Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

A. Definisi
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002
:935).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong,2003).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit)
per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

B. Klasifikasi
Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum :
1. Anemia Hipropropilatif
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa
pada sel induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah diproduksi dalam
jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat terjadi secara
congenital maupun idiopatik (penyebabnya tidak diketahui). Secara
marfologis, sel darah mer4ah terlihat normositik dan normokronik. Jumlah
retikulosit rendah atau tidak ada dan biop[si sumsum tulang menunjukan
keadaan yang disebut pungsi kering dengan hipoplasia nyata dan
penggatian dengan jarinagan lemak.
b. Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi tubuh
total turun dibawah tingkat normal. Defesiensi besi merupakan penyebab
utama anemia didunia, dan tetutama seringdijumpai pada wanita usia
subur, disebabkan oleh kekurangan darah sewaktu menstruasi dan
peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Pada anemia defisiensi
besi pemeriksaan darah menunjukan jumlah sel darah merah normal atau
hamper normal dan kadar Hb berkurang. Pada perifer sel darah merah
Mikrositik dan Hiprokromik disertai poikilositosi dan asisositosis jumlah
retikulosis dapat normal atau berkurang. Kadar besi berkurang, sedangkan
kapasitas mengikat besi serum total meningkat.
c. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan
asam volat menunjukan perubahan yang sama antara sumsum tulang dan
drah tepi, karena kedua vitamin tersebut esensial bagiu sintesis DNA
normal. Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum tulang, precursor
eritroit dan myeloid besara dan aneh dan beberapa mengalami
multinukleasi. Tetapi beberapa sel ini mati dalam sumsum tulang, sehingga
jumlah sel matang yang meninggalkan sumsum tulang menjadi sedikit dan
terjadilah parisitopenia. Pada keadaan lanjut Hb dapat turun 4-5 gr/dl
hitung leukosit 2000-3000/ml3 dan hitung trombosit kurang dari
50000/ml3.
2. Anemia hemolitik
a. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik,eritrosit memiliki rentang usia yang
memendek. Untuk mengkompensasi hal ini biasanya sumsum tulang
memproduksi sel darah merah baru 3x/ lebih disbanding kecepatan
normal. Pada pemerikasaan anemia hemolitik ditemukan jumlah
retikulosis meningkat, fraksi bilirubin indirect meningkat,dan haptok
globin biasanya rendah.
b. Anemia hemolitika turunan
1) Sferositosis turunan
Sferositosis turunan merupakan suatu anemia hemolitika ditandai
dengan sel darah merah kecil berbentuk feris dan pembesaran limfa
(spenomegali). Merupakan kelainan yang jarang, diturunkan secara
dominant. Kelainan ini biasanya terdiagnosa pada anak-anak,
namun dapat terlewat sampai dewasa karena gejalanya sangat
sedikit. Penangananya berupa pengambilan limpa secara bedah.
2) Anemia sel sabit
Anemia sel sabit ini merupakan ganggaun genetika resesif auto
somal yaitu individu memperoleh Hb sabit (Hb s) dari kedua orang
tua. Pasien dengan anemia sel sabit biasanya terdiagnosa pada
kanak-kanak karena mereka nampak anemis ketika bayi dan mulai
mengalami krisis sel sabit pada usia 1-2 tahun.
C. Etiologi
Penyebab anemia antara lain :
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C.
Long, 1996)
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema,
dll.
4. Kelainan darah
5. Ketidaksanggupan sumsum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif
Mansjoer, 2001).
D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-
sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi
tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus
yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor
diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah
membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini
kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat
kerja organ-organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel
bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa
diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
E. Pathway
F. Tanda dan Gejala
1. Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2. Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3. Jantung berdebar nafas pendek.
4. Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam
folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
a. Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan
kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk
membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.
I. Komplikasi
Komplikasi anemia meliputi gagal jantung ,parestesia dan kejang pada
setiap tingkat anemia pasien dengan penyakit jantung cenderung lebih besar
kemungkinan mengalami angina atau segala gagal jantung kongestif dari pada
seseorang yang tidak mempunyai penyakit jantung (Brunner &
Suddart,2002:937)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA


A. Pengkajian
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD, peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-
abuan).
pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti
mutiara. Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler
dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban
secara premature.
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfuse darah.
Tanda :depresi.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau
konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda :distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya
penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap
es, kotoran, tepung jagung, dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk,
kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status
defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah.
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan
pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia
tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental :
tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina
(aplastik). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan
koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg
positif, paralysis.
7. Nyeri/keamanan
Gejala: nyeri abdomen, sakit kepala
8. Pernapasan
Gejala:riwayat TB, abses paru, napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda:takipnea,ortopnea
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, riwayat terpajan
pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker,
terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah
sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk,sering
infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati
umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore.
Hilang libido (pria dan wanita).
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel ditandai
dengan kavilari revil > 3detik, sianosis, kulit pucat, membran mukosa
kering, kuku dan rambut rapuh.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan
/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
ditandai dengan klien mengeluh mual & muntah, terjadi penurunan BB,
penurunan lipatan kulit triseps, perubahan gusi, membran mukosa mulut.
3. Nyeri berhubungan dengan sakit kepala dan nyeri abdomen
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan
proses pencernaan; efek samping terapi obat ditandai dengan klien
mengeluh BAB keras dalam waktu lama, mual atau muntah, penurunan
nafsu makan, laporan nyeri abdomen tiba-tiba atau kram, gangguan bunyi
usus.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan ditandai dengan klien mengeluh
tubuh lemah, lebih banyak memerlukan istirahat.
No.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx.
1 Setelah diberikan tindakan Berikan oksigen tambahan Memaksimalkan
keperawatan selama 3x24 jam sesuai indikasi transport oksigen ke
diharapkan terjadi Awasi tanda vital kaji jaringan
peningkatan perfusi jaringan pengisian kapiler, warna Memberikan
Kriteria hasil : kulit/membrane mukosa, informasi tentang
a. Menunjukkan perfusi dasar kuku. derajat/keadekuatan
adekuat, misalnya tanda vital perfusi jaringan dan
stabil. membantu menetukan
b. Tidak terjadi sianosis Tinggikan kepala tempat keb. intervensi.
Kapilarirefil < 3dtk. tidur sesuai toleransi.
c. Kulit tidak pucat Meningkatkan
d. Membran mukosa lembab ekspansi paru dan
e. Kuku dan rambut kuat
Selidiki keluhan nyeri memaksimalkan
dada/palpitasi. oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.

Iskemia seluler
Kolaborasi pengawasan mempengaruhi
hasil pemeriksaan jaringan miokardial/
laboraturium. Berikan sel potensial risiko infark.
darah merah
lengkap/packed produk Mengidentifikasi
darah sesuai indikasi. defisiensi dan
kebutuhan pengobatan
/respons terhadap
terapi.
2 Setelah diberikan tindakan Observasi riwayat nutrisi, Mengidentifikasi
keperawatan selama 3x24 jam termasuk makan yang defisiensi,
diharapkan kebutuhan nutrisi disukai. memudahkan
terpenuhi intervensi.
Kriteria hasil : Observasi dan catat Mengawasi masukkan
a. Menunujukkan masukkan makanan pasien. kalori atau kualitas
peningkatan/mempertahankan kekurangan konsumsi
berat badan dengan nilai makanan.
laboratorium normal.
b. Tidak mengalami tanda mal Timbang berat badan Mengawasi
nutrisi. setiap hari.
penurunan berat badan
c. Mual muntah menurun atau efektivitas
d. Terjadi kenaikan BB intervensi nutrisi.
e. Menununjukkan perilaku, Berikan makan sedikit
Menurunkan
perubahan pola hidup untuk dengan frekuensi sering
kelemahan,
meningkatkan dan atau dan atau makan diantara
meningkatkan
mempertahankan berat badan waktu makan.
pemasukkan dan
yang sesuai.
mencegah distensi
gaster.
Observasi dan catat
kejadian mual/muntah, Gejala GI dapat
flatus dan dan gejala lain
menunjukkan efek
yang berhubungan.
anemia (hipoksia)
Berikan dan Bantu hygiene pada organ.
mulut yang baik ; sebelum
dan sesudah makan, Meningkatkan nafsu
gunakan sikat gigi.
makan dan
pemasukkan oral.
Menurunkan
pertumbuhan bakteri,
meminimalkan
kemungkinan infeksi.
Teknik perawatan
mulut khusus
mungkin diperlukan
bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan
dan nyeri berat.
Kolaborasi pada ahli gizi Membantu dalam
untuk rencana diet. rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
individual.

