Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Survei Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait penggunaan narkoba tercatat
sebanyak 921.695 orang atau sekitar 4,7 persen dari total pelajar dan mahasiswa di
Tanah Air adalah sebagai pengguna barang haram tersebut."Sedangkan dari jumlah
tersebut, sebanyak 61% di antaranya menggunakan narkoba jenis analgesic dan 39
persen jenis ganja, amphetamine, ekstasi dan lem," kata Arifin Sianipar Kabid
Pembinaan dan Pencegahan Badan Narkotika Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (19/2).
Hasil riset Griya ASA PKBI antara tahun 1993 2010 di Jawa Tengah, bahwa dari
1.000 responden yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar, 97 orang diantaranya
pernah melakukan hubungan seksual. Dari data tersebut, maka masa remaja
merupakan masa yang sangat penting, karena karena hanya sedikit remaja yang
mendapat pengetahuan tentang seks dan bahaya Narkoba dari orang tuanya,
sehingga remaja berinisiatif untuk mencari sendiri sumber informasi yang mungkin
diperoleh dengan mencoba-coba sebagai cara untuk mengikuti trend atau gaya
hidup dan bersenang-senang.
Keluarga merupakan sumber pengetahuan dan pendidikan pertama bagi
remaja, selanjutnya adalah sekolah dan lingkungan sekitar. Tanpa adanya
patokan/bimbingan dari orang tua/sekolah, remaja dapat terjerumus dalam
pengetahuan yang salah. Seperti halnya, pergaulan bebas, kehamilan yang tidak
diinginkan, pernikahan usia dini, rokok, penyalahgunaan narkoba dan lain
sebagainya, yang pada akhirnya dapat merusak masa depan remaja.
Peran keluarga, khususnya orang tua sangat menentukan dan diharapkan bisa
menjadi figur yang bisa membawa anak menjadi pribadi yang baik, karena
pendidikan anak pertama kali diperoleh di keluarga. Demikian juga dengan peran
sekolah, khususnya para pendidik sangat penting, mengingat para remaja berada
pada usia sekolah dan waktunya sebagian besar ada di sekolah . Tidak kalah
pentingnya juga peran masyarakat, khususnya yang kompeten dalam bidangnya
masing-masing, juga bisa menjembatani antara ketidaktahuan remaja dengan apa
yang sebenarnya harus mereka ketahui, dalam hal ini mengenai pendidikan seks dan
bahaya narkoba.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka SMK PL Tarcisius akan
menyelenggarakan Ceramah Pendidikan Seksualitas dan Bahaya Narkoba bagi
siswa-siswi kelas X, dengan harapan dapat memberi informasi yang memadai
mengenai seksualitas dan narkoba.

II. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini :
1. Siswa-siswi diharapkan bisa memperoleh pengetahuan yang benar dan
lengkap mengenai seksualitas, akibat dan tanggung jawab yang menyertai.
2. Siswa-siswi diharapkan bisa memperoleh pengetahuan yang memadai tentang
bahaya penyalah gunaan narkoba, sehingga diharapkan siswa-siswi tidak
terjebak pada penyalahgunaan narkoba, yang berakibat terhadap kerusakan
fisik, mental dan melanggar hukum.
BAB II
PELAKSANAAN

I. Waktu Pelaksana
Kegiatan Pendidikan Seksualitas dan Bahaya Narkoba dilaksanakan dua hari yaitu
:
1. Hari Jumat, 7 Agustus 2015, Penyuluhan Anti Narkoba dari Reserse Narkoba
Polda Jawa Tengah. Acara dimulai Pukul 08.00 di mulai dari kelas X Akutansi
dan dilanjutkan pukul 10.00 untuk kelas X Adminitrasi Perkantoran
2. Hari Jumat, 7 Agustus 2015, Penyuluhan Pendidikan Seksualitas dari
Mahasiswa S2 Unika Soegijapranata. Acara dimulai pukul 08.00 dari kelas X
Adminitrasi Perkantoran dan dilanjutkan pukul 10 untuk kelas X Akutansi

II. Acara
Kegiatan Pendidikan Seksualitas dan Bahaya Narkoba ini dimulai pada hari
Jumat, 7 Agustus 2015. Penyuluhan digambarkan sebagai berikut :
1. Sesi Pertama dibuka dengan Pengantar dan Pembukaan dari Kepala SMK PL
Tarcisius, kemudian dilanjutkan penjelasan atau pengenalan Reserse Narkoba
Polda Jawa Tengah, Landasan Hukum Pelaksanaan Kegiatan BNNP Jateng,
Pengenalan Jenis-jenis Narkoba dan bahaya pengunaan Narkoba , Pengenalan
istilah-istilah Narkoba, dan Penegakan hukum atas peredaran dan
penyalahgunaan Narkoba.
2. Sesi Kedua siswa diajak menonton beberapa cuplikan film tentang bagaimana
sakit yang diderita pengguna narkoba, ciri fisik pengguna narkoba, beberapa
pengungkapan peredaran narkoba. Dan film tentang kehidupan Narkoba.
3. Sesi ketiga, siswa dipersilahkan untuk memperdalam materi dengan sesi tanya
jawab. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh siswa berkaitan dengan
penyalahgunaan narkoba. Misalnya bagaimana sejarah awal narkoba
ditemukan, apa beda hukum pengedar dengan pengguna, apa saja yang disebut
narkoba, apakah narkoba bisa masuk ke makanan atau minuman? Dan banyak
pertanyaan-pertanyaan lain. Antusiasme siswa dalam sesi tanya jawab harus
terputus karena sesi ini ditutup sampai jam 12.00 karena ada pembicara ada
kepentingan yang lain. Siswa yang maju untuk bertanya diberikan reward
berupa stiker Anti Narkoba
4. Siswa disuguhkan tentang penyuluhan perilaku seksual yang sehat oleh
Mahasiswa S2 Unika Soegijapranata. Materi yang disampaikan antara lain :
Seksualitas, gaya pacaran anak sekarang, tips pacaran sehat di sekolah,
bagaimana pacaran yang sehat, Aborsi, cara aborsi, efek aborsi.

III. Evaluasi
1. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan Pendidikan
Seksual dan Bahaya Narkoba ini antara lain : Faktor pendukung kegiatan ini
adalah adanya dukungan dari pihak sekolah yang memberikan dukungan
secara penuh demi terselenggaranya kegiatan ini. Selain itu dukungan dari
pemateri yang secara spesifik memberikan bahasan yang tentang seksualitas
dan antinarkoba.
Kendala yang dihadapi dalam kegiatan Pendidikan Seksual dan Bahaya
Narkoba antara lain :
a. Seksualitas cowok belum tersentuh mendalam, informasi lebih condong
ke reproduksi perempuan, materi belum runtut, terutama tentang fase
pubertas dan proses-proses yang terjadi.
b. Pendamping (guru) hanya beberapa yang mendampingi siswa saat acara
narkoba, sehingga beberapa siswa peserta penyuluhan tidak terdampingi
dengan baik.
c. Penyuluhan Narkoba belum begitu lengkap, tidak ada display narkoba,
saksi hidup pengguna narkoba, dan aspek hukum penggunan belum di
bahas mendalam efek jera belum nampak.

2. Saran
Kegiatan Pendidikan Seksual dan Bahaya Narkoba ini telah berjalan dengan
baik, namun sekiranya perlu mendapatkan perhatian khususnya tentang
materi penyuluhan dengan demikian kegiatan dapat berlangsung dengan
maksimal dan dibantu oleh bapak ibu guru yang sedang tidak mengajar saat
itu.

Anda mungkin juga menyukai