Anda di halaman 1dari 13

MOLEKULAR DOCKING SENYAWA KALKON SEBAGAI ANTIINFLAMASI

TERHADAP RESEPTOR 1UNH

MOLECULAR DOCKING OF CHALCONE COMPOUNDS AS ANTI-


INFLAMMATION OF 1UNH RECEPTORS
Hanna Salsabila Aprilia
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Perjuangan, JL. Peta no 177 Tasikmalaya
Email: hannasalsabilaaprilia@gmail.com

ABSTRAK
Inflamasi atau radang merupakan proses fungsi pertahanan tubuh terhadap masuknya
organisme maupun gangguan lain Penelitian ini bertujuan untuk menentukan interaksi dan
toksisitas senyawa Kalkon 1,3-difenil-2-propen-1-on. Dilakukan proses Molecular Docking
dari senyawa senyawa Kalkon 1,3-difenil-2-propen-1-on dan turunannya terhadap reseptor
antiinflamasi dengan kode reseptor yang digunakan adalah 1UNH. Interaksi pada senyawa ini
menghasilkan interaksi yang sangat baik. Pengujian dilakukan dengan AutodockTools
(Autodock4 dan Autogrid4). Pada penelitian ini senyawa yang paling baik yaitu yaitu ligan
uji 14 atau turunan 5p dengan nilai binding affinity -9.00 , Konstanta inhibisi 254.09, Vds +
Hbond + desolv energy -11.83, Elestrotatic energy -0.15, dan torsional free energy +2.98.
Setelah dilakukan validasi docking didapatkan nilai RMSD < 2 Å. Dapat disimpulkan bahwa
senyawa kalkon memiliki aktivitas terhadap antiinflamasi

Kata Kunci: Kalkon, Reseptor 1UNH, Molekular docking.

ABSTRACT

Inflammation is a process of the body's defense function against the entry of organisms and
other disorders. This study aims to determine the interaction and toxicity of chalcone 1,3-
diphenyl-2-propen-1-on. Molecular Docking was carried out from the chalcone compound
1,3-diphenyl-2-propen-1-on and its derivatives against the anti-inflammatory receptor with
the receptor code used was 1UNH. The interactions on these compounds produce very good
interactions. Testing was performed with AutodockTools (Autodock4 and Autogrid4). In this
study, the best compounds were the 14 test ligand or 5p derivative with a binding affinity
value ofinhibition constant -9.00254.09,, Vds + Hbond + desolv energy -11.83, Elestrotatic
energy  -0.15, and torsional free energy +2.98. After doing docking validation, the RMSD
value was <2 Å. It can be concluded that chalcone compounds have anti-inflammatory
activity

Key words: chalcone, 1UNH receptor, molecular docking.

PENDAHULUAN

Inflamasi atau radang merupakan proses fungsi pertahanan tubuh terhadap masuknya
organisme maupun gangguan lain. Inflamasi merupakan suatu reaksi dari jaringan hidup guna
melawan berbagai macam rangsangan (Soenarto, 2014)

Fenomena yang terjadi dalam proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular,


meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit menuju jaringan radang(Chen et al,
2018). Tanda-tanda dari inflamasi yaitukemerahan (rubor), panas (kalor), bengkak (tumor),
nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi (function laesa) (Soenarto, 2014).

Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan
pengaruh fisika. Tujuan akhir dari respon inflamasi adalah menarik protein plasma dan
fagosit ke tempat yang mengalami cedera atau terinvasi agar dapat mengisolasi,
menghancurkan,menginaktifkan agen yang masuk, membersihkan debris dan mempersiapkan
jaringan untuk proses penyembuhan. Elizabeth J. Corwin. Buku saku patofisiologi corwin.
Jakarta: (Aditya Media; 2009)

Peradangan disebabkan oleh berbagai rangsangan termasuk kerusakan fisik, radiasi ultra
violet, invasi mikroba dan kekebalan tubuh. Bermacam-macam obat digunakan untuk
mengatasi peradangan, misalnya antiinflamasi steroid dan non steroid, antiinflamasi golongan
steroid maupun non steroid berbahaya bila digunakan secara tidak tepat, penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan gangguan inflamasi., (Tabassumaj, et al., 2015).

