Handuk 4
52 Lap piring 4
53 Kain pel 2
54 Tutup linen bersih 3
55 Tutup mesin cuci 2
56 Tutup mangel 3
57 Gaun kain 26
58 Gaun plastik 7
59 Masker 26
60 Topi 26
61 Tutup telepon 1
62 Korden 4
63 Alas piring 1
64 Closed 1
65 Shower 1
66 Ember 1
67 Gayung 1
68 Lampu PLC 1
69 Lampu TL 20 W 2

d. Ruang Pengelolaan Bahan Baku Linen

No Jenis Inventaris Jumlah Merk Keterangan

1 Mesin jahit 3 Janome


2 Dinamo 2 YKK
1 Matsushita
3 Meja potong 1
4 Meja kerja 1
5 Buffet 1
6 Kursi paten kayu 3
7 Kursi bulat 2
8 Kursi persegi kayu 1
9 Lemari 7
10 Rak 3 susun 2
11 Meja setrika 1
17

12 Rak sepatu 1
13 Naskas 1
14 Troli alat 1
15 Papan busa 1
16 Kipas angin baling - baling 1 Panasonic
17 Kipas angin dinding 1 Cosmos
18 Telepon putar 1
19 Pigura sertifikat akreditasi 1
20 Hiasan dinding 1
21 Jam dinding 1 Mirado
22 Gantungan baju 1
23 Gunting besar 3
24 Gunting kecil 3
25 Meteran kain 3 Butterfly
26 Keranjang utilitas A3 2
27 Ordner Besar 3
28 Ordner Kecil 1
29 Kalkulator 1 Citizen
30 Perfurator 1 Joyko
31 Box file 1
32 Sapu ijuk 1
33 Kemujing 1
34 Stok pel 1
35 Ember seng 1
36 Cikrak 1
37 Tempat sampah terbuka 2 10 liter
38 Lampu TL 20 W 4
18

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Prinsip Pelayanan Urusan Linen


1. Unit Pengelola Linen
Pengelola linen di rumah sakit dipimpin oleh Kepala Bagian Umum. Secara
struktural Kepala Bagian Umum membawahi Subbagian Rumah Tangga-Urusan
Linen yang dikepalai oleh Kepala Urusan Linen. Kepala Urusan Linen
membawahi Penanggung jawab Pengelolaan Bahan Baku Linen dan Penanggung
jawab Pengelolaan Linen Kotor.
Struktur organisasi pengelola linen ditetapkan oleh Kepala rumah sakit beserta
uraian tugas dan tanggungjawab dari masing-masing petugas.
2. Prosedur Pengelolaan Linen
Pengelolaan linen rumah sakit mengacu pada Pedoman Manajemen Linen Rumah
Sakit oleh Departemen kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Tahun
2004 dan Pedoman Pengelolaan Linen Rumah Sakit Santo Vincentius yang
disusun oleh Kepala Bagian Umum.
Beberapa aspek yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial rumah sakit pembahasannya tidak terpisah dari pedoman ini.
3. Perencanaan dan Pengadaan Linen Rumah Sakit
Perencanaan kebutuhan linen disusun oleh Kepala Urusan Linen berdasarkan
rasio kebutuhan unit pelayanan dengan perbandingan 1 : 4
o 1 par stok dipakai
o 1 par stok dicuci
o 1 par stok cadangan di ruangan
o 1 par stok di kamar jahit
Perencanaan kebutuhan linen diajukan oleh Kepala Urusan Linen diketahui
oleh Kepala Subbagian Rumah Tangga, selanjutnya kepada Kepala Bagian
Umum dan direkap dalam Rencana Anggaran Belanja Tahunan atau sewaktu-
waktu dalam keadaan mendesak yang pelaksanannya tetap sesuai prosedur
yang berlaku.
19

