Biogas
Biogas
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.4 Alkalinitas
Alkalinitas limbah cair dapat dihasilkan dari hidrokarbon, karbonat(CO32-) dan
bikarbonat (HCO3-) yang berikatan dengan kalsium, magnesium, kalium dan amonia.
Alkalinitas limbah cair membantu mempertahankan pH agar tidak mudah berubah
yang disebabkan oleh penambahan asam. Selain itu, alkalinitas juga mempengaruhi
pengolahan zat-zat kimia dan biologi serta dibutuhkan sebagai nutrisi bagi mikroba.
Kadar alkalinitas diperoleh dengan menitrasi sampel dengan larutan standar asam
dan diperoleh hasil dalam satuan mg/L CaCO3 (Amaru, 2004)
2.4.1 Hidrolisis
Material organik polimerik dihidrolisis menjadi monomer seperti glukosa,
asam lemak dan asam amino oleh bakteri hidrolitik. Proses hidrolisis adalah proses
yang sangat penting pada limbah organik tinggi. Solubilisasi melibatkan proses
hidrolisis dimana senyawa senyawa organik kompleks dihidrolisis menjadi
monomer monomer. Lemak dihidrolisis menjadi asam asam lemak atau gliserol;
protein dihidrolisis menjadi asam asam amino atau peptida sedangkan karbohidrat
dihidrolisis menjadi monosakarida dan disakarida. Reaksi hidrolisis dapat dilihat
sebagai berikut:
Lemak asam lemak rantai panjang, gliserol
Protein asam-asam amino, peptida rantai pendek
Polisakarida monosakarida, disakarida
2.4.3 Asetogenesis
Asam lemak volatil dengan empat atau lebih rantai karbon tidak dapat
digunakan secara langsung oleh metanogen. Asam-asam organik ini dioksidasi
terlebih dahulu menjadi asam asetat dan hidrogen oleh bakteri asetogenik penghasil
hidrogen melalui proses yang disebut asetogenesis. Asetogenesis juga temasuk pada
produksi asetat dari hidrogen dan karbon dioksida oleh asetogen dan homoasetogen.
Kadang-kadang proses asidogenesis dan asetogenesis dikombinasikan sebagai satu
tahapan saja. Reaksi asetogenesis dapat dilihat di bawah ini:
CH3CH2COOH CH3COOH + CO2 + 3 H2
asam propionat asam asetat
CH3CH2CH2COOH 2 CH3COOH + 2 H2
asam butirat asam asetat
2.4.4 Metagenesis
Pada akhirnya gas metana diproduksi dengan dua cara. Pertama adalah
mengkonversikan asetat menjadi karbon dioksida dan metana oleh organisme
asetropik dan cara lainnya adalah dengan mereduksi karbon dioksida dengan
hidrogen oleh organisme hidrogenotropik. Metanogen yang dominan digunakan pada
reaktor biogas adalah Methanobacterium, Methanothermobacter,
Methanobrevibacter, Methanosarcina dan Methanosaeta. Reaksi metanogenesis
dapat dilihat dibawah ini:
CH3COOH CH4 + CO2
5%
Komponen organik kompleks 20 %
(Karbohidrat, protein, lipid)
Hidrolisis
10 %
35 %
Komponen organic sederhana
(Gula, asam amino, peptida)
Asidogenesis
13 % 17 %
28 % 72 %
CH4, CO2
Konversi Volatile Solid menjadi gas adalah fungsi dari SRT. Pada fermentasi
POME dengan digester anaerobik berpengaduk HRT sama dengan SRT tetapi pada
kondisi fermentasi dengan recycle HRT tidak sama dengan SRT. SRT yang lama
akan meningkatkan laju dekomposisi VS pula (Burke, 2001).
Selain parameter-parameter yang mengukur efisiensi suatu proses anaerob
dari segi kualitas dan kuantitas biogas yang dihasilkan, parameter yang menjadi
indikator kualitas cairan fermentasi yang dikeluarkan atau discharged slurry juga
sangat penting dan harus memperhatikan baku mutu limbah buangan industri yang
berlaku. Parameter yang paling sering digunakan dalam hal ini adalah COD
(chemical oxygen demand), yakni ukuran tak langsung dari jumlah senyawa organik,
baik yang dapat terbiodegradasi maupun yang tidak dapat terbiodegradasi. Pengujian
COD biasanya dilakukan dengan mengukur kemampuan kalium dikromat untuk
mengoksidasi senyawa organik.
Dari penelitian yang pernah dilakukan diperoleh data bahwa :
1. Produksi gas pada fermentasi dengan recycle sludge ataupun non recycle
memberikan tren yang hampir sama namun pada fermentasi dengan recycle
sludge produksi gas lebih tidak stabil dibanding fermentasi non recycle
sludge dikarenakan adanya penumpukan amonium yang berlebihan. Dari
hasil yang diperoleh di dalam penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa mikroba di dalam fermentor untuk fermentasi dengan recycle sludge
terus berproduksi dan berkembang, namun pada akhir masa fermentasi
mengalami keracunan karena nutrisi yang diberi tidak dapat diserap secara
keseluruhan. Sehingga hendaknya dilakukan pengurangan pemberian
amonium bikarbonat.
2. semakin lama waktu tinggal sludge dalam reaktor akan meningkatkan laju
dekomposisinya pada HRT yang sama dengan cara mengembalikan lumpur ke dalam
reaktor (recycle sludge).
2.8.1 Deskripsi Proses Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biogas Dari Hasil
Fermentasi Thermofilik Limbah Cair Kelapa Sawit Sistem Recycle