Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENGANTAR PENELITIAN

Penelitian bisnis sebagai penyelidikan atau investigasi yang


terkeloia, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah
terhadat) suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan
menemukan jawaban atau solusi terkait. Intinya, penelitian memberikan
informasi yang cliperlukan untuk memandu manajer mengambil
keputusan yang terinfomasi agar bisa memecahkan masalah secara
sukses. Informasi yang diperoleh bisa berasal dari analisis mendalam
terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama, atau data yang telah
tersedia (dalam perusahaan, industri, archive, dan seterusnya). Data bisa
kuantitatif (yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur) atau
kualitatif (yang dihasilkan dari jawahan yang luas terhadap pertanyaan
spesifik dalam wawancara, atau dari respons terhadap pertanyaan terbuka
dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai
sumber yang telah ada sebelumnya).
Dalam bisnis, penelitian terutama dilakukan untuk memecahkan
isu-isu problematik dalam, atau saling terkait di antara bidang akuntansi,
keuangan, manajemen, dan pemasaran. Dalam Akuntansi (Accounting),
sistem, praktik, dan prosedur kendali anggaran sering diperiksa.
Metode biaya persediaan, akselerasi depresiasi, kecenderungan
pendapatan triwulan deret waktu, biaya transfer, tingkat pemulihan
kas, dan metode pajak adalah sejumlah bidang yang sering diteliti.
Dalam Keuangan (Finance), operasi institusi keuangan, rasio keuangan
optimum, merger dan akuisisi, leveraged buyout, keuangan antar
perusahaan, pendapatan hipotek, perilaku pasar saham, dan
semacamnya, menjadi fokus investigasi. Penelitian Manajemen
(Management) bisa mencakup studi sikap dan perilaku karyawan,
manajemen sumber daya manusia, pengaruh peruhahan demografis
terhadap praktik manajemen, manajemen operasi produksi, formulasi
strategi, sistem informasi, dan semacamnya. Penelitian Pemasaran
(Marketing) dapat meliputi isu-isu yang berkaitan dengan citra
produk, iklan, promosi penjualan, distribusi, pengemasan, harga,
layanan pumajual, preferensi konsumen, pengembangan produk baru,
dan aspek pemasaran lainnya.

PENELITIAN: TERAPAN DAN DASAR


Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Yang
satu adalah untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi
oleh manager dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat
waktu. Misalnya, sebuah produk tertentu mungkin tidak laku dan
manajer harus menemukan alasan di balik hal tersebut dalam rangka
mengambil tindakan perbaikan. Penelitian semacam itu disebut
penelitian terapan (applied research). Yang lain adalah untuk
menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami
bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat
diselesaikan. Ini disebut penelitian dasar (basic research). Sangat
mungkin bahwa sejumlah organisasi di kemudian hari menerapkan
pengeratuan yang diperoleh melalui temuan dan penelitian dasar
semacam itu untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Misalnya,
seorang profesor universitas mungkin tertarik untuk menyelidiki
faktor-faktor yang menyebabkan absensi, semata-mata sebagai
minat akademik. Setelah mengumpulkan informasi tentang topik ini
dari beberapa institusi dan menganalisis data, profesor tersebut
mungkin menemukan faktor seperti jam kerja yang tidak fl eksibel,
pelatihan karyawan yang tidak memadai, dan moral yang rendah
sebagai hal-hal yang memengaruhi absensi. Belakangan, seorang
manajer yang menghadapi absensi karyawan dalam organisasinya dapat
menggunakan informasi tersebut untuk menentukan jika faktor-faktor
tersebut relevan dengan kondisi kerja di perusahaannya.
Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud
menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang
sedang dialami dalam perusahaan disebut penelitian terapan (applied
research). Penelitian yang terutama dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam
konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya disebut
penelitian dasar atau fundamental (basic or fundamental research). Hal
tersebut juga dikenal sebagai penelitian mumi (pure research).
Penemuan dari penelitian semacam itu berkontribusi terhadap
pengembangan pengetahuan dalam berbagai bidang fungsional bisnis.
Pengetahuan seperti itu biasanya belakangan diterapkan dalam konteks
pemecahan masalah organisasi.

