Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN LATIHAN

DISUSUN OLEH

MAYKA FADLILAH SEKAWANTY

16.0367.N

PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

2016
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN LATIHAN

A. DEFINISI

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kesehatannya.
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan misalnya mengalami
trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :

Tingkat aktivitas / Kategori


mobilitas

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh


Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan
mangangkat beban, maksimal 57 %.

DERAJAT KEKUATAN OTOT

Skala Persentase Kekuatan Karakteristik


Normal (%)

0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh

B. PATOFISIOLOGI

Mekanisme kusal terjadinya penyakit yaitu dari suatu ateroma (endapan lemak) bisa
terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya
aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam
keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas
dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih
kecil. Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga
tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung
atau satu katupnya. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit
pembuluh darah di otak dan menyebabkan Stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba
bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan
seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan
menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena
cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
Penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan kelemahan otot
dan spastisitas kontralateral serta defisit sensorik (hemianestesia) akibat kerusakan girus
lateral presentralis dan postsentralis. Akibat selanjutnya adalah deviasi ocular(deviation
conjugee) (akibat kerusakan area motorik penglihatan), hemianopsia (radiasi optikus),
gangguan bicara motorik dan sensorik (area bicara broca dan wernicke dari hemisfer
dominan), gangguan persepsi spasial, apraksia, hemineglect (lobus parietalis).

Penyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit sensorik


kontralateral (akibat kehilangan girus presentralis dan postsentralis bagian medial), kesulitan
berbicara (akibat kerusakan area motorik tambahan) serta apraksia pada lengan kiri jika
korpus kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik kanan
terganggu. Penyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan apatis karena
kerusakan dari sistem limbic. Penyumbatan arteri serebri posterior menyebabkan
hemianopsia kontralateral parsial (korteks parsial primer) dan kebutaan pada penyumbatan
bilateral. Selain itu, akan terjadi kehilangan memori (lobus temporalis bagian
bawah).Penyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit di daerah yang
disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid anterior tersumbat, ganglia
basalis (hipokinesia), kapsula interna (hemiparesis), dan traktus optikus (hemianopsia) akan
terkena (Gigbregs, 2007) .

