1. Alloanamnesis
Anamnesis dibagi menjadi dua jenis, yaitu autoanamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis adalah
wawancara medis yang dilakukan secara langsung antara dokter dan pasien itu sendiri, sedangkan
alloanamnesis merupakan wawancara yang dilakukan oleh dokter dengan keluarga pasien yang
membawa pasien tersebut ke dokter.
PERTANYAAN:
2. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis? Adit
3. Apakah ada hubungan antara kondisi gigi pasien dengan lesi gingiva yg ada diskenario? Cicik
Pengobatan ulkus dekubitus dengan pemberian bahan topikal, sistemik ataupun dengan tindakan
bedah dilakukan sedini mungkin agar reaksi penyembuhan terjadi lebih cepat.
5. Apa penyebab munculnya lesi pada gingiva anterior dan mukosa anterior rahang atas pada
pasien? daffa ▶️cicik
1. Faktor Tekanan
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nekrosis jaringan kulit.
2. Faktor Kelembaban
Kelembaban dapat mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan kulit. Jaringan
yang mengalami maserasi akan mudah mengalami erosi. Selain itu kelembaban juga
mengakibatkan kulit mudah terkena pergesekan (friction) dan perobekan jaringan (shear).
3. Pergesekan ( friction)
Pergesekan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah yang berlawanan.
Pergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan merusak permukaan epidermis kulit.
4. Nutrisi
Hipoalbuminemia, kehilangan berat badan, dan malnutrisi umumnya diidentifikasi sebagai
faktor predisposisi untuk terjadinya ulkus decubitus.
5. Tekanan arteriolar yang rendah
Tekanan arteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit terhadap tekanan sehingga
dengan aplikasi tekanan yang rendah sudah mampu mengakibatkan jaringan menjadi
iskemia. Studi yang dilakukan menemukan bahwa tekanan sistolik dan tekanan diastolik
yang rendah berkontribusi pada perkembangan luka tekan.
Sumber: Mahmuda, I. N. N. 2019. PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA DEKUBITUS PADA
GERIATRI. Surakarta: Jurnal Biomedika Vol. 11 No. 1.
Ulser yang terjadi pada rongga mulut dapat merupakan manifestasi dari penyakit sistemik,
infeksi atau faktor lokal. Faktor lokal tersebut antara lain adalah ulser yang disebabkan oleh
trauma yang dikenal dengan ulser traumatik. Terdapat bermacam–macam trauma yang
menyebabkan ulcer yaitu mekanik, termal, dan kimiawi.
1. Ulser traumatik mekanik dapat terjadi akibat kontak dengan makanan tajam, tergigit
pada saat makan, berbicara atau tidur.
2. Ulser traumatik termal terjadi akibat konsumsi makanan panas atau penggunaan bahan
cetak thermoplastik.
3. Ulserasi traumatik bahan kimia dapat terjadi karena prosedur dental, antara lain
penggunaan etsa, bonding, formokresol, dan paraformaldehid. Ulserasi dapat juga
terjadi akibat penggunaan clorheksidine dan aspirin bubuk yang digunakan sendiri oleh
pasien dengan cara mengaplikasikan obat tersebut ke dalam kavitas gigi.
Sumber: Herawati, E. dan Dwiarie, T. A. 2019. Temuan Klinis Dan Manajemen Kasus Ulserasi
Rongga Mulut Terkait Trauma Iatrogenik. Sumedang: JKG Unpad Vol. 31 No. 2.
Stomatitis aftosa rekuren merupakan ulser berbentuk bulat atau oval permukaannya ditutupi
jaringan nekrotik yang disebut dengan pseudomembran, dan tampak cekung, margin ulser reguler
berwarna erite, secara klinis SAR dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran lesi menjadi tiga tipe
yaitu minor yang berdiameter kurang dari 10 mm, mayor lebih dari 1 cm dan herpetiform kurang
dari 1 mm.
Sumber: Herawati, E. dan Dwiarie, T. A. 2019. Temuan Klinis Dan Manajemen Kasus Ulserasi Rongga
Mulut Terkait Trauma Iatrogenik. Sumedang: JKG Unpad Vol. 31 No. 2.