Anda di halaman 1dari 45

Sejarah Berdirinya AMBI

Organisasi Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia merupakan salah satu wadah dari
masyarakat yang peduli terhadap perkembangan dan kemajuan di Indonesia.
Berdirinya Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia diprakarsai oleh kalangan industri,
kontraktor, konsultan, praktisi, dan pihak akademi. Asosiasi Masyarakat Baja
Indonesia yang dideklarasikan pada tanggal 26 Januari 2001 di Cibitung Bekasi
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan selanjutnya disingkat AMBI. Asosiasi
Masyarakat Baja Indonesia telah disahkan didepan Pejabat Notaris Sindian
Osaputra, S.H. pada tanggal 12 Juli 2005 di Bekasi,Jawa Barat, Indonesia.

Dan sampai saat ini Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia telah memiliki Dewan
Pengurus Cabang di 14 kota di Indonesia antara lain : Padang, Bandung, Depok &
Bogor, Semarang, Jogjakarta, Solo, Surabaya, Jember, Pontianak, Samarinda,
Makasar, Ambon, Sumbawa Besar, dan Papua.

Untuk sekretariat pusat Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia berada di Jl. Raya
Jarakosta-MM2100, Kampung Prapatan Ne'ih RT 007/004 Desa Sukadanau, Cikarang
Barat, Bekasi 17843, Jawa Barat, Indonesia

Telpon : +62 21 89838095, 89838096


Fax : +62 21 89108030, 89108031
email : info@ambi-online.com

Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia sudah dilengkapi dengan media informasi dan
komunikasi yaitu : www.ambi-online.com

Komunitas dari :

1. Industri Pertambangan biji besi

2. Industri Produsen besi & baja

3. Agen dan Distributor Besi/Baja

4. Industri Perkakas & Permesinan

5. Industri Transportasi (Darat, Udara, Laut)

6. Industri Bahan & Peralatan Pengelasan

7. Industri Pelapisan Anti Karat (Industri Cat & Galvanizing)

8. Pengembang / Developer

9. Konsultan

10.Industri Kontraktor & Fabrikator Besi/Baja


11.Lembaga Pengujian & Sertifikasi

12.Industri Perangkat Lunak (software) Struktur Besi/Baja

13.Akademi

14.Asosiasi lain yang mendukung

Mukaddimah

Seperti yang diamanahkan didalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945


pembangunan disegala bidang demi tercapainya cita-cita Bangsa Indonesia harus
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab demi terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur.

Oleh karena itu Pembangunan Nasional menjadi tanggung jawab setiap warga
negara dan memerlukan partisipasi yang sebesar-besarnya dari setiap warga
negara.
Dengan menyadari bahwa salah satu bahan material penunjang pembangunan
Nasional yaitu material besi/baja maka diharapkan material besi/baja menjadi salah
satu alternatif yang tepat sebagai bahan pengganti material lain yang lebih ramah
lingkungan.

Dimana Indikator sebuah negara maju adalah apabila industri besi/bajanya maju
dan berkembang, sehingga masyarakat dengan mudah memanfaatkan besi/baja
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian Industri Besi/Baja menjadi salah
satu "syarat mutlak pembangunan nasional" dan sebagai salah satu "induk dari
segala industri". Dan yang mana pada saat sekarang ini besi/baja belum dikaji,
dikembangkan serta dipergunakan secara maksimal.

Sebagai salah satu bentuk rasa tanggung jawab sebagai warga negara untuk
melaksanakan pembangunan Nasional serta mempersatukan pemikiran-pemikiran
yang positif dari semua kalangan demi kemajuan industri dan konstruksi besi/baja
maka kami perwakilan masyarakat umum yang terdiri dari produsen baja,
kontraktor, konsultan, fabrikator, praktisi, akademi serta pihak-pihak yang terkait
membentuk suatu wadah organisasi yang disebut "Asosiasi Masyarakat Baja
Indonesia" yang disingkat AMBI.

Maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia
diharapkan sebagai pelopor dan motor penggerak dalam memajukan industri dan
konstruksi besi/baja Indonesia, sehingga bisa menjadi mitra pemerintah dalam
menyusun program pembangunan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan bangsa
dan negara.
Arti dan Definisi Logo AMBI

Arti Logo :

lingkaran menunjukkan sebuah wadah atau komunitas dari masyarakat pemerhati baja.

Bentuk profile yang menyerupai wajah manusia menggambarkan bahwa organisasi ini
salah satu misinya adalah mengedepankan pengembangan produk baja di Indonesia.

Tulisan hitam melingkar bertuliskan Asosiasai Masyarakat Baja Indonesia adalah sebagai
penegasan bahwa organisasi ini akan menjadi media komunikasi antara produsen baja, pengguna
baja, peneliti baja, konsultan dan kalangan akademi yang secara sinergi akan mengembangkan
industri dan konstruksi baja Indonesia.

Lingkaran berwarna merah menunjukkan semangat yang tersirat dari keberadaan


organisasi ini sebagai bentuk aspirasi yang mulai tersalurkan dan mempunyai arah
pemecahannya.

Titik kecil berwarna hitam menunjukkan adanya suatu komitmen bahwa segala kendala
yang dialami selama ini mengenai pengembangan produk dan konstruksi baja semua pihak akan
merapatkan barisan membentuk suatu kekuatan hasil pemikiran yang akan bermanfaat bagi
kemajuan bangsa dan negara.
Difinisi Logo :

Apa yang termuat dan tersirat pada logo AMBI adalah terjemahan dari visi organisasi yaitu,
Menjadikan wadah dari komunitas produsen baja, kontraktor, konsultan, fabrikator, praktisi, dan
akademisi, dalam memajukan dan mengembangkan produk baja sebagai salah satu bahan
alternatif yang ramah lingkungan pada kehidupan sehari-hari.

Kode Etik

Pada hakekatnya fungsi utama dari AMBI adalah sebagai organisasi masyarakat
yang mengkhususkan diri dalam bidang besi/ baja. Ciri pokok yang memberikan hak
hidup pada AMBI ialah karena adanya pengakuan dari masyarakat bahwa asosiasi
dalam bidang besi/ baja mempunyai keahlian khusus dan integritas, kejujuran dan
objektivitas dalam melakukan profesinya.

Oleh karena itu disamping syarat-syarat mengenai kemampuan teknis untuk


melakukan profesinya, prinsip-prinsip etika adalah sendi-sendi pokok dari profesi ini.
Maka dengan ini para anggota dari AMBI mentaati kode etik sebagai berikut:

A. TANGGUNG JAWAB TERHADAP INTEGRITAS PRIBADI

1. Anggota AMBI harus yakin bahwa yang bersangkutan cukup


mempunyai keahilan khusus dalam melakukan pekerjaan dibidang
besi/ baja seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Apabila anggota
AMBI merasa bahwa keahliannya tidak mencukupi untuk melakukan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, seharusnya anggota AMBI
tersebut melakukan peninjauan dan meminta pertimbangan dari
Dewan Pakar terhadap pekerjaan ini.

2. Anggota AMBI harus selalu berusaha untuk meningkatkan


pengetahuan, keahlian dan ketrampilannya dalam pekerjaan bidang
besi/ baja.

3. Anggota AMBI harus mampu mengedalikan diri dan membatasi


kegiatan-kegiatan yang bersifat menguntungkan pribadi

4. Anggota AMBI tidak menggunakan fasilitas organisasi untuk


keperntingan pribadi.

B. TANGGUNG JAWAB TERHADAP MASYARAKAT PENGGUNA

1. Tanggung jawab utama dari anggota AMBI terhadap masyarakat


pengguna ialah memberikan keahliaan dan keterampilan besi/ baja
yang lengkap, teliti dan bertanggung jawab tanpa menghiraukan
keinginan-keinginan dan instruksi-instruksi masyarakat pengguna yang
sifatnya mengubah hasil-hasil perhitungan atau kajian besi/ baja yang
obyektif.
2. Hubungan antara anggota AMBI dan masyarakat pengguna bukanlah
hubungan antara prinsipal dan agen, mengingat akan tanggungjawab
anggota AMBI yang lebih luas lagi terhadap masyarakat dan pihak
ketiga.

3. Anggota AMBI harus mempertanggungjawabkan setiap kegiatan


kepada pihak manapun, sedangkan laporan tentang perhitungan dan
hasil penelitian serta kajian tentang besi/ baja adalah hak milik
masyarakat pengguna. OIeh karenanya anggota AMBI tidak dapat
menggunakan laporan ini sebagai referensi atas kemampuan
pekerjaannya dan tidak dapat mengumumkannya tanpa persetujuan
dari masyarakat pengguna.

4. Apabila jasa anggota AMBI diperlukan dalam rangka suatu aktifitas


penelitian, anggota AMBI tidak akan menyembunyikan kenyataan-
kenyataan, data dan pendapat-pendapat dengan maksud agar
bermanfaat bagi masyarakat pengguna.

5. Apabila ada dua pihak minta bantuan jasa anggota AMBI untuk
melakukan perhitungan, analisis, penelitian dan kajian bidang besi/
baja pada obyek yang sama, anggota AMBI hanya diperkenankan
menerima penugasan dari salah satu pihak saja, kecuali kedua pihak
menyetujui bahwa anggota AMBI bekerja untuk kedua belah pihak.

6. Bahwa hubungan penugasan dari penerimaan penugasan pekerjaan


bidang besi/ baja dituangkan dalam perjanjian secara tertulis dan jelas.

7. Anggota AMBI harus dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat


pengguna, mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan
sesuai dengan tujuan masyarakat pengguna.

C. TANGGUNG JAWAB TERHADAP MASYARAKAT UMUM

1. Anggota AMBI mempunyai tanggung jawab untuk memberikan angka


hasil perhitungan, analisa, penelitian atau kajiaan yang benar.

2. Anggota AMBI harus kompeten untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan


dibidang besi/ baja seperti yang diajukan oleh masyarakat umum.