Kalkon atau 1,3-difenil-2-propen-1-on merupakan rantai terbuka flavonoid yang kedua


cincin aromatiknya dihubungkan oleh tiga atom karbon sistemkarbonil α, β tak jenuh(Patil et
al., 2009). Adanya sistem karbonil α, β tak jenuh menyebabkan kalkonmemiliki banyak
aktivitas biologis, beberapa diantaranya adalah antikanker ( Syam et al.,2012), analgesik, anti
jamur,sitotoksik, insektisidal (Ahmed et al., 2011), anti-inflamasi,antioksidan(Chen et al.,
2013), antimalarial dan antimikroba (Kamble et al., 2011)
Kalkon dapat disintesis melalui kondensasi Claisen-Schmidt dari aldehid dan keton
aromatik dengan menggunakan katalisator berupa asam atau basa yang diikuti oleh reaksi
dehidrasi. Katalis asam yang biasa digunakan antara lain HCl (Jayapal dan Sreedhar, 2010)
dan SOCl2 (Jayapal et al., 2010), sedangkan katalis basa yang biasa digunakan adalah NaOH
(Choudhary dan Juyal, 2011).

Penambatan molekul (molecular docking) adalah metode komputasi yang bertujuan


meniru peristiwa interaksi suatu molekul ligan dengan protein yang menjadi targetnya pada
uji in-vitro. Di dalam penambatan molekul, molekul ligan ditambatkan pada situs aktif atau
situs tambat dari suatu protein yang sedang diam (statik), dengan menyertakan molekul ko-
faktor dan atau H2O di dalamnya atau tidak. Dari sini, diperoleh data mengenai posisi dan
orientasi liganligan itu di dalam situs aktif atau situs tambat tersebut. Dari data ini, dapat
disimpulkan gugus-gugus fungsional ligan yang penting untuk interaksinya, sehingga tidak
boleh dihilangkan, dan gugus-gugus fungsionalnya yang dapat ditingkatkan kekuatan
interaksinya. Informasi ini menjadi petunjuk untuk modifikasi ligan tersebut. Dengan adanya
petunjuk tersebut, modifikasi ligan dan uji in-vitro turunanturunannya dapat berlangsung
secara efisien. (Motiejunas & Wade, 2006).

METODE PENELITIAN

ALAT

Alat dan Bahan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat keras prosesor
Intel (R) celeron (R) CPU N3350 @ 1.10 GHz; RAM 4 GB; system type 64 bit; Operating
System:Windows 10 pro © 2019 Microsoft Corporation. All rights reserved. Perangkat lunak
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chemdraw Ultra 8,0, Autodock4, Autogrid4,
command prompt, Molegro Molekular Viewer, Discovery studio 2017 R2 64-bit Client,
Marvin Sketch, Excel 2016, web server yang digunakan RCSB PDB, PDBSum, PreAdmet,
Lipinski rule of five, dan PoseView.

BAHAN

Bahan yang digunakan berupa senyawa turunan Kalkon atau 1,3-difenil-2-propen-1- on


yang berjumlah 45 senyawa, diperoleh dari jurnal " Synthesis and antiinflammatory
evaluation of new chalcone derivatives bearing bispiperazine linker as IL-1β inhibitors”.

