Anda di halaman 1dari 3

1.

Jenis-Jenis Batuan Sedimen

1.Batuan Sedimen Klastis

Batuan sedimen klastikmeruapakan salah satu jenis batuan yang terbentuk di alam melalui
suatu proses pengendapan dari material-material yang bervariasi, mulai dari ukuran
lempung sampai dengan bongkah batuan.

2. Batuan Sedimen Kimiawi

Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terbentuk karena adanya pengendapan melalui
suatu proses kimia pada mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang larut
oleh air kemudian mengendap dan membentuk sebuah stalaktit dan stalagmit di gua kapur.

3. Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik merupakan batuan yang terbentuk
karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pengendapan di tempat tertentu.

2.Lapisan litosfer terdiri dari 2 bagian utama yaitu :

1. Lapisam Sial

Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan aluminium,
senyawanya dalam bentuk SIO2 dan AI2O2. Pada lapisan ini terbentuk dari berbagai batuan
antara lain batuan sedimen, granit, andesit, batuan metomorf dan batuan lain yang terdapat di
daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata
rata sampai 35 km. Kerak bumi ini terbagi dua bagian yaitu:

a) kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit, dibagian atasnya dan
batuan beku basalt di bagian bawahnya. Usia lapisan kerak benua adalah sekitar 3,7-4,28 miliar
tahun ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di barat Australia dan di Acasta Gneiss Kanada.

b) Kerak samudra, merupakan benda [padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, di
bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan
periodik. Kerak ini menempati dasar samudra dan usia kerak samudra saat ini adalah sekitar 200
juta tahun.
2. Lapisan Sima

Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam
silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SIO2 dan MgO. Lapisan mempunyai berat jenis
yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium, yaitu mineral
ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan ini bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata
rata 65 km.

Litosfer ditopang oleh astenofer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan
lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenofer dibedakan dalam hal responnya
terhadap tegangan. Litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan
berubah secara elastis karena retakan retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan
kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya
gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep litosfer sebagai lapisan
terkuat dari lapisan terkuat bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914 yang menulis
serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. Konsep yang berdasarkan pada keberadaan
anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan
lapisan kuat (litosfer) diatas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (astenosfer). Ide
ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli
geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori
lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat
(litosfer) dan lapisan lembab (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

3.Endapan adalah metode yang paling sering dipakai dalam praktek analisis
kualitatif. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan.Endapan munkin berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan
dengan penyaringan atau pemusingan (setrifugasi).
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat
transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah
pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini
disebut bio-erosi.
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat
permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil
dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil).
Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi dapat dibedakan
menjadi erupsi letusan (explosive erupstion) dan erupsi non-letusan (non-explosive eruption).

4. Proses Pembentukan Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang
terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi
kimia di kerak bumi (Ehlers and Blatt, 1982).
Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses
metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan
tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut.
Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur
kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 200 0 C 8000 C,
tanpa melalui fase cair (Diktat Praktikum Petrologi, 2006).

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adalah perubahan temperatur, tekanan


dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas (Huang, 1962).

Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab, antara lain oleh adanya
pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal. Panas dalam skala kecil
juga dapat terjadi akibat adanya gesekan atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa
batuan. Pada batuan silikat batas bawah terjadinya metamorfosa pada umumnya pada suhu
1500 C + 500C yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg carpholite, Glaucophane,
Lawsonite, Paragonite, Prehnite atau Slitpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya
metamorfosa sebelum terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis
batuan asalnya (Bucher & Frey, 1994).

Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi dasarnya. Metamorfosa


akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan permukaan yang besarnya beberapa bar
saja. Sedangkan metamorfosa yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan
tekanan lebih dari 30-40 kBar (Bucher & Frey, 1994).

Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir batuan, mempunyai
peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak berperan adalah air beserta
karbon dioksida, asam hidroklorik dan hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak
sebagai katalis atau solven serta bersifat membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis
(Huang WT, 1962).

5. Batuan beku merupakan jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pembekuan.
Batuan beku ini juga disebut dengan batuan ignesius. Magma yang membeku ini merupakan
magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, yang terjadi baik di
bawah permukaan sebagai jenis batuan intrusif atau plutonik, maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif atau vulkanik.

Contoh dari Batuan Beku

Batu Obsidian
Batu Granit
Batu Basal
Batu Andesit
Batu Apung

Anda mungkin juga menyukai