MANAJER DAN PENELITIAN


Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan
dibanding manajer yang tidak memiliknya. Meskipun Kita mungkin tidak
melakukan penelitian apa pun sendiri sebagai seorang manajer, Kita perlu
memahami, memperkirakan, dan mengendalikan peristiwa yang
merugikan organisasi. Misalnya, sebuah produk yang baru
dikembangkan mungkin tidak dapat "diluncurkan," atau suatu investasi
keuangan mungkin tidak dapat "dibayar" seperti yang diharapkan.
Fenomena yang mengganggu semacam itu perlu dipahami dan dijelaskan.
Kecuali hal ini dilakukan, adalah tidak mungkin untuk memperkirakan
masa depan produk atau prospek investasi tersebut, dan bagaimana
bencana besar di masa depan dapat dikendalikan. Penguasaan terhadap
metode penelitian dapat membuat manajer mampu untuk memahami,
memperkirakan, dan mengendalikan lingkungan mereka.
Sebuah pikiran yang mungkin terlintas dalam benak Kita adalah
bahwa, karena Kita mungkin akan menugaskan peneliti untuk
memecahkan masalah dan bukan melakukan sendiri penelitian, tidak ada
gunanya untuk bersusah-payah mempelajari penelitian. Alasan tersebut
menjadi jelas jika seseorang mempertimbangkan konsekuensi
kegagalan ketika melakukan hal tersebut. Dengan kerumitan organisasi
modem yang belum pemah ada sebelumnya, dan ketidakpastian
lingkungan yang mereka hadapi, manajemen sistem organisasi telah
menjadi sebuah ,masalah konstan dalam dunia kerja. Hal tersebut
dapat membantu jika manajer dapat merasakan, menentukan, dan
menangani masalah sebelum segatanya tidak dapat diatasi. Pengetahuan
mengenai penelitian dan proses pemecahan masalah menolong manajer
mengenali situasi masalah sebelum hal tersebut terjadi di luar kendali.
Meskipun masalah kecil bisa diselesaikan oleh manajer, masalah besar
menuntut kehadiran peneliti atau konsultan luar. Manajer yang
memahami penelitian dapat berinteraksi secara efektif dengan mereka.
Pengetahuan mengenai proses penelitian, desain, dan interpretasi data
juga membantu manajer untuk membedakan penerima temuan penelitian
yang ditampilkan dan untuk menentukan apakah solusi yang
direkomendasikan tepat untuk dililpatartakan atau tidak.
Alasan lain mengapa manajer profesional saat ini perlu mengetahui
tentang metode penelitian adalah bahwa mereka akan menjadi lebih
mampu membedakan ketika menyaring sebaran informasi dalam jumal-
jumal bisnis. Beberapa artikel jumal lebih ilmiah dan objektif dibanding
iainnya. Bahkan di antara artikel ilmiah, beberapa lebih tepat untuk
diaplikasi atau diadaptasi oleh organisasi dan situasi tertentu dibanding
lainnya. Inilah fungsi desain sampling, jenis organisasi yang dipelajari,
dan faktor lain yang dilaporkan dalam artikel jumal. Kecuali jika
manajer mampu memahami sepenuhnya apa yang publikasi penelitian
empiris benar-benar ungkapkan, mereka bisa keliru dalam
menggabungkan beberapa saran yang publikasi semacam itu
tawarkan. Dengan bukti yang sama, manajer dapat sukses menangani
masalah mereka sendiri dengan penghematan besar biaya dan
mempelajari hasil dari publikasi penelitian yang "baik" yang
menampilkan isu-isu serupa.
Masih ada beberapa alasan lain mengapa manajer profesional
sebaiknya memahami penelitian dan metode penelitian dalam bisnis :

1. Pengetahuan tersebut mempertajam kepekaan manajer terhadap


banyak sekali variabel yang berhubungan dalam suatu situasi dan
terus mengingatkan mereka tentang multikausalitas dan
multifinaiitas fenomena, sehingga menjauhkan dugaan yang tidak
tepat dan simplistik mengenai satu variabel yang "menyebabkan"
variabel lain.

2. Jika manajer memahami laporan penelitian terkait organisasi mereka


yang disusun oleh profesional, mereka akan diperlengkapi untuk
menentukan risiko secara cerdas, ilmiah, dan penuh perhitungan
dengan pengetahuan tentang probabilitas kesuksesan atau
kegagalan keputusan mereka. Penelitian kemudian menjadi alat
pengambilan keputusan yang berguna dibandingkan banyak sekali
informasi statistik yang tidak terpahami.

3. Karena manajer menjadi lebih memahami tentang investigasi ilmiah,


kepentingan pribadi di dalam atau luar organisasi pun tidak akan
berlaku. Misalnya, sebuah kelompok penelitian intemal dalam
organisasi tidak akan mampu menyimpangkan-informasi atau
memanipulasi temuan untuk kepentingan mereka sendiri jika
manajer menyadari bias yang dapat menyusup ke dalam
penelitian dan mengetahui bagaimana data dianalisis dan
diinterpretasi.

4. Pengetahuan tentang penelitian menolong manajer mengaitkan dan


membagikan informasi terkait dengan peneliti atau konsultan
yang disewa untuk memecahkan masalah.
Singkat kata, memahami penelitian dan metode penelitian
membantu manajer profesional untuk:

1. Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam


konteks pekerjaan.

2. Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan


yang buruk.

3. Menghargai dan terus-menerus menyadari berbagai pengaruh


dan efek dari faktor-faktor terkait dalam suatu situasi.

4. Memperhitungkan risiko dalarri pengambilan keputusan,


mengetahui sepenuhnya probabilitas yang terkait dengan
kemungkinan keluaran (outcome) yang berbeda.

5. Mencegah kepentingan pribadi yang mungkin memengaruhi


situasi.
6. Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang .disewa secara
lebih efektif.

7. Menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah


ketika mengambil keputusan.

KONSULTAN/PENELITI INTEMAL VERSUS EKSTEMAL


Sejumlah organisasi mempunyai departemen konsultan atau
penelitian sendiri, yang mungkin dinamakan Departemen Layanan
Manajemen, Departemen Organisasi dan Metode, RD (research and
development department), atau lainnya. Departemen tersebut
berperan sebagai konsultan intemal untuk subunit dalam organisasi
yang menghadapi masalah tertentu dan memerlukan bantuan. Unit
semacam ini dalam organisasi, jika eksis, akan mempunyai beberapa
kegunaan, dan memperoleh bantuannya akan lebih menguntungkan
di bawah sejumlah situasi, teLapi tidak dalam situasi lainnya. Manajer
sering harus memutuskan apakah menggunakan peneliti intemal atau
ekstemal. Untuk mencapai keputusan, manajer harus menyadari
kekuatan dan kelemahan keduanya, dan menimbang keuntungan dan
kerugian menggunakan salah satunya, berdasarkan kebutuhan situasi.
Beberapa keuntungan dan kerugian tim intemal dan ekstemal akan
dibahas berikut ini.

Keuntungan Konsultan/Peneliti intemal


Ada setidaknya empat keuntungan dalam menggunakan tim
intemal untuk melakukan proyek penelitian:

1. Tim intemal akan lebih mungkin diterima oleh karyawan dalam


subunit organisasi di mana penelitian perlu dilakukan.

2. Tim akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk memahami


struktur, filosofi dan suasana, serta fungsi dan sistem kerja
organisasi.

3. Mereka akan dapat melaksanakan rekomendasi setelah temuan


penelitian diterima. Hal ini sangat penting karena setiap "gangguan"
dalam implementasi rekomendasi dapat disingkirkan dengan bantuan
mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi efektivitas perubahan,
dan memperhitungkan perubahan lebih lanjut, jika, dan ketika
diperlukan.

4. Tim intemal mungkin menelan jauh lebih sedikit biaya dibanding


tim ekstemal untuk departemen yang memerlukan bantuan dalam
pemecahan masalah, sebab mereka hanya membutuhkan
sedikit waktu untuk memahami sistem karena keterlibatan mereka
yang terus-menerus dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk
masalah yang tidak terlalu rumit, tim intemal adalah ideal.