N N

N
N
N
O

Gambar 1. Struktur senyawa bispiperazino chalcone

PROSEDUR PENELITIAN
Studi In Silico
Screening Ligand Based Drug Likeness
Drug Scan digunakan untuk mengamati sifat kesamaannya dengan obat yang telah ada
(Drug Likeness) dilakukan menggunakan aturan the rule of good medicine (Lipiniski’s rule of
five) dan bioavabilitas oral dari ligan. Parameter yang digunakan diantaranya berat molekul
<500 g/mol, lipopilitas <5, donor ikatan hidrogen <5, aseptor ikatan hidrogen <10 dan
refractoty molar antara 40-130. Parameter tersebut ditentukan menggunakan software
MarvinSketch 5.2 (Arif, 2017).
Prediksi ADME dan Toksisitas
Pada penelitian ini dilakukan prediksi ADME pada senyawa turunan N-
benzoylisonicotinohydrazide. Struktur senyawa ini dikonversi menjadi mol file (*.mol) lalu
disumbit pada program PreADMET, akan secara otomatis yang menghitung penyerapan
prediksi untuk sel Caco-2, HIA (Human Intestinal Absorption), dan protein plasma yang
terikat. Dan dilakukan uji toksisitas terhadap senyawa turunan N-
benzoylisonicotinohydrazide dengan program PreADMET (Arif, 2017).
Preparasi Ligan
Ligan digambar menggunakan software Marvin Sketch 5.2.5.1 dalam bentuk dua dimensi
selanjutnya dilakukan optimasi geometri pada ligan, diprotonasi pada pH 7,4. Ligand
disimpan dengan format file.mrv. Kemudian dilakukan Comformational search lalu simpan
hasil pencarian konformasi dengan format file .mol2 (Ruswanto, 2015).
Validasi Metode Docking
Parameter yang digunakan untuk validasi docking ini adalah nilai Root Mean Square
Deviation (RMSD). Metode docking dikatakan valid apabila nilai RMSD yang diperoleh
adalah ≤ 2 (Trott, 2009).
Docking Ligan Uji Terhadap Reseptor
Untuk melakukan docking dari senyawa turunan N-benzoylisonicotinohydrazide
digunakan software Autodock. Reseptor hasil validasi dimasukkan ke dalam software tersebut
lalu digunakan ligan alami yang digunakan untuk proses validasi, selanjutnya diatur
gridboxnya sesuai dengan yang telah dipakai untuk proses validasi. Hasil yang diperoleh ini
berupa binding affinity terendah dan konstanta inhibisi (Ruswanto, 2015).
Visualisasi
Hasil docking reseptor dengan ligan kemudian diubah dalam bentuk kompleks.pdb lalu
dianalisis menggunakan Pose View atau Doscovery Studio dengan dilihat interaksinya dalam
bentuk 2 Dimensi.

HASIL DAN PMBAHASAN

Penambatan molekuler atau molecular docking adalah prosedur komputasional yang


digunakan untuk memprediksikan ikatan nonkovalen makromolekul, lebih sering, sebuah
molekul besar (reseptor) dan sebuah molekul kecil (ligan) secara efisien dimulai dari struktur-
struktur yang tidak saling berikatan, struktur yang ditemukan dari simulasi dinamika molekul,
homology modeling, dan lain-lain. Tujuan dari molecular docking adalah untuk
memprediksikan konformasi ikatan dan afinitas pengikatan (Yanuar, 2012).

Dalam proses docking harus mempersiapkan terlebih dahulu reseptor dan ligan yang
akan di dockingkan. Pemlihan reseptor dari website www.rscb.org . Kualitas struktur protein
dikatakan baik jika residu pada disallow region (daerah yang tidak diinginkan) lebih kecil
dari 15% dan residu asam amino yang berada pada most favored region (daerah yang disukai)
lebih besar dari 50%. (Amelia,2015)

Proses docking menggunakan program AutoDock. Reseptor yang digunakan adalah


1UNH. Pada proses validasi ini nilai yang dilihat adalah nilai Root Mean Square Deviation
(RMSD). Reseptor 1UNH memiliki nilai RMSD ≥ 2 Å . berarti reseptor 1KZN tidak
memenuhi syarat, sehingga reseptor 1UNH dianalisis kualitas stereokimianya
(Ramachandran Plot). Hasil analisis menggunakan Ramachandran Plot diperoleh nilai
disallowed region berada dibawah 0,8% yaitu 0,3%. Pada analisis reseptor juga dilakukan
dengan melihat nilai most favored region (daerah yang disukai) dimana kualitas yang baik
memiliki persentase most favored region lebih besar dari 50%. Hasil menunjukan persentase
most favored region sebesar 87,2%.