Data inventaris yang tersedia di unit menjadi acuan untuk suatu monitoring
dan evaluasi dalam membuat perencanaan kebutuhan linen untuk tahun
berikutnya.
4. Pengadaan Linen Baru atau Pengganti Yang Rusak
18
Pengadaan linen dilakukan berdasarkan pengajuan perencanaan dari tiap-tiap unit
sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan, setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Bagian atau Kepala Bidang / Kepala Instalasi.
5. Pengelolaan Linen Kotor
Petugas linen ruangan menghitung linen kotor dan melakukan pemilahan
antara linen infeksius dan non infeksius. Linen infeksius dilakukan proses
spooling atau dekontaminasi sesuai prosedur yang sudah ditetapkan rumah
sakit yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri meliputi penutup kepala, masker,
sarung tangan, gaun dan sepatu boot agar tidak terkontaminasi.
Setelah proses dekontaminasi, linen dimasukkan dalam troli linen kotor
tertutup dan disetor kepada petugas Urusan Linen untuk dilakukan proses
pencucian sesuai dengan alur yang ditetapkan dan membawa serta buku
ekspedisi linen.
Petugas Urusan Linen mengelola linen kotor sesuai prosedur yang ditetapkan
mulai dari proses pencucian sampai dengan pendistribusian linen bersih.
6. Pendistribusian Linen Bersih
Petugas linen ruangan menyiapkan troli linen bersih dan buku ekspedisi untuk
mengambil linen bersih sesuai alur yang ditetapkan.
Petugas linen ruangan dan petugas laundry melakukan serah terima linen
sesuai jenis dan jumlah dan mengecek secara bersama untuk memastikan
kebenaran jumlah linen yang diterima dan masing-masing tanda tangan di
kolom Yang Menerima dan Yang Menyerahkan.
Petugas linen ruangan membawa linen bersih ke unit untuk difungsikan sesuai
kebutuhan.
7. Standar Penyimpanan Linen Bersih
Petugas linen ruangan menyimpan linen dengan memperhatikan beberapa standar
antara lain:
Lemari penyimpanan selalu bersih, kering, tidak lembab dan tertutup rapat.
20

Penyimpanan linen berdasarkan pengelompokkan menurut jenis dan fungsi


linen.
Lemari penyimpanan jauh dari pelayanan pasien agar terhindar dari
kontaminasi.
Lemari penyimpanan linen bersih dilengkapi dengan alat pengukur suhu.
Syarat pendukung yang perlu diperhatikan:
o Pencahayaan 200 500 Lux sesuai pedoman pencahayaan rumah sakit
o Suhu 22 270 C
o Kelembaban sekitar 45 75 % RH.
8. Penggunaan Linen Bersih
Pengelolaan linen bersih digunakan dengan prinsip First In First Out (FIFO)
yaitu linen yang lebih dahulu disimpan, dipakai terlebih dahulu.
Petugas linen wajib mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang linen
bersih.
Petugas linen wajib mengisi form ceklis linen bersih yang sudah tersedia
untuk mempermudah dan mengetahui pergantian linen masing-masing kamar
dan tempat tidur pasien.
9. Pengelolaan Inventarisasi Linen
Petugas linen ruangan melakukan inventaris bersama dengan petugas
Subbagian Logistik Urusan Inventaris setiap 4 bulan sekali untuk
mencocokkan data dan fisik.
Petugas linen ruangan melapor dan memintakan otorisasi kepada Kepala Unit
di kolom Mengetahui pada buku inventaris linen.
Petugas linen ruangan menyimpan buku inventaris sebagai bukti administrasi.
21

UNIT PELAYANAN LINEN KOTOR

LINEN KOTOR LINEN KOTOR


INFEKSIUS NON INFEKSIUS

Dekontaminasi Awal di
Unit Pelayanan

PENCATATAN DI RUANG
SERAH TERIMA
Penimbangan linen
Pemilahan jenis linen
Penjumlahan linen

