Anda di halaman 1dari 15

Matriks Perbaikan Ujian Naik Magang

Nama : Dr. Ekta Martgaredta


Tanggal : 28 Maret 2023

Penanya Pertanyaan Perbaikan/Jawaban Tanda


tangan
Dr. Fifa Argentina, 1. Apa yang Kompres merupakan pengobatan topikal dengan menggunakan bahan dasar (vehikulum)
Sp.D.V.E, Subsp. dimaksud cairan berupa larutan dalam air (solusio). Solusio dapat terdiri dari dua atau lebih substansi
D.T, FINSDV dengan yang homogen. Vehikulum cairan dapat berupa air, alkohol, 1,3
kompres? Prinsip pengobatan cairan yaitu membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta
dan sebagainya) dan sisa-sisa obat topikal yang pemah dipakai. Disamping itu terjadi
perlunakan dan pecahnya vesikel, bula, dan pustula. Hasil akhir pengobatan ialah keadaan
yang membasah menjadi kering, permukaan menjadi bersih sehingga mikroorganisme
tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi proses epitelisasi. Pengobatan cairan berguna juga
untuk menghilangkan gejala, misalnya rasa gatal, rasa terbakar, parestesi oleh bermacam-
macam dermatosis. Pada jaringan nekrotik berfungsi sebagai metode debridement
nonselektif.1
Kekurangan dari metode kompres yaitu merupakan metode debridement nonselektif
yang tidak pandang bulu melepaskan jaringan yang kontak dengan kasa, dapat
menyebabkan nyeri saat kasa dilepaskan, kasa yang terlalu tebal dapat meningkatkan
tekanan pada luka dan dapat meningkatkan kemungkinan nekrosis jaringan dikemudian
hari, serta struktur yang terpapar seperti tulang dan otot dapat mengering karena kompres.
Kemudian dapat mengakibatkan terangkatnya jaringan granulasi saat kasa dilepaskan.
Ketika jaringan granulasi mulai terbentuk di dasar luka, klinisi harus beralih dari kompres
ke intervensi lain (seperti terapi luka tekanan negatif) yang tidak akan merusak jaringan
granulasi. Jika terapi luka dengan tekanan negatif tidak tersedia, selapis tipis hidrogel
diletakkan diatas permukaan luka sebelum kasa kompres akan mencegah perlekatan pada
jaringan granulasi dan mengurangi nyeri saat kasa dilepaskan. Hati-hati penggunaan
kompres pada pasien dengan gangguan koagulasi karena dapat menyebabkan perdarahan
pada saat kasa dilepaskan.2
Bahan aktif yang dipakai dalam kompres ialah biasanya bersifat astrigen dan
antimikrobial. Astringen adalah senyawa yang digunakan untuk mengurangi eksudat
dengan cara presipitasi protein.. Astringen yang paling sering digunakan adalah larutan
permanganas kalikus, aluminium asetat dan perak nitrat.1,2
Beberapa bahan aktif yang digunakan sebagai kompres adalah : 1,2
1. Larutan normal saline
Larutan NaCl 0,9% merupakan cairan isotonik dan juga merupakan cairan garam
fisiologis yang baik digunakan untuk pembersih, pembasuh dan kompres pada
luka. NaCl 0,9% memiliki komposisi dan konsentrasi cairan yang hampir sama
dengan cairan tubuh sehingga tidak mengiritasi jaringan. 5
2. Asam salisilat
Merupakan zat keratolitik yang tertua yang dikenal dalam pengobatan topikal.
Efeknya ialah mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratinisasi yang
terganggu. Pada konsentrasi rendah (1-2%) mempunyai efek keratoplastik, yaitu
menunjang pembentukan keratin yang baru. Asam salisil dalam konsentrasi 1%
dipakai sebagai kompres, bersifat antiseptik,
3. Permanganas kalikus (KMnO4)
Zat pengoksidasi ini mempunyai efek astringen, antiseptik dan fungisida dalam
larutan encer dalam air. Digunakan pada konsentrasi 1:4.000 sampai 1:25.000.
Pada konsentrasi tinggi bersifat astringen dan kaustik. Dipakai sebagai kompres
terbuka (1:10.000) untuk dermatosis yang akut dan eksudatif. Untuk ulkus yang
eksudatif dapat dipakai konsentrasi 1:5.000. Larutan harus dibuat segar karena
cepat mengadakan dekomposisi (wama coklat). Permanganas kalikus dapat
meninggalkan noda pada kulit dan material lain.
4. Larutan perak nitrat
Perak nitrat berbentuk kristal putih, mudah larut dalam air, wama perak nitrat
berubah menjadi hitam bila terkena sinar matahari, karena itu harus disimpan
dalam botol berwama gelap. Larutan perak nitrat dipakai untuk ulkus yang disertai
pus yang disebabkan oleh kuman negatif-Gram dan luka bakar. Konsentrasinya
0,5% atau 0,25% bersifat antiseptik dan astringen. Kompres ini mewamai kulit,
tetapi akan hilang sendiri perlahan-lahan. Jika terkena lantai akan menjadi hitam
dan tidak dapat hilang. Dapat pula dipakai dengan konsentrasi 1% untuk
dermatitis eksudatif yang kurang atatu tidak memberi perbaikan dengan kompres
lain.
5. Zat warna
Efeknya ialah astringen dan antiseptik. Misalnya: Zat wama akridin seperti akridin
laktat (rivanol) dipakai untuk kompres dengan konsentrasi 1%, juga bersifat
deodoran. Metil rosanilin klorida atau gentian violet, dipakai dalam konsentrasi
0,1-1% dalam air. Zat ini juga mempunyai efek antimikroba terhadap Candida
albicans, di daerah intertrigo atau anogenital.
6. Aluminium asetat
Contohnya ialah larutan burowi yang mengandung aluminium asetat 5%. Efeknya
ialah astringen dan antiseptik ringan. Aluminium asetat dalam penggunaanya tidak
meninggalkan noda. Larutan disiapkan menggunakan campuran aluminium sulfat,
asam asetat, asam tartarat dan kalsium karbonat. Larutan aluminium asetat
mengandung 5% aluminium asetat dan diencerkan 1 : 10 sampai 1 : 40.
7. Asam asetat
Dipakai sebagai larutan 5% untuk kompres dan bersifat antiseptik untuk infeksi
pseudomonas.

Dikenal 2 macam cara kompres yaitu:1,4


1. Kompres terbuka
 Dasar : Penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi eksudat atau pus.
 Indikasi :
- dermatosis madidans
- infeksi kulit dengan eritema yang mencolok, misalnya erisipelas
- ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta.
 Efek pada kulit:
- kulit uang semula eksudatif menjadi kering
- permukaan kulit menjadi dingin
- vasokonstriksi
- eritema berkurang
 Cara
Digunakan kain kasa yang bersifat absorben dan non-iritasi serta tidak terlalu tebal
(3 lapis). Balutan jangan terlalu ketat, tidak perlu steril, dan jangan mengunakan
kapas karena lekat dan menghambat penguapan. Kasa dicelup ke dalam cairan
kompres, diperas hingga kasa lembab, lalu kasa ditempatkan pada luka sedemikian
rupa hingga kasa bersentuhan erat dengan semua permukaan luka dan didiamkan,
Tujuannya adalah saat kasa mengering debris melekat pada kasa dan terangkat dari
luka saat kasa dilepaskan. Biasanya digunakan 2-3 kali sehari. Hendaknya jangan
sampai terjadi maserasi. Bila kering dibasahkan lagi. Daerah yang dikompres
luasnya 1/3 bagian tubuh agar tidak terjadi pendinginan.

2. Kompres tertutup
 Sinonim : Kompres impermeabel
 Dasar : Vasodilatasi, bukan untuk penguapan.
 Indikasi : Kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma venerium.
 Cara
Digunakan pembalut tebal dan ditutup dengan bahan impermeabel, misalnya
selofan atau plastik.