3 Setelah diberikan tindakan Pertahankan lingkungan Lingkungan yang


keperawatan selama 3x 24 jam yang tenang tenang dapat
diharapkan nyeri berkurang. meningkatkan
Kriteria hasil : Mempertahankan tirah kenyamanan px
a.Mengungkapkan peningkatan baring selama pasien nyeri Meminimalkan
perasan nyaman (akut) stimulasi /
b. Melaporkan tidak ada sakit meningkatkan
kepala atau nyeri abdomen Bantu px dalam ambulasi relaksasi
sesuai dengan kebutuhan Pusing dan
penglihatan kabur
sering berhubungan
dengan sakit kepala.
Berikan tindakan non Px juga mengalami
farmakologi untuk hipotensi postural
menghilangkan rasa sakit, Untuk mengurangi
misalnya, redupkan lampu atau menghilangkan
kamar, pijatan, dan tehnik rasa sakit
relaksasi
Kolaborasi Berikan sesuai
indikasi : analgetik
Observasi warna feses, Untuk menurunkan
4. Setelah diberikan tindakan konsistensi, frekuensi dan atau menngontrol
keperawatan selama 3x24 jam jumlah. nyeri dan menurunkan
diharapkan pola eliminasi rangsang sisitem saraf
klien normal dari fungsi usus Auskultasi bunyi usus. simpatis
Kriteria hasil :
- a. Menunjukkan perubahan pola Membantu
eliminasi BAB dengan mengidentifikasi
konsistensi lembek , frekuensi penyebab /factor
sesuai kebiasaan, warna khas Awasi intake dan output pemberat dan
feses. (makanan dan cairan). intervensi yang tepat
Bunyi usus secara
umum meningkat
pada diare dan
menurun pada
Dorong masukkan cairan konstipasi.
2500-3000 ml/hari
Dapat
mengidentifikasi
dehidrasi, kehilangan
berlebihan atau alat
dalam
Hindari makanan yang mengidentifikasi
membentuk gas. defisiensi diet.

observasi kondisi kulit Membantu dalam


perianal dengan sering, memperbaiki
catat perubahan kondisi konsistensi feses bila
kulit atau mulai kerusakan. konstipasi. Akan
Lakukan perawatan membantu
perianal setiap defekasi bila memperthankan status
terjadi diare. hidrasi pada diare.
Berikan pelembek feses,
stimulant ringan, laksatif
pembentuk bulk atau Menurunkan distress
enema sesuai indikasi. gastric dan distensi
Pantau keefektifan. abdomen.
(kolaborasi)

Mencegah ekskoriasi
Mempermudah defekasi kulit dan kerusakan.
bila konstipasi terjadi.
Kolaborasi ahli gizi untuk
diet siembang dengan
tinggi serat dan bulk.
Serat menahan enzim
Kolaborasi ; berikan obat pencernaan dan
sesuai indikasi. mengabsorpsi air
dalam alirannya
sepanjang traktus
intestinal dan dengan
demikian
menghasilkan bulk,
yang bekerja sebagai
perangsang untuk
defekasi.
Menurunkan motilitas
usus bila diare terjadi.
Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
individual.

Kebutuhan
penggantian
tergantung pada tipe
anemia dan atau
adanyan masukkan
oral yang buruk dan
defisiensi yang
diidentifikasi.

5 Setelah diberiakan tindakan Observasi kemampuan Mempengaruhi


keperawatan selama 3x24 jam ADL pasien. pilihan
diharapkan klien dapat intervensi/bantuan.
mempertahankan/meningkatka Observasi kehilangan atau Menunjukkan
n ambulasi/aktivitas. gangguan keseimbangan, perubahan neurology
Kriteria hasil : gaya jalan dan kelemahan karena defisiensi
a. Melaporkan peningkatan otot. vitamin B12
toleransi aktivitas (termasuk mempengaruhi
aktivitas sehari-hari) keamanan
b. Menunjukkan penurunan pasien/risiko cedera.
tanda intolerasi fisiologis, Observasi tanda-tanda vital Manifestasi
misalnya nadi, pernapasan, sebelum dan sesudah kardiopulmonal dari
dan tekanan darah masih aktivitas. upaya jantung dan
dalam rentang normal. paru untuk membawa
jumlah oksigen
adekuat ke jaringan.

