Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
Malformasi anorektal atau atresia ani Sudah lama dikenal kurang lebih
sejak 1600 Sebelum Masehi, yang tertulis pada Egyptian papyrus dan prasasti
batu jaman Babylonia pada era raja Asnurbanipal 650 Sebelum Masehi. Pada 625-
690 Masehi seorang ahli bedah Yunani bernama Paulus Aegina melaporkan
tindakan operasi dengan menginsisi kulit dan diikuti dilatasi dengan busi.
Kemudian pada tahun 1826 Stephen dan Smith melaporkan tindakan bedah
paripurna pada pasien atresia ani. Kemudian prosedur kolostomi mulai
diperkenalkan pada tahun 1856 Chassaignac ahli bedah Perancis, dimana teknik
kolostomi digunakan sebagai prosedur awal untuk mengatasi terjadinya obstruksi
usus. Pendekatan posterosagittal untuk tindakan pada atresia ani pertama kali
diperkenalkan pada September 1980 dan dipublikasikan pada tahun 1982 oleh
Pena dan de Vries. Prosedur ini dilakukan dengan cara membelah muskulus
sfingter ani eksternus dan muskulus levator ani untuk memudahkan mobilisasi
kantong rektum dan pemotongan fistula.
Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi anorektal adalah suatu
kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya
agenesis ani, agenesis rekti dan atresia rekti. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat
muncul sebagai sindroma VACTREL (Vertebra, Anal, Cardial, Traceo, Renal,
Esofageal, , Limb).
Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1
dalam 5000 kelahiran. Secara umum, malformasi anorektal lebih banyak
ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Fistula rektouretra merupakan
kelainan yang paling banyak ditemui pada bayi laki-laki, diikuti oleh fistula
perineal. Sedangkan pada bayi perempuan, jenis malformasi anorektal yang paling
banyak ditemui adalah anus imperforata diikuti fistula rektovestibular dan fistula
perineal. Hasil penelitian Boocock dan Donna di Manchester menunjukkan bahwa
malformasi anorektal letak rendah lebih banyak ditemukan dibandingkan
malformasi anorektal letak tinggi.

Anda mungkin juga menyukai