◊ Deskripsi :
Pasien masuk dengan keluhan sesak napas dialami sejak beberapa hari
yang lalu sebelum masuk RS. Sesak terutama saat aktivitas/ berjalan.
Pasien tidur menggunakan lebih dari 2 bantal. Pasien juga mengeluh
jantung berdebar-debar dan kadang-kadang merasakan nyeri dada.
Riwayat sesak napas sebelumnya dialami 2 tahun yang lalu. Buang air
besar dan buang air kecil normal. Riwayat HT tidak terkontrol. DM tidak
diketahui.
◊ Tujuan :
Mendiagnosis kelainan pasien, penatalaksanaan lebih lanjut pada pasien,
menentukan prognosis pasien, pencegahan komplikasi, edukasi pasien dan
keluarganya.
5. Riwayat keluarga : -
6. Riwayat pekerjaan : Pasien seorang IRT
Daftar Pustaka :
1. Budi Siswanto, Bambang dkk. PEDOMAN TATALAKSANA GAGAL
JANTUNG, 2015.
2. Yuniadi Yoga dkk, PEDOMAN TATA LAKSANA FIBRILASI ATRIUM,
2014.
3. BOEDI SOESETYO JOEWONO. ILMU PENYAKIT JANTUNG. 2003.
AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS.
4. ARA G TILKAN & MARY BOUDREAU CONOVER, Memahami bunyi
dan bising jantung dalam praktek sehari-hari.
5. SYLVIA A PRICE & LORRAINE M WILSON. PATOFISIOLOGI
KONSEP KLINIS PROSES-PROSES PENYAKIT.2006 ECG.
6. BUKU AJAR KARDIOLOGI. 2004. FKUI.
7. GUYTON & HALL. BUKU AJAR FISIOLOGI. ECG.
8. ROBBINS AND COTRAN. PATHOLOGICAL BASIC OF DISEASE.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis “ Congestive heart failure NYHA IV + Atrial fibrilasi rapid
ventrikuler respon “
2. Penanganan pada pasien
3. Edukasi pasien dan keluarga pasien mengenai penanganan Congestive
heart failure NYHA IV + Atrial fibrilasi rapid ventrikuler respon
1. Subyektif:
Pasien masuk dengan keluhan sesak napas dialami sejak beberapa hari
yang lalu sebelum masuk RS. Sesak terutama saat aktivitas/ berjalan.
Pasien tidur menggunakan lebih dari 2 bantal. Pasien juga mengeluh
jantung berdebar-debar dan kadang-kadang merasakan nyeri dada.
Riwayat sesak napas sebelumnya dialami 2 tahun yang lalu. Buang air
besar dan buang air kecil normal. Riwayat HT tidak terkontrol. DM tidak
diketahui.
2. Obyektif:
Status Present:
Sakit berat / obesitas / Composmentis
BB= 74 kg; TB= 162 cm; IMT=33,80 kg/m2
Tanda Vital:
Tensi : 200/110 mmHg
Nadi : 156 kali/ menit (Irreguler)
Pernapasan : 24 kali/ menit
Suhu : 36.2oC (axial)
Kepala:
Ekspresi : Meringis
Simetris Muka : Simetris
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, sulit dicabut
Telinga:
Inspeksi : lesi kulit (-)
Pendengaran dan keseimbangan : Kesan normal
Nyeri tekan di processus mastoideus : (-)
Hidung:
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Mulut:
Bibir : Kering (-), stomatitis (-)
Gigi Geligi : Karies (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)
Leher:
Peningkatan tekanan vena jugularis
Kel. Getah Bening: Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
Pembuluh Darah : Bruit (-)
Kaku Kuduk : (-)
Dada:
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan
- Bentuk : Normothoraks
- Pembuluh Darah : Bruit (-)
- Buah Dada : Tidak ada kelainan
- Sela Iga : Tidak ada pelebaran
- Lain-lain : Barrel chest (-)
massa tumor (-)
Paru:
Palpasi:
Fremitus Raba : Kiri = Kanan
Nyeri Tekan : (-)
Perkusi:
Paru Kiri : Sonor
Paru Kanan : Sonor
Batas Paru Hepar : ICS VI anterior dextra
Batas Paru Belakang Kanan : Vertebra thorakal IX
Batas Paru Belakang Kiri : Vertebra thorakal X
Auskultasi:
Bunyi Pernapasan : Vesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (+/+) di basal paru,
Wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan:
linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea midclavicularis
sinistra)
Auskultasi :
BJ I/II : Irreguler
Bunyi Tambahan : Murmur (+)
Perut:
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, caput medusa (-)
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan regio epigastrium
Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremites : Ekstremitas inferior ( udem pretibial (+/+)
minimal)
Punggung : Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
o Palpasi : Gibbus (-)
o Nyeri Ketok : (-)
o Auskultasi : Rh (+/+) Wh (-/-)
o Gerakan : Dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin :
Hb : 15 gr/dl (12-16gr/dl)
Leukosit : 8000 /mm3 (4000-10000/mm3)
Trombosit : 360 ribu/mm3 (150-400ribu/mm3)
LED : 40 mm/jam (0-20 mm/jam)
Gula darah sewaktu : 114 mg/dl (70-140mg/dl)
Fungsi ginjal :
Ureum : 17 mg/dl (15-40mg/dl)
Creatinin : 1,2 mg/dl (0,5-1,5mg/dl)
Elektrolit :
Kalium : 2,18 mEq/L (3,5-5,0mEq/L)
Natrium (Na+) : 137 mEq/L (135-145mEq/L)
Clorida (Cl-) : 98 mEq/L (95-105mEq/L)
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan foto thorax:
3. Assesment
Diagnosis “ Congestive heart failure NYHA IV + Atrial fibrilasi rapid
ventrikuler respon “ ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang pada pasien ini. Pada kasus ini didapatkan
keluhan sesak napas dialami sejak beberapa hari yang lalu,sesak terutama
saat aktivitas/ berjalan. Pasien tidur menggunakan lebih dari 2 bantal. Pasien
juga mengeluh jantung berdebar-debar dan kadang-kadang merasakan nyeri
dada. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa tanda dan gejala dari CHF
dengan tanda khas sesak napas saat istirahat atau aktifitas dan kelelahan.
Dari hasil pemeriksaan fisik juga ditemukan nadi yang cepat (takikardi),
peningkatan tekanan vena jugularis, ronkhi pada kedua lapangan paru, pada
auskultasi ditemukan murmur jantung serta udem tungkai. Hal ini sesuai
dengan kepustakaan bahwa terdapat beberapa tanda khas yang ditemukan
pada pemeriksaan fisik dari CHF yaitu takikardi, takipnu, ronkhi paru, efusi
pleura, peningkatan tekanan vena jugularis, udem perifer, hepatomegali
serta ditemukan tanda objektif struktur atau fungsional jantung saat
istirahat seperti murmur jantung.
Diagnosis CHF menurut Framingham dibagi menjadi 2 yaitu :
Kriteria mayor
1. Dispnea nocturnal paroksismal atau ortopnea
2. Peningkatan tekanan vena jugularis
3. Ronchi paru
4. Kardiomegali
5. Udem paru akut
6. Refluks hepatojugular
Kriteria minor
1. Udema ekstremitas
2.Batuk pada malam hari
3.Dispnea d’effort
4.Efusi pleura
5.Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
6.Takikardi
R/ Spironolaktone 25 mg 1-0-0
R/ Captopril 3x25mg
R/ KSR 3X600 mg
- Hematuri
- Gusi berdarah
- Melena
- Hematemesis
- Lebam pada tubuh/tangan
Prinsip penatalaksanaan CHF adalah :
1.Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas.
2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung (digitalisasi). Pemberian
Digoksin 0,25 mg sehari untuk gagal jantung serta fibrilasi atrium.
3. Menurunkan beban kerja jantung. Menurunkan beban awal dengan diet
rendah garam, diuretic dan vasodilator.
Konsultasi
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi ke bagian jantung.
Konsultasi ini merupakan upaya diagnosis lebih lanjut.
Rujukan (-)
Kontrol
Pasien dianjurkan untuk kontrol secara berkala di poli jantung untuk
memantau perkembangan dari kondisi pasien serta perhatikan tanda-
tanda perdarahan selama mengkonsumsi obat.
Kontrol
Peserta, Pendamping,