3. Anggota AMBI harus selalu sadar dan menjunjung tinggi tanggung


jawab terhadap masyarakat yang telah memberikan kepercayaan
kepadanya.

4. Apabila masyarakat umum menggunakan laporan bidang besi/ baja


sebagai alat untuk bertransaksi, dan laporan ini jatuh ke tangan pihak
ketiga, maka anggota AMBI tetap bertanggung jawab penuh atas
kebenaran, kejujuran pihak ketiga yang bukan masyarakat pengguna.
5. Kecuali tanggung jawabnya terhadap pihak ketiga seperti yang
tercantum di atas, anggota AMBI juga bertanggung jawab atas laporan
bidang besi/ baja kepada masyarakat umum.

D. TANGGUNG JAWAB TERHADAP SESAMA ANGGOTA AMBI

1. Anggota AMBI tidak dibenarkan untuk mencemarkan nama baik


sesama anggota AMBI.

2. Anggota AMBI tidak dibenarkan untuk mencoba mengganti penugasan


anggota AMBI lain tanpa persetujuan dan sepengetahuan pengurus.

3. Apabila anggota AMBI tertentu merasa bahwa angota AMBI lain telah
melakukan hal-hal yang bertentangan atau melanggar kode etik ini,
adalah kewajiban dari anggota AMBI ini untuk melaporkannya kepada
AMBI Pusat. Juga merupakan kewajibannya untuk memberikan bantuan
sepenuhnya kepada AMBI Pusat dalam usaha melakukan pengusutan
terhadap praktek dan tindakan yang menyimpan dan bertentangan
dengan kode etik AMBI.

Visi dan Misi

VISI

Menjadi wadah dari komunitas produsen baja, kontraktor, konsultan, praktisi,


akademisi, dan pemerhati besi/baja dalam memajukan serta mengembangkan
industri dan konstruksi besi/baja Nasional.

MISI

Memasyarakatkan dan meningkatkan penggunaan produk besi/baja di


Indonesia secara optimal.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam menguasai


teknologi industri & konstruksi besi/baja.

Mengembangkan dan meningkatkan kerjasama diantara industri & konstruksi


besi/baja, penyedia jasa dan pengguna jasa.

Maksud dan Tujuan


Maksud

AMBI merupakan organisasi profesional bermaksud :

a. Menyediakan data/informasi/buku/majalah mengenai material dan konstruksi


baja secara cepat dan akurat.

b. Mengembangkan kajian dan pengunaan material baja yang meliputi kegiatan


penelitian, fabrikasi, perancangan dan pemasangan secara efektif dan
efisien.

c. Menjalin kemitraan yang sinergis antara produsen, penyedia jasa dan


pengguna jasa material baja.

Tujuan

AMBI merupakan organisasi profesional yang bertujuan :

a. Menjadi pusat informasi, media komunikasi, konsultasi , dan kerjasama antar


anggota, dunia usaha dan asosiasi lain yang terkait.

b. Menyediakan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) Nasional yang


harmonis dengan NSPM Internasional.

c. Memasyarakatkan pengunaan struktur baja dengan memberikan


pengetahuan secara utuh mengenai keunggulan komparatif dan
realibilitasnya.

d. Memberikan sertifikasi kepada ahli baja Indonesia yang bertaraf nasional dan
Internasional.

Peta Lokasi

Jl. Raya Jarakosta-MM2100


Kampung Prapatan Ne'ih RT 007/004 Desa Sukadanau, Cikarang Barat
Bekasi 17843
Jawa Barat, Indonesia
Telp. 021-8983 8092
email : info@ambi-online.com
Struktur Organisasi
ASOSIASI MASYARAKAT BAJA INDONESIA

Program Kerja Pengurus AMBI Tahun 2014-2017

PROGRAM AMBI ADALAH :

1. Mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi material baja kepada


anggota dan masyarakat umum

2. Mengadakan penelitian dan pengembangan mengenai aplikasi konstruki baja


dalam desain.

3. Menyelenggarakan pertukaran informasi melalui interaksi antar anggota dalam


bentuk forum-forum pertemuan.

4. Menjalin hubungan kerjasama antar produsen, penyedia jasa, dan pengguna jasa
baik yang ada dalam negeri maupun luar negeri.
5. Mengadakan pendidikan formal maupun non formal mengenai material baja dan
aplikasinya dalam konstruksi.

6. Meyediakan peraturan-peraturan dalam konstruksi desain baja yang sesuai


dengan perkembangan yang ada.

7. Mengeluarkan sertifikasi dan verifikasi kepada ahli baja di Indonesia yang


bertaraf Nasional dan Internasional.

Anggaran Rumah Tangga

BAB I

BADAN PENYELENGGARA ORGANISASI

Pasal 1

Munas

Kedudukan:

1. Munas merupakan Badan Legislatif tertinggi AMBI.

2. Munas merupakan musyawarah di antara Dewan Pimpinan Harian (DPH)


selanjutnya disebut Dewan Pengurus Pusat (DPP), Dewan Komisariat (DK)
selanjutnya disebut Dewan Pengurus Cabang (DPC), Dewan Pakar, Dewan
Pelindung, dan Dewan Pembina.

3. Peserta Munas adalah Anggota Biasa, Anggota Utama, Anggota Kehormatan,


dan Peninjau dari Pengurus Pusat, Pengurus Cabang serta Undangan.

4. Keputusan-keputusan yang diambil dalam Munas mulai berlaku sejak


ditetapkan dan berlaku selama belum ada pencabutan atau perubahan oleh
Munas yang diadakan kemudian.

5. Dalam keadaan luar biasa, Munas dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul
dua per tiga jumlah anggota utama dan anggota biasa.

6. Keputusan-keputusan Munas bersifat mengikat bagi seluruh anggota.

Kekuasaan dan Kewenangan:

1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Garis-Garis Besar


Haluan Organisasi dan Program Kerja AMBI.
2. Menilai pertanggungjawaban Ketua Umum Pengurus Pusat AMBI dalam
melaksanakan amanat Munas dengan kriteria penilaian diterima, diterima
dengan catatan atau ditolak.

3. Memilih Ketua Umum dan melaksanakan pelantikan Ketua Umum untuk


periode selanjutnya; Untuk pertama kalinya ketentuan ini akan diberlakukan
dalam Munas Pertama, dan Ketua Pelanjut hasil pemilihan Munas Pertama
akan ditetapkan dan dilantik sebagai Ketua Umum AMBI.

4. Mengesahkan anggota Dewan Pakar yang telah ditetapkan oleh Pengurus


Pusat dengan mempertimbangkan usulan Cabang.

Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan:

1. Munas diselenggarakan sekali dalam lima tahun.

2. Penyelenggaraan Munas menjadi tanggung jawab Ketua Umum Pengurus


Pusat.

3. Ketua Umum membentuk dan mengesahkan Panitia Penyelenggara Munas


yang terdiri atas Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana Munas.

4. Isi dan susunan acara Munas ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan
memperhatikan saran-saran dari Cabang dalam Rapat Kerja yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan Munas. Acara inti Munas sekurang-
kurangnya meliputi:

Laporan pertanggungjawaban Ketua Umum yang sekurang-kurangnya


meliputi kebijakan Pengurus Pusat, Organisasi, pelaksanaan program
kerja dan keputusan-keputusan lain dan keuangan organisasi.

Setelah laporan pertanggungjawaban Ketua Umum dinilai oleh masing-


masing Cabang, maka Ketua Sidang menyatakan Pengurus Pusat AMBI
domisioner.

Pemilihan dan pelantikan Ketua Umum periode selanjutnya.

Penetapan tempat penyelenggaraan Munas berikutnya

5. Selama Munas berlangsung dapat diadakan kegiatan-kegiatan selain yang


telah ditentukan sebagai acara Munas pada butir 4 di atas, selama tidak
bertentangan dengan maksud dan tujuan organisasi dan tidak mengganggu
jalannya Munas.

6. Bersamaan dengan diselenggarakannya Munas, sedapat mungkin diadakan


Pertemuan Ilmiah yang pelaksanaannya tidak mengganggu jalannya acara
inti Munas dan proporsional dengan acara inti Munas.
7. Sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum Munas dilakukan, Pengurus
Pusat wajib menyelenggarakan Pra Munas.

8. Sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum Munas dilaksanakan (sesuai


tanggal dengan pengiriman), undangan, acara dan rancangan keputusan
Munas sudah harus dikirim oleh Pengurus Pusat dengan menggunakan
sarana pengiriman yang tercepat.

9. Sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu sebelum Munas dilaksanakan (sesuai


dengan tanggal pengiriman), laporan pertanggungjawaban Ketua Umum
AMBI Pusat sudah harus dikirimkan oleh Pengurus Pusat dengan
menggunakan sarana pengiriman yang tercepat.

Peserta :

1. Anggota Dewan Pakar, baik di tingkat Pusat maupun Cabang.

2. Dewan Pimpinan Pusat.

3. Peninjau, adalah anggota AMBI yang diusulkan oleh Pengurus Pusat dan
Pengurus Cabang kepada Panitia Pelaksana Munas dan dapat mengikuti
sidang pleno maupun sidang komisi.

4. Undangan, hanya dapat hadir dalam sidang pleno organisasi.

5. Utusan, ditentukan oleh Rapat Pengurus Cabang dengan ketentuan:

Terdiri atas anggota Cabang yang sudah melunasi iuran sampai saat
Munas dilaksanakan.

Tidak sedang terkena sanksi organisasi.

Jumlah utusan yang berhak mewakili Cabang ditentukan sesuai dengan


proporsi jumlah anggota Cabang yang sudah melunasi iuran sampai
dengan saat pelaksanaan Munas, yaitu sebagai berikut:

a. 10 - 20 anggota lunas iuran berhak mengirim 3 (tiga) orang


utusan.

b. 21 - 50 anggota lunas iuran berhak mengirim 5 (lima) orang


utusan.

c. 51 -100 anggota lunas iuran berhak mengirim 7 (tujuh) orang


utusan.

d. 101-200 anggota lunas iuran berhak mengirim 11 (sebelas)


orang utusan.
e. 201-350 anggota lunas iuran berhak mengirim 13 (tiga belas)
orang utusan.

f. 351-550 anggota lunas iuran berhak mengirim 15 (lima belas)


orang utusan.

g. >550 anggota lunas iuran berhak mengirim 17 (tujuh belas)


orang utusan.

Keabsahan:

Munas dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah jumlah Cabang


mengirimkan utusannya dan pada saat penghitungan quorum dihadiri oleh
paling sedikit oleh dua pertiga dari jumlah utusan yang sudah terdaftar pada
Panitia Pelaksana Munas.

Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka Munas diundurkan selama 60


menit atas persetujuan Utusan Cabang yang telah hadir dan setelah itu
Munas dianggap sah dengan jumlah Utusan Cabang yang hadir pada saat itu.

Hak Suara:

Hak suara untuk mengambil keputusan hanya dimiliki oleh utusan yang
mendapat mandat resmi dari Cabang, satu utusan memiliki satu suara.

Pengurus Pusat dan badan kelengkapan organisasi hanya mempunyai hak


bicara.

Tata Tertib:

Munas diselenggarakan mengikuti tata tertib yang disusun dalam Rapat Kerja untuk
persiapan Munas dan disahkan dalam Munas.

Pasal 2

Musyawarah Dewan Pimpinan Cabang

Kedudukan:

1. Musyawarah Cabang (Muscab) adalah badan legislatif pada Daerah Tingkat


I/II wilayah Indonesia.

2. Keputusan-keputusan yang diambil dalam Muscab mulai berlaku sejak


ditetapkan dan berlaku selama belum ada pencabutan atau perubahan oleh
Muscab yang diadakan kemudian sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART.

3. Keputusan-keputusan Muscab bersifat mengikat bagi seluruh anggota di


tingkat Cabang.
Kekuasaan dan Kewenangan:

1. Membahas dan menetapkan keputusan untuk mengatasi masalah yang


dihadapi Cabang.

2. Menetapkan usulan bagi pengurus Cabang.

3. Menilai laporan pertanggungjawaban Ketua DPC dalam melaksanakan


program kerja serta amanat Muscab.

4. Memilih Ketua Cabang.

5. Memilih anggota Maajelis Baja Cabang

Peserta :

Muscab dihadiri oleh Pengurus Cabang, Pengurus Pusat, Majelis Baja di tingkat
Cabang, anggota perorangan, peninjau dan undangan yang ditetapkan oleh
Pengurus Cabang.

Ketentuan-ketentuan Penyelenggaraan:

1. Muscab diselenggarakan sekali dalam setahun.

2. Penyelenggaraan Muscab menjadi tanggung jawab Ketua Cabang.

3. Panitia Pelaksana Muscab ditetapkan oleh Ketua Cabang dengan diketahui


oleh Pengurus Cabang.

4. Tatacara pencalonan Ketua DPC sudah harus diberitahukan kepada seluruh


anggota Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan
Muscab.

5. Isi dan susunan acara Muscab ditetapkan oleh Pengurus Cabang dan Panitia
Pelaksana Muscab dengan mempertimbangkan saran-saran anggota.

6. Acara inti Muscab sekurang-kurangnya meliputi:

a. Laporan pertanggungjawaban Ketua Cabang yang sekurang-kurangnya


meliputi kebijakan Pengurus Cabang, pengelolaan organisasi,
pelaksanaan program kerja dan usulan pengembangan serta keuangan
organisasi.

b. Pemilihan Ketua Cabang periode selanjutnya.

c. Pemilihan Majelis Baja Cabang periode selanjutnya.

d. Pembahasan masalah-masalah yang dihadapi organisasi.


Selama Muscab berlangsung dapat diadakan kegiatan-kegiatan selain yang telah
ditentukan sebagai acara Muscab pada butir (d) di atas, selama tidak bertentangan
dengan maksud dan tujuan organisasi dan tidak mengganggu jalannya Muscab.
Selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Muscab dilaksanakan,
pemberitahuan, tatatertib Muscab sudah harus dikirim oleh Pengurus Cabang
kepada peserta Muscab dan Pengurus Pusat.

Keabsahan:

1. Muscab dianggap sah bila 2/3 anggota Cabang sebagai peserta hadir pada
saat penghitungan quorum.

2. Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka Muscab diundurkan paling


lama 60 menit dan atas persetujuan anggota yang telah hadir, Muscab dapat
dianggap sah dengan jumlah anggota Cabang sebagai peserta yang hadir
pada saat penghitungan quorum.

3. Keputusan-keputusan yang ditetapkan dalam Muscab dilaporkan kepada


Pengurus Pusat selambat-lambatnya 2 minggu setelah Muscab untuk
disahkan.

Hak Suara dan Hak Bicara:

1. Hak suara dan hak bicara hanya dimiliki oleh anggota Cabang yang
bersangkutan.

2. Pengurus Pusat dan Dewan Pakar tingkat Cabang hanya memiliki hak bicara.

3. Undangan tidak mempunyai hak suara maupun hak bicara.

Tata Tertib:

1. Muscab diselenggarakan mengikuti tata tertib yang disusun dalam Rapat


Pengurus Cabang dan disahkan dalam Muscab.

2. Muscab dibuka dan dipimpin oleh Ketua Cabang sampai dengan saat
terpilihnya Ketua dan Sekretaris Sidang Muscab.

3. Ketua dan Sekretaris Muscab dipilih dari peserta anggota AMBI cabang.

4. Hal-hal lain yang belum diatur dalam ketentuan ini, ditetapkan oleh Muscab
dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan
AD/ART.

Pasal 3

Dewan Pakar

Status:
1. Dewan Pakar di tingkat Pusat dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Munas.

2. Dewan Pakar di tingkat Cabang dapat dibentuk oleh dan bertanggung jawab
kepada Musyawarah Cabang apabila Cabang yang bersangkutan memiliki
sejumlah anggota yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan Dewan
Pakar.

3. Dalam hal Dewan Pakar di tingkat Cabang tidak dapat dibentuk, maka
tugasnya dilimpahkan kepada Dewan Pakar tingkat Pusat atau Dewan Pakar
di tingkat Cabang lain yang ditunjuk oleh Dewan Pakar tingkat Pusat.

Tugas dan Wewenang:

1. Memberikan saran kepada Pengurus Pusat/Cabang dalam hal penerapan dan


pengembangan profesi Baja

2. Mengawasi penerapan profesi Baja dari penyimpangan-penyimpangan yang


dilakukan anggota AMBI.

3. Merumuskan pertimbangan mengenai langkah-langkah dalam pemberian


sanksi terhadap anggota dan atau tindakan terhadap pihak lain yang
merugikan profesi Ahli dibidang baja.

4. Menetapkan penjatuhan sanksi organisasi kepada anggota.

5. Melindungi anggota-anggota AMBI dalam penerapan profesinya sesuai


dengan Kode Etik organisasi.

Jumlah dan Syarat Keanggotaan:

Anggota Dewan Pakar Pusat maupun Cabang sekurang-kurangnya 5 (lima) orang


dan sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang. Persyaratan menjadi anggota Dewan
Pakar adalah:

1. Sarjana Teknik yang telah berpengalaman dalam bidang profesinya dibidang


baja paling sedikit 15 tahun.

2. Telah menjadi anggota AMBI dan atau ditunjuk oleh Pengurus Pusat.

Anggota Dewan Pakar berhenti karena:

1. Meninggal dunia.

2. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.

3. Tidak dapat berfungsi penuh karena alasan fisik maupun mental.


4. Apabila ada anggota Majelis Baja yang berhenti, maka keanggotaannya tidak
akan diganti sampai Munas/Muscab berikutnya.

5. Segala kebutuhan Dewan Pakar dalam menjalankan tugasnya menjadi


tanggung jawab pengurus di tingkat pusat maupun cabang.

Pasal 4

Dewan Pengurus Pusat

Status:

1. Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi AMBI di tingkat pusat
sekaligus merangkap sebagai pengurus harian

2. Masa jabatan Pengurus Pusat adalah 5 (lima) tahun.

3. Pengurus Pusat dipimpin oleh Ketua Umum dan hanya dapat menjabat
berturut-turut maksimal 2 (dua) kali masa kepengurusan.

4. DPP terdiri atas seorang Ketua Umum, seorang wakil Ketua Umum, seorang
Sekretaris Umum, seorang Bendahara Umum dan ketua ketua bidang.

Lingkup Tugas Dewan Pengurus Pusat.

1. Pusat Koordinasi kegiatan Cabang.

2. Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat umum yang berlaku di tingkat


Pusat dan Cabang.

3.

4. Melaksanakan program kerja, termasuk pemantauan dan evaluasinya.

5. Melaksanakan amanat Munas dan kegiatan organisasi berdasarkan AD/ART.

6. Menjadi pusat informasi dan dokumentasi, sehingga dapat memasok


kebutuhan Cabang.

Kekuasaan dan wewenang:

1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta semua


keputusan yang telah ditetapkan dalam Munas.

2. Menyebarkan informasi kepada seluruh Pengurus Cabang mengenai kegiatan


pengurus pusat, pengambilan keputusan organisasi ataupun penyesuaian
atas pelaksanaan keputusan Munas.

3. Melalui Ketua Umum, mempertanggungjawabkan kegiatan kepada Munas


berikutnya.
4. Memantapkan pusat informasi dan dokumentasi yang dibutuhkan oleh
Cabang.

5. Menjalin dan membina hubungan baik dengan berbagai instansi/lembaga di


dalam ataupun di luar negeri.

6. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program


Kerjanya dan amanat Munas di hadapan Sidang Munas.

7. Membentuk Badan Khusus/Panitia Ad-Hoc yang diserahi penyelenggaraan


tugas-tugas khusus, bilamana diperlukan.

Ketua Umum DPP diusulkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Terdaftar sebagai anggota AMBI yang selama menjadi anggota telah


membuktikan usahanya untuk mengembangkan organisasi AMBI.

2. Tidak pernah terkena sanksi organisasi.

3. Merupakan anggota AMBI aktif yang mempunyai pengalaman dalam


pembentukkan dan pengelolaan AMBI.

4. Melunasi iuran keanggotaan tanpa terputus sejak mulai menjadi anggota


AMBI.

5. Telah melunasi iuran untuk masa jabatannya.

6. Berpengalaman mengelola organisasi sedikitnya 8 (delapan) tahun.

7. Mampu menjalin hubungan luas di dalam maupun luar negeri.

8. Memiliki visi dan misi bagi pengembangan kualitas organisasi.

9. Mengajukan program kerja sebagai penjabaran visi dan misi, yang sesuai
dengan rencana induk organisasi.

10.Menyatakan kesediaan untuk dicalonkan dan kesanggupannya untuk aktif


dalam kepengurusan.

11.Dicalonkan oleh Cabang.

12.Hadir dan mempresentasikan visi dan misinya di hadapan Munas.

Tata Cara Pengelolaan:

1. Ketua Umum yang dikukuhkan Munas selambat-lambatnya dalam waktu 1


(satu) bulan setelah Munas, sudah mengumumkan susunan pengurus
lengkap tingkat Pusat kepada anggota melalui Pengurus Cabang.
2. Pengurus Pusat menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima
dengan Pengurus Pusat demisioner.

3. Serah terima kepengurusan tingkat pusat harus telah dilakukan selambat-


lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Munas berakhir.

4. Jika terjadi lowongan jabatan Ketua Umum, yang karena berhenti atau suatu
hal tidak dapat menjalankan tugasnya dalam tenggang masa jabatan, maka
tugas dan wewenang Ketua Umum Pengurus Pusat dijabat oleh salah seorang
Wakil Ketua yang dipilih diantara para Wakil Ketua itu sendiri dan wajib dalam
waktu selambat-lambatnya tiga bulan menyelenggarakan Munas Luar Biasa
untuk memilih Ketua Umum yang baru.

5. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sehari-hari, Pengurus Pusat


membuat Pedoman dan Pembagian Tugas serta Wewenang antara anggota
Pengurus Pusat.

6. Ketua Umum berwenang mewakili organisasi dan atau menunjuk anggota


Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, lembaga ahli, dan anggota AMBI
perorangan dalam berhubungan dengan lembaga lain atas persetujuan rapat
pengurus.

Pasal 5

Sumpah / Janji Ketua Umum DPP

Sumpah / Janji Ketua Umum :

Demi Allah Saya bersumpah / Saya berjanji dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa


Saya untuk menjadi Ketua Umum AMBI langsung atau tidak langsung, dengan nama
atau dalih apapun tidak memberikan atau menjanjikan apapun ataupun sesuatu
yang bertentangan dengan Kode Etik Ahli Baja.

Saya bersumpah / berjanji bahwa Saya untuk melakukan atau tidak melakukan,
tiada sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga
sesuatu janji atau pemberian.

Saya bersumpah / berjanji akan memenuhi kewajiban sebagai Ketua Umum dengan
sebaik-baiknya, memegang teguh ketentuan Organisasi dan Etika Profesi dengan
selurus-lurusnya, dalam ikatan yang sungguh-sungguh untuk mendorong organisasi
bagi kepentingan keilmuan dan kemanusiaan pada nusa, bangsa, dan tanah air
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 6

Pengurus Cabang

Status:
1. Pengurus Cabang adalah Badan Eksekutif di tingkat Cabang

2. Dalam satu daerah Tingkat I/II hanya terdapat 1 (satu) Pengurus Cabang.

3. Pembentukan pertama kepengurusan di suatu Cabang baru, dapat dilakukan


apabila sekurang-kurangnya terdapat 10 (sepuluh) anggota yang berdomisili
di Cabang tersebut.

4. Pembentukan pertama Pengurus Cabang tersebut diajukan atas inisiatif


anggota dalam Cabang tersebut melalui permohonan yang ditujukan kepada
Pengurus Pusat.

5. Tembusan surat permohonan pembentukan pengurus Cabang baru, wajib


dikirimkan kepada pengurus Cabang tempat asal keanggotaan masing-
masing.

6. Masa jabatan Pengurus Cabang berlangsung selama 5 (lima) tahun.

7. Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua, Wakil Ketua,


Sekretaris, dan Bendahara.

8. Bentuk susunan Pengurus Cabang dapat disesuai kebutuhan Cabang


setempat.

9. Jika Ketua Cabang dalam tenggang masa jabatannya karena satu dan lain hal
tidak dapat menjalankan tugasnya, maka tugas dan wewenang Ketua Cabang
wajib dijalankan oleh Wakil Ketua Cabang.

Lingkup Tugas Pengurus Cabang.

1. Mengkoordinasikan kegiatan dan pelaksanaan program kerja organisasi di


tingkat Cabang.

2. Menetapkan kebijakan Cabang yang sejalan dengan kebijakan pengurus


pusat dan berdasarkan atas AD/ART.

3. Melaksanakan program kerja, amanat dan keputusan Muscab.

4. Menjadi pusat informasi dan dokumentasi, untuk kebutuhan anggota dalam


kaitan dengan program kerja Cabang.

5. Mengajukan usulan untuk program kerja dan atau rencana induk jangka
panjang organisasi kepada pengurus Pusat untuk diajukan dalam Munas.

Kekuasaan dan wewenang:

1. Melaksanakan keputusan keputusan Munas dan Muscab.


2. Mengadakan pemantauan terhadap masalah dan atau praktek profesi di
tingkat Cabang.

3. Melakukan pendataan kegiatan pelayanan jasa Ahli dibidang Baja di tingkat


Cabang.

4. Melakukan kegiatan bagi anggota yang bertujuan untuk meningkatkan


kualitas pelayanan jasa Baja yang dilakukan oleh para anggota.

5. Menjalin hubungan baik dengan berbagai instansi/lembaga di tingkat Cabang


di dalam dan luar negeri berkaitan dengan pelaksanaan program kerjanya.

6. Bila dianggap perlu, Pengurus Cabang dapat membentuk kelengkapan


organisasi tingkat Cabang/Badan khusus di tingkat Cabang.

7. Membentuk unit-unit pelaksana yang berfungsi membantu kelancaran


pelaksanaan program kerja Cabang.

8. Menyampaikan laporan tahunan kepada Pengurus Pusat mengenai kondisi


organisasi Cabang yang setidak-tidaknya mencakup jumlah anggota,
kegiatan dan masalah yang dihadapi Cabang.

9. Melalui Ketua Cabang, menyampaikan laporan pertanggung jawaban dalam


Muscab.

10.Ketua Cabang berwenang menyusun kepengurusan serta membuat Pedoman


Pembagian Tugas dan Wewenang antar anggota Pengurus.

Persyaratan untuk menjadi Ketua Cabang adalah:

1. Terdaftar sebagai anggota AMBI dan selama menjadi anggota telah


membuktikan usahanya untuk mengembangkan organisasi AMBI.

2. Tidak pernah terkena sanksi organisasi.

3. Sudah menjadi anggota AMBI dan atau ditunjuk oleh pengurus pusat AMBI.

4. Melunasi iuran keanggotaan tanpa terputus sejak mulai menjadi anggota


AMBI.

5. Telah melunasi iuran untuk masa jabatannya.

6. Berpengalaman mengelola organisasi sedikitnya 5 (lima) tahun.

7. Sanggup mengembangkan hubungan luas dengan instansi/lembaga,


terutama di tingkat Cabang.

8. Menyampaikan visi dan misi bagi pengembangan kualitas organisasi.


9. Menyatakan kesediaan untuk dicalonkan dan kesanggupannya untuk aktif
memimpin kepengurusan:

a. Mengajukan program kerja yang mengacu kepada rencana induk


organisasi.

b. Hadir dan menyampaikan presentasi dalam Muscab.

c. Mengajukan pencalonan sesuai persyaratan yang dibuat oleh Panitia


Pelaksana Muscab.

d. Ketua Cabang menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah


terima dengan Ketua Cabang demisioner.

e. Serah terima kepengurusan harus telah dilakukan paling lambat dalam


waktu 1 (satu) bulan setelah selesai Muscab.

f. Ketua Cabang dapat menjabat sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali masa


kepengurusan Cabang secara berturut-turut.

g. Anggota yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai


Pengurus Cabang dapat menjadi anggota dari Cabang terdekat.

Tata Cara Pengelolaan:

1. Pengurus Cabang selambat-lambatnya harus sudah terbentuk 1 (satu) bulan


setelah Muscab.

2. Pengurus Cabang harus sudah mendapatkan pengesahkan secara tertulis


dari Pengurus Pusat selambat-lambatnya 2 (dua ) minggu setelah
pemberitahuan Pengurus Cabang.

3. Ketua Cabang dipilih dalam Sidang Muscab dengan mengikuti prosedur


pencalonan yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Ketua Cabang.

BAB II

RAPAT ORGANISASI

Pasal 7

Rapat Kerja

Kedudukan:

1. Rapat Kerja adalah rapat Pengurus Pusat yang dihadiri oleh segenap
kelengkapan organisasi pada tingkat pusat serta ketua dan utusan cabang.
2. Rapat Kerja Biasa, bertujuan membahas implementasi program kerja amanat
Munas, menyempurnakan dan memperbaikinya untuk dilaksanakan pada sisa
periode kepengurusan berjalan.

3. Rapat Kerja terakhir dalam satu periode kepengurusan merupakan Rapat


Kerja persiapan Munas.

Ketentuan Penyelenggaraan:

1. Penyelenggaraan Rapat Kerja menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat.

2. Rapat Kerja Biasa harus sudah diselenggarakan pada tahun pertama periode
kepengurusan dan pada tahun selanjutnya dapat diselenggarakan atas
permintaan sekurang-kurangnya separuh dari jumlah Cabang.

3. Rapat Kerja Persiapan Munas harus dilaksanakan paling lambat 6 (enam)


bulan sebelum waktu pelaksanaan Munas.

4. Undangan untuk mengikuti Rapat Kerja harus sudah dikirimkan ke Pengurus


Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Rapat Kerja
dilaksanakan dengan menggunakan sarana pengiriman tercepat.

5. Setiap Cabang berhak mengirimkan 1 (satu) orang utusan selain Ketua


Cabang dan masing-masing memiliki hak bicara dan hak suara, serta
sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang anggota sebagai peninjau yang hanya
memiliki hak bicara.

6. Utusan Cabang dalam Rapat Kerja Pra Munas adalah bagian dari utusan pada
Munas yang akan datang.

7. Acara inti Rapat Kerja Biasa sekurang-kurangnya meliputi : laporan Pengurus


Pusat mengenai pelaksanaan program kerja sesuai amanat Munas.

8. Acara inti Rapat Kerja Persiapan Munas sekurang-kurangnya meliputi laporan


Pengurus Pusat mengenai persiapan Munas.

Tata tertib Rapat Kerja disusun oleh Pengurus Pusat dengan memperhatikan usul
Cabang dan disahkan dalam Rapat Kerja tersebut.

Hal-hal yang belum tercantum dalam ketentuan ini, diatur dalam suatu peraturan
tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.

Pasal 8

Rapat Pengurus

1. Rapat Pengurus Pusat / Cabang merupakan rapat pengurus lengkap di tingkat


Pusat / Cabang.
2. Rapat Pengurus Puat / Cabang dilakukan rutin setidak-tidaknya 1 (satu) kali
dalam 3 bulan dan dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah pengurus
pusat atau cabang.

3. Hasil rapat dianggap sah apabila ditandatangani dari seluruh peserta rapat.

Pasal 9

Rapat Anggota

1. Rapat Anggota adalah Rapat Pengurus lengkap di tingkat Cabang yang


dihadiri oleh Pengurus Cabang, segenap kelengkapan organisasi tingkat
Cabang dan anggota.

2. Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali selama 1 (satu)


periode kepengurusan.

3. Rapat Anggota dilakukan untuk mengambil keputusan mengenai masalah-


masalah penting dan mendesak.

BAB III

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 10

Proses Pengambilan Keputusan

1. Semua keputusan yang diambil dalam organisasi dan badan kelengkapan


AMBI dilakukan secara musyawarah dan mufakat.

2. Apabila tidak dapat tercapai melalui musyawarah dan mufakat, maka


keputusan diambil berdasarkan perhitungan suara terbanyak.

3. Proses pengambilan keputusan yang menyangkut perseorangan, dilakukan


dengan menjaga asas praduga tak bersalah.

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 11

Ketentuan

Anggota AMBI terdiri atas:

1. Anggota biasa ialah: anggota yang pekerjaannya dibidang baja dengan


jenjang pendidikan, Diploma 3, Sarjana, Magister dan Doktor.
2. Anggota Utama adalah deklarator, pendiri ambi pusat, dan pendiri ambi
cabang.

3. Anggota Kehormatan adalah individu yang diangkat karena:

4. Jasa-jasanya dalam ahli bidang baja.

5. Kontribusinya yang luar biasa terhadap Organisasi AMBI.

6. Untuk anggota kehormatan ditetapkan dan diputuskan oleh pengurus pusat.

Pasal 12

Tata Cara Penerimaan Anggota

1. Untuk menjadi anggota biasa dan anggota utama, calon harus memenuhi
persyaratan administarif yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

2. Untuk menetapkan dan mengangkat anggota kehormatan dapat melalui


rapat pengurus pusat dan atau melalui munas.

3. Calon anggota mengisi formulir keanggotaan yang disediakan Pengurus


Cabang atau Pengurus Cabang terdekat bagi Cabang yang belum ada
pengurus Cabangnya.

4. Formulir keanggotaan diteruskan Pengurus Cabang kepada Pengurus Pusat


sesuai tata cara adiminsitrasi yang berlaku.

5. Kartu Tanda Anggota AMBI diterbitkan oleh Pengurus Pusat bagi calon
anggota yang keanggotaannya telah disetujui oleh Pengurus Cabang.

Pasal 13

Hak Anggota

1. Anggota Biasa berhak menyampaikan pendapat, usul atau pertanyaan lisan


atau tertulis kepada pengurus, mengikuti semua kegiatan organisasi dan
memilih serta dipilih.

2. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan, berhak menyampaikan


pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau tertulis kepada
pengurus dan mengikuti kegiatan organisasi tetapi tidak berhak memilih dan
dipilih.

3. Setiap anggota berhak mendapat perlindungan dan pembelaan dalam


melaksanakan tugas keorganisasian dan atau kegiatan keilmuan maupun
kegiatan profesi.

Pasal 14
Kewajiban Anggota

1. Setia kepada Organisasi.

2. Menjunjung tinggi Kode Etik AMBI.

3. Tunduk dan patuh kepada keputusan-keputusan dan peraturan-peraturan


Organisasi.

4. Menjaga nama baik organisasi.

5. Turut melaksanakan dan mendukung amal usaha Organisasi.

6. Membayar Uang Pangkal.

7. Melunasi iuran Anggota tepat waktu.

Pasal 15

Kehilangan Keanggotaan

1. Anggota kehilangan keanggotaannya karena meninggal dunia, atas


permintaan sendiri atau diberhentikan.

2. Anggota dapat diberhentikan karena bertindak bertentangan dengan


ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi serta bertindak
merugikan atau mencemarkan nama baik AMBI.

Pasal 16

Tata Cara Pemberhentian Anggota

1. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan


dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pengurus Pusat atau Pengurus
Cabang sekurang-kurangnya satu bulan sebelumnya.

2. Atas ketetapan Dewan Pakar atau usul Pengurus Cabang, seorang anggota
dapat dikenakan pemberhentian sementara paling lama 6 (enam) bulan oleh
Pengurus Pusat sesudah didahului dengan peringatan, karena dianggap
melakukan perbuatan/tindakan yang melanggar Kode Etik dan atau
merugikan organisasi.

3. Atas ketetapan Dewan Pakar atau usul Pengurus Cabang, masa


pemberhentian sementara seorang anggota yang dapat diperpanjang untuk
paling lama 6 (enam) bulan.

4. Paling lama 6 (enam) bulan sesudah pemberhentian sementara, Pengurus


Cabang dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian/pemecatan
kepada Pengurus Pusat untuk dikukuhkan.
5. Keputusan Pemberhentian Sementara, Pencabutan Pemberhentian
Sementara dan Pemecatan seorang anggota harus diberitahukan secara
tertulis kepada yang bersangkutan paling lama 1 (satu) minggu sejak tanggal
keputusan dengan tembusan-tembusannya kepada semua Pengurus Cabang
dan atau instansi terkait. Keputusan tersebut dapat diumumkan dalam berita
penerbitan resmi AMBI.

Pasal 17

Pembelaan

1. Anggota yang dikenakan pemberhentian sementara dapat mengajukan


pembelaan diri di depan Dewan Pakar dengan tata cara pembelaan yang
ditetapkan oleh Dewan Penasehat.

2. Keputusan Munas dapat membatalkan, mengubah atau memperkuat


keputusan mengenai anggota berdasarkan atas pembelaan yang diajukan
oleh anggota tersebut dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3
(duapertiga) dari jumlah utusan yang hadir dalam Munas.

Pasal 18

Sanksi organisasi

1. Pengurus Pusat dengan persetujuan Rapat Pengurus dapat mengambil


tindakan administratif terhadap Pengurus Cabang yang tindakannya secara
perorangan atau bersama-sama merugikan nama baik organisasi.

2. Dalam keadaan dimana Pengurus Cabang secara keseluruhan dikenai sanksi


administratif, maka sampai ada penyelesaian lebih lanjut dari Pengurus
Pusat, tanggung jawab kepengurusan tingkat Cabang tersebut diambil alih
atau diputuskan lain oleh Pengurus Pusat.

BAB V

SERTIFIKASI

Pasal 19

Badan Sertifikasi AMBI

1. Dalam kegiatan dan penyelenggaraan sertifikasi AMBI, meliputi keahlian dan


keterampilan bidang baja.

2. Untuk menjalankan Sertifikasi dibentuk Badan Sertifikasi Keahlian (BSA) dan


Badan Sertifikasi Keterampilan (BSK), kepengurusannya dibentuk dan
diangkat oleh AMBI pusat.
3. Organisasi BSA dan BSK selanjutnya diatur di dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga Badan Sertifikasi AMBI yang tidak bertentangan
dengan anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga AMBI dan disahkan
oleh pengurus AMBI Pusat.

4. Organisasi BSA dan BSK terdiri dari BSA dan BSK Pusat yang diangkat oleh
pengurus AMBI pusat dan dibantu oleh unit-unit pelaksana sertifikasi di
Cabang.

5. Masa jabatan pengurus diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga Badan Sertifikasi AMBI.

6. Diberlakukannya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Badan


Sertifikasi AMBI ditetapkan oleh pengurus AMBI pusat.

BAB VI

KEUANGAN

Pasal 20

Sumber dan Penjelasan Keuangan

1. Besarnya uang pangkal ditetapkan oleh Rapat Kerja.

2. Pengelolaan uang pangkal diatur 50% oleh Pengurus Pusat dan 50% dikelola
oleh Pengurus Cabang untuk kepentingan organisasi.

3. Besarnya uang pangkal adalah Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah).

4. Pengelolaan uang iuran diatur 40% dikelola oleh Pengurus Pusat, dan 60%
dikelola oleh Pengurus Cabang.

5. Besarnya uang iuran adalah Rp. 50.000.- (lima puluh ribu rupiah) dan
ditetapkan dalam Rapat Kerja.

6. Iuran digunakan untuk pengelolaan Website AMBI, News Letter AMBI, Buku
informasi organisasi dan keanggotaan besi baja.com.

7. Hasil sumbangan/usaha lain di luar uang pangkal dan uang iuran harus
dilaporkan kepada AMBI Pusat.

8. Untuk mendapatkan sumber dana lain pengurus cabang dapat melakukan


kerjasama dengan pihak lain.

9. Munas dan Muscab dapat memeriksa pertanggung-jawaban keuangan


dengan membentuk "Panitia Pemeriksa Keuangan".
10.Keperluan Umum dari organisasi dibiayai bersama oleh Cabang yang
jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Pengurus Pusat dengan memperhatikan
kondisi Cabang.

11.Biaya untuk keperluan Cabang setempat ditanggung oleh masing-masing


Cabang yang bersangkutan menurut Keputusan Rapat Pengurus Cabang.

12.Laporan keuangan dan hak milik organisasi beserta lembaga yang


dibentuknya, harus dibuat sekurang-kurangnya satu kali dalam setiap tahun.

13.Laporan keuangan pada tingkat Cabang, disampaikan dalam rapat-rapat


pada tingkat Cabang dan tembusan kepada Pengurus Pusat, serta bersifat
terbuka untuk diperiksa.

14.Laporan keuangan pada tingkat pusat, disampaikan dalam rapat-rapat pada


tingkat pusat, Rapat Kerja dan Munas, dan bersifat terbuka untuk diperiksa.

15.Ketentuan-ketentuan mengenai sistem pelaporan ditentukan dalam


ketetapan-ketetapan tersendiri.

BAB VII

PATAKA, LAMBANG, dan LAGU

Pasal 21

Tata cara penggunaan

1. Organisasi AMBI memiliki pataka, lambang, dan lagu.

2. Ukuran, bentuk dan penggunaan pataka serta lambang ditentukan dengan


peraturan khusus Pengurus Pusat dan ditetapkan dalam Raker untuk
selanjutnya dikukuhkan dalam Munas.

3. Lagu resmi AMBI terdiri dari "Mars AMBI" dan "Hymne AMBI".

4. Pataka, lambang, dan lagu AMBI ditetapkan dalam Rapat Dewan Pengurus
Pusat beserta Dewan Pakar.

BAB VIII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 22

Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AMBI hanya


dilakukan dalam Munas.
2. Rencana perubahan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3
(duapertiga) dari jumlah utusan Munas yang hadir untuk memenuhi acara
tersebut.

BAB IX

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 23

Pembubaran Organisasi

1. Pembubaran AMBI hanya dapat dilakukan oleh Munas yang dilaksanakan


khusus untuk itu.

2. Keputusan pembubaran AMBI harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3


(duapertiga) dari jumlah utusan yang hadir dalam Munas.

3. Sesudah pembubaran, maka segala hak milik AMBI diserahkan kepada


badan-badan sosial atau perkumpulan-perkumpulan yang ditetapkan oleh
Munas.

BAB X

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 24

Aturan Tambahan

1. Setiap anggota AMBI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga AMBI.

2. Penyelesaian perbedaan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga diputuskan oleh Pengurus Pusat dengan mengikut sertakan
pihak-pihak yang berbeda pendapat.

3. Bila terdapat hal-hal mendesak yang belum diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga ini, Pengurus Pusat dapat mengambil kebijakan tersendiri yang
sebelumnya dikomunikasikan dengan pihak-pihak terkait dan harus
dipertanggung jawabkan dalam Rapat Kerja atau Munas berikutnya.

4. Hal-hal yang belum tercantum di dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang
menyangkut teknis operasional, diatur dalam suatu peraturan tersendiri oleh
Pengurus Pusat, sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah
Tangga ini.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 25

Pengesahan

1. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan bersamaan dengan Anggaran Dasar


AMBI pada tanggal 15 Januari 2005.

2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak saat disahkan.

Disahkan di : Bekasi

Pada tanggal : 15 Januari 2005

Anggaran Dasar

BAB I

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama

1. Organisasi ini bernama Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia, disingkat AMBI

2. AMBI dibentuk dan didirikan di Cibitung pada hari kamis tanggal 26 April
2001 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2

Tempat Kedudukan

AMBI berkedudukan di Negara Republik Indonesia dan dapat memiliki perwakilan


perwakilan di seluruh Indonesia dan/atau di luar negeri

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3

Maksud

AMBI merupakan organisasi profesional bermaksud :


1. Menyediakan data/informasi/buku/majalah mengenai material dan konstruksi
baja secara cepat dan akurat.

2. Mengembangkan kajian dan pengunaan material baja yang meliputi kegiatan


penelitian, fabrikasi, perancangan dan pemasangan secara efektif dan
efisien.

3. Menjalin kemitraan yang sinergis antara produsen, penyedia jasa dan


pengguna jasa material baja.

Pasal 4

Tujuan

AMBI merupakan organisasi profesional yang bertujuan :

1. Menjadi pusat informasi, media komunikasi, konsultasi , dan kerjasama antar


anggota, dunia usaha dan asosiasi lain yang terkait.

2. Menyediakan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) Nasional yang


harmonis dengan NSPM Internasional.

3. Memasyarakatkan pengunaan struktur baja dengan memberikan


pengetahuan secara utuh mengenai keunggulan komparatif dan
realibilitasnya.

4. Memberikan sertifikasi kepada ahli baja Indonesia yang bertaraf


Internasional.

BAB III

KEGIATAN

Pasal 5

Kegiatan

Kegaiatan AMBI adalah :

1. Mengumpulkan , mengolah, dan menyebarluaskan informasi material baja


kepada anggota dan masyarakat umum.

2. Mengadakan penelitian dan pengembangan mengenai aplikasi konstruki baja


dalam desain.

3. Menyelenggarakan pertukaran informasi melalui interaksi antar anggota


dalam bentuk forum-forum pertemuan.
4. Menjalin hubungan kerjasama antar produsen, penyedia jasa, dan penguna
jasa baik yang ada dalam negeri maupun luar negeri.

5. Mengadakan pendidikan formal maupun non formal mengenai material baja


dan aplikasinya dalam konstruksi.

6. Meyediakan peraturan-peraturan dalam konstruksi desain baja yang sesuai


dengan perkembangan yang ada.

7. Mengeluarkan sertivikasi dan verivikasi kepada ahli baja di Indonesia yang


bertaraf Internasional.

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 6

Jenis-Jenis Anggota

Keanggotaan AMBI terdiri dari:

1. Anggota Biasa

2. Anggota Utama

3. Anggota Kehormatan.

Pasal 7

Anggota Biasa

Anggota Biasa adalah seseorang atau badan lembaga yang mempunyai hubungan,
perhatian, minat, dan keahlian dalam bidang material/konstruksi baja .

Pasal 8

Anggota Utama

Anggota Utama adalah seseorang atau badan lembaga yang bertindak sebagai
pendiri yang memberikan komitmen penuh untuk kesinambungan AMBI atau yang
telah berjasa dalam mengembangkan AMBI.

Pasal 9

Anggota Kehormatan

Anggota Kehormatan adalah seseorang yang karena pengetahuan dan


pengalamanya di bidang material atau konstruksi baja, atau karena jasanya yang
besar terhadap pengembangan AMBI, dipandang perlu untuk diangkat menjadi
anggota kehormatan.

Pasal 10

Tata Cara Menjadi Anggota

Untuk menjadi Anggota Biasa adalah :

1. Seseorang atau badan lembaga mengajukan permohonan dan mendaftarkan


dirinya menjadi anggota AMBI.

2. Membayar iuran anggota yang waktu dan besarnya ditetapkan dalam


Musyawarah Nasional.

Untuk menjadi Anggota Utama adalah :

1. Seseorang atau badan lembaga mengajukan permohonan dan mendaftarkan


dirinya menjadi anggota AMBI

2. Seseorang atau badan lembaga yang mendirikan dan memberikan komitmen


penuh untuk kesinambungan AMBI.

3. Seseorang atau badan lembaga yang dipilih/diputuskan dalam Musyawarah


Nasional

4. Membayar iuran anggota yang waktu dan besarnya ditetapkan dalam


Musyawarah Nasional.

5. Untuk menjadi Anggota Kehormatan adalah :

6. Seseorang yang diusulkan oleh Pengurus Harian dan disahkan Dewan


Pimpinan Harian berdasarkan referensi masukan dan pertimbangan-
pertimbangan sebagaimana dimaksud pada pasal 9.

Pasal 11

Hak dan Kewajiban Anggota

Hak dan Kewajiban Anggota Biasa adalah :

1. Mempunyai Hak Bicara dan Hak Dipilih menjadi Anggota Pengurus AMBI,
serta hak mengikuti seluruh kegiatan organisasi.

2. Mempunyai hak untuk memperoleh dan meminta bantuan atau bimbingan


dalam kegiatannya di bidang material/kontruksi baja .

3. Menjunjung tinggi nama baik, etika dan martabat AMBI


4. Mentaati segala ketentuan dalam Anggaran Dasar AMBI dan ketentuan
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku , terutama dibidang
material/konstruksi baja.

Hak dan Kewajiban Anggota Utama adalah :

1. Mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara; Hak Memilih dan Hak Dipilih menjadi

2. Anggota Pengurus AMBI, serta hak mengikuti seluruh kegiatan organisasi.

3. Mempunyai hak untuk memperoleh dan meminta bantuan atau bimbingan


dalam

4. kegiatannya di bidang material/kontruksi baja .

5. Menjunjung tinggi nama baik, etika dan martabat AMBI

6. Mentaati segala ketentuan dalam Anggaran Dasar AMBI dan ketentuan


peraturan perundang-undangan lain yang berlaku , terutama dibidang
material/konstruksibaja.

Hak dan Kewajiban Anggota Kehormatan adalah :

1. Mempunyai Hak Bicara dan hak mengikuti seluruh kegiatan organisasi

2. Menjunjung tinggi nama baik, etika dan martabat AMBI

3. Mentaati segala ketentuan dalam Anggaran Dasar AMBI dan ketentuan


peraturan

4. perundang-undangan lain yang berlaku , terutama dibidang


material/konstruksi baja.

Pasal 12

Keanggotaan Berakhir

Keanggotaan AMBI berakhir bila :

1. Seseorang atau lembaga yang mengajukan permohonan untuk berhenti


menjadi anggota.

