RESEPTOR 2xcg
Yuyun Febriani
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Perjuangan, JL. Peta no 177 Tasikmalaya
Email: febrianiyuyun12@gmail.com
ABSTRAK
Antibakteri adalah zat yang dapat membunuh atau menekan pertumbuhan atau reproduksi
bakteri. Penelitian dilakukan secara komputasi menggunakan metode molecular docking pada
senyawa turunan thiazolidine-2,4-dion yang telah di uji pada bakteri Staphylococcus aureus
terhadap reseptor 2xcg. Pengujian dilakukan dengan Arguslab. Pada penelitian ini senyawa
yang paling baik yaitu senyawa turunan empat karena pada senyawa turunan empat nilai Caco2
termasuk permeabilitas sedang, HIA dapat terabsopsi dengan baik dan plasma protein binding
< 90. Dan pada data toxicity data yang diperoleh semua senyawa pada ames_test bersifat
mutagen sedangkan pada carcino rat dan carcino mouse kebanyakan bersifat karsinogenik.
Dapat disimpulkan bahwa hasil molecular docking kurang baik digunakan dalam aktifitas
antibakteri oleh turunan thiazolidine-2,4-dion.
Kata Kunci : Thiazolodine-2,4-dion, Reseptor 2xcg, Docking.
ABSTRACT
Antibacterial is a substance that can kill or suppress the growth or reproduction of bacteria.
The study was carried out computationally using a molecular docking method on thiazolidine-
2,4-dione derivatives which was tested on bacteria Staphylococcus aureus on the 2xcg
receptor. Testing is done with Arguslab. In this study the best compound is a four-derivative
compound because in four Caco2-derived derivatives including moderate permeability, HIA
can be well adopted and plasma protein binding <90. And in the toxicity data the data obtained
for all compounds in ames_test are mutagenous while in carcino rat and carcino mouse are
mostly carcinogenic. It can be concluded that the results of molecular docking are less well
used in the antibacterial activity by thiazolidine-2,4-dion derivatives.
Keywords: Thiazolodine-2,4-dion, 2xcg receptors, Docking.
PENDAHULUAN penyebab utama infeksi nosokomial,
Antibakteri adalah zat yang dapat keracunan makanan, dan sindroma syok
mengganggu pertumbuhan atau bahkan toksik (Ryan, et al., 1994; Warsa, 1994).
mematikan bakteri dengan cara Pada penelitian sebelumnya,
mengganggu metabolisme mikroba yang Thiazolidine-2,4-diones adalah kelas
merugikan. Antibakteri termasuk kedalam senyawa aktif biologis yang terkenal karena
antimikroba yang digunakan untuk kelompok obat antidiabetes (Pioglitazone,
menghambat pertumbuhan bakteri. Rosiglitazone, dll.). Selain itu, thiazolidine-
(Schunack W, Mayer K, Haake M. 1990). 2,4-dione adalah cincin dengan aplikasi
Secara umum antibakteri adalah zat luas sebagai zat aktif biologis. Ini memiliki
yang dapat membunuh atau menekan luas spektrum yang dari aktivitas biologis,
pertumbuhan atau reproduksi bakteri. Zat termasuk antibakteri (Trotsko dkk. 2017),
antibakteri dibagi menjadi dua kelompok, antikanker, antiinflamasi, antijamur.,
yaitu antibakteri yang dapat menghambat antioksidan (Jeong et al. 2004).
pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan Pada penelitian ini menggunakan
antibakteri yang dapat membunuh bakteri metode Docking, dimana Dalam
(bakteriosid) (Talaro, 2008). Berdasarkan ilmu biologi molekuler dan bioinformatika,
daya menghambat atau membunuhnya, docking merupakan salah satu metode yang
antibakteri dibedakan menjadi dua dapat memprediksi interaksi antar molekul,
kelompok, yaitu berspektrum sempit dapat berupa protein termasuk enzim,
(narrow spectrum) dan berspektrum luas DNA, karbohidrat, lemak terhadap substrat,
(broad spectrum). Bakeri berspektrum luas tetapi lebih banyak yang mengeksplorasi
contohnya Staphylococcus aureus. terhadap enzim. (Lengauer T, Rarey M.