Kerugian Konsultan/Peneliti Intemal


Ada pula kerugian tertentu dalam menggunakan tim peneliti intemal
untuk tujuan pemecahan masalah. Empat hal yang paling kritis adalah :

1. Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan


intemal, tim intemal sangat mungkin jatuh ke dalam cara pandang
stereotip dalam melihat organisasi dan masalahnya. Hal tersebut
akan menghalangi ide dan perspektif segar yang mungkin
diperlukan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut jelas sekali akan
menjadi rintangan bagi situasi ketika isu-isu berat dan masalah
kompleks harus -diinvestigasi.

2. Ada keleluasaan bagi koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi


untuk memengaruhi tim intemal menyembunyikan,
menyimpangkan, atau mengubah fakta tertentu. Dengan kata
lain, kepentingan pribadi tertentu dapat mendominasi, terutama
untuk mendapatkan porsi yang cukup besar dari sedikit sumber
daya yang tersedia.

3. Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim penelitian intemal


yang paling berkualifikasi tinggi tidak dianggap sebagai "pakar" oleh
staf dan. manajemen, dan oleh karena itu rekomendasi mereka
tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang layak.

4. Bias organisasi tertentu terhadap tim penelitian intemal dalam


beberapa hal dapat membuat temuan menjadi kurang objektif
dan sebagai konsekuensinya kurang ilmiah.

Konsultan/Peneliti Ekstemal
Kerugian dari tim peneliti intemal sebaliknya merupakan
keuntungan tim ekstemal, dan keuntungan yang pertama menjadi
kerugian yang terakhir. Tetapi, keuntungan dan kerugian tim ekstemal
bisa disoroti.

Keuntungan Konsultan Ekstemal


Keuntungan tim ekstemal adalah:

1. Tim ekstemal dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang


diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe organisasi yang
.
mempunyai jenis masalah yang sama atau mirip. Keluasan
pengalaman akan membuat mereka mampu untuk berpikir, baik
secara divergen atau konvergen, dan menghindari ketergesaan
menuju solusi instan berdasarkan fakta yang tampak dalam
situasi. Mereka akan mampu mempertimbangkan beberapa cara
altematif untuk melihat masalah karena pengalaman pemecahan
masalah yang luas dalam berbagai konteks organisasi lain.
Karena menelaah situasi dari beberapa sudut dan perspektif yang
mungkin (secara divergen), mereka dapat secara kritis menilai
masing-masing, membuang pilihan dan altematif yang kurang
sesuai, dan fokus pada solusi spesifik yang layak (berpikir secara
konvergen).

2. Tim ekstemal, terutama dari perusahaan penelitian dan


konsultan terkemuka, mungkin mempunyai lebih banyak
pengetahuan mengenai model-model pemecahan masalah yang
terkini dan tercanggih yang diperoleh melalui program
pelatihan 'periodik mereka, yang mungkin tidak dimiliki oleh tim
dalam organisasi. Karena keusangan pengetahuan merupakan
ancaman nyata dalam bidang konsultan, institusi penelitian
ekstemal menjamin bahwa anggota mereka memperoleh inovasi
terbaru melalui program pelatihan yang dikelola secara periodik.
Tingkat di mana anggota tim intemal tetap mengikuti teknik
pemecahan masalah terbaru mungkin sangat dipertimbangkan
oleh organisasi.

Kerugian Konsultan Ekstemal


Kerugian utama dalam menyewa tim penelitian ekstemal adalah
sebagai berikut:

1. Biaya sewa tim penelitian ekstemal biasanya mahal dan


cenderung dihindari, kecuali jika masalah sangat kritis.

2. Selain waktu banyak yang tim ekstemal perlukan untuk


memahami organisasi yang akan diteliti, mereka jarang
memperoleh sambutan hangat, pun tidak dengan serta merta
diterima oleh karyawan. Departemen dan orang yang akan
terpengaruh oleh studi penelitian mungkin menganggap tim studi
sebagai ancaman dan menentang mereka. Karena itu, meminta
dukungan karyawan dan memperoleh kerjasama mereka dalam
studi adalah sedikit lebih sulit dan memakan waktu bagi peneliti
ekstemal dibanding tim intemal.

3. Tim ekstemal juga membebankan biaya tambahanv'ntuk bantuan


mereka dalam fase implementasi dan evaluasi. Sambil mengingat
keuntungan dan kerugian tim peneliti intemal dan ekstemal,
manajer yang menginginkan jasa penelitian harus menimbang
pro dan kontra dalam menggunakan salah satunya sebelum
membuat keputusan. Bila masalah sangat rumit, atau jika
ada.kemungkinan masuknya kepentingan pribadi, atau bila
keberadaan organisasi menjadi taruhannya karena satu atau lebih
masalah serius, sangat disarankan untuk menggunakan peneliti
ekstemal meskipun biayanya lebih mahal. Tetapi, jika masalah
yang terjadi cukup sederhana, jika waktu menjadi penentu dalam
pemecahan masalah yang cukup rumit, atau bila perluasan sistem
diperlukan untuk membuat prosedur dan kebijakan yang bersifat
rutin, tim intemal mungkin akan menjadi pilihan yang lebih baik.
Pengetahuan tentang metode penelitian dan pengertian akan
perbandingan keuntungan dan kerugian tim intemal dan ekstemal
menolong manajer membuat keputusan mengenai bagaimana
menangani masalah dan menentukan apakah peneliti intemal atau
ekstemal yang merupakan pilihan tepat untuk menginvestigasi dan
memecahkan masalah.

ETIKA DAN PENELITIAN BISNIS


Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma
perilaku social yang diharapkan ketika melakukan penelitian. Kode etik
berlaku bagi organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian,
peneliti yang melakukan penelitian, dan responden yang memberikan
data yang diperlukan. Ketaatan terhadap etika dimulai dengan orang
yang mengadakan penelitian, yang harus melakukannya dengan
sungguh-sungguh, memerhatikan indikasi basil penelitian, melepaskan
ego, dan merigejar kepentingan organisasi alih-alih diri sendiri. Kode etik
juga harus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan
investigasi, partisipan yang memberikan data, analis yang memberikan
basil, dan seluruh tim penelitian yang menyajikan interpretasi hasil dan
menyarankan solusi altematif.
Dengan demikian, perilaku etis meliputi setiap langkah dalam
proses penelitianpengumpulan data, analisis data, pelaporan, dan
penyebaran informasi di Intemet, jika kegiatan tersebut dilakukan. Ada
jumal bisnis seperti Joumal of Business Ethics dan Business Ethics
Quarterly yang terutama ditujukan untuk isu etika dalam bisnis.
American Psychological Association telah Menyusun pedoman tertentu
untuk melakukan penelitian ; memastikan bahwa penelitian organisasi
dilakukan dengan cara yang etis dan kepentingan semua orang
dinaungi.
BAB 2
INVESTIGASI ILMIAH

Ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah dapat


didaftarkan sebagai berikut:

1. Tujuan jelas

2. Ke te pa ta n

3. Dapat Diuji

4. Dapat Ditiru

5. Ketelitian dan Keyakinan

6. Objektivitas
7. Dapat Digeneralisasi

8. Hemat
Berikut ini penjelasannya :
Tujuan jelas
Manager memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan
yang jelas. Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap,
organisasi, di samping manfaat lain penelitian tersebut dalam banyak
bidang. Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya
pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja, yang kesemuanya
tentu akan menguntungkan organisasi. Penelitian tersebut dengan demikian
mempunyai sebuah fokus tujuan yang jelas.
Ke tep a tan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah
ketepatan pada sebuah studi.dengan tujuan yang jelas. Ketepatan
mengandung arti tingat kehatian-hatian dalam investigasi penelitian.
Dapat Diuji
Bila, setelah mewawancarai sekelompok acak karyawan organisasi
dan mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang
komitmen organisasi, manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu
mengenai bagaimana meningkatkan komitmen karyawan, maka hal
tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada
data yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Misalnya, peneliti
mungkin menghipotesiskan bahwa karyawan yang merasakan
kesempatan lebih besar untuk terlibat dalam pengambilan keputusan
akan mempunyai level komitmen yang lebih tinggi. Ini adalah hipotesis
yang dapat diuji setelah data dikumpulkan.
Analisis korelasi akan menunjukkan apakali hipotesis tersebut
diterima atau tidak. Penggunaan beberapa uji lainnya, seperti uji chi-
square dan uji-t. Penelitian ilmiah dengan demikian menguji secara
logis hipotesis yang disusun untuk melihat apakah data mendukung
perkiraan atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang mendalam
terhadap situasi masalah. Dengan demikian, dapat diuji menjadi ciri lain
dari penelitian ilmiah.
Dapat Ditiru
Hasil uji hipotesis tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika
jenis penelitian serupa diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal
tersebut terjadi (misalnya, hasil ditiru atau terulang), kita akan
memperoleh keyakinan dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata
lain, hipotesis kita tidak hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan
refleksi dari keadaan populasi yang sebenamya. Dengan demikian,
Dapat Ditiru merupakan ciri lain dari penelitian ilmiah.
Ketelitian dan Keyakinan
Dalam penelitian manajemen kita jarang mempunyai kemewahan
untuk menarik kesimpulan "pasti" berdasarkan basil dari analisis
data. Hal tersebut karena kita tidak dapat mempelajari keseluruhan
item, peristiwa, atau populasi yang berkaitan, dan terpaksa
mendasarkan temuan kita pada sampel yang kita ambil dari
keseluruhan. Dalam segala kemungkinan, sampel dalam pertanyaan
mungkin tidak mencerminkan karakteristik yang setepat-tepatnya
dari fenomena yang kita coba pelajari. Kesalahan pengukuran dan
masalah lainnya juga menimbulkan unsur bias atau kesalahan dalam
temuan kita. Tetapi, kita harus mendesain penelitian dalam suatu
cara yang memastikan bahwa -temuan kita sedekat mungkin dengan
realitas (misal, pemyataan hal keseluruhan yang sebenamya),
sehingga dapat menaruh kepercayaan atau keyakinan terhadap
hasilnya.
Ketelitian (precision) mengacu pada kedekatan temuan
dengan "realitas" berdasarkan sebuah sampel. Dengan kata lain,
ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil
berdasarkan sampel, terkait apa yang benar-benar eksis dalam
keseluruhan.
Keyakinan (confidende) mengacu pada probabilitas ketepatan
estimasi kita. Karena itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting
bahwa kita dapat dengan yakin menegaskan bahwa 95% waktu hasil
kita benar dan hanya 5% kemungkinan salah. Hal ini, juga disebut
sebagai tingkat keyakinan.
Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus
obfektif; yaitu, harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang
berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional
kita. Misalnya, jika kita mempunyai hipotesis bahwa partisipasi yang
lebih besar dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan komitmen
organisasi, dan hal tersebut tidak didukung oleh .hasil penelitian, adalah
percuma jika peneliti terus memperdebatkan bahwa peningkatan
kesempatan bagi partisipasi karyawan akan tetap bermanfaat! Argumen
semacam itu akan didasarkan pada opini subjektif peneliti, bukan pada
temuan penelitian berdasar data yang faktual. Bila hal tersebut
merupakan pendirian peneliti, maka tidak ada gunanya sama sekali
untuk melakukan penelitian. Banyak kerugian yang akan diderita oleh
organisasi yang melaksanakan kesimpulan yang tidak berdasar data atau
menyesatkan yang ditarik dari penelitian.
Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan
penelitian dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya.
Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin luas jangkauan penerapan solusi yang
dihasilkan oleh penelitian, semakin berguna penelitian tersebut bagi para
pengguna. Misalnya, jika seorang peneliti menemukan bahwa partisipasi
dalam pengambilan keputusan adalah benar terkait dengan peningkatan
komitmen organisasi dalam berbagai organisasi manufaktur, industri, dan
jasa, dan tidak hanya dalam organisasi tertentu yang diselidiki oleh
peneliti tersebut, maka generalisasi temuan tersebut pada konteks
organisasi lain pun meningkat. Semakin penelitian dapat digeneralisasi,
semakin besar kegunaan dan nilainya. Tetapi, tidak banyak temuan
penelitian yang dapat digeneralisasi pada semua konteks, situasi, atau
organisasi lainnya.
Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang
muncul, dan dalam menghasilkan solusi masalah, selalu Iebih disukai
untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor
yang tidak dapat dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model penelitian
dicapai jika kita memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit
jumlah variabel yang akan menjelaskan varians (variance) secara jauh
lebih efisien dibanding seperangkat variabel kompleks yang hanya akan
sedikit menambah varians yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat
dicapai dengan pemahaman yang baik terhadap masalah dan faktor
penting lainnya yang memengaruhi hal tersebut. Model teoretis
konseptual yang baik semacam itu dapat diperoleh melalui wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur dengan pihak terkait, dan tinjauan
literatur yang menyeluruh terhadap hasil penelitian sebelumnya dalam
bidang masalah tertentu.

RINTANGAN SAINS DALAM PENELITIAN


Salah satu metode investigasi ilmiah yang utama adalah metode
hipotetis-deduktif. Proses deduktif dan induktif dalam penelitian
dijelaskan di bawah ini.
Deduksi dan induksi
Jawaban atas persoalan dapat ditemukan entah dengan proses
deduksi atau proses induksi, atau dengan kombinasi keduanya.
Deduksi adalah proses di mana kita tiba pada suatu kesimpulan
beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui.
Misalnya, kita mengetahui bahwa semua orang yang berkinerja tinggi
adalah sangat menguasai pekerjaan mereka. Bila John berkinerja tinggi,
kita kemudian menyimpulkan bahwa ia sangat menguasai pekerjaannya.
Induksi, disisi lain, merupakan proses di mana kita mengamati
fenomena tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada
kesimpulan. Dengan kata lain, dalam induksi, kita secara logis
membuat sebuah proposisi umum berdasarkan fakta yang diamati.
Misalnya, kita melihat bahwa proses produksi merupakan ciri utama dari
pabrik manufaktur. Karena itu, kita menyimpulkan bahwa pabrik eksis
untuk tujuan produksi. Baik proses deduktif maupun induktif digunakan
dalam investigasi ilmiah.
Teori yang berdasarkan deduksi dan induksi membantu kita untuk
memahami, menjelaskan, dan/atau memprediksi fenomena bisnis. Bila
penelitian direncanakan untuk menguji beberapa hasil spesifik yang
dihipotesiskan, sebagai contoh, untuk melihat apakah mengendalikan
kegaduhan yang mengganggu dalam lingkungan akan meningkatkan
kinerja orang dalam memecahkan teka-teki mental, langkahlangkah
berikut dilakukan. Investigator memulai dengan teori bahwa kegaduhan
secara merugikan mempengaruhi mental untuk pemecahan masalah.
Hipotesis kemudian dihasilkan bahwa jika kegaduhan dikendalikan,
teka-teki mental dapat dipecahkan dengan lebih cepat dan tepat.
Tujuh Langkah Metode Hipotetis-Deduktif
Tujuh langkah yang termasuk dalam metode penelitian hipotetis-
deduktif yang berakar dari rintangan yang dibahas di atas, dan
didaftarkan dan dibahas di bawah ini.

1. Pe n g a m a ta n

2. Pengumpulan informasi awal

3. Pe r u m u s a n t e o r i

4. Pe nyus una n hip ote s is

5. Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut

6. Analisis data

7. Deduksi
Berikut ini penjelasannya
Pengamatan
Pengamatan adalah tahap pertama, di mana seseorang merasakan
bahwa perubahan tertentu sedang terjadi, atau bahwa beberapa
perilaku, sikap, dan perasaan baru sedang mengemuka dalam
lingkungan seseorang (dalam hal ini, tempat kerja). Ketika fenomena
yang diamati tersebut tampaknya mempunyai konsekuensi penting,
orang tersebut akan melanjutkan ke langkah berikut.
Pengumpulan informasi awal
Pengumpulan informasi awal meliputi mencari informasi secara
mendalam mengenai hal yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbicara secara informal dengan beberapa orang dalam konteks kerja
atau klien, atau kepada sumber relevan lainnya, dengan demikian dapat
mengumpulkan informasi mengenai apa dan mengapa sesuatu hal
terjadi. Melalui wawancara yang tidak terstruktur ini, seseorang
memperoleh gagasan atau "perasaan" mengenai apa yang sedang
berlangsung. Setelah peneliti meningkatkan tingkat kesadaran mengenai
apa yang terjadi, kemudian dapat fokus pada masalah dan faktor terkait
melalui wawancara formal dan terstruktur dengan kelompok yang
relevan. Di samping itu, dengan melakukan penelitian perpustakaan,
atau memperoleh informasi lewat sumber lainnya, investigator akan
mengetahui bagaimana persoalan tersebut ditangani dalam situasi
lain. Informasi tersebut akan memberikan wawasan tambahan
mengenai faktor lain yang bisa saja berlaku dalam situasi tertentu
melampaui dan di atas faktor lain yang tidak terungkap dalam
wawancara sebelumnya.
Dengan demikian, banyak informasi akan diperoleh melalui
wawancara dan penelitian pustaka. Langkah selanjutnya adalah
mengartikan faktor-faktor yang telah diidentifikasi dalam tahap
pengumpulan informasi dengan memilahnya bersama dalam beberapa
cara yang bermakna.
Perumusan teori
Yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara
yang logis, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah
dapat dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoretis yang dirumuskan
sering dituntun oleh pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini, variabel
kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa
masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan.
Jaringan asosiasi yang diidentifikasi di antara variabel kemudian akan
dijalin bersama secara teoretis dengan justifikasi alasan mengapa hal
tersebut berpengaruh terhadap masalah.
P eny us unan hip ot esi s
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah
perumusan teori. Dari jaringan asosiasi teori di antara variabel,
hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji pun bisa dihasilkan.
Misalnya, pada poin ini, seseorang mungkin menyusun hipotesis bahwa
jika sejumlah item ditaruh di rak-rak, ketidakpuasan konsumen akan
sangat berkurang. Hal tersebut merupakan sebuah hipotesis yang dapat
diuji untuk menentukan apakah pemyataan tersebut akan terbukti.
Pengujian hipotesis disebut penelitian deduktif (deductive). Terkadang,
hipotesis yang tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan melalui prossts
induksi (induction). Yaitu, setelah data diperoleh, beberapa gagasan
kreatif muncul dan berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa
dihasilkan untuk diuji kemudian. Biasanya, dalam penelitian, pengujian
hipotesis melalui penelitian deduktif dan hipotesis yang dihasilkan
dengan induksi keduanya adalah lazim.
Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap
variabel dalam hipotesis perlu dikumpulkan. Dengan kata lain,
pengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah diperlukan unfuk menguji
hipotesis yang dihasilkan dalam studi. Misalnya, untuk menguji hipotesis
bahwa menyediakan item yang memadai akan mengurangi
ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur tingkat kepuasan
konsumen saat ini dan mengumpulkan data lebih lanjut mengenai tingkat
kepuasan konsumen kapan pun sejumlah item yang memadai disimpan
dan tersedia bagi konsumen. Data pada setiap variabel dalam kerangka
teoretis di mana hipotesis dihasilkan juga harus dikumpulkan. Data
tersebut kemudian menjadi dasar untuk analisis data lebih lanjut.
Analisis data
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis
secara statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Misalnya,
untuk melihat jika level persediaan memengaruhi kepuasan konsumen,
seseorang dapat menggunakan analisis korelasi dan menentukan
hubungan antara dua faktor. Hampir serupa, hipotesis lain dapat diuji
dengan analisis statistik yang tepat. Analisis kuanritatif dan kualitatif
terhadap data dapat dilakukan jika sejumlah perkiraan terbukti. Data
kualitatif mengacu pada informasi yang diperoleh dalam bentuk naratif
melalui wawancara dan pengamatan.
Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan
menginterpretasikan arti dari hasil analisis data.

Anda mungkin juga menyukai