Ligan Kalkon 1,3-difenil-2-propen-1-on yang digunakan pada proses docking dioptimasi


geometri dan pH nya disesuaikan dengan pH yang ada dalam darah yaitu 7,4. Kemudian
dilakukan comformation search untuk mendapatkan struktur yang paling sesuai dan cocok
dengan reseptor atau protein target.

Prediksi ADME ini dilakukan untuk memprediksi sifat farmakokinetik yaitu absorpsi,
distribusi, metabolisme, dan eliminasi didalam tubuh secara in silico. Parameter yang
digunakan diantaranya Caco-2 digunakan untuk menentukan nilai permeabilitas senyawa,
paremeter HIA (Human intestinal Absorption) untuk mempredisksikan proses penyerapan
obat didalam usus manusia, dan parameter Protein Plasma Binding untuk mengetahui nilai
dalam persen suatu obat yang terikat dengan protein plasma.

Table 1. Hasil Prediksi Adsorpsi, Distribusi dan Toksisitas

No Molecule Name pharmacecicnetics Prediction Toxicity Prediction


Caco2 HIA PPB Amnes Test Carsino Carsino
Mouse Rat
1. Senyawa Induk 56.5886 97.749380 85.959474 mutagen negative negative
2 Senyawa turunan 4a 25.0908 97.684508 74.803509 mutagen negative negative
3 Senyawa turunan 4b 25.5414 97.736336 77.250652 non-mutagen negative negative
4 Senyawa turunan 4c 53.8631 97.897407 86.740747 mutagen negative negative
5 Senyawa turunan 4d 51.9737 98.299576 91.997063 mutagen negative negative
6 Senyawa turunan 4e 42.2596 97.956304 86.394658 non-mutagen negative negative
7 Senyawa turunan 4f 54.7337 97.994214 88.562687 mutagen negative negative
8 Senyawa turunan 4g 53.5944 97.492500 61.361617 mutagen negative negative
9 Senyawa turunan 4h 54.156 97.556403 80.260854 mutagen negative negative
10 Senyawa turunan 4j 51.0982 97.986349 88.928738 non-mutagen negative negative
11 Senyawa turunan 4l 48.2134 98.132588 88.930223* mutagen negative positive
12 Senyawa turunan 4m 56.9577 98.170223 88.692890 mutagen negative positive
13 Senyawa turunan 4n 53.5493 97.560928 72.428470 mutagen negative positive
14 Senyawa turunan 4o 53.8403 97.893377 87.165865 mutagen negative negative
15 Senyawa turunan 4p 53.8417 97.944560 87.922968 non-mutagen negative negative
16 Senyawa turunan 4q 53.8417 97.944560 87.922968 non-mutagen negative negative
17 Senyawa turunan 5a 26.5035 97.842024 80.411982 mutagen positive negative
18 Senyawa turunan 5b 26.9856 97.894316 82.101058 mutagen positive negative
19 Senyawa turunan 5c 55.1314 98.087817 88.275053 mutagen negative negative
20 Senyawa turunan 5d 54.7466 98.045676 87.691883 mutagen positive negative
21 Senyawa turunan 5e 53.6022 98.385247 88.057835 mutagen positive negative
22 Senyawa turunan 5f 44.9305 98.098195 87.670405 mutagen positive negative
23 Senyawa turunan 5g 55.4553 98.131406 89.111164 mutagen negative negative
24 Senyawa turunan 5h 54.6388 97.599093 69.786172 mutagen positive negative
25 Senyawa turunan 5i 54.9849 97.761977 84.299258 non-mutagen positive negative
26 Senyawa turunan 5k 52.522 98.147517 78.310381 mutagen negative negative
27 Senyawa turunan 5p 54.7909 98.042037 91.557624 non-mutagen positive negative
28 Senyawa turunan 5q 54.8102 98.087817 88.661378 mutagen positive negative
29 Senyawa turunan 5r 54.8102 98.087817 88.661378 mutagen positive negative
30 Senyawa turunan 5s 54.7466 98.045676 87.691883 mutagen positive negative
31 Senyawa turunan 5t 52.9502 98.239772 86.199830 mutagen positive negative
32 Senyawa turunan 5u 37.9916 98.084.566 88.066791* non-mutagen positive negative
Tabel 1 menunjukan bahwa turunan 4d dan 5e senyawa turunan Kalkon 1,3-difenil-2-propen-
1-on memenuhi syarat dimana Caco-2 4-70 nm/sec, HIA 70-100 %, Protein Plasma Binding
90 %.

Uji toksisitas pada senyawa kalkon 1,3-difenil-2-propen-1-on Turunan ke 9


menggunakan parameter PreAdmet dengan opsi pada Toxicity. Uji ini dilakukan karena
untuk memprediksi tingkat toksisitas dari senyawa tersebut bagi tubuh manusia. Carsino
Mouse (CM), Carsino Rat (CR), dan Amnes Tes merupakan parameter yang digunakan pada
uji toksisitas ini.

Validasi metode dilakukan untuk melihat apakah metode yang digunakan dapat
dikatakan valid atau tidak. Validasi ini dilakukan dengan keadaan tanpa air pada reseptor,
karena adanya air pada reseptor dapat memengaruhi interaksi ikatan ligan atau obat dan
reseptor, validasi dilakukan agar metode yang dipakai untuk men-docking senyawa hasil
sintesis dapat dipercaya sebagai referensi dalam docking. Adapun parameter yang digunakan
dalam proses validasi metode docking ini adalah berupa nilai Root Mean Square Deviation
(RMSD). Pada proses validasi ini nilai yang dilihat adalah nilai Root Mean Square Deviation
(RMSD). Root Mean Square Deviation (RMSD) merupakan parameter yang digunakan untuk
mengevaluasi kemiripan dua buah struktur. Kemudian kemiripan dari dua buah struktur
tersebut diukur berdasarkan perbedaan jarak atom sejenis tersebut. Semakin kecil nilai
RMSD menunjukkan bahwa posisi ligan yang diperkirakan semakin baik karena semakin
mendekati konformasi asal (Dany et al., 2013). Program validasi dilakukan dengan cara
membandingkan struktur native ligand dengan struktur hasil redocking. Analisis data
perbandingan nilai dinyatakan dengan RMSD (Rate Mean Square Deviation). Metode
docking dikatakan baik jika nilai RMSDnya lebih kecil atau sama dengan 2 Å. Jika nilai
RMSD yang diperoleh lebih besar dari 2 Å, metode yang digunakan tidak dapat dipercaya.
Pada reseptor 1UNH memiliki nilai RMSD ≤ 2 Å yaitu 0,48 Å dan energy sebanyak -8,77
kcal/mol yang menandakan bahwa secara teori, ligan dan protein yang divalidasi telah
memenuhi kriteria valid. Berdasarkan hasil docking antara senyawa dengan reseptor
diperoleh nilai sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil docking senyawa turunan kalkon 1,3-difenil-2-propen-1-on


Senyawa Run FEB KI vdW + Electros Final Torsion Unbound
(kcal/m (µm) Hbond tatic Total al Free System's
ol) + desolv Energy Internal Energy Energy
Energy (kcal/m Energy (kcal/m (kcal/mol)
(kcal/m ol) (kcal/m ol)
ol) ol)
Ligan H
N 24 -8.77 370.2 -8.93 -0.14 +0.17 +0.30 +0.17
Alami O
4

NH

HO

Ligan 98 6.81 10.18 -9.59 +0.40 - 1.84 2.39 -1.84


O

+
1 N N

N
N

N
O Cl

Ligan 49 -7.22 5.08 -10.09 + 0.18 2.00 +2.68 2.00


O

2 N N

N
N
N Cl
O

Ligan 71 -7.95 1.48 -10.09 +0.05 -1.40 +2.09 -1.40


O

3 N N

N
N
N CH3
O

Ligan 88 -7.96 1.47 -10.49 +0.14 -1.91 +2.39 -1.91


O

4 N N

N
N
N
O

Ligan 85 -7.93 1.55 -10.72 +0.40 -2.21 +2.39 -2.21


O

5 N N
O
N
N
N
O

Ligan 95 -7.55 2.90 -10.66 +0.12 -1.70 +2.98 -1.70


O

6 N N

N
N

O N
Cl

Ligan 89 -8.22 941.8 -11.39 -0.11 -2.38 +3.28 -2.38


O

7 N N 2
N
N

O N
Cl

Ligan 47 -7.34 4.18 -10.39 +0.37 -2.64 +2.68 -2.64


O

8 N N

N
N

N
O

NC

Ligan 29 -8.29 844.9 -11.07 -0.20 -3.08 +2.98 -3.08


9 0
Ligan 74 -7.42 3.62 -10.73 +0.32 -2.93 +2.98 -2.03
O

10 N N

N
N
N
O

Ligan 32 -8.74 390.4 -11.31 +0.18 -2.42 +2.39 -2.42


O

11 N N
6
O
N
N Cl
N
O

Cl

Ligan 32 -8.88 309.4 -12.40 -0.06 -3.24 +3.58 -3.24


O

12 N N

N O
5
N

O N
Ligan 74 -8.70 416.0 -11.52 -0.17 -2.37 +2.98 -2.37
O

13 N N 9
O
N
N

O N

Ligan 42 -9.00 254.0 -11.83 -0.15 -2.73 +2.98 -2.73


O

14 N N 9
N O
N
Cl

O N

Cl

Ligan 33 -8.60 494.8 -11.37 -0.21 -1.94 +2.98 -1.94


O

15 N N

N
9
N O

O N

C H

O H

Dilihat dari Tabel 2, semakin rendah (negative) nilai binding affinity (energi bebas(ΔG))
menunjukkan semakin stabilnya ikatan antar ligan dengan protein target, pada tabel dari
sepuluh ligan uji dihasilkan nilai binding affinity paling stabil yaitu ligan uji 14 dengan nilai
– 9.00. Sedangkan, semakin rendah nilai konstanta inhibisi (Ki) maka penghambatan yang
ditunjukkan oleh ligan terhadap aktivitas protein semakin efektif. Dapat dilihat hasil
konstanta inhibisi pada tabel 2, yang paling efektif adalah ligan uji 4 dengan nilai 1,47.

Pada Van der waals dan electrostatic energy, sumbangan energi menguntungkan bagi
inetraksi antara ligan dan reseptor, jadi semakin besar nilai energi elektrostatik dan Van der
waals semakin bagus interaksi ligannya, tetapi pada Hbond desolven energy tidak
menguntungkan bagi interaksi ligan. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai Van der waals
paling bagus interaksi ligannya pada ligan uji 12 dengan nilai – 12.40 sedangkan pada energi
elektrostatik yang paling bagus interaksi ligannya adalah ligan uji 81 dan ligan uji 5 yaitu
+0.40.

Visualisasi hasil docking dilakuan untuk mengetahui interaksi antara senyawa dengan
residu asam amino dari reseptor 1UNH. Adapun interaksi senyawa dapat dilihat pada Tabel
3. Berdasarkan data hasil visualisasi, semakin banyak ikatan ligan dengan asam amino
reseptor maka semakin dekat jarak antara ikatan, maka ikatan yang dihasilkan akan semakin
stabil (kuat) dan baik. Adanya ikatan hidrogen dapat mempengaruhi sifat fisika kimia obat
sehingga berperan penting terhadap aktivitas biologis obat.

Table 3. Hasil Visualisasi Interaksi Ligand pada Reseptor 1UNH


KESIMPULAN

Hasil docking dari isolasi senyawa kalkon terhadap reseptor 1UNH memenuhi syarat
dari aturan Lipinski’s rule of five, memperoleh nilai Caco-2, HIA dan PBB. Hasil docking
dari isolasi senyawa empetrifranzinan terhadap resepto 1UNH, senyawa yang lebih baik yaitu
ligan uji 14 atau turunan 5p dengan nilai binding affinity -9.00 , Konstanta inhibisi 254.09,
Vds + Hbond + desolv energy -11.83, Elestrotatic energy -0.15, dan torsional free energy
+2.98. Dilihat dari data ADME dan toksisitas senyawa yang paling baik pun sama yaitu ligan
uji 14 dengan nilai Caco2 54.7909, HIA 98.042037, dan PPB 91.557624, ligan uji 14 ini non
mutagen dan tidak bersifat karsinogenik sehingga senyawa ini baik digunaka untuk
Antiinflamasi. Dari data yang diperoleh ligan yang tidak baik
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, R.M., Sastry, G.V., Bano, N., Ravichandra, S., dan Raghavendra, M. 2011. Synthesis
and Cytotoxic, Antioxidant Activities of New Chalcone Derivatives. Rasayan Journal Chem.
4(2): 289-294.

