Anda di halaman 1dari 5

Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis (2016) xxx, xxxxxx

H O S TE D B Y The Egyptian Society of Chest Diseases and Tuberculosis


Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis
www.elsevier.com/locate/ejcdt
www.sciencedirect.com

Outcome Pneumothoraks
Penyalahgunaan SpontanPengaruh?
Obat Memberikan Primer : Dapatkah
Hend M. Esmaeel a,*, Rania A. Radwan b

a
Chest Department, Faculty of Medicine, Sohag University, Sohag, Egypt
b
Forensic Medicine & Clinical Toxicology Department, Faculty of Medicine, Sohag University, Sohag, Egypt

Received 9 August 2016; accepted 2 October 2016

KEYWORDS Abstract
Primary spontaneous Latar Belakang : Semakin meningkatnya penyalahgunaan obatdi Mesir diantara orang dewasa muda
pneumothorax (PSP); dapat mempengaruhi keluaran dari masalah yang dihadapi pada kelompok usia tersebut seperti
Drug abuse pneumotoraks spontan primer (PSP).
Tujuan : Untuk menilai dampak dari penyalahgunaan obatoral terhadap keluaran pneumotoraks
spontan primer.
Metode : Studi prospektif observasional ini dilakukan pada 65 pasien laki-laki, usia rata-rata 25,85
5,08, yang merupakan pasien rawat inap dengan pneumotoraks spontan primer di chest department,
Rumah Sakit Universitas Sohag, mereka di follow-up selama mereka tinggal di rumah sakit dan 6 bulan
setelah keluar dari rumah sakit, pada periode Februari 2015 sampai Juni 2016, setelah dilakukan
persetujuan tertulis. Semua peserta dianamnesis secara rinci, dilakukan pemeriksaan klinis penuh, X-ray
dada dan laboratorium rutin. Skrining toksikologi untuk mendeteksi penyalahgunaan obat secara
kualitatif juga dilakukan.
Hasil: Skrining toksikologi obat menunjukkan hasil positif pada 38,5% kasus. Lama rawatan lebih
panjang secara statistik dalam kaitannya dengan status merokok dan indeks yang tidak diduga dalam
kasus dari lama rawatan terkait dengan penyalahgunaan narkoba. Kejadian TB secara signifikan lebih
banyak pada pasien dengan tes skrining obat positif (40%) dibandingkan dengan tes skrining obat negatif
(12,5%). Pengamatan kami adalah bahwa penyalahgunaan obattidak secara signifikan mempengaruhi
tingkat kekambuhan dalam 6 bulan berikutnya.
Kesimpulan : Peningkatan prevalensi penyalahgunaan obatdi Mesir dapat mengubah tampilan
diagnosis penyakit pernapasan yang umum pada orang dewasa muda yaitu PSP.

2016 The Egyptian Society of Chest Diseases and Tuberculosis. Production and hosting by Elsevier B.V.
This is an open access article under the CC BY-NC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-
nc -
nd/4.0/).

Abbreviations: PSP, Primary spontaneous pneumothorax; THC, Tetrahydrocannabinol.


* Corresponding author.
E-mail address: hendomr@gmail.com (H.M. Esmaeel).
Peer review under responsibility of The Egyptian Society of Chest Diseases and Tuberculosis.
http://dx.doi.org/10.1016/j.ejcdt.2016.10.001
0422-7638 2016 The Egyptian Society of Chest Diseases and Tuberculosis. Production and hosting by Elsevier B.V.
This is an open access article under the CC BY-NC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
Please cite this article in press as: H.M. Esmaeel, R.A. Radwan, Outcome of primary spontaneous pneumothorax: Could drug abuse have an eect?, Egypt. J. Chest
Dis. Tuberc. (2016), http://dx.doi.org/10.1016/j.ejcdt.2016.10.001
2 H.M. Esmaeel, R.A. Radwan
Pendahuluan (penggunaan obat-obatan terlarang reguler atau yang baru
menggunakan). Gejala utama juga dicatat.
Pneumotoraks didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana II. Plain thoraks PA dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dari
terdapat udara dalam rongga pleura, yaitu antara paru-paru PSP, ukuran dan sisi yang terkena. Itu juga digunakan untuk
dan dinding dada [1]. Pneumothorax spontan dapat menyingkirkan adanya penyakit paru yang mendasarinya.
diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Pneumotoraks III. pemeriksaan laboratorium:
spontan primer (PSP), yang didefinisikan sebagai (A) pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan pada semua
pneumotoraks yang terjadi tanpa adanya penyakit paru-paru pasien termasuk darah lengkap, fungsi hati dan ginjal.
yang mendasari, terutama terjadi pada anak muda, laki-laki (B) analisis berulang dahak untuk BTA (3 sampel pagi)
kurus. Hal ini biasanya disebabkan oleh blebs pleura atau dilakukan untuk semua pasien.
bula yang pecah [2]. (C) sampel urin diskrining dengan uji dipstick yang dinamakan
Penggunaan zat psikoaktif / Psychoactive Substance (PAS) ABONTM Multi-Drug yang merupakan panel uji skrining satu
langkah untuk mendeteksi penyalahgunaan obat secara
secara umum diketahui mempengaruhi kesehatan dan
kualitatif yang meliputi Tramadol, Opiat, tetrahydrocannabinol
mengakibatkan kematian jutaan orang setiap tahun. PAS termasuk
THC, Amphetamine, barbiturat, Benzodiazepin. Hanya kasus
obat-obatan psikoaktif baik yang legal maupun illegal dan yang positif yang dikonfirmasi oleh mesin analisis obat (Thermo
diresepkan [3]. Di Mesir, ketergantungan obat dianggap salah satu Fisher CDx90).
masalah serius yang dikhawatirkan oleh masyarakat dan (D) Analisis cairan pleura dalam setiap pasien yang
pemerintah; Namun, data epidemiologi mengenai ketergantungan berkembang menjadi efusi pleura setelah penyisipan tabung
obat masih sedikit [4]. interkostal, uji level adenosine deaminase pleura dan uji
Jadi kita perlu memberikan perhatian khusus terhadap masalah tuberkulin kulit.
yang berkembang akibat penyalahgunaan obatdan bagaimana hal
itu tidak hanya berbahaya dengan sendirinya tetapi dapat Analisis Statistik
mempengaruhi keluaran dari masalah kesehatan lainnya yang
sering didiagnosis pada populasi muda yaitu pneumotoraks Data dianalisis menggunakan program komputer SPSS versi
spontan. 22.0.
