Anda di halaman 1dari 2

Nama

NRI
Masa KKM

: Rizky Maulyda
: 15014101043
: 15 Agustus 11 September 2016

KOMPRES
Kompres adalah salah satu pengobatan topikal yang menggunakan cairan berupa
solusio. Kompres dilakukan dengan cara membasahi kasa atau kain ke dalam obat berbentuk
larutan dan diletakkan diatas lesi yang basah, meradang, dan kulit yang mengeluarkan
darah.1,2 Jenis larutan kompres yaitu Alumunium asetat atau Burow solution, Kalium
Permanganat (KMnO4), Normal saline 0,9%, Perak nitrat, Povidon iodine, Asam salisilat,
Etakridin laktat (rivanol).2
Tujuan kompres yaitu: 1
1. Membersihkan kulit, menghilangkan kotoran, krusta, skuama, bakteri dan sisa obat
local yang dipakai sebelumnya.
2. Melindungi kulit dari pengaruh buruk lingkungan, baik kimiawi maupun trauma
3. Mempercepat proses epitelisasi dengan cara menciptakan lingkungan yang relatif
steril dan lembab.
4. Mengurangi perasaan gatal dan nyeri karena terjadi penguapan air kompres.
Terbagi menjadi 2 yaitu kompres terbuka dan tertutup
1. Kompres terbuka
Dasar kompres terbuka adalah penguapan larutan kompres disusul oleh
absorbsi eksudat atau pus. Efek pada kulit ialah kulit yang semula eksudatif menjadi
kering, permukaan kulit menjadi dingin, vasokonstriksi, eritem berkurang. 1,2 Indikasi
kompres terbuka adalah Dermatosis madidans, infeksi kulit dengan eritem yang
mencolok misalnya erisipelas, ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta, erosi,
kondisi inflamasi akut, luka terbuka dengan darah yang mengalir, dermatosis pruritus,
yang efektif bila diberi bersamaan dengan kortikosteroid topikal, dermatitis infeksi
seperti furunkelosis, selulitis, mengurangi gejala-gejalan inflamasi seperti, gatal dan
panas. 1,2,4,5 Kontra indikasi kompres terbuka adalah pada keadaan dermatosis kering.1
Efek samping kompres terbuka adalah kulit menjadi kering. Apabila kulit terlalu
kering, penggunaan kompres dapat dihentikan.1
2. Kompres tertutup (kompres impermeable)
Dasar kompres tertutup vasodilatasi, bukan untuk penguapan. Fungsi dari
kompres tertutup adalah menjaga kehangatan kulit, mencegah evaporasi, dapat
digunakan sebagai pengobatan terhadap penyakit selulitis dan abses, dan
menyebabkan maserasi yang merupakan efek yang tidak diinginkan. Indikasi kompres
tertutup, misalnya limfogranuloma venerium. Indikasi kompres tertutup lainnya, dapat
meningkatkan efek obat topikal seperti kortikosteroid. Kontra indikasi kompres
tertutup adalah pada kulit wajah dan kulit intertriginosa. Efek samping kompres
tertutup adalah dapat mengakibatkan maserasi kulit, meningkatkan perluasan infeksi,
dan folikulitis superfisial. Cara kompres tertutup, digunakan pembalut tebal dan
ditutup dengan bahan impermeable, misalnya selofan atau plastic wrap. 1,2,4

DAFTAR PUSTAKA
1. Hamza M, Aisah S. Dermatoterapi. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010: 342-52.
2. Kenneth AA, Jeffry TS. Manual of Dermatologic Therapeutics. 7th ed. Philadelphia:
Lippincot Williams and Wilkins; 2012. 336.
3. Syamsuni HA. Ilmu Resep. Jakarta: EGC; 2006. 98.
4. Khanna N. Illustrated Synopsis of Dermatology and Sexual Transmitted Disease. 3 rd
ed. New York: Elsevier; 2009: 339.
5. Bingham
LG, Noble
JW, Davis
MD.
Wet dressings used
with topical corticosteroids for pruritic dermatoses: A retrospective study [Abstract] J
Am Acad Dermatol. May 2009; 60(5).

Anda mungkin juga menyukai