2. Seseorang atau lembaga yang diberhentikan karena melanggar Anggaran


Dasar.

3. Seseorang atau lembaga yang berhalangan tetap.

BAB V

ORGANISASI
Pasal 13

Organisasi

Organisasi AMBI terdiri dari :

1. Dewan Pimpinan Harian

2. Dewan Komisariat

3. Dewan Pakar

4. Dewan Pelindung

5. Dewan Pembina

Pasal 14

Dewan Pimpinan Harian

Dewan Pimpinan Harian, disingkat DPH adalah perangkat organisasi yang


menyelenggarakan seluruh kegiatan organisasi AMBI dan mewakili organisasi
Keanggotaan DPH sekurang-kurangnya terdiri dari : ( i ) Seorang Ketua Umum, ( ii )
Seorang Sekretaris Umum, (iii) Seorang Bendahara Umum, dan (iv) Seorang
Anggota

Tugas DPH :

1. Menyusun tata kerja, perumusan tugas, dan ketentuan-ketentuan yang


diperlukan dalam menjalankan tugas

2. Menjabarkan dan melaksanakan program kerja yang diamanatkan oleh


Musyawarah Nasional menjadi rencana kerja tahunan.

3. Mengkoordinasikan hubungan kerja dengan Dewan Pakar.

4. Menyusun Laporan untuk dipertanggung-jawabkan dalam Musyawarah


Nasional berikutnya.

5. Mengatur, mempersiapkan dan menyelenggarakan Musyawarah Nasional,


Musyawarah Nasional Luar Biasa dan Rapat-Rapat Kerja lainnya.

6. Melaksanakan dan memelihara hubungan kerja dengan dengan Instansi


Pemerintah dan Swasta terkait, baik di Indonesia maupun di luar negeri

7. Menerima atau memberhentikan anggota.

8. Membuat anggaran keuangan tahunan untuk dilaksankan dengan


persetujuan Dewan Pakar.
9. Perangkat Eksekutif DPH.

10.Sebagaimana penyelenggara organisasi sehari-hari, untuk melaksanakan


tugas-tugas sebagimana ditetapkan pada Ayat 2 ) Pasal ini, DPH dapat
dilengkapi dengan seperangkat Eksekutif yang bertanggungjawab kepada
DPH, yang terdiri dari :

Seorang atau lebih Direktur Eksekutif yang memimpin kegiatan


perkantoran AMBI, dibantu oleh seorang atau lebih karyawan yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan perkantoran tersebut dengan
baik dan lancar dengan mendapat imbalan yang layak. Selanjutnya
organisasi perkantoran AMBI diatur oleh keputusan yang dikeluarkan
oleh Direktur Eksekutif.

Komite Kerja (Ad-hoc Committee), yang jumlah dan penugasannya


disesuaikan dengan kebutuhan. Selanjutnya keputusan mengenai
jumlah, penugasan dan susunan personalia Komite Kerja dikeluarkan
oleh DPH setelah mendengarkan nasihat Dewan Pakar.

Semua biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari terbentuknya


Perangkat Eksekutif seperti yang dimaksud dalam Ayat 3) Pasal ini,
menjadi beban DPH.

Pasal 15

Dewan Komisariat

Dewan Komisariat, disingkat DK adalah : perangkat organisasi yang


menyelenggarakan kegiatan di tingkat Cabang/Daerah. Keanggotaan Dewan
Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari : ( i ) Seorang Ketua Umum, ( ii ) Seorang
Sekretaris Umum, (iii) Seorang Bendahara Umum, dan (iv) Seorang Anggota.

Tugas Dewan Komisariat :

1. Menyusun tata kerja, perumusan tugas, dan ketentuan-ketentuan yang


diperlukan dalam menjalankan tugas ditingkat Cabang.

2. Menjabarkan dan melaksanakan program kerja yang diamanatkan oleh


Musyawarah Nasional menjadi rencana kerja tahunan.

3. Mengkoordinasikan hubungan kerja dengan Dewan Pimpinan Harian.

4. Menyusun Laporan untuk dipertanggung-jawabkan dalam Musyawarah


Nasional.

5. Mengatur, mempersiapkan dan menyelenggarakan Rapat Anggota di tingkat


Cabang.
6. Membuat anggaran keuangan tahunan untuk dilaksanakan dengan
persetujuan Dewan Pimipinan Harian.

Pasal 16

Dewan Pakar

Dewan Pakar adalah : perangkat organisasi yang menjalankan fungsi sebagai


penasehat, narasumber atau penyumbang gagasan teknis untuk melancarkan
tugas-tugas keorganisasian yang dijalankan oleh DPH. Keanggotaan Dewan Pakar
dipilih di antara Anggota AMBI yang mewakili keahlian yang dianggap bermanfaat
bagi AMBI. Ketua dan Anggota Dewan Pakar diangkat dan diberhentikan oleh
Musyawarah Nasional.

Pasal 17

Dewan Pelindung

Dewan Pelindung adalah para pejabat negara setingkat menteri yang terkait
langsung dengan upaya pengembangan material/konstruksi baja, yaitu :

1. Menteri Riset dan Teknologi.

2. Menteri Pemukiman dan Prasarana Pengembangan Wilayah

3. Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

4. Menteri Energi Sumber Daya Mineral

5. Menteri Tenaga Kerja

Pasal 18

Dewan Pembina

Dewan Pembina adalah pejabat negara setara Eselon I dari departemen yang
terkait, para pemimpin Industri swasta Nasional atau BUMN, Perguruan Tinggi dan
para ketua umum dari berbagai ikatan/persatuan/himpunan organisasi yang
ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.

Pasal 19

Musyawah Nasional

Musyawah Nasional merupakan perangkat organisasi tertinggi. Musyawarah


Nasional diselenggarakan sekali dalam 3 (tiga) tahun oleh Dewan Pimpinan Harian

Musyawarah Nasional berwenang untuk :

1. Menyusun, mengubah dan/atau menetapkan Anggaran Dasar.


2. Menyusun dan menetapkan garis-garis besar program kerja untuk masa 3
(tiga) tahun yang akan datang.

3. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Harian

4. Meminta dan menerima atau menolak Laporan Pertanggung-jawaban Ketua


Dewan Pimpinan Harian.

5. Memilih dan menetapkan Ketua dan Anggota Dewan Pakar.

6. Memilih dan menetapkan Ketua dan Anggota Utama

Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari :

1. Anggota Biasa

2. Anggota Utama

3. Anggota Kehormatan

4. Peninjau

Musyawarah Nasional dipimpin oleh Ketua atau Anggota Dewan Pakar. Musyawarah
Nasional dianggap sah dan mengikat apabila mencapai quorum, yaitu dihadiri oleh
lebih dari (setengah) jumlah Anggota Biasa dan Anggota Utama

Apabila quarum belum tercapai :

1. Musyawarah Nasional dapat ditunda 2 ( dua ) kali masing-masing selama


setengah jam.

2. Apabila setelah penundaan quorum tetap tidak tercapai, maka Musyawarah

3. Nasional dapat dilaksanakan oleh peserta yang hadir dengan persetujuan


Ketua atau Anggota Dewan Pakar.

Keputusan Musyawarah Nasional :

1. Ditetapkan secara musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila melalui cara seperti di atas tidak tercapai kesepakatan, maka


dilakukan pemungutan suara, dan keputusan dianggap sah apabila didukung
oleh suara terbanyak.

3. Bila diadakan pemungutan suara untuk mengambil keputusan, maka :

Setiap Anggota Biasa memiliki 1 (satu) hak suara.

Setiap Anggota Utama memiliki 2 (dua) hak suara.


4. Musyawarah Nasional I dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan
oleh Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional I AMBI

Pasal 20

Musyawarah Nasional Luar Biasa

1. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas hal-hal yang amat
mendesak, seperti :

Pergantian Ketua Dewan Pimpinan Harian sebelum habis masa


jabatannya.

Pembubaran organisasi.

2. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas permintaaan sekurang-


kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah Anggota Utama dan Anggota Biasa, atau
atas permintaaan Dewan Pimpinan Harian yang didukung sekurang-
kurangnya (setengah) jumlah Anggota Utama dan Anggota Biasa.

3. Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah sah dan mempunyai


kekuatan yang sama dengan Keputusan Musyawarah Nasional.

4. Tata cara penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah sama


dengan tata cara penyelenggaraan Musyawarah Nasional.

Pasal 21

Rapat Komisariat

1. Rapat Komisariat diselenggarakan sekali dalam setahun oleh Dewan


Komisariat.

2. Rapat Komisariat berwenang untuk :

Menyusun dan menetapkan garis-garis besar program kerja untuk


masa 1 (satu) tahun yang akan datang sebagai penjabaran dari hasil
kerja Musyawarah Nasional.

Memilih dan menetapkan Ketua dan Anggota Dewan Komisariat

Menerima dan/atau menolak pertanggungjawaban Ketua Komisariat.

Pasal 22

Masa Jabatan

1. Masa jabatan Dewan Pimpinan Harian, Dewan Komisariat dan Dewan Pakar
adalah 3 ( tiga ) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
2. Setelah masa jabatan Dewan Harian, Dewan Komisariat dan Dewan Pakar
sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 ( satu ) Pasal ini habis, Dewan Pimpinan
Harian, Dewan Komisariat dan Dewan Pakar dapat dipilih kembali sebanyak-
banyaknya 1 ( satu ) kali lagi masa jabatan.

3. Dewan Pimpinan Harian, Dewan Komisariat dan Dewan Pakar harus sudah
terbentuknya salambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak berakhirnya
masa jabatan kepengurusan lama. Apabila karena satu dan lain hal Dewan
Pimpinan Harian, Dewan Komisariat dan Dewan Pakar baru belum terbentuk,
maka kedudukan Dewan Pimpinan Harian, Dewan Komisariat dan Dewan
Pakar yang masa jabatanya telah berakhir itu tetap berjalan sebagai Dewan
Pimpinan Harian, Dewan Komisariat dan Dewan Pakar dengan status
demisioner.

BAB VIII

KEUANGAN

Pasal 23

Sumber dan Pengelolaan Keuangan

1. Sumber keuangan AMBI diperoleh dari :

Dana yang disetor oleh para Anggota Biasa dan Anggota Utama

Iuran keanggotaan dan Iuran Tahunan

Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.

Pendapatan-pendapatan lain yang sah.

2. Pengelolaan keuangan dilaksanakan oleh DPH ditingkat pusat dan oleh DK


ditingkat cabang.

Pasal 24

Iuran

1. Kewajiban dan besarnya iuran keanggotaan dan Iuran Tahunan ditentukan


oleh DPH.

2. Sangsi Iuran Tahunan :

peringatan Pertama : Diberikan apabila anggota lalai membayar Iuran


Tahunan dalam masa 6 (enam) bulan dan disertai dengan
pemberitahuan bahwa Hak Suara-nya dicabut.
Peringatan kedua : Diberikan apabila anggota lalai membayar Iuran
Tahunan dalam masa 12 (dua belas) bulan dan disertai dengan
pemberitahuan bahwa anggota yang termaksud akan kehilangan
keanggotaannya.

Pasal 25

Laporan Keuangan

1. Laporan Keuangan dibuat oleh DPH ditingkat pusat dan oleh DK ditingkat
cabang secara periodik setiap akhir tahun buku. Pada setiap akhir masa
kepengurusan, Laporan dan Neraca Keuangan AMBI dilaporkan kepada
Musyawarah Nasional.

2. Pembukuan dan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud di atas, wajib


diaudit oleh Akuntan yang ditunjuk oleh Dewan Pakar pada setiap akhir masa
kepengurusan.

BAB VII

PERUBAHAN

Pasal 26

Pengubahan Anggaran Dasar

1. Anggaran Dasar AMBI dapat diubah, disempurnakan atau disesuaikan melalui


Musyawarah Nasional Luar Biasa sebagaimana dimaksud Pasal 14 dan 15.

2. Keputusan untuk melakukan pengubahan Anggaran Dasar sebagaimana


dimaksud dalam Ayat 1) Pasal ini, dianggap sah apabila disetujui oleh
sekurang-kurangnya duapertiga Anggota yang hadir dan mempunyai hak
suara.

3. Hasil pengubahan atas Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Ayat


2) Pasal ini, dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah 1 (satu) anggota yang hadir dan mempunyai Hak suara.

BAB VIII

PEMBUBARAN

Pasal 27

Pembubaran AMBI

1. Pembubaran AMBI dapat dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional Luar


Biasa yang khusus diadakan untuk itu, dan diusulkan serta dihadiri oleh
sekurang-kurangnya (tigaperempat) dari jumlah anggota yang
mempunyai hak suara.

2. Dalam hal terjadi pembubaran sebagai termaksud dalam Ayat 1) Pasal ini,
maka pimpinan Musyawarah Nasional Luar Biasa pada saat pembubaran
terjadi,bersama DPH periode terakhir, wajib membentuk panitia Likuidasi.

3. Panitia Likuidasi sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 ) Pasal ini, terdiri dari
unsur-unsur yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Luar Biasa.

4. Panitia Likuidasi mempunyai kewenangan penuh guna melakukan langkah-


langkah yang dipandang perlu dalam merumuskan kebijaksanaan untuk
menyelesaikan segala akibat yang ditimbulkan dari pembubaran AMBI dan
semua pihak yang bersangkutan diwajibkan memberikan bantuan bila
diminta Panitia Likuidasi.

5. Apabila terdapat dana/kekayaan lebih saat pembubaran AMBI, setelah


dikurangi hutang dan kewajiban lainnya, agar dimanfaatkan untuk
kepentingan pengembangan bidang material Indonesia yang ditentukan oleh
Panitia Likuidasi.

6. Apabila terdapat hutang atau kewajiban lainnya yang harus diselesaikan


pada saat pembubaran AMBI, dibebankan kepada seluruh Anggota DPH dan
Dewan Pakar secara proporsional dan untuk maksud tersebut Panitia Likuidasi
akan melakukan penjajakan kepada segenap Anggota DPH dan Dewan Pakar
yang bersangkutan untuk selanjutnya dimuat dalam laporan akhir Panitia
Likuidasi.

BAB IX

PENUTUP

Pasal 28

Ketentuan Penutup

Segala hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan
ditetapkan kemudian oleh Dewan Pimpinan Harian.

Unit Kegiatan

1. Membentuk Badan Sertifikasi AMBI (BSA - BSK AMBI)

2. Menerbitkan buku-buku konstruksi dan material baja


3. Forum Komunikasi melaui media internet www.ambi-online.com

4. Bekerjasama dengan Global Service Communication untuk official web:


www.besibaja.com

5. Bekerjasama dengan Global Service Communication untuk menerbitkan


Jurnal Besibaja Indonesia

6. Bekerjasama dengan Integrate Quality untuk membentuk Lembaga


Pendidikan Ahli Konstruksi Baja

Daftar DPC

No. Nama DPC Ketua Alamat

1. AMBI PUSAT Ken Pangestu Komplek Pertokoan Maisonette,


Jl, Pecetakan Negara Ii Blok A No.
5 Johar Baru

2. Bandung, Jawa Ir. Sumargo, MSc, Ph.D Jur.Teknik Sipil, Gedung Politeknik
Barat Negeri Bandung, Jl Gegerkalong
Hilir Ciwaruga

3. Depok, Jawa Drs. Ir Andi Indianto, MT Jl Arief Rahman Hakim, Gedung


Barat Graha Depok Mas Blok A/2

4. Padang, Ir. Suhendrik Hanwar, MT Gedung Politeknik Negeri


Sumatera Barat Padang, Kampus Limau Manis

5. Samarinda, Ir, Tumingan, MT Jl Pramuka VI PK Blok E/100,


Kalimantan Samarinda

6. Semarang, Jawa DR. Ir. Sri Tudjono, MS Lab.Bahan dan Struktur,


Tengah Jur.Teknik Sipil. Fak.Teknik UNDIP,
Jl. Prof. Soedharta SH, Tembalang

7. Sumbawa, Nusa Dra. Eni NuraniI , MT Gedung Politeknik SAMAWA, Jl


Tenggara Barat Raya Sering

8. Surabaya, Jawa Tavio, ST, MT, Ph.D Gedung Teknik Sipil, Institut
Timur Teknologi Surabaya
9. Ujung Pandang, Agus Salim, ST,SST Jl Perintis Kemerdekaan Km 10,
Sulawesi Selatan Kampus Politeknik Negeri Ujung
Pandang

10. Yogyakarta, DI Ir. H Suharyanto, MSCE Jl Tentara Rakyat Mataram 55


Yogyakarta Jetis, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Karakteristik Dioda
    Laporan Karakteristik Dioda
    Dokumen20 halaman
    Laporan Karakteristik Dioda
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Laporan RLC 1
    Laporan RLC 1
    Dokumen22 halaman
    Laporan RLC 1
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Bahan Final
    Bahan Final
    Dokumen3 halaman
    Bahan Final
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Alber Dini
    Alber Dini
    Dokumen9 halaman
    Alber Dini
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • THP Dan GrafikLB
    THP Dan GrafikLB
    Dokumen14 halaman
    THP Dan GrafikLB
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Alber Khairil
    Alber Khairil
    Dokumen6 halaman
    Alber Khairil
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Instalasi
    Tugas Instalasi
    Dokumen4 halaman
    Tugas Instalasi
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • PDL1
    PDL1
    Dokumen90 halaman
    PDL1
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Etika
    Etika
    Dokumen7 halaman
    Etika
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Koreksi
    Daftar Koreksi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Koreksi
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Vii. Kesimpulan Dan Saran
    Vii. Kesimpulan Dan Saran
    Dokumen1 halaman
    Vii. Kesimpulan Dan Saran
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • PDL1
    PDL1
    Dokumen90 halaman
    PDL1
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Mekatronika Syarif
    Mekatronika Syarif
    Dokumen4 halaman
    Mekatronika Syarif
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Daftarisi: Katapengantar Daftar Isi
    Daftarisi: Katapengantar Daftar Isi
    Dokumen9 halaman
    Daftarisi: Katapengantar Daftar Isi
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Sampul Tugas Laporan KP
    Sampul Tugas Laporan KP
    Dokumen4 halaman
    Sampul Tugas Laporan KP
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Mekatronika Aldo
    Mekatronika Aldo
    Dokumen4 halaman
    Mekatronika Aldo
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • KP PROSES
    KP PROSES
    Dokumen96 halaman
    KP PROSES
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Mekatronika Aldo
    Mekatronika Aldo
    Dokumen4 halaman
    Mekatronika Aldo
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kerja Praktik Super Fix
    Laporan Kerja Praktik Super Fix
    Dokumen135 halaman
    Laporan Kerja Praktik Super Fix
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fixxxxx
    Laporan Fixxxxx
    Dokumen98 halaman
    Laporan Fixxxxx
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Isi Fix
    Isi Fix
    Dokumen135 halaman
    Isi Fix
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Arimulai
    Laporan Arimulai
    Dokumen143 halaman
    Laporan Arimulai
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Etika
    Tugas Etika
    Dokumen17 halaman
    Tugas Etika
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fixxxxx
    Laporan Fixxxxx
    Dokumen98 halaman
    Laporan Fixxxxx
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Etika Profesi
    Etika Profesi
    Dokumen16 halaman
    Etika Profesi
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • PKMKC
    PKMKC
    Dokumen27 halaman
    PKMKC
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Isi Fix
    Isi Fix
    Dokumen135 halaman
    Isi Fix
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Etika
    Tugas Etika
    Dokumen4 halaman
    Tugas Etika
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Gauss Seidell
    Presentasi Gauss Seidell
    Dokumen15 halaman
    Presentasi Gauss Seidell
    SyarifuddinBaharsyah
    Belum ada peringkat