C. MASALAH GANGGUAN AKTIFITAS DAN LATIHAN


1. Hemiparese
Hemiparesis adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif cepat,
berupa deficit neurologis fokal, atau/dan global, yang berlangsung 24 jam atau lebih
atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatic (Kapita Selekta Kedokteran Jilid Ii) hemiparesis
adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Patofisiologi,
Elizabeth j. Corwin). Yang disebabkan oleh infark otak (80%) , pendarahan intraserebral
(15%), pendarahan subaraknoid (5%), trobus sinus dura, diseksi arteri karotis atau
vertebralis, vaskulitis system saraf pusat,penyakit moya-moya (oklusi arteri besar
intracranial yang progesif), migren, kondisi hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat,
kelainan hematologist (anemia sel sabit, polisistemia,atau leukemia), dan miksoma
atrium.
2. Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada
tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).
Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita perhatian
masyarakat, pada arus mudik dan arus balik hari raya idulfitri tahun ini banyak terjadi
kecelakaan lalu lintas yang sangat banyak yang sebagian korbannya mengalami fraktur.
Banyak pula kejadian alam yang tidak terduga yang banyak menyebabkan fraktur.
Sering kali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya
informasi yang tersedia contohnya ada seorang yang mengalami fraktur, tetapi karena
kurangnya informasi untuk menanganinya Ia pergi ke dukun pijat, mungkin karena
gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.
3. Atropi otot
Atrofi (bahasa Inggris: atrophy) merupakan simtoma penyusutan jaringan atau organ.
Atrofi berkemungkinan berlaku akibat tindak balas adaptasi terhadap tekanan sehingga
isi padu sel mengerut dan seterusnya keperluan tenaga diturunkan ke tahap yang
minimum. penyebab lain yang mungkin ialah sel kurang digunakan seperti dalam otot
rangka. selain penurunan keperluan sesuatu fungsi, kekurangan bekalan oksigen atau
nutrisin, inflamasi kronik dan proses penuaan juga menyumbang kepada fenomena
atropi. Begitu juga dengan gangguan isyarat dalam tindakan hormon berakibat fungsi
sesuatu organ berkurangan.
4. Hipertrofi otot
Hipertrofi adalah pembesaran atau pertambahan massa total suatu otot. Semua hipertrofi
adalah akibat dari peningkatan jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap serat otot,
jadi menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot, yang secara sederhana disebut
hipertrofi serat. Peristiwa ini biasanya terjadi sebagai respon terhadap suatu kontraksi
otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal atau hampir maksimal.
Bagaimana kontraksi otot yang sangat kuat dapat menimbulkan hipertrofi? Telah
diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot berlangsung
jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurnya, sehingga menghasilkan jumlah
filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara progesif di dalam miofibril.
Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam setiap serat otot untuk
membentuk miofibril yang baru. Jadi, peningkatan jumlah miofibril tambahan inilah
yang terutama menyebabkan serat otot menjadi hipertrofi.
Secara fisiologis, latihan tidak boleh terjadi hipertrofi. Hal ini dikarenakan bahwa jika
terjadi hipertrofi maka energi yang dibutuhkan semakin besar dan dapat mengakibatkan
kelelahan otot (terjadi penumpukan asam laktat). Semakin banyak asam laktat,
konsentrasi H+ meningkat , dan pH menurun. Peningkatan konsentrasi ion H+ akan
menghambat kegiatan fosfofruktoksinase, enzim yang terlibat dalam glikolisis sehingga
mengurangi penyediaan ATP untuk energy.
5. Kelainan postur
Postur atau sikap tubuh melibatkan pertimbangan mekanis, seperti kelurusan segmen
badan, kekuatan, tekanan otot,dan ikatan sendi, serta efek gaya berat badan. Postur
seperti semua karakteristik manusia tidak hanya melibatkan perbedaan antara individu,
tetapi juga perbedaandi dalam individu itu sendiri. Evaluasi postur dapat dilakukan
dengan dua carayaitu statis dan dinamis. Evaluasi statis dilakukan terhadap postur
seseorang padasaat yang bersangkutan dalam posisi diam (fixed potition). Sementara
evaluasiyang dinamis dilakukan pada saat yang bersangkutan sedang bergerak, meliputi
gerak pada saat berjalan, memanjat, turun, dan berdiri. Macam-macam kelainan postur :
a. Lordosis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan an inward
curvature of a portion of the vertebral column . Dua segmen dari kolom tulang
belakang servikal dan lumbalis, biasanya lordotic, yaitu, mereka ditetapkan dalam
suatu kurva yang memiliki kecembungan anterior (ke depan) dan cekungan
posterior (belakang), dalam konteks anatomi manusia. Ketika mengacu pada
anatomi mamalia lain, arah kurva disebut ventral. Lengkung dalam arah yang
berlawanan, yaitu apex / puncak posterior (manusia) atau dorsally/ bagian
punggung (mamalia) disebut kyphosis . Excessive or hyperlordosis sering disebut
sebagai swayback atau saddle back
b. Kifosis /
Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok
Gangguan yang dapat menyebabkan kifosis, meliputi:
1) Osteoporosis
2) Degenerative arthritis of the spine
Ankylosing spondylitis
Connective tissue disorder
3) Tuberkulosis dan infeksi tulang belakang lain, yang dapat mengakibatkan
kerusakan sendi
4) Kanker atau tumor jinak yang menimpa pada tulang belakang dan memaksa
tulang keluar dari posisi
5) Spina bifida
6) Kondisi yang menyebabkan paralisis, seperti cerebral palsy, polio, dan kaku
tulang tulang belakang
c. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis
Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke
samping.Membentuk huruf S. Kelainana ini dapat terjadi akibat deformitas
struktuural kolumna vertebralis yang ada sejak lahir (congenital) atau dapat timbul
akibat penyakit neuromuskuler misalnya cerebral palsy atau distrofi otot. Sebagian
skoliosis structural dapat timbul tanpa sebab jelas (idiopatik) atau karena postur
yang buruk. skoliosis menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila
keadaan ini tidak diatasi, maka fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu.