PENCUCIAN

Prosedur Pencucian Linen Prosedur Pencucian Linen


Kotor Berat Kotor Ringan

PENGERINGAN

PENYETRIKAAN

PELIPATAN

PENYIMPANAN SEMENTARA

UNIT PELAYANAN
PENDISTRIBUSIAN
Penyimpanan di unit masing-
masing
22

KAUR LINEN
Gambar 4.1 Alur Pelayanan Pengelolaan Linen Kotor dan Bersih

DASAR PERENCANAAN
Inventaris linen rumah sakit
Standar / rasio kebutuhan linen unit
Penggantian dan penambahan linen baru

RENCANA ANGGARAN BELANJA


RUMAH SAKIT

SUBBAGIAN LOGISTIK

URUSAN PEMBELIAN

URUSAN PENERIMAAN & DISTRIBUSI

PENCATATAN DI UNIT PENGELOLAAN BAHAN BAKU


LINEN

PROSES PENGOLAHAN BAHAN


BAKU

PENYIMPANAN SEMENTARA

PENDISTRIBUSIAN UNIT PELAYANAN


23

Gambar 4.2 Alur Perencanaan Pengadaan Linen


BAB V
LOGISTIK

Dalam menyelenggarakan kegiatan pengelolaan linen untuk memenuhi pelayanan di


rumah sakit, tersedia logistik dengan jumlah kebutuhan dalam satu tahun.
A. Logistik Pengelolaan Bahan Baku Linen.
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
1. Benang jahit hijau 10 Lusin Menjahit linen OK
2. Benang jahit merah 5 Lusin Letter linen
3. Benang jahit putih 4 Lusin Menjahit linen warna putih
4. Kain drill hijau 10 Bal Baju kerja Unit Stroke, duk, gaun IKO
5. Kain handuk hijau 100 Meter Keset pakai spon
6. Kain handuk putih 400 Meter Lap tangan
7. Kain imitasi 250 Meter Alas kasur
8. Kain kahatex putih 1.000 Meter Laken, steek laken, sarung bantal, schort
9. Kancing hijau 20 Gross Linen OK
10. Kancing putih 30 Gross Baju infus
11. Lap pel 75 Lembar Kebersihan ruangan
12. Lap piring 15 Lusin Ruangan
13. Selimut handuk 200 Lembar Pasien kelas I dan VIP
14. Gordyn jendela 18 Lembar
15. Vitrase jendela 12 Lembar Cadangan ruang Lantai II, III, IV
16. Keset handuk 100 Biji Gedung unit III
17. Gordyn kamar mandi 45 Biji Gedung unit II dan III
18. Renda katun 15 Roll Sarung bantal kelas 1, VIP , VVIP
19. Kain saten 15 Meter Tutup troli linen bersih
20. Kain parasit 50 Meter Schort
21. Kain birkulin 50 Meter Baju Baby
22. Kain tetra 50 Meter Popok bayi
23. Kain kotak hijau 100 Meter Baju pasien St. Maria
24. Kain katun berwarna 100 Meter Baju pasien unit III
25. Dakron 100 Kg Bantal

B. Logistik Pengelolaan Linen Kotor


NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
24

1. B kleen detergent 1200 Kg Pencucian linen


2. B kleen SR 300 Liter Pencucian linen
3. Protege 5 Liter Penghilang noda karat
4. Rinso 141 Kg Pencucian linen
5. Sabun kodok 144 Batang Pencucian linen
6. Wipol 24 Bks Pembersih lantai
7. Tepung Kanji 36 Kg 23 Pengeras kap perawat
8. Sunlight 27 Pak Pencucian peralatan makan
9. Handsoap 6 Liter Pencuci tangan
10. Kacamata Google 5 Biji Pemberian chemical ke mesin cuci
25

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan
lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan
pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Mencipatakan kepemimpinan
dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat
dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial
bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada
KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit).
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi
yang terbuka dengan pasien.
25
26

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan


untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian
itu timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.


Standar tersebut adalah:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan
pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan
pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan
karyawan
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di
atas
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan
pasien rumah sakit
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit
dan kejadian tidak diharapkan.

