Anda di halaman 1dari 4

SEFALOSPORIN

Sumber awal senyawa sefalosporin di isolasi pada tahun1948 olehBrotzu dari laut di
dekat saluran pembuangan di pesisir Sardinia. Filtrat kasar jamur ini diketahui dapat
menghambat pertumbuhan S. aureus secara invitro dan menyembuhkan innfeksi stafilokokus dan
demam tifoid pada manusia. Cairan kultur tempat jamur Sardania ini ditumbuhkan engadung tiga
antibiotic berbeda dinamakn sefalosporin P, N dan C. dengan inti aktfnya sefalosporin C, yaitu
asam 7-aminosefalosporanat, dan dengan penambahan rantai samping, dimungkinkan dibuatnya
senyawa semisintetik dengan akivitas antibakteri yang jauh ebih besar dibandingkan dengan
senyawa induknya.

KIMIA. Sefalosporin C memiliki rantai samping yang diturunkan dari asam D-alfa-
aminoadipat, yang dikondensasikan dengan system cincin beta-laktam dihidrotiazi. ( asam 7-
aminosefalosporanat). Senyawa-senyawa yang mengandung 7-aminosefalosporanatreaatif stabil
dalam asam encer dan sangat resisten dalam penisilinase, tanpa memperlihatkan sifat rantai
sampingnya dan afinitasnya terhadap enzim. Sefalosporin C dapat dihidrolisis oleh asam menjadi
asam 7-aminosefalosporanat. Seanjutkan senyawa ini akan dimodifikasi mealui penambahan satu
rantai samping yang berbeda-beda untuk membentuk family antibiotk sefalosporin secara
keseluruhan. Nampaknya modifikasi pada posisi 7 cincin beta-laktam berkaitan dengan
berubahnya aktivitas antibakteri dan bahwa subtitusi pada posisi 3 cincinhidrotiazin berikaitan
dengan perubahan metabolism dan sifat farmakokinetik obat .

Senyawa sefamisin yang mirip dengan sefalosporin, namun emiliki gugus metoksi pada
posisi 7 cincin beta-laktam pada inti asam 7-aminosefalosporanat.

MEKANISME KERJA. Sefalosporin dan sefamisin menghambat sintesis dinding sel


bakteri dengan cara yang mirip dengan penisilin.

Klasifikasi berdasarkan generasi didasarkan pada cirri umum akivitas antimikroba.


Sefalosporin generasi pertama, contohnya sefalotin dan sefazolin memiliki aktivitas yang baik
pada bakteri gram-positif dan aktifitas relative sedang terhadap mikroorganisme gram-negatif.
Sebagia kokus gram-positif rentan kecuali Entero kokus, S aureus, S. epidermidis yang resisten
terhadap metisilin. Sebagian besar bakteri aerob rongga mulut peka terhadap senawa ini, namun
kelompok Bacteroid fragilis resisten. Aktivitasnya terhadap Moxarella catarrhalis, E. coli, K.
pneumonia, dan P. mirabilis baik. Sefalosporin generasi kedua memiliki aktivitas yang sedikit
ningkat terhadap mikroorganisme gram-negatif, namun jauh kuranng efektif.

Dibandingkan senyawa generasi ketig. Sebagian senyawa generasikedua (sefoksitin,


sefotetan dan sefmtazol) juga aktf terhadap kelompok B. fragilis. Sefalosporin ketiga umumnya
kurang aktif dibandingkan dengan senyawa generasi pertama terhadap kokus gram-positif,
namun jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk pada gallur yang menghasilkan
beta-laktamase. Sebagian senyawa generasi ketiga (seftazidiu, dan sefoperazon) juga aktif pada
P.aerugianosa namu kurang efektif dibandingkan denan senyawa generasi ketiga lainnya
terhadap kosus gram-positif (Donowitz and Mandell, 1988) sefalosporin generasi keempat,
seperti sefepim memiliki spectrum aktivitas yang diperkuas dibandngka spectrum generasiketiga
dan memilii stabilitas yang lebih baik terhadap hidrolisis oleh beta-aktamase yang diperantarai
oleh plasmid dan kromosom. Senyawa generasi keempat memiliki kegunaan terapeutik tertentu
pada pengobatan infeksi dengan adanya basil gram-negatif aerob yang resisten terhadap
sefalosporin generasi ketiga.

MEKANISME RESISTENSI BATERI TERHADAP SEFALOSPORIN.

Sintesis terhadap sefalosporin mungkin berkaitan dengan ketidakmampuan atibiotik


tersebut utuk mencapai tepat kerjanya dengan perubahan pada protein pengikat penisilin

ANTIBIOTIK BETA-LAKTAM LAINNYA

Telah dikembangkan senyawa-senyawa terapeutik penting denga struktur beta-laktam


yang tidak termasuk golongan penisilin ataupu sefalosporin.

KARBAPENEM

Karbapenem merupakan senyawa beta-laktam yang engandung cincin eta-laktam yang


menyatu dengansuatu system cincin dengan 5-anggota; berbeda denga penisiin karena bentuknya
tidak jenuh dan mengandung satu atom karbon bukannya atom belerang. Kelompok antibiotic ini
memiliki spectrum aktivitas yang lebih luas daripada sebagian besar antiiotik beta-laktam
lainnya.

IMIPENEM,

Sipasarkan dalam bentuk kombiasi dengan silastatin. Imipenem seperti antibiotic beta-
laktam lainya, terikat pada protein pengikat penisilin, mengganggu sintesis dindingn sel dan
menybabkan kemiatian mikroorganisme yang rentan. Imipenem sangat resisten terhadap
hidrolisis oleh sebagian besar beta-laktamase.

Aktivitas imipenem sangat baik secara invitro terhadap bebagaimacam ikroorganisme


aerob dan anaerob. Streptokokus, Enterokokus, Stafilokous dan Listeria semuannya rentan.
Meskipun beberapa galur stafilokokus yang resisten metisilin rentan, namun banyak galur yang
tidak . aktvitasnya sangat baik terhadap enterobakteriaceae, termask organisme yang resisten
terhadap sefalosporin berkat elspresi beta-laktamase yang spektrumnya diperluas baik
kromosomal atau plasmid. Sebagian besar galur pseudomonas dan acinetobacteur dihambat,
sedangkan X. maltophilia resisten.

MEROPENEM

Merupakan turunan dimetil karbamoil pirolidinil dari tienamisin. Senyawa ini tidak
memerlukan pemberian bersama dengan silastatin karena tidak peka terhadap ipeptidase ginjal.
Toksisitasinya mirip dengnan imipenem, keculi bahwa kemngkinan meropenem untuk
menyebabkan seizure lebih kecil . aktivitasnya secara I vitro mirip dengan imipenem, namn
aktivitasnya lemah terhadap kokus gram-positif. Pengalaman klinis denga meropenem
menujukan adanya ekuivalensi terapeutik dengan imipenem.

AZTREONAM

Merupakan senyawa beta-laktam monosiklik. Mekanisme antimikroba aztreonam


berbeda dari antibiotic beta-laktam lainya dan lebih mrip dengan amonoglikosida. Bakteri gram
positif dan mikroorganisme aerob yang bersifat resisten. Namun aktiviasnya terhadap
Eterobacteriaceae sangat baik seperti halnya terhadap P. aeruginosa. Senyawa ini juga sangat
efektif secara in vitro terhadap H. Influenzae dan gonokokus.

SENYAWA ANTIMIKRBA (LANJUTAN)

AMINOGLIKOSIDA

Mekanisme kerja antibiotic aminoglikosida merupakan aminoglikosida dengan kerja cepat.


Pemusnahan bakteri tergantung pada konsentrasi. Semakin tingginya konsentrasi maka semakin
tinggi pula laju emusnahan bakteri. Efek paca antibiotic, yakni aktivitas bakterida residua yang
bertahan setelah konsentrasi obat dalam serum turun dibawah konsentrasi hambat minimum.
Durasi efek ini berrgantung pada konsentrasi. Walaupun telah banyak diketahui mengenai
kemampuan obat ini dalam menghambat sintesis protein dan menurunkan drajat kepastian
transilasi mRNA pada ribosom (Shanon and Philips, 1982) mekanisme aksi yang bertanggung
jawab atas efek letal aminogikosida yang cepat terhadap bakteri ini tidak diketahui.

STEPTOMYSIN

Digunakan untuk pengobatan infeksi yang tidak lazim, pada umumnya dalam bentuk
kombinasi dengan senyawa antimikroba lain. Umuya streptomysin kuranng aktif dibandingkan
senyawa lain dalam golongan ini terhadap bakteri batang aerob gram-negatif. Streptomysin
diberikan melalui injeksi intramuscular dalam, meskipun dapat deiberika secara intravena.
Biasanya streptmisin diberikan dalam dosis 1000mg satu kali sehari yang menghasilkan
konsentrasi puncak dalam serum kurang lebih 50 hingga 60 ug/ml.

GENTAMISIN

Senyawa yang paling penting dalam pengobatan berbagai infeksi basilus gram-negatif
yang berat. Senyawa ini adalah senyawa aminoglikosida pilihan pertama karena harganya murah
dan aktivitasnya yang terandalkan terhadap semua infeksi kecuali terhadap bakteri aerob gram-
negatif yang resisten. Gentamisin, tobramusin, amikasin dan netilmisin dapat daling
dipertukarkan penggunaanya untuk mengobati sebagian besar infeksi.

TOBRAMYSIN
Aktivitas dan sifat farmakokinetik tobramysin sanat mirip dengan gentamisin.
Tobramysin dapat digunakan secara intra muscular ataupun intravena. Dosis dan konsentrasi
serum identik dengan gentamisin. Toksisitas umum terjadi konsetrasi minimal melebihi 2ug/ml
pad periode diperpanjang. Indikasi penggunaan tobramysin pada dasanya identik dengan
gentamisin. Aktvitasnya sangat baik pada P.aeruginosa, bermanfaat untuk pegobatan bakteremia,
osteomielitis dan pneumonia.

AMIKASIN

Spectrum aktivitas amikasin merupakan yang terluas dikerlompok ini, dank arena
resistennya unik terhadap enzim penginaktivasian aminoglikosida, anitibotik ini memiliki pera
yang khusus di rumah sakit tempat penyebaran resistensi mikroorganisme terhadap gentamisin
dan tobamysn. Amikasi mirip dengan kanamysin dalam hal dosisdan sifat farmakokinetiknya.

NETILMYSIN

Merupkan aminoglikosida terbau yang dipasarkan. Sifat farmakokinetik dan dois


penggunaanya sama dengan gentamisin dan tobramysin. Senyawa ini memiliki aktivitas
antibakteri yang luas terhadap Basilus aerob gram-negatif. Seperti amikasi, netilmisin tidak
dimetabolisme oleh kebanyakan enzim penginaktivasi aminoglikosida, dan aktif terhadap bakteri
tertentu yang resisten terhadap gentamisin

KANAMYSIN

Penggunaan kanamysin semakin menurun karena spectrum aktivitasnya sangat terbatas


dibaningkan dengan aminoglikosida lainnya, dan obat ini termasuk diantara yang paling toksik.
Penggunaan terapeutik kanamysin hamper merupakan obat kuno dan indikasi penggunaannya
sedikit. Kanamysin digunakan untuk mengobati tuberculosis dengan kombinasi dengan obat-
obatan efektif lainnnya. Karena terapi penyakit ini sangat lama dan ototoksisitas serta
nefrotoksisitas, kanamysin hanya digunakan untuk pasien terinfeksi oleh mikroorganisme yang
telah resisten terhadap oat-obat yang lazim digunakan.

Anda mungkin juga menyukai