Pengetahuan kita dari penelitian sebelumnya hanya mengacu Data kuantitatif dinyatakan sebagai rata-rata standar
pada pneumotoraks traumatik karena injeksi intravena di fossa deviasi, median dan jangkauan. Data kualitatif dinyatakan
supraklavikula, yang disebut ''pocket shot "[5] atau pneumotoraks sebagai jumlah dan persentase. Data diuji normalitas dengan
yang berhubungan dengan obat inhalasi, terutama crack (letusan) menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dimana uji
[6]. nonparametrik digunakan pada data yang tidak terdistribusi
normal. uji Mann-Whitney nonparametrik digunakan untuk
Tujuan Penelitian membandingkan dua variabel kuantitatif.
Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk perbandingan antara
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari dampak dua atau lebih variabel kuantitatif. uji Chi-Square dan uji
penyalahgunaan obatoral terhadap keluaran pneumothorax Exact Fisher digunakan untuk perbandingan antara variabel
spontan primer. kualitatif. Tingkat 5% dipilih sebagai tingkat signifikansi di
semua tes statistik yang digunakan dalam penelitian ini.
Subjek dan Metode
Hasil
Penelitian prospektif ini dilakukan pada pasien yang dirawat inap di
Studi ini maliputi 65 pasien laki-laki, data-data demografi, status
chest departemen, RS universitas Sohag dengan pneumotoraks
merokok, indeks merokok dan riwayat penyalahgunaan obat
spontan primer, mereka di follow up selama mereka tinggal di
ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa
rumah sakit dan setelah 6 bulan keluar rumah sakit selama pada nyeri dada adalah presentasi gejala yang lebih umum daripada
periode Februari 2015 Juni 2016, setelah dilakukan persetujuan dyspnea dan pneumotoraks yang dialami sebagian besar di sisi
tertulis. kanan dan lengkap.
Hasil skrining obat ditunjukkan pada Tabel 2, hasil positif
Kriteria Inklusi ditemukan pada 25 pasien (38,5%) kasus. Ini berarti bahwa 5
pasien ditemukan memiliki hasil positif selain 20 pasien yang
Semua pasien yang dirawat di chest department, R S memiliki riwayat penyalahgunaan obat yang positif. Mengenai
U n i v e r s i t a s Sohag dengan diagnosis Pneumothorax spontan hasil keluaran, lama rawatan tercatat dan dibandingkan menurut
primer pada periode tertentu dimasukkan dalam penelitian. status merokok, indeks dan hasil skrining obat (Tabel 3).
Tabel 4 menunjukkan bahwa 10 dari 25 pasien dengan panel
Kriteria Eksklusi toksikologi positif ternyata memiliki TB aktif (40%) sementara
hanya 5 dari 40 pasien dengan panel toksikologi negatif ditemukan
Setiap pasien dengan riwayat yang menunjukkan penyakit paru- dengan TB (12,5%). Nilai P yang didapatkan signifikan.
paru yang mendasari atau yang mengalami trauma dikeluarkan dari Perhatikan bahwa lima kasus dalam kelompok negatif dan 8 kasus
penelitian. pada kelompok positif didiagnosis dengan efusi pleura TB
Semua pasien menjalani: sementara 2 kasus yang tersisa dalam kelompok positif memiliki
BTA positif tuberkulosis paru.
I. anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik dengan pencatatan
status merokok dan indeks merokok, riwayat kecanduan

Please cite this article in press as: H.M. Esmaeel, R.A. Radwan, Outcome of primary spontaneous pneumothorax: Could drug abuse have an eect?, Egypt. J. Chest
Dis. Tuberc. (2016), http://dx.doi.org/10.1016/j.ejcdt.2016.10.001
Tuberc. (2016), http://dx.doi.org/10.1016/j.ejcdt.2016.10.001
Selama periode 6 bulan follow up, kekambuhan diamati pada 6
kasus skrining obat positif (24%) dan 12,5% pada kelompok
negatif namun nilai P tidak signifikan. Distribusi populasi yang
diteliti dalam setiap kelompok obat sesuai dengan diagnosis TB
ditunjukkan pada Tabel 5.

Diskusi
Pneumotoraks spontan primer masih menjadi masalah
global yang signifikan; Pneumothoraks mengenai orang-
orang muda yang sehat dengan tingkat kekambuhan
signifikan [7]. Di Mesir, masalah serius lain yang meningkat
adalah masalah ketergantungan obat, yang dikhawatirkan
baik oleh masyarakat maupun pemerintah; Namun, data
epidemiologis pada ketergantungan obat masih sedikit [4].
Jadi kami berpikir bahwa kami perlu memberi perhatian
khusus terhadap usia muda pengguna obatdan pengaruh
penyalahgunaan obatpada masalah kesehatan lain yang
mengenai orang-orang muda seperti PSP.
Dalam studi saat ini kami menyertakan 65 pasien;
semua adalah laki-laki, yang dirawat inap di chest
department dada, Rumah Sakit Universitas Sohag dengan
pneumotoraks spontan primer. Usia rata-rata mereka adalah
25,85. Hal ini juga diketahui bahwa PSP biasanya
mempengaruhi penduduk muda dan lebih umum terjadi pada
laki-laki. Rasio laki-perempuan berkisar dari 3: 1 hingga
mencapai 6: 1 [8].
Mengenai status merokok; 61,5% dari kasus kami
adalah perokok saat ini. Merokok dikenal sebagai faktor
risiko untuk PSP dan risiko lifetime pada pria sehat yang
merokok setinggi 12%, dibandingkan dengan 0,1% pada non
perokok [9].
Indeks merokok parah di lebih dari setengah dari
perokok saat ini. Hal ini sejalan dengan pengamatan bahwa
risiko relatif PSP telah menunjukkan hubungan respon dosis
dengan jumlah rokok per hari dan lama pajanan, meningkat
lebih dari 20 kali pada pria yang merokok satu setengah
bungkus per hari dan 100 kali pada pria yang merokok satu
bungkus per hari dibandingkan dengan bukan perokok [10].
Hal ini dapat dijelaskan oleh perubahan patologis yang
diinduksi oleh rokok dalam saluran udara kecil yang
mungkin berkontribusi terhadap perkembangan emfisema
lokal dengan konsekuensi pembentukan bula [11].

Nyeri dada merupakan gejala yang dialami oleh 84,6%


pasien, sedangkan dyspnea hanya dilaporkan oleh 15,4%
dari mereka. Hal ini sesuai dengan dugaan sebelumnya Studi ini menyoroti fakta bahwa masalah serius
bahwa onset PSP yang khas berhubungan dengan nyeri dada berkembang dari penyalahgunaan obatdi Mesir yang dapat
(81%) dan dyspnea (39%) [10]. mempengaruhi masalah kesehatan yang biasa ditemui pada
Prevalensi penyalahgunaan obat dalam penelitian ini orang muda seperti PSP selain menjadi berbahaya dengan
adalah 38,5%. Skrining toksikologi menunjukkan bahwa sendirinya. Untuk kedepannya disarankan adanya studi yang
THC bahan aktif dalam Hashish & Cannabis berada pada rinci tentang hubungan antara penyalahgunaan obatdan
daftar teratas (23,1%) diikuti oleh Tramadol (15,4%). kejadian TB di Mesir.
Sejalan dengan hasil ini; studi penyalahgunaan obat di
kalangan mahasiswa di Sohag University melaporkan bahwa Konflik Kepentingan
prevalensi penggunaan THC adalah yang tertinggi yang Tidak ada konflik kepentingan dalam penelitian ini
diikuti oleh Tramadol.
Kami menemukan hasil positif untuk Amphetamine Daftar Pustaka
[1] R.W. Light, Pneumothorax, Pleural Diseases, third ed.,
pada 4,6% kasus dan untuk Benzodiazepine & Barbiturat di
Williams and Wilkins, Baltimore, 1995, pp. 242277.
3,1%. Hamed dkk. di kota Sohag menemukan bahwa [2] O.A. Abdala, R.R. Levy, R.H. Bibiloni, H.D. Viso, M. de
prevalensi sedatif, hipnotik dan stimulan adalah 10,5% [12]. Souza, V.H. Satler, Advantages of video assisted thoracic
Mengenai hasil dari populasi penelitian, semua pasien surgery in the treatment of spontaneous pneumothorax,
dikelola dengan penyisipan selang interkostal yang Medicina (B Aires) 61 (2) (2001) 157160.
disambungkan ke botol tertutup berisi air. Untuk pengelolaan [3] A.k. Biratu, F.T. Seyoume, A.Y. Dubi, Prevalence and factors
determining psychoactive substance (PAS) use among Hawassa
persisten pneumotoraks (drainase > 10 hari) , penggunaan
University (HU) undergraduate students, Hawassa Ethiopia,
pleuroscopy (langsung atau video-assisted) sangat bernilai BMC Publ. Health 14 (2014) 1044.
[13], namun ini tidak tersedia di lembaga kami. [4] H. El-Sawy, M. Abdel Hay, A. Badawy, Gender differences in
risks and pattern of drug abuse in Egypt, Egypt J. Neurol.
Lama rawatan secara statistik dan signifikan lebih lama Psychiatry Neurosurg. 47 (3) (2010) 413418.
pada pasien dengan status merokok dan indeks yang tidak [5] K.A. McCarroll, M.H. Roszler, Lung disorders due to drug
abuse, J. Thorac. Imaging 6 (1991) 3035.
diduga berkaitan dengan penyalahgunaan obat sebagai
[6] M.E. Seaman, Barotrauma related to inhalational drug abuse, J.
perbedaan antara mereka dengan hasil skrining positif dan Emergency Med. 8 (1990) 141149.
negatif dalam hal lama rawatan tidak signifikan secara [7] J.-M. Tschopp et al, Eur. Respir. J. 46 (2015) 321335.
statistik. [8] M. Noppen, Spontaneous pneumothorax: epidemiology,
Kejadian TB secara signifikan lebih banyaj pada pasien pathophysiology and cause, Eur. Respir. Rev. 19 (2010) 217
dengan hasil skrining obat positif (40%) dibandingkan 219.
dengan hasil skrining obat negatif (12,5%). 66,7% dari THC [9] A.K. Ayed, S. Bazerbashi, M. Ben-Nakhi, et al, Risk factors of
spontaneous pneumothorax in Kuwait, Med. Princ. Pract. 15
positif ditemukan memiliki TB. (2006) 338342.
Diketahui bahwa Cannabinoids dapat mempengaruhi [10] L. Bense, G. Eklund, L.G. Wiman, Smoking and the increased
sistem kekebalan tubuh [14]. Bahkan aspek efek risk of contracting spontaneous pneumothorax, Chest 92 (6)
imunomodulatornya memberikan dasar bagi pendekatan (1987) 10091012.
terapi berdasarkan konteks, sehingga mengarah ke [11] V. Kumar, A.K. Abbas, N. Fausto (Eds.), Robbins and Cotran
kemungkinan untuk penggunaan Cannabinoids dalam Pathologic Basis of Disease, seventh ed., Elsevier, Amsterdam,
2004, p. 717-22.
pengobatan penyakit radang [15]. Jadi penyalahgunaan [12] A.F. Hamed, A.H. Zarzor, A.I. Gunina, M.A. Abd El-Aty,
Cannabinoids dapat mempengaruhi pertahanan kekebalan Effects of school-based health education program on the
tubuh melalui sebuah mekanisme yang dapat meningkatkan prevalence of smoking and on some drug abuse among
kerentanan kondisi patologis seperti tuberkulosis. secondary school students in Sohag city, Master in Public
Selama periode follow up, kekambuhan terjadi pada 10 Health, South Valley University, 2002, p. 98.
pasien: 5 dalam kelompok obat yang positif dan 5 dalam [13] D. Weissberg, Y. Refaely, Pneumothorax. Experience with 1199
patients, Chest 117 (2000) 12791285.
kelompok negatif sehingga merokok bukan merupakan
[14] T.W. Klein et al, The cannabinoid system and immune
faktor risiko yang diketahui untuk kekambuhan [16], modulation, J. Leukoc. Biol. 74 (2003) 486496.
pengamatan kami adalah bahwa penyalahgunaan obat tidak [15] J. Fernandez-Ruiz et al, Cannabidiol for neurodegenerative
secara signifikan mempengaruhi tingkat kekambuhan dalam disorders: Important new clinical applications for this
6 bulan berikutnya. periode follow up yang lebih lama lagi phytocannabinoid?, Br J. Clin. Pharmacol. 75 (2) (2013) 323
mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil ini. 333.
[16] H.L. Lippert, O. Lund, S. Blegvad, H.V. Larsen, Independent risk
factors for cumulative recurrence rate after first spontaneous
Kesimpulan pneumothorax, Eur. Respir. J. 4 (3) (1991) 324331.

Anda mungkin juga menyukai