Sumber:
1. Hamzah M. Dermato-Terapi. In : Menaldi S, Bramono K, Indriadmi W, editor.
Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 7th ed, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2016.p.427-34
2. Berth-Jones J. Principles of Topical Therapy. In: Griffiths C, Barker J, Bleiker T,
Chalmers R, Creamer D. Rook's textbook of dermatology. 9 th ed. UK: Wiley-
Blackwell;2016. p.18.9
3. Saleem M, Maibach H. Feldman S. Principles of Topical Therapy. In :Kang S,
Amaigai M, Bruckner A, Enk A, Margolis D, etc, editor. Fitzpatrick 's
Dermatology in General Medicine . 9 th ed . New York : McGraw- Hill; 2019. p.
3375
4. Weir D & Scarborough P. Wound Debridement. In: Hamm RL. Text and Atlas of
Wound Diagnosis and Treatment. USA: McGraw-Hill. 2015. p. 330-1
5. Purnomo S, Dwiningsih S, Prayitno A. Penyembuhan Luka Mengguunakan NaCl
0,9% dan Hydrogel pada Ulkus Diabetes Melitus di RSU Kota Semarang.
neliti.com. 2013 Sept. DOI: 10.31983/jrk.v2i3.384

2. Bagaimana Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat elemen jamur seperti hifa panjang, hifa pendek,
pemeriksaan pseudohifa, spora, dan blastospora.
mikroskopis
dengan  Bahan atau spesimen berasal dari:
penambahan - Kulit: kerokan papul, pustul , krusta, skuama, atap vesikel.
KOH ? - Kuku: kerokan tepi kuku , permukaan ,dasar, debris di bawah kuku, dan
bagian terjauh dari distal kuku.
- Rambut: rambut dicabut dan kerok kulit pada lesi, atau potong rambut yang
mengandung lesi/benjolan.
 Alat dan bahan
Alat:
- Pisau
- skalpel tumpul
- selotip
- kapas
- lidi
- gelas obyek
- gelas penutup
- api Bunsen
- mikroskop cahaya

Bahan:
- Alkohol 70%, larutan NaCl 0,09%
- Larutan KOH 10-20%, KOH-DMSO, atau KOH-tinta Parker biru-hitam
 Cara pengambilan spesimen:
- Bersihkan kulit dengan alkohol 70%
- Kerok lesi dengan ujung tumpul missal skalpel atau tepi gelas objek dengan arah
ke atas, atau
- Tempel tekan dengan menggunakan selotip (pada pasien anak atau skuama
minimal, atau pada lokasi yang sulit)
- Pada lesi basah gunakan kapas lidi digulirkan pada lesi
- Tutup dengan gelas penutup
 Cara pembuatan sediaan:
- Letakkan skuama di atas gelas obyek, tetesi KOH 10% atau 20% atau 40%, pada
gelas objek yang berdekatan dengan tepi kaca penutup agar cairan mengalir
dibawah kaca penutup. Dapat menggunakan tisu untuk menghilangkan kelebihan
KOH disekeliling kaca penutup.
- Bila menggunakan selotip, lekatkan selotip pada gelas obyek yang telah ditetesi
KOH.
- Pada rambut, sampel rambut diambil dengan cara dicabut (bukan dipotong),
diletakkan diatas gelas objek lalu ditetesi KOH 10%-20% kemudian ditutup kaca
penutup.
- Biarkan selama 15 menit, atau lewatkan di atas api dengan intensitas rendah (Api
Bunsen) agar penetrasi KOH kedalam keratin lebih baik, jangan sampai mendidih
- Periksa dan amati dengan mikroskop cahaya pemeriksaan 100x , kemudian 400x
- Bila kurang jelas, dapat ditetesi cairan biru atau hitam seperti klorazol hitam (tinta
Parker) dengan cara serupa penetesan KOH, sehingga memberi warna dasar biru-
kehitaman, sedangkan elemen jamur tetap jernih.