Amelia, F. 2015. Modeling Struktur Protein Vaksin H5N1 HA BTB Menggunakan I-Tasser.
Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Padang

Choudhary, A.N., V.Juyal. Synthesis of chalcone and their derivates as antimicrobial agents.
2011. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 3(3): 125-128.

Dany. P., Lattimer. J. M., Prakash. M., Steiner. A.W., 2013, Stellar Superfluids, Inspire, INT-
PUB-009

Jayapal, M.R., K.S Prasad, N.Y Sreedhar. 2010. Synthesis And Characterization Of 2,5-
Dihydroxy Substituted Chalcones Using SOCl2/EtOH. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences 1(4): 361-366.

Kamble, V.M., Hatnapure, G.D., Keche, A.P., Biradjar, S., Patil, S.G., Tale, R.H., Rodge,
A.H., Turkar, S.S. dan Gour, K. 2011. Synthesis and Biological Evaluation of a Novel Series
of Methoxylatedchalcone As Antioxidant and Anti-microbial Agents. Journal of Chemical
and Pharmaceutical Research. 3(6): 639-648.

Motiejunas, D., & Wade, R. (2006). Structural Energetics, and Dynamic Aspects of Ligan—
eceptor Interactions in J. B. Taylor & D. J.

Ruswanto, 2015. Molecular Docking Empat Turunan Isonicotinohydrazide pada


Myobacterium Tuberculosis Enoyl-Acyl Carrier Protein Reductase (InhA). Jurnal Kesehatan
Bakti Tunas Husada 13(1). Ruswanto, Mardhiaha, Mardianingrum, R., and Novitriani, K.,
2015. Sintesis dan Studi In Silico Senyawa 3-Nitro-N'-[(Pyridin-4-Yl) Carbonyl]
Benzohydrazide sebagai Kandidat Antituberkulosis, Chimica et Natura Acta 3(2), 54-61.
Ruswanto, 2018. Kuersetin: Penghambat Uridin 5-Monofosfat Sintase sebagai Kandidat
Antikanker. Jurnal Penelitian Kimia. Ruswanto, Imam Mustaqim Garnaa , Lilis Tuslinaha ,
Richa Mardianingrumb , Tresna Lestaria , Tita Nofianti. Alchemy Vol. 14(2) 2018, 236-252

Ruswanto, 2019. Uji In Vitro dan Studi In Silico Senyawa Turunan N’-
Benzoylisonicotinohydrazide sebagai Kandidat Antituberkulosis. Jurnal ilmu kefarmasian
Indonesia. 2019. Ruswanto, Nur Rahayuningsih1 , Nur Lali Dwi Hidayati , Ginna Sri Nuryani , Richa
Mardianingrum. hlm. 218-226

Soenarto. 2014. Inflamasi. Dalam: Setiati, Seti. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6.
InternaPublishing. Jakarta.

Tabassumaj, K., Anjaria, J. K, Dedhia, V dan Gohel, A. K. (2015). Bioactivity Guided


Fractination and Antiinflammatory activity of Acacia Nilotica Pods. International Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Vol 7.

Trott O, dan Olson AJ. Improving the Speed and Accuracy of Docking with a New Scoring
Function, Effi cient Optimization, and Multithreading. Journal of Computational Chemistry.
2009. ol. 31, No. 2

Yanuar, A. 2012. Penambatan Molekular: Praktek dan Aplikasi Virtual Screening. Depok:
Fakultas Farmasi UI

Anda mungkin juga menyukai