Sasaran Keselamatan Pasien berhubungan dengan Urusan Linen di Rumah


Sakit Santo Vincentius
27

1. Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap


Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan penentuan identitas pasien
sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan
yang diterima oleh pasien.
2. Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Jalan
Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah penentuan identitas pasien rawat jalan
dengan tepat sejak awal pasien datang sampai dengan pasien pulang terhadap
semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
3. Komunikasi yang Kurang Efektif
Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan yang tidak
menggunakan prosedur: Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm).
4. Angka Ketidakpatuhan Cuci Tangan
Ketidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan waktu atau 5 moment
cuci tangan dan ketidakpatuhan 6 langkah cuci tangan

BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib


menyelenggarakan upaya kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit
adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti wajib
28

menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan
kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa Setiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam
hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Urusan Linen dan perlindungan terhadap Rumah
Sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
c. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
2
atau terlalu dingin 8
- Tidak tersedia alat-alat pengaman
- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.

a. Perlindungan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Petugas Kesehatan


29

Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan


mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika terpajan.
Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan
umum mengenai penyakit tersebut.
Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara
harus menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum dingin)
dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.

b. Petunjuk Pencegahan infeksi untuk Petugas Kesehatan


Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang
sesuai untuk kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Isolasi (berdasarkan
penularan secara kontak, droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran
penyakit.
Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan
dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di
instalasi perawatan intensif (IPI), ruang rawat anak, ruang bayi.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria, serta standar yang akan digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan. Dengan adanya pelayanan urusan linen, diharapkan dapat
30

meningkatkan kualitas kesehatan pasien. Adapun mutu pelayanan di Urusan Linen antara
lain:
1. Kejadian Linen yang Hilang
:
Ruang lingkup Kejadian Linen Yang Hilang
Dimensi mutu : Efisiensi dan efektivitas
Tujuan : Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan linen
Definisi operasional : Kejadian linen yang hilang di masing-masing unit
Kriteria inklusi : -
Kriteria eksklusi : -
Numerator : Jumlah linen yang hilang dalam satu bulan
Denominator : Jumlah seluruh linen dalam bulan tersebut
Standar : 0%

2. Ketersediaan APD
:
Ruang lingkup Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)
Dimensi mutu : Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan pengunjung
Tujuan : Tersedianya APD di setiap instalasi Rumah Sakit
Definisi operasional : Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga
kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di
Rumah Sakit seperti masker, sarung tangan karet, penutup
kepala, sepatu boots dan gaun
Kriteria inklusi : -
Kriteria eksklusi : -
Numerator : Jumlah APD di masing-masing unit
Denominator : Jumlah APD di seluruh Rumah Sakit
Standar : 100 %

30
31

3. Insiden Ketidakpatuhan Cuci Tangan


Ruang Lingkup : Ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan.
Dimensi Mutu : Keselamatan Pasien
Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui kegiatan mencuci
tangan.
Definisi Operasional : Ketidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan
waktu atau 5 momen cuci tangan dan ketidakpatuhan 6 langkah
cuci tangan
Kriteria Inklusi : - Tidak melakukan cuci tangan pada 5 momen cuci tangan
- Tidak melakukan cuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan
Kriteria Eksklusi : -
Numerator : Insiden kejadian ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas
kesehatan
Denominator : -
Standar : 0%

BAB IX
PENUTUP
32

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran,


berdampak pula pada bidang pelayanan urusan linen. Pelayanan Urusan Linen yang
dilaksanakan di rumah rumah sakit tentunya perlu senantiasa disesuaikan dengan
perkembangan tersebut. Dalam menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan
bebas di berbagai bidang, maka pelayanan Urusan Linen juga harus disiapkan secara
profesional.
Pedoman pelayanan Urusan Linen ini bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas
dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan urusan linen di rumah sakit, dalam rangka
menurunkan angka infeksi dan pengendalian infeksi dalam lingkup Rumah Sakit Santo
Vincentius.

32

Anda mungkin juga menyukai