 Hasil pemeriksaan :
- Dermatofitosis: elemen jamur kulit berupa hifa panjang dan/atau artrospora. Pada
rambut berupa spora endotrik/ektotrik dan kadang terdapat hifa didalam atau di
luar rambut. Pada rambut dapat memperlihatkan gambaran berikut :
o Ektotrik: artrokonidia kecil atau besar yang membentuk selubung di
sekeliling batang rambut
o Endotrik: artrokonidia di dalam batang rambut
o Favus: hifa dan ruang udara di dalam batang rambut.
- Kandidosis: elemen jamur berupa spora, blastospora, budding yeasts dan
pseudohifa.

- Pitiriasis versikolor: elemen jamur berupa sekelompok spora oval/bulat,


blastospora dan hifa pendek.
- Tinea nigra palmaris: tampak hifa bercabang, tebal, bersekat, berwarna coklat
muda sampai dengan hijau tua, sel ragi berbentuk oval hingga gelondong yang
dapat muncul tunggal atau berpasangan septum transversal sentral.

- Piedra: tampak benjolan yang terdiri atas hifa bersekat, teranyam padat dan di
antaranya terdapat askus yang berisi 4-8 askospora. Disebut juga pseudoparenkim.
 Pengiriman bahan:
Bila tidak tersedia laboratorium, spesimen dapat dikirim dengan cara:
- Skuama diletakkan pada kertas hitam, dilipat, atau
- Selotip berskuama dilekatkan pada gelas obyek, masukkan dalam amplop tertutup
dan kirimkan.
 Hasil negatif palsu dapat disebabkan:
Faktor pasien
- Salah memilih lesi
- Pasien dalam pengobatan anti jamur
Faktor laboratorium:
- Spesimen yang dikumpulkan tidak cukup
- Larutan KOH tidak memenuhi syarat
- Pemeriksaan dengan mikroskop tidak fokus atau pencahayaan kurang baik
Faktor pemeriksa : Kompetensi kurang

Sumber:
1. Menaldi S, Widaty S, Nilasari H. Pemeriksaan Penunjang Dermatologi Kulit dan
Genitalia Eksterna. In : Menaldi S, Bramono K, Indriadmi W, editor. Ilmu
Penyakit Kulit Dan Kelamin. 7 th ed, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2016.p.64-5
2. Craddock L, Schieke S. Fungal Diseases. In :Kang S, Amaigai M, Bruckner A, Enk
A, Margolis D, etc, editor. Fitzpatrick 's Dermatology in General Medicine . 9th ed .
New York : McGraw- Hill; 2019. p. 2930-47
3. Ahronowitz I, Leslie K. Yeast Infection. In :Kang S, Amaigai M, Bruckner A, Enk
A, Margolis D, etc, editor. Fitzpatrick 's Dermatology in General Medicine . 9th ed .
New York : McGraw- Hill; 2019. p. 2957-62
4. Hay R, Ashbee H. Fungal Infections. In: Griffiths C, Barker J, Bleiker T, Chalmers
R, Creamer D. Rook's textbook of dermatology. 9th ed. UK: Wiley-
Blackwell;2016. p.32.13-24

3. Bagaimana Obat anti jamur dapat memiliki efek simpang dan interaksi obat yang akan dijelaskan pada
efek tabel di bawah ini :
simpang
dan
interaksi
obat
antijamur?
4. Bagaimana Tatalaksana ulkus topikum meliputi debridement, tatalaksana infeksi, istirahat, pencatatan
tatalaksana kondisi pasien dan perubahan gaya hidup. Algoritma penatalaksanaan ulkus tropikum akan
pada ulkus dijelaskan pada bagan berikut :
tropikum?
Sumber:
Puri V, Venkateshwaran, Khare N. Trophic ulcers-Practical management Guidelines.
Indian J Plast Surg. 2019 Nov;27(45):345. PMID: 23162234; PMCID: PMC3495385.

Anda mungkin juga menyukai