Staphylococcus aureus merupakan salah 19960). Hasil yang diharapkan adalah
satu bakteri penyebab infeksi, Infeksi oleh dapat memprediksi interaksi yang stabil dan
S. aureus ditandai dengan kerusakan bersifat spontan, dapat dilihat melalui
jaringan yang disertai abses bernanah. derajat energi bebas yang semakin
Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan negative. (Feig M, Onufriev A, Lee MS, Im
oleh S. aureus adalah bisul, jerawat, W, Case DA, Brooks CL. 2004).
impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang METODE PENELITIAN
lebih berat diantaranya pneumonia, ALAT
mastitis, plebitas, meningitis, infeksi Perangkat keras yang digunakan
saluran kemih, osteomielitis, dan berupa personal komputer Intel (R) celeron
endokarditis. S. aureus juga merupakan (R) CPU N3350 @ 1.10 GHz; RAM 2GB;
tipe system 64 bit; Operating dengan software ArgusLab melalui
System:Windows 10 pro © 2017 Microsoft beberapa tahapan.
Corporation. PREPARASI LIGAN
Perangkat lunak yang digunakan Senyawa digambar dengan
dalam penelitian ini adalah Chemdraw menggunakan software marvin sketch lalu
Ultra 8,0, Arguslab, Molegro Molekular dioptimasi geometri, dengan diprotonasi
Viewer, Discovery studio 2017 R2 64-bit pada pH 7,4 agar pH sesuai dengan pH
Client, Marvin Sketch, Excel 2016, Pose dalam darah. Kemudian dilakukan
View, PDBSum, www.rscb.org, Conformation search ini dilakukan untuk
https://preadmet.bmdrc.kr/, memperoleh energi yang terendah sehingga
http://www.scfbio- didapatkan posisi molekul yang paling
iitd.res.in/software/drugdesain/lipinski.jsp stabil untuk berinteraksi dengan sisi aktif
BAHAN reseptor. Kemudian disimpan dalam bentuk
Bahan yang digunakan berupa .mrv dan .mol2 untuk proses docking.
senyawa turunan tiazolidine-2,4-dion yang DOCKING DENGAN ARGUSLAB
berjumlah 7 senyawa, diperoleh dari jurnal Reseptor bakteri S.aureus (2xcg) di
"synthesis and antibacterial activity of new download dari RCSB www.rcsb.org
(2,4-dioxothiazolidin-5-y/yli-dene)acetic dengan format Protein Data Bank (PDB)
acid derivatives with thiazolidine-2,4- VALIDASI METODE DOCKING
dione, rhodanine and 2-thio-hydantoin Program ArgusLab divalidasi untuk
moieties)”. mendapat metode yang dapat dipercaya.
O
Selanjutnya, dimasukkan protein target atau
O
HN
reseptor kemudian pilih ligan alami yang
NH
digunakan untuk proses validasi,
S O selanjutnya diatur grid box-nya sesuai
O
O dengan yang telah dipakai untuk proses
validasi. Parameter yang diperoleh apabila
Gambar 1. Struktur senyawa thiazolidine-
metodenya valid adalah RMSD (Root Mean
2,4-dion
Square Deviation) < 2,0 Å. Software
PROSEDUR PENELITIAN docking memberikan hasil yang lebih
STUDI IN SILICO mendekati hasil eksperimental jika
Senyawa turunan thiazolidine-2,4- memiliki RMSD kurang dari 2 Å. RMSD
dion di-docking-kan pada reseptor 2xcg yang makin kecil menunjukkan posisi ligan
dengan menggunakan metode ArgusDock hasil redocking yang makin mendekati
posisi ligan hasil kristalografi (Kontoyianni UJI ADME DAN TOKSISITAS
et al., 2011; Bissantz et al., 2000; Pratama, Program PreADMET merupakan
2015). aplikasi berbasis web untuk memprediksi
DOCKING LIGAN UJI data absorpsi, distribusi, metabolisme, dan
Docking ligan uji terhadap reseptor ekskresi dengan metode in silico. Program
menggunakan program Arguslab, senyawa tersebut diakses secara online melalui
ini didockingkan pada bindingsite reseptor http://preadmet.bmdrc.org/ (Kartasasmita
bakteri S. aureus (2xcg). Hasil yang et al., 2015). Uji toksisitas dilakukan
diperoleh dari proses docking ini adalah dengan menggunakan program
berupa energy best ligand pose atau berupa preADMET. Keamanan dari senyawa
binding affinity senyawa/ligan. turunan akan dilihat melalui parameter
VISUALISASI HASIL DOCKING toksisitas pada ames test, carcino rat, dan
Hasil docking reseptor dengan ligan carcino mouse (Kartasasmita et al., 2015).