6. Imobilitas
Penyebab imobilitas bermacam-macam. Pada kenyataannya, terdapat banyak
penyebab imobilitas yang unik pada orang-orang yang di imobilisasi. Semua kondisi
penyakit dan rehabilitasi melibatkan beberapa derajat imobilitas. Ada bebetapa faktor
yang berhubungan dengan gangguan , yaitu:
a. Tirah baring dan imobilitas
b. Kelemahan secara umum
c. Gaya hidup yang kurang gerak
d. Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan

D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN


LATIHAN
1. Gaya hidup
Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan
senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan
berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk
2. Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya
misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas.
Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka
cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat
tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid
dan penyakit kardiovaskuler.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengarumi poa dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya;
seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berebda mobilitasnya dengan
anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan
berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
4. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan
berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
5. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan
seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula
tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
a. Bayi: sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel. Ekstremitas lentur dan
persendian memiliki ROM lengkap. Posturnya kaku karena kepala dan tubuh
bagian atas dibawa ke depan dan tidak seimbang sehingga mudah terjatuh.
b. Batita: kekakuan postur tampak berkurang, garis pada tulang belakang servikal
dan lumbal lebih nyata
c. Balita dan anak sekolah: tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai tumbuh.
Otot, ligamen, dan tendon menjadi lebih kuat, berakibat pada perkembangan
postur dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi yang lebih baik
memungkinkan anak melakukan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan
motorik yang baik.
d. Remaja: remaja putri biasanya tumbuh dan berkembang lebih dulu dibanding
yang laki-laki. Pinggul membesar, lemak disimpan di lengan atas, paha, dan
bokong. Perubahan laki-laki pada bentuk biasanya menghasilkan pertumbuhan
tulang panjang dan meningkatnya massa otot. Tungkai menjadi lebih panjang dan
pinggul menjadi lebih sempit. Perkembangan otot meningkat di dada, lengan,
bahu, dan tungkai atas.
e. Dewasa: postur dan kesegarisan tubuh lebih baik. Perubahan normal pada tubuh
dan kesegarisan tubuh pada orang dewasa terjadi terutama pada wanita hamil.
Perubahan ini akibat dari respon adaptif tubuh terhadap penambahan berat dan
pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi berpindah ke bagian depan. Wanita hamil
bersandar ke belakang dan agak berpunggung lengkung. Dia biasanya mengeluh
sakit punggung.
f. Lansia: kehilangan progresif pada massa tulang total terjadi pada orangtua.
PATHWAY
6. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas diri
b. Riwayat penyakit dulu
c. Riwayat penyakit
dari keluarga
d. Pengkajian fisik (head to
toe)
e. Vital sign
2. 11 pola gordon
a. Pola persepsi
dan manajemen
kesehatan
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
d. Pola katifitas
dan latihan
e. Pola persepsi dan
konsep diri
f.
Pola istirahat dan
tidur
g. Pola peran dan hubungan
h. Pola seksual dan
reproduksi
i. Pola stress dan
koping
j. Pola nilai dan
kepercayaan
k. Latihan
3. Kekuatan otot
4. Body mecanic : cara berjalan, postur tubuh
dsb.
7. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskular
8. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Intervensi mandiri

O : Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan,
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
N: Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan,
Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs p,
Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
E: Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi, Ajarkan pasien
bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
b. Intervensi kolaborasi
C: kolaborasikan dengan fisioteapi untuk melatih kekuatan otot klien

9. Daftar Pustaka :
a. Ginsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi. 2007. Jakarta: EMS. Silbernagl, Stefan dan
Florian Lang.
b. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. 2007. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai