DAN
GEOMETRI OBAT RESEPTOR
Iqlima Sarah
31113125
Farmasi 4C
ASAS FISIKOKIMIA
PADA KERJA OBAT
PENDAHULUAN
Hipotesis Overton-
Meyer Tentang Kaidah Ferguson Anestetika Umum
Aktivitas Anestetik
Aktifitas Permukaan dan
Efek Obat
Antaraksi Hidrofob
Ikatan Hidrogen
Alih Muatan
Dipol
Alih Muatan
Ikatan Ion
Aspek Kimia Kuantum Pada
Kerja Obat
Metotreksat-dihidrofolat-reduktase
Metotreksat marupakan agen antitumor yang beraksi menghambat inhibisi
spesifik enzim dihidrofolat reduktase
Ikatan tiroksin pada prealbumin
Hormone tiroid tiroksin merupakan produk didalam kelenjar tiroid dan
ditransportasikan untuk menuju suatu target
Reseptor asetilkholin
Reseptor asetilkholin nikotinik memainkan peranan penting dalam
transmisi infus saraf melintasi simpangan sinapsis
Interaksi Obat-Nukleotida
Aktinomisin
Komplek kristalin yang mengandung 1 molekul aktinomisin 2 dioksiguanosin dan
12 molekul air. Berinteraksi guanosin dengan rantai siklis pentapolipeptida dari
aktinomisin maupun timbunan pada sisi yang berlawanan dari cincin fenosason.
9-amino akridin
Unit sel dari komplek 9-amino akrodin berisi empat akridin, 4 sitidil guanosin dan
24 molekul air. Dua interaksi geometris zat warna dari pasangan basa C-G. Yang
kedua adalah posisi asimetris dari akridin. Interaksi simetris akan menjadi
penyisipan normal kedalam heliks ganda.
Editium bromid
Sel basis berisi dua iodouridil adenosine, bergandengan bersama oleh pasangan
basa watson-crick. Dua molekul etidium didapatkan dalam lingkungan yang
berbeda, satu tersisipkan, yang lain tertimbun diantara basa didalam nukleotid
yang terpisah. Etidium yang tersisip dijabarkan sehingga gugus fenil dan etil
terletak dalam lubang yang sempit dari heliks miniature.
Kesimpulan
Untuk pendekatan yang baik protein dapat merupakan suatu kumpulan dari banyak heliks,
lembaran beta dan sebaliknya. Elemen-elemen ini tersusun membentuk suatu celah-celah dan lubang
yang membangun suatu tempat ikatan. Relatif sangat sedikit sisi ikatan yang telah diketahui
karakteristiknya sampai saat ini. Keberadaan dan kemungkinan yang nyata bahwa suatu jumlah
modes perbedaan yang ada dari tempat secara struktural. Pengenalan itu melibatkan kantong heme,
lipatan nukleotid, sisi iktan dengan metal, penyisipan, dan tempat ikatan penimbunan, dicatat bahwa
sistem reseptor obat telah menjadi tahanan evolusi yang menggambarkan tanda-tanda umum tempat
ikatan yang enzimatis, berdekatan toleransi sterik, dan penggabungan kimia yang hati-hati dari
substrat dan substituen makromolekuler. Obat dan atau analOgnya yang tidak mempunyai rancangan
kerjasama secara biologis kebetulan mendapatkan sisi ikatan yang menunjukkan jauh lebih rendah
spesifiknya dan kuat ikatannya.
Bagian yang penting dari pertimbangan kinetik hanya diuraikan secara singkat. Bahwa banyak
sistem enzimatik mempunyai kontrol difusi pada kecepatan bagi susbstrat, sisi ikatan obat sering
menunjukkan lebih kecil kecepatan pelepasan dan berikatan. Tujuan akhir dari penggabungan
farmakofor pada tempat ikatan atau perencanaan obat bertumpu pada sisi aktif dari enzim dan
bahkan merupakan tugas yang berat.
Dari kisaran tujuan yang panjang dari suatu penelitian struktur adalah pengertian tentang ikatan
obat dan dibawah ini pengungkapan tentang mekanisme dari aksi obat pada tingkat molekuler. Maka
akan lebih banyak tahu keterangan tentang struktur di masa beberapa tahun mendatang. Juga
mendapatkan padangan yang jelas tempat ikatan maupun prinsip dari konstruksi. Bila menggunakan
bidang enzim bagai petunjuk keterangan struktur akan membawa kita langsung kepada dasar dari
rancangan obat. Mekanisme dari aksi akan mengikuti lebih lamban.
REVIEW JURNAL
PENGARUH AKTIVITAS SENYAWA FLAVONOID YANG TERDAPAT DALAM MADU
TERHADAP
RESEPTOR H4R SEBAGAI ANTIINFLAMASI
IQLIMA SARAH
31113125
F4C
PENDAHULUAN
Histamin
H1 H2 H3 H4
Inflamasi
PENDAHULUAN
Hesperetin
isoramnetin Luteolin
Madu
Galangin kaempferol
Anti inflamasi
Mengetahui dan memperkirakan pola interaksi antara
hesperetin, luteolin, kaempferol, isorhamnetin, dan
TUJUAN galangin dan JNJ7777120 terhadap reseptor H4R untuk
aktivitas antiinflamasi.
Nilai C Log P yang berbeda namun secara keseluruhan keenam senyawa bersifat
lipofilik dan berada dalam rentang nilai yang baik menurut lipinskis rule of five(rentang
yang baik adalah -2<Log P<5) sehingga keenam senyawa ini diprediksikan dapat
mudah menembus membran, yang paling ditunjukkan JNJ7777120 dan galangin yang
memiliki nilai C Log P yang berdekatan sehingga dapat disimpulkan bahwa
JNJ7777120 dan galangin lebih lipofilik dari senyawa yang lainnya.
Hasil Penetapan Muatan Parsial
Molekul dari senyawa obat yang memiliki energi tinggi cenderung membentuk
orbital yang reaktif membentuk ikatan dengan reseptornya yang menghasilkan aktifitas
biologis lebih besar, sedangkan untuk obat yang memiliki nilai yang memiliki
energi rendah cenderung kurang stabil dan kurang reaktif terhadap reseptornya.
Maka apabila dilihat dari nilai-nilai di atas dapat disimpulkan bahwa
JNJ7777120 memberikan aktifitas biologis lebih besar dibandingkan senyawa lainnya.
Hasil Optimasi Geometri
Dari hasil optimasi geometri dilihat dengan energi terendah yaitu metode
semi empiris PM3 yang selanjutnya senyawa hasil optimasi geometri ini
digunakan sebagai ligan pada tahapan docking terhadap reseptor.
Persiapan Reseptor H4R
Energi bebas ikatan semua senyawa pada reseptor H4R bernilai negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa keenam senyawa mampu berinteraksi secara
spontan dengan reseptor H4R
Hasil Docking
Ikatan Hidrogen
Hasil Docking
Ikatan Vander waalls
Hasil docking JNJ7777120 H4R
Hasil docking isorhamnetin H4R
Hasil docking galangin H4R
Hasil docking kaempferol H4R
Hasil docking luteolin H4R
Hasil docking hesperetin H4R
Uji Toksisitas
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa
senyawa JNJ7777120 dinilai sebagai senyawa antagonis H4R terbaik, tetapi senyawa
hesperetin, luteolin, kaempferol, isorhamnetin, dan galangin juga diprediksi berpotensi sebagai
antagonis reseptor histamin H4.
Keenam senyawa ini selanjutnya diuji sifat toksikologinya dengan menggunakan Toxtree,
untuk menggambarkan carcinogenicity dan mutagenicity. Dari hasil analisis lima senyawa, yaitu
JNJ7777120, galangin, hesperetin, kaempferol, dan luteolin tidak bersifat carcinogen dan
mutagen. Sedangkan isorhamnetin diprediksi bersifat carcinogen.
TERIMAKASIH