kemudian diubah dalam bentuk pdb lalu HASIL DAN PEMBAHASAN
dianalisis menggunakan Pose View dengan Penambatan molekuler atau
dilihat interaksinya dalam bentuk 2 molecular docking adalah prosedur
Dimensi. komputasional yang digunakan untuk
SCREENING LIGAND BASED DRUG memprediksikan ikatan nonkovalen
LIKENESS (DRUG SCAN) makromolekul, lebih sering, sebuah
Pengamatan obat dilakukan terhadap molekul besar (reseptor) dan sebuah
ligan yang memiliki energi ikatan yang molekul kecil (ligan) secara efisien dimulai
rendah dan interaksi yang baik dengan dari struktur-struktur yang tidak saling
enzim target. Analisis pengamatan obat berikatan, struktur yang ditemukan dari
dilakukan dengan memperhatikan the rule simulasi dinamika molekul, homology
of good medicine (Lipinski’s rule of five) modeling, dan lain-lain. Tujuan dari
yaitu berat molekul 500 g/mol, lipofilitas 5, molecular docking adalah untuk
donor ikatan hidrogen 5, akseptor ikatan memprediksikan konformasi ikatan dan
hidrogen 10, dan refractory molar antara afinitas pengikatan (Yanuar, 2012).
40-130 dan bioavaibilitas oral dari ligan. Dalam proses docking, ada 2 hal yang
Parameter yang digunakan dapat ditentukan harus disiapkan yaitu reseptor dan ligan
dengan bantuan software Marvin Sketch yang akan di-docking-kan. Docking
(Tambunan, 2012; Athar et al., 2017). dilakukan terhadap senyawa turunan
tiazolidine-2,4-dion hasil desain senyawa
dengan menggunakan Marvin sketch.
Sebelumnya, reseptor bakteri telah di- Hal ini sesuai dengan literatur menurut
download dari website www.rcsb.org. Amelia (2015) yang menyatakan bahwa
Kode PDB untuk Staphylococcus aureus Kualitas struktur protein dikatakan baik jika
adalah 2xcg. Pemilihan reseptor dilihat dari residu pada disallow region (daerah yang
nilai Procheck statistics residu asam amino tidak diinginkan) lebih kecil dari 15% dan
yang berada pada most favored region residu asam amino yang berada pada most
sebesar 92,3%. Sedangkan residu yang favored region (daerah yang disukai) lebih
berada pada disallow region sebesar 0,5%. besar dari 50%.
Dilihat dari tabel diatas bahwa 7 permeabilitas yang baik. Menurut Santoso
senyawa hasil desain hampir semua (2016) senyawa yang memenuhi aturan
memenuhi aturan Lipinski, namun pada Lipinski diduga akan memiliki
ikatan hydrogen tidak memenuhi aturan bioavailabilitas yang baik. Namun tidak
karena nilainya 5 tidak < 5. Nilai yang semua senyawa yang memiliki aktivitas
diperoleh dari data Lipinski yaitu Log P - yang baik memenuhi aturan Lipinski.
0,053101 < 5, akseptor ikatan hidrogen Parameter berat molekul
yaitu 6 < 10, berat molekul 312 < 500, dan berhubungan dengan proses distribusi obat.
refractory molar yaitu 77.145782 berada Jika suatu obat memiliki berat molekul
pada kisaran 40-130, artinya senyawa lebih besar dari 500 g/mol, maka obat
tersebut memiliki absorpsi atau tersebut tidak dapat menembus membran
sel dengan cara difusi pasif. Nilai Log P lipid bilayer. Jumlah donor dan akseptor
menyatakan koefisien kelarutan dalam ikatan hydrogen mendeskripsikan semakin
lemak/air. Nilai Log P yang besar tinggi kapasitas ikatan hidrogen, maka
menandakan bahwa molekul tersebut semakin tinggi energi yang dibutuhkan agar
semakin bersifat hidrofobik. Semakin proses absorpsi dapat terjadi (Syahputra,
hidrofobik sifat dari suatu molekul maka 2014).
tingkat toksisitas dari molekul tersebut Selanjutnya dilakukan uji ADME
akan semakin tinggi. Molekul yang bersifat (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme,
hidrofobik akan tertahan lebih lama pada Ekskresi) dan toksisitas menggunakan
lipid bilayer karena lipid bilayer memiliki PreADMET. Parameter ADME dapat
sifat hidrofobik. Selain itu, molekul juga dilihat pada nilai Caco2, Human intestinal
akan terdistribusi lebih luas di dalam tubuh absorption (HIA), dan Plasma Protein
sehingga selektifitas ikatan terhadap enzim Binding (PPB). Sedangkan toksisitas
target menjadi berkurang. Sebaliknya, jika parameter yang dilihat yaitu ames test,
nilai Log P semakin negatif maka molekul carcino mouse, dan carcino rat.
tersebut tidak dapat melewati membran