Berikan lingkungan Meningkatkan


tenang, batasi pengunjung, istirahat untuk
dan kurangi suara bising, menurunkan
pertahankan tirah baring kebutuhan oksigen
bila di indikasikan. tubuh dan
menurunkan regangan
jantung dan paru.

Anjurkan pasien istirahat Meningkatkan


bila terjadi kelelahan dan aktivitas secara
kelemahan, anjurkan pasien bertahap sampai
melakukan aktivitas normal dan
semampunya (tanpa memperbaiki tonus
memaksakan diri). otot/stamina tanpa
kelemahan.
Meingkatkan harga
diri dan rasa
terkontrol.

DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta.
Price, A. Sylvia. 2006. Patofisiologi Edisi I, EGC : Jakarta.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. EGC : Jakarta.

Nanda. 2002. Diagnosis Keperawatan Nanda, EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth (Edisi Kedelapan). Volume 2. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep TBC
    Askep TBC
    Dokumen31 halaman
    Askep TBC
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Patofisiologi
    Tugas Patofisiologi
    Dokumen3 halaman
    Tugas Patofisiologi
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bu Ratifah
    Makalah Bu Ratifah
    Dokumen5 halaman
    Makalah Bu Ratifah
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Askep Kritis
    Askep Kritis
    Dokumen14 halaman
    Askep Kritis
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Eric
    Komunikasi Eric
    Dokumen11 halaman
    Komunikasi Eric
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • LP CA Mammae
    LP CA Mammae
    Dokumen19 halaman
    LP CA Mammae
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Dokumen22 halaman
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Status Gizi
    Penilaian Status Gizi
    Dokumen5 halaman
    Penilaian Status Gizi
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Pancasila Ideologi
    Pancasila Ideologi
    Dokumen3 halaman
    Pancasila Ideologi
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan SNH
    Laporan Pendahuluan SNH
    Dokumen19 halaman
    Laporan Pendahuluan SNH
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Askep TBC
    Askep TBC
    Dokumen31 halaman
    Askep TBC
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Etika Keperawatan
    Tugas Etika Keperawatan
    Dokumen1 halaman
    Tugas Etika Keperawatan
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • PERAN AGAMA
    PERAN AGAMA
    Dokumen5 halaman
    PERAN AGAMA
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • LP Prematur
    LP Prematur
    Dokumen14 halaman
    LP Prematur
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Fisika Keperawatan
    Fisika Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    Fisika Keperawatan
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Bayi Prematur
    Bayi Prematur
    Dokumen9 halaman
    Bayi Prematur
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Bayi Prematur
    Bayi Prematur
    Dokumen9 halaman
    Bayi Prematur
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Isi DHF Print
    Isi DHF Print
    Dokumen24 halaman
    Isi DHF Print
    Risna Meida
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN HNP
    LAPORAN PENDAHULUAN HNP
    Dokumen11 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN HNP
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Senam Rematik
    Lampiran Senam Rematik
    Dokumen1 halaman
    Lampiran Senam Rematik
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data Tanggal 28
    Analisa Data Tanggal 28
    Dokumen1 halaman
    Analisa Data Tanggal 28
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data Tanggal 26
    Analisa Data Tanggal 26
    Dokumen2 halaman
    Analisa Data Tanggal 26
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • Isi DHF Print
    Isi DHF Print
    Dokumen24 halaman
    Isi DHF Print
    Risna Meida
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ke 2
    BAB I Ke 2
    Dokumen5 halaman
    BAB I Ke 2
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Ke 3
    BAB 1 Ke 3
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Ke 3
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat
  • ASI PREMATUR
    ASI PREMATUR
    Dokumen5 halaman
    ASI PREMATUR
    Resita Herliani
    Belum ada peringkat