PENGANTAR PENELITIAN
Konsultan/Peneliti Ekstemal
Kerugian dari tim peneliti intemal sebaliknya merupakan
keuntungan tim ekstemal, dan keuntungan yang pertama menjadi
kerugian yang terakhir. Tetapi, keuntungan dan kerugian tim ekstemal
bisa disoroti.
1. Tujuan jelas
2. Ke te pa ta n
3. Dapat Diuji
4. Dapat Ditiru
6. Objektivitas
7. Dapat Digeneralisasi
8. Hemat
Berikut ini penjelasannya :
Tujuan jelas
Manager memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan
yang jelas. Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap,
organisasi, di samping manfaat lain penelitian tersebut dalam banyak
bidang. Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya
pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja, yang kesemuanya
tentu akan menguntungkan organisasi. Penelitian tersebut dengan demikian
mempunyai sebuah fokus tujuan yang jelas.
Ke tep a tan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah
ketepatan pada sebuah studi.dengan tujuan yang jelas. Ketepatan
mengandung arti tingat kehatian-hatian dalam investigasi penelitian.
Dapat Diuji
Bila, setelah mewawancarai sekelompok acak karyawan organisasi
dan mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang
komitmen organisasi, manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu
mengenai bagaimana meningkatkan komitmen karyawan, maka hal
tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada
data yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Misalnya, peneliti
mungkin menghipotesiskan bahwa karyawan yang merasakan
kesempatan lebih besar untuk terlibat dalam pengambilan keputusan
akan mempunyai level komitmen yang lebih tinggi. Ini adalah hipotesis
yang dapat diuji setelah data dikumpulkan.
Analisis korelasi akan menunjukkan apakali hipotesis tersebut
diterima atau tidak. Penggunaan beberapa uji lainnya, seperti uji chi-
square dan uji-t. Penelitian ilmiah dengan demikian menguji secara
logis hipotesis yang disusun untuk melihat apakah data mendukung
perkiraan atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang mendalam
terhadap situasi masalah. Dengan demikian, dapat diuji menjadi ciri lain
dari penelitian ilmiah.
Dapat Ditiru
Hasil uji hipotesis tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika
jenis penelitian serupa diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal
tersebut terjadi (misalnya, hasil ditiru atau terulang), kita akan
memperoleh keyakinan dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata
lain, hipotesis kita tidak hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan
refleksi dari keadaan populasi yang sebenamya. Dengan demikian,
Dapat Ditiru merupakan ciri lain dari penelitian ilmiah.
Ketelitian dan Keyakinan
Dalam penelitian manajemen kita jarang mempunyai kemewahan
untuk menarik kesimpulan "pasti" berdasarkan basil dari analisis
data. Hal tersebut karena kita tidak dapat mempelajari keseluruhan
item, peristiwa, atau populasi yang berkaitan, dan terpaksa
mendasarkan temuan kita pada sampel yang kita ambil dari
keseluruhan. Dalam segala kemungkinan, sampel dalam pertanyaan
mungkin tidak mencerminkan karakteristik yang setepat-tepatnya
dari fenomena yang kita coba pelajari. Kesalahan pengukuran dan
masalah lainnya juga menimbulkan unsur bias atau kesalahan dalam
temuan kita. Tetapi, kita harus mendesain penelitian dalam suatu
cara yang memastikan bahwa -temuan kita sedekat mungkin dengan
realitas (misal, pemyataan hal keseluruhan yang sebenamya),
sehingga dapat menaruh kepercayaan atau keyakinan terhadap
hasilnya.
Ketelitian (precision) mengacu pada kedekatan temuan
dengan "realitas" berdasarkan sebuah sampel. Dengan kata lain,
ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil
berdasarkan sampel, terkait apa yang benar-benar eksis dalam
keseluruhan.
Keyakinan (confidende) mengacu pada probabilitas ketepatan
estimasi kita. Karena itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting
bahwa kita dapat dengan yakin menegaskan bahwa 95% waktu hasil
kita benar dan hanya 5% kemungkinan salah. Hal ini, juga disebut
sebagai tingkat keyakinan.
Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus
obfektif; yaitu, harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang
berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional
kita. Misalnya, jika kita mempunyai hipotesis bahwa partisipasi yang
lebih besar dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan komitmen
organisasi, dan hal tersebut tidak didukung oleh .hasil penelitian, adalah
percuma jika peneliti terus memperdebatkan bahwa peningkatan
kesempatan bagi partisipasi karyawan akan tetap bermanfaat! Argumen
semacam itu akan didasarkan pada opini subjektif peneliti, bukan pada
temuan penelitian berdasar data yang faktual. Bila hal tersebut
merupakan pendirian peneliti, maka tidak ada gunanya sama sekali
untuk melakukan penelitian. Banyak kerugian yang akan diderita oleh
organisasi yang melaksanakan kesimpulan yang tidak berdasar data atau
menyesatkan yang ditarik dari penelitian.
Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan
penelitian dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya.
Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin luas jangkauan penerapan solusi yang
dihasilkan oleh penelitian, semakin berguna penelitian tersebut bagi para
pengguna. Misalnya, jika seorang peneliti menemukan bahwa partisipasi
dalam pengambilan keputusan adalah benar terkait dengan peningkatan
komitmen organisasi dalam berbagai organisasi manufaktur, industri, dan
jasa, dan tidak hanya dalam organisasi tertentu yang diselidiki oleh
peneliti tersebut, maka generalisasi temuan tersebut pada konteks
organisasi lain pun meningkat. Semakin penelitian dapat digeneralisasi,
semakin besar kegunaan dan nilainya. Tetapi, tidak banyak temuan
penelitian yang dapat digeneralisasi pada semua konteks, situasi, atau
organisasi lainnya.
Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang
muncul, dan dalam menghasilkan solusi masalah, selalu Iebih disukai
untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor
yang tidak dapat dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model penelitian
dicapai jika kita memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit
jumlah variabel yang akan menjelaskan varians (variance) secara jauh
lebih efisien dibanding seperangkat variabel kompleks yang hanya akan
sedikit menambah varians yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat
dicapai dengan pemahaman yang baik terhadap masalah dan faktor
penting lainnya yang memengaruhi hal tersebut. Model teoretis
konseptual yang baik semacam itu dapat diperoleh melalui wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur dengan pihak terkait, dan tinjauan
literatur yang menyeluruh terhadap hasil penelitian sebelumnya dalam
bidang masalah tertentu.
1. Pe n g a m a ta n
3. Pe r u m u s a n t e o r i
6. Analisis data
7. Deduksi
Berikut ini penjelasannya
Pengamatan
Pengamatan adalah tahap pertama, di mana seseorang merasakan
bahwa perubahan tertentu sedang terjadi, atau bahwa beberapa
perilaku, sikap, dan perasaan baru sedang mengemuka dalam
lingkungan seseorang (dalam hal ini, tempat kerja). Ketika fenomena
yang diamati tersebut tampaknya mempunyai konsekuensi penting,
orang tersebut akan melanjutkan ke langkah berikut.
Pengumpulan informasi awal
Pengumpulan informasi awal meliputi mencari informasi secara
mendalam mengenai hal yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbicara secara informal dengan beberapa orang dalam konteks kerja
atau klien, atau kepada sumber relevan lainnya, dengan demikian dapat
mengumpulkan informasi mengenai apa dan mengapa sesuatu hal
terjadi. Melalui wawancara yang tidak terstruktur ini, seseorang
memperoleh gagasan atau "perasaan" mengenai apa yang sedang
berlangsung. Setelah peneliti meningkatkan tingkat kesadaran mengenai
apa yang terjadi, kemudian dapat fokus pada masalah dan faktor terkait
melalui wawancara formal dan terstruktur dengan kelompok yang
relevan. Di samping itu, dengan melakukan penelitian perpustakaan,
atau memperoleh informasi lewat sumber lainnya, investigator akan
mengetahui bagaimana persoalan tersebut ditangani dalam situasi
lain. Informasi tersebut akan memberikan wawasan tambahan
mengenai faktor lain yang bisa saja berlaku dalam situasi tertentu
melampaui dan di atas faktor lain yang tidak terungkap dalam
wawancara sebelumnya.
Dengan demikian, banyak informasi akan diperoleh melalui
wawancara dan penelitian pustaka. Langkah selanjutnya adalah
mengartikan faktor-faktor yang telah diidentifikasi dalam tahap
pengumpulan informasi dengan memilahnya bersama dalam beberapa
cara yang bermakna.
Perumusan teori
Yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara
yang logis, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah
dapat dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoretis yang dirumuskan
sering dituntun oleh pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini, variabel
kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa
masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan.
Jaringan asosiasi yang diidentifikasi di antara variabel kemudian akan
dijalin bersama secara teoretis dengan justifikasi alasan mengapa hal
tersebut berpengaruh terhadap masalah.
P eny us unan hip ot esi s
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah
perumusan teori. Dari jaringan asosiasi teori di antara variabel,
hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji pun bisa dihasilkan.
Misalnya, pada poin ini, seseorang mungkin menyusun hipotesis bahwa
jika sejumlah item ditaruh di rak-rak, ketidakpuasan konsumen akan
sangat berkurang. Hal tersebut merupakan sebuah hipotesis yang dapat
diuji untuk menentukan apakah pemyataan tersebut akan terbukti.
Pengujian hipotesis disebut penelitian deduktif (deductive). Terkadang,
hipotesis yang tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan melalui prossts
induksi (induction). Yaitu, setelah data diperoleh, beberapa gagasan
kreatif muncul dan berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa
dihasilkan untuk diuji kemudian. Biasanya, dalam penelitian, pengujian
hipotesis melalui penelitian deduktif dan hipotesis yang dihasilkan
dengan induksi keduanya adalah lazim.
Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap
variabel dalam hipotesis perlu dikumpulkan. Dengan kata lain,
pengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah diperlukan unfuk menguji
hipotesis yang dihasilkan dalam studi. Misalnya, untuk menguji hipotesis
bahwa menyediakan item yang memadai akan mengurangi
ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur tingkat kepuasan
konsumen saat ini dan mengumpulkan data lebih lanjut mengenai tingkat
kepuasan konsumen kapan pun sejumlah item yang memadai disimpan
dan tersedia bagi konsumen. Data pada setiap variabel dalam kerangka
teoretis di mana hipotesis dihasilkan juga harus dikumpulkan. Data
tersebut kemudian menjadi dasar untuk analisis data lebih lanjut.
Analisis data
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis
secara statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Misalnya,
untuk melihat jika level persediaan memengaruhi kepuasan konsumen,
seseorang dapat menggunakan analisis korelasi dan menentukan
hubungan antara dua faktor. Hampir serupa, hipotesis lain dapat diuji
dengan analisis statistik yang tepat. Analisis kuanritatif dan kualitatif
terhadap data dapat dilakukan jika sejumlah perkiraan terbukti. Data
kualitatif mengacu pada informasi yang diperoleh dalam bentuk naratif
melalui wawancara dan pengamatan.
Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan
menginterpretasikan arti dari hasil analisis data.