Laporan Kasus Mata Hordeolum Palpebra Inferior OS-1-1
Laporan Kasus Mata Hordeolum Palpebra Inferior OS-1-1
PENDAHULUAN
1
limited). Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal
dan antibiotik topikal maupun obat antibiotika sistemik. Jika tidak membaik perlu
dilakukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar. Hordeolum dapat
dicegah dengan cara mencuci tangan terlebih dahulu ketika hendak menyentuh
mata atau kelopaknya.7,8
Penyulit hordeolum dapat berupa selulitis palpebra yang merupakan radang
jaringan ikat palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra. Prognosis
umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami
penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan
dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.8
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Palpebra
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup
dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan
konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra
inferior menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebra).1,14
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapis
subaponeurotik dari kulit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa
padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan
penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak
atas dan 20 buah di kelopak bawah).
3
5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva
palpebra, yang melekat erat pada tarsus.
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.
Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5
cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.
4
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V,
sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V.14
B. Hordeolum
1. Definisi
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom
yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna.
Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah
infeksi kelenjar Zeiss dan Moll.8
2. Etiologi
Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata
yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri
Stafilokokus). Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang
timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis. Hordeolum bisa timbul secara
berulang.9
3. Patogenesis
Hordeolum eksternum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss
atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi
pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari
komplikasi blefaritis.10
5
4. Gejala dan Tanda
1. Gejala11
Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri
pada tepi kelopak mata. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan
penderita merasa ada sesuatu di matanya. Biasanya hanya sebagian kecil
daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak
membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik
kecil yang berwarna kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang
cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah.
2. Tanda2
Palpebra bengkak, merah sakit dan terdapat tonjolan pada palpebra. Sering
disertai blefaritis, konjungtivitis yang menahun, anemia, kemunduran keadaan
umum, acne vulgaris. Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak-anak
dan dewasa muda.
6
- Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan
sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya
hordeolum. Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan
untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya : Asetaminofen, Asam
mefenamat, Ibuprofen, dan sejenisnya.13
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi atopikal dengan
pentokain tetes mata. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan prokain atau lidokain di
daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila :
- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, vertikal pada
margo palpebra, hal ini dilakukan untuk menghindari kelenjar Meibom.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar atau horizontal dengan margo
palpebra. Setelah dilakukan insisi, lakukan ekskholeasi atau kuretase
seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi
salep antibiotik.7
6. Prognosis
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa
mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata
tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang
sesuai.7
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : P.G.T
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 22 Tahun
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Sario
7
B. Anamnesis
Keluhan utama : Benjolan pada kelopak mata kiri atas
Riwayat Penyakit Sekarang : Penderita datang dengan keluhan benjolan pada
kelopak mata kiri atas sejak 2 hari yang lalu. Benjolan di rasakan pasien saat
bangun pagi dan membuat pasien kurang nyaman. Nyeri (+) saat berkedip,
kemerahan pada daearah benjolan (+), gatal (-), mata berair (+), secret (-).
Riwayat trauma dan alergi disangkal.
Riwayat keluarga : Hanya penderita yang sakit seperti ini.
Riwayat kebiasaan : Pasien suka mengucak mata tanpa mencuci tangan
B. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 110/70 Nadi : 86 x/m
Respirasi : 20 x/m Suhu : 36,3 C
Thorax : Jantung : BI-II regular, gallop (-), mur-mur (-)
Paru : Sp. Vesikuler, rh (-), wh (-).
Abdomen : Cembung, lemas, bising usus (+) normal.
Extremitas : Hangat.
D. Pemeriksaan Oftalmologi
Status Lokalis Okulus Dextra Okulus Sinistra
Pemeriksaan Objektif
Visus 6/6 6/6
Tekanan Intra Okuli 12,2 mmHg 8,5 mmHg
Inspeksi
Suprasilia Rontok (-) Rontok(-)
Palpebra Hiperemi (-), Sekret (-) Hiperemi (+), Sekret (-)
Massa(-) Massa(+) berupa benjolan pada
palpebra superior dengan
8
diameter 2mm
Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)
Sklera Normal Normal
Kornea Jernih Jernih
COA Cukup Dalam Cukup Dalam
Pupil Bulat, Refleks cahaya (+) Bulat, Refleks cahaya (+)
diameter pupil 3mm diameter pupil 3mm
Iris Normal Normal
Lensa Jernih Jernih
Palpasi
Palpebra superior Dalam batas normal Dalam batas normal
Palpebra inferior Dalam batas normal Benjolan (+), tidak mobile,
nyeri tekan (+), hiperemis (+),
gatal (-)
Segmen Posterior
Refeks Fundus (+) Uniform (+) Uniform
Retina Perdarahan (-), Perdarahan (-), Kalsifikasi (-)
Kalsifikasi (-)
Papil Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna vital,
vital, CDR 0,3 CDR 0,3
Makula Refleks fovea (+) normal Refleks fovea (+) normal
9
E. Resume Masuk
10
benjolan pada kelopak mata kiri atas sejak 2 hari yang lalu. Riwayat trauma dan
alergi disangkal. Di keluarga, hanya pasien yang mengalami sakit ini. Pada
riwayat kebiasaan, pasien suka mengucek mata tanpa mencuci tangan.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis,
tanda-tanda vital dalam batas normal, jantung dan paru tidak ada kelainan,
abdomen dalam batasan normal dan ekstremitas hangat. Pada status oftalmologis
okulus dextra tidak didapatkan kelainan. Pada okulus sinistra, suprasilia tidak ada
rontok, Palpebra tampak hiperemis (+), massa (+) berupa benjolan pada palpebra
superior dengan diameter 2 mm, sekret (-), konjungtiva, sklera, kornea, COA,
pupil, iris, dan lensa tidak ditemukan adanya kelainan.
DIAGNOSIS
Hordeolum Externum Palpebra Superior Okulus Sinistra + Emetropia Okulus
Dextra
DIAGNOSIS BANDING
Kalazion
TERAPI
Non farmakologi :
- Kompres air hangat
- Massage pada masa setelah dikompres air hangat
- Menjaga hygine
Farmakologi :
Gentamycin Zalf 2 x 1 app OS
Doxyciclin 2 x 100 mg caps
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat 10-15 menit yang
dilanjutkan dengan pemberian antibiotik. Maksud pemberian kompres hangat
12
yaitu untuk mempercepat peradangan kelenjar sampai nanah keluar. Sedangkan
pemberian antibiotika adalah untuk mengobati infeksi akibat kuman stafilokokus
dan streptokokus. Apabila dengan terapi konservatif tidak ada perbaikan atau
nanah tidak dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi
untuk mengeluarkan nanah pada benjolan, diteruskan kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya.
Prognosis pada penderita ini adalah baik, asalkan kebersihan daerah mata
tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang
sesuai. Pada penderita juga dianjurkan untuk menghindari terlalu banyak
menyentuh daerah yang sakit dan menjaga kebersihan daerah mata untuk
mempercepat penyembuhan penyakit dan mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata untuk memantau
perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.14-17
13
BAB V
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15
13. Penyebab dan Pengobatan Hordeolum. Available from :
http://www.medkes.com/2015/01/penyebab-dan-pengobatan-hordeolum-
bintitan.html
14. Ehrenhaus MP. Hordeolum. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1213080-overview#showall
15. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penelitian FK
UI, Jakarta 2010: Hal 15-16
16. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI,
Jakarta 2004: Hal 92-94
17. Ilsya, Sidarta, Prof.dr.